Calum
benar-benar tabah hari ini. Dari jam tujuh pagi sampai jam sepuluh pagi, Calum
masih setia menunggu kedatangan Hailey. Padahal kondisi tubuhnya sedang tidak
baik dan kepalanya terasa pusing. Tapi tak apa jika ia berada di kelas dan
mendengar ocehan Michael. Apa Michael tidak mencarinya? Hah untuk apa ia
pedulikan hal itu? Calum menganggap Michael hanya merasa kasihan padanya dan
berusaha menjadi temannya. Dan Calum lebih suka Michael menjauhinya sama halnya
dengan Luke. Entah apa yang membuat Luke tidak menyukainya padahal saat ia dan
Luke menjenguk Michael, Luke terlihat ramah dan baik padanya.
“Tidak ada gunanya kau menungguiku.”
Langsung saja jantung Calum berdebar-debar
hebat hanya karena mendengar suara itu. Calum melihat Hailey yang sama
cantiknya seperti biasa. Tapi wajah Hailey menandakan wajah ketidakramahan.
Calum beharap setelah ini hubungannya dengan Hailey akan membaik walau Calum
tidak tau apa salahnya pada Hailey.
“Aku.. Aku minta maaf jika aku
pernah berbuat salah padamu.” Ucap Calum. Sial mengapa bicara saja terasa kaku?
Hailey pun duduk di samping Calum
dan hal itu membuat Calum semakin kaku dan gugup. “Kau harus mengikuti
pelajaran karena itu penting.” Ucap Hailey.
“Menungguimu jauh lebih penting.”
Ucap Calum.
Hailey terdiam sesaat. “Tidak perlu
menungguiku. Aku bisa datang kapan saja. Jadi kau jangan khawatir. Aku tetap
menemuimu meski aku marah padamu.” Ucapnya.
Calum menatap Hailey dan tatapan
keduanya bertemu. Sungguh Calum merasa tenang dengan mata biru yang indah itu.
“Well, aku masih penasaran siapa
sebenarnya dirimu. Mengapa aku seperti terobsesi padamu? Mengapa aku tidak bisa
untuk tidak bertemu denganmu?” Tanyanya.
Tiba-tiba Hailey tersenyum dan
inilah saat-saat yang paling ditunggu Calum. “Artinya kau menyukaiku.”
Jawabnya.
Jantung Calum semakin berdebar-debar
dan tidak bisa menguasai diri. Apa? Jadi ia menyukai Hailey? Calum tidak tau
bagaimana perasaan suka pada seseorang. Tapi kata Hailey, ia menyukai Hailey?
Apa ini yang dinamakan cinta? Jadi ia mencintai Hailey juga?
“Calum..”
Sesuatu yang tidak diduganya
terjadi. Dengan gerakan cepat dan tidak disangkanya, Hailey mencium bibirnya
dan itu menghadirkan rasa-rasa yang aneh bagi Calum. Tapi rasa-rasa ini seperti
sudah tidak asing lagi. Rasanya Calum pernah melakukannya walau tidak yakin ia
pernah melakukannya bersama Hailey.
Damn!
Ia Benar-benar jatuh cinta pada Hailey!
***
“Astaga Calum!”
Tentu saja Michael kaget mendapati
sosok Calum yang tiba-tiba saja sudah ada di kelas dan wajah Calum terlihat
sangat bahagia. Luke ada di kelas juga namun cowok itu memilih untuk cuek. Luke
berpikir kejiwaan Calum semakin tidak waras lagi.
“Coba tebak Mike!” Ucap Calum dengan
ceria.
Selama bersama Calum, Michael tidak
pernah melihat wajah ceria Calum dan saat ini ia menemukan wajah ceria Calum.
Dan mungkin itulah jiwa Calum yang sebenarnya. Calum adalah sosok yang ceria
dan suka tersenyum. Michael takut jika Bryanna tau, gadis itu akan mencoba
mengejar Calum lebih keras lagi.
“Kau kenapa? Kau tadi kemana?” Tanya
Michael.
