expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 03 Desember 2015

Beside You ( Part 7 )



Sama halnya seperti makan malam. Sarapan terasa menyebalkan jika bersama Luke. Semenjak Luke datang kesini sekalipun Gretta tidak pernah bicara pada Luke. Mungkin seterusnya ia akan seperti ini dan berharap semoga Luke cepat pergi dari rumah ini. Luke sudah mulai sekolah hari ini dan Gretta bertaruh sekolah menjadi heboh akan kedatangan Luke. Dirinya saja yang sangat membenci Luke tidak bisa berbohong kalau Luke sangatlah tampan apalagi yang lainnya? Diam-diam Gretta menjadi takut kalau-kalau Luke merebut kepopuleran Connor dan Connor akan marah pada Luke. Tapi hei! Bukankah itu baik? Jika Connor membenci Luke artinya ia satu hati dengan Connor dan mencari cara untuk menyingkirkan Luke. Gretta tersenyum membayangkan ide liciknya itu.

            “Gretta, kau berangkat bersama Luke. Mama tidak bisa mengantar kalian karena Mama kerja jam sembilan.” Ucap Teresa. Memang selama ini Teresa tidak pernah bisa mengantarnya dan Gretta lebih senang naik angkutan umum. Tapi bersama Luke?

            Sama seperti kemarin. Gretta menyisahkan sedikit makanan dan langsung pergi tanpa berpamitan dengan Teresa. Sedangkan Teresa menatap sedih kepergian Gretta. Apa ini salah? Apa salah ia membawa Luke ke tempat ini?

            “Aku akan menyusul Gretta.” Ucap Luke. Tidak lupa ia mencium punggung tangan Teresa dan itu sukses membuat Teresa terharu. “Hati-hati.” Lirihnya.

            