“Aku.. Aku bertemu dengan Hailey dan
dia menciumku! Aku benar-benar jatuh cinta padanya!” Jawab Calum.
Michael sedikit kaget mendengar
jawaban Calum. Hailey? Mencium Calum? Calum jatuh cinta pada Hailey? Sementara
Luke yang sepertinya tidak bisa dengan pendirian sikap cueknya diam-diam
menguping pembicaraan Calum dan Michael.
“Siapa Hailey?” Tanya Michael.
Tentu Michael tidak mengenal siapa
Hailey karena Calum hanya menceritakan sosok Hailey pada Trisha. Itupun tidak
sepenuhnya karena ia sendiri juga belum tau semua tentang Hailey. Tapi jika
Hailey adalah teman lamanya sebelum ia amnesia, kemungkinan besar Mali mengenal
Hailey. Tetapi mengapa Mali seperti merasa tidak suka dengan Hailey?
“Sebenarnya aku bingung juga Mike.
Hailey sering menemuiku dan membuatku senang. Mungkin Hailey adalah temanku
sebelum aku amnesia.” Jawab Michael.
Michael terdiam sesaat. “Temanmu?
Bukannya kau dulu tinggal di Inggris? Sekarang kau tinggal di Australia dan
bagaimana bisa temanmu mengikutimu kemari?” Tanyanya.
Sementara Calum berpikir, Luke yang
otaknya memang cepat terkoneksi tiba-tiba mendapatkan satu kesimpulan yang ia
rasa benar. Tentu ada hubungannya dengan Hailey. Apakah.. Apakah dulunya Hailey
adalah kekasih Calum? Tunggu kalau Hailey kekasih Calum, mengapa Calum tega
meninggalkan Hailey? Mengapa Calum memilih untuk tinggal di Australia sedangkan
Hailey ada di Inggris?
“Aku tidak tau. Mungkin saja aku
memang tinggal disini lalu aku liburan ke Inggris lalu balik lagi kemari.”
Jawab Calum.
“Tidak! Kata Mrs. Harriet kau
berasal dari Inggris.” Ucap Michael.
Lama-kelamaan Calum menjadi pusing.
Serumit inikah hidupnya? Hailey ada disini tapi ucapan Michael ada benarnya
juga. Tempat tinggal aslinya ada di Inggris, bukan Australia tapi jika dulu ia
dan Hailey saling kenal mengenal, bagaimana bisa Hailey sampai ke Inggris
seperti apa yang dikatakan Michael?
“Sudahlah Mike jangan membuat Calum
pusing.” Ucap Luke tiba-tiba.
Michael menoleh ke arah Luke. “Jadi
kau mendengar percakapanku dengan Calum?” Tanyanya.
Luke mengangkat bahunya. Dalam hati,
Michael ingin sekali menerkam Luke. Terkadang Luke suka membuatnya kesal dan
tidak mau mengakui kebenaran yang ia ucapkan. Tapi tidak ada salahnya Luke
mendengar cerita Calum barangkali Luke mau merubah pikirannya.
“Kuncinya adalah orangtuamu, Cal.
Kenapa Ibumu tidak mau menceritakan padamu?” Kesal Michael.
***
Percuma. Ya. Calum merasa sia-sia
saja menanyakan semua tentangnya dan apa yang terjadi padanya, Trisha tidak
akan mau menceritakannya. Tapi sampai kapan Trisha menyembunyikan semua ini
padanya? Tidak selama-lamanya kan Trisha menyembunyikannya?
“Kau sudah baikan?” Tanya Trisha.
Calum melihat Trisha dan Mali yang
sedang duduk santai di ruang tamu. “Aku ingin bertanya pada Mom.” Ucap Calum
lalu duduk di sofa.
Trisha menatap Calum dengan
takut-takut sedangkan Mali berpura-pura cuek dengan majalah yang dibacanya.
“Kau mau menanyakan hal apa?” Tanya Trisha.
Calum menarik nafas panjang. “Ini
semua tentang diriku dan sikap anehku. Michael selalu menanyakan hal itu padaku
dan aku menjadi bingung. Ku mohon Mom tolong jelaskan yang sejujur-jujurnya.
Apa yang terjadi padaku dan bagaimana hal ini bisa terjadi padaku.” Ucapnya.
Trisha tampak tenang mendengar
ucapan Calum. Namun jika diperhatikan baik-baik wajah wanita itu menyimpan
banyak kesedihan dan kesakitan. Tidak. Untuk saat ini Trisha belum berani
menceritakan yang sebenarnya pada Calum toh Calum juga tidak akan
mempercayainya.
“Maafkan Mom. Mom tidak bisa
menceritakannya.” Ucap Trisha.
Calum tampak kecewa pada Trisha lalu
cowok itu mengalihkan pandang ke arah Mali. “Ayo katakan yang sebenarnya, dulu
kau mengenal Hailey kan?” Tanyanya.
Pertanyaan Calum tentang Hailey
membuat kedua mata Mali berkaca-kaca. Tentu Calum sedikit kaget melihat mata
Mali yang sepertinya ingin mengeluarkan air mata. Padahal saat ia menanyakan
tentang Hailey sebelumnya Mali terlihat tidak suka bahkan seperti membenci
Hailey.
“Cal sudahlah. Jangan membuat Mali
menangis.” Ucap Trisha.
Calum menatap Trisha heran. “Aku
hanya menanyakan tentang Hailey padanya. Aku tidak bermaksud membuatnya
menangis.” Ucapnya.
“KAU JAHAT CAL !!!”
Tiba-tiba saja Mali membentakinya
dan baik Calum maupun Trisha kaget melihat perubahan sikap Mali. “Jangan pernah
membicarakan soal Hailey dan lupakan dia! Aku sudah memaafkanmu Cal dan jangan
memaksaku menghadirkan perasaan benci padamu.” Ucapnya.
“Aku tidak mengerti apa yang kau
ucapkan. Tadi aku dan Hailey berciuman dan aku benar-benar jatuh cinta
padanya.” Ucap Calum sambil membayangkan kejadian tadi saat Hailey menciumnya
secara mendadak.
Kini Mali benar-benar menangis dan
Calum tidak bisa menebak apa yang ada di otak Mali. Ini bukan salahnya. Tapi
salah Trisha dan Mali. Salah mereka yang tidak mau menceritakan yang sebenarnya
padanya.
“Calum, Mali sangat menyayangimu.
Mali tidak ingin melihatmu sedih dan sakit. Kau sudah cukup kuat sekarang.
Benar apa yang dikatakan Mali. Lupakan Hailey dan cobalah menjalani hidupmu
dengan normal.” Ucap Trisha.
Calum semakin bertambah tidak
mengerti dengan ucapan Trisha. “Baiklah jika kalian tidak mau menceritakan yang
sebenarnya. Hailey akan membantuku untuk mengembalikan ingatanku.” Ucapnya.
***
Sudah lama Michael memainkan gitar
Luke dan anak itu tidak mau pulang ke rumah padahal sudah larut malam. Luke
bersabar menunggui kapan Michael pulang ke rumah dan Luke bisa menebak apa yang
dipikirkan Michael. Pasti Calum.
“Sudah mendapatkan lagu baru?” Tanya
Luke mendekati Michael.
Michael sedikit kaget dan
membalikkan badannya. “Aku sedang tidak membuat lagu. Aku memikirkan sesuatu.
Sesuatu yang besar.” Ucapnya.
“Ohya? Apa kau masih ingin membentuk
sebuah band dan kau akan memasukkan Calum di dalamnya?” Tebak Luke.
Michael tersenyum kecil. “Kau dengan
mudahnya bisa menebak pikiranku.” Jawabnya.
“Aku mau membentuk band asalkan kau
tidak memasukkan Calum di dalamnya.” Ucap Luke.
Ya, seharusnya Michael tidak
melupakan hal itu. Luke tidak mau lagi berteman dengan Calum dengan alasan yang
tidak mau Luke ceritakan.
“Lagipula, kalau kau memasukkan
Calum, posisinya sebagai apa?” Tanya Luke.
Dan Michael harus lebih pintar jika
berbicara dengan Luke. Michael tau Luke adalah anak yang cerdas, tidak seperti
dirinya. Michael sering memutuskan suatu keputusan tanpa memikirkan akibatnya
dan tidak memikirkan dulu sebelum apa yang ia ucapkan.
“Sebenarnya apa yang kau lihat saat
kau dan Calum pulang menjengukku?” Tanya Michael merubah topik.
“Kau masih memikirkan hal itu?
Bahkan aku sudah melupakannya.” Ucap Luke.
Tiba-tiba Michael tersenyum puas.
“Kalau kau sudah melupakannya, artinya kau dan Calum tetap berteman kan?”
Tanyanya.
Luke menatap tidak suka ke arah
Michael. “Aku lupa kalau Calum memang aneh, seharusnya aku tidak melupakan itu.
Dan berbicara tentang Hailey, ku rasa Hailey adalah gadis yang disukai Calum,
bahkan sebelum Calum amnesia.” Ucapnya.
“Ah aku jadi pusing jika kau
membiacarakan soal Hailey. Aku jadi ingin tau bagaimana kehidupan Calum dan apa
yang Calum lakukan selama tidak di sekolah.” Ucap Michael.
‘Dan
jika kau tau, kau akan percaya kalau Calum benar-benar aneh dan kejiwaannya
tidak beres..’ Batin Luke dalam hati.
***
Ada sesuatu di bawah jendela
kamarnya. Calum pun berjalan mendekati jendela kamarnya dan kaget melihat wajah
Hailey disana. Astaga apa yang dilakukan gadis itu di luar jendela kamarnya?
Hailey benar-benar nekat mendatangi rumahnya. Seharusnya ia yang nekat
mendatangi rumah Hailey, bukan Hailey.
“Apa yang kau lakukan di luar sana?”
Tanya Calum.
Wajah Hailey terlihat sedih dan
sepertinya Hailey barusan menangis. Rasanya Calum ingin memeluk gadis itu. Tapi
bagaimana caranya? Bahkan Hailey tidak bisa masuk ke dalam kamarnya.
“Aku sedih Cal. Orangtuaku
bertengkar lagi.” Ucap Hailey.
Astaga jadi kisah hidupnya sama
seperti Hailey? Apakah orangtua Hailey nantinya akan bercerai seperti
orangtuanya? Tapi Calum tidak merasakan kesedihan sama sekali. Calum tidak
peduli bagaimana orangtuanya dan apa yang dilakukan kedua orangtuanya hingga
membuat sang anak menjadi sedih.
“Kenapa sedih? Orangtuaku sudah
cerai dan aku tidak peduli.” Ucap Calum.
Hailey menatap Calum dengan lekat.
“Kau sudah tidak bisa merasakan kesedihan lagi, Cal. Kau seperti.. sudah mati
rasa.” Ucapnya.
“Tidak. Aku tidak bisa berhenti
memikirkanmu. Aku memang sudah tidak bisa lagi merasakan apa-apa. Tapi aku
masih bisa merasakanmu. Aku menyukai suaramu, senyummu, dan ciumanmu tadi..”
Ucap Calum.
“Lupakan ciuman itu.” Ucap Hailey
lalu meninggalkan Calum yang masih ingin lebih banyak berbicara pada Hailey.
“Hailey tunggu! Jangan pergi!
Tetaplah bersamaku! Aku mencintaimu Hailey!” Teriak Calum.
Dan di luar pintu kamarnya, seorang
gadis yang tidak lain adalah Mali berusaha menahan kesedihannya. Tentu Mali
mendengar semua itu dan hatinya terasa sakit. Calum… Meski Calum sudah amnesia
dan lupa siapa jati dirinya, tetapi Calum tidak akan pernah bisa melupakan
Hailey…
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar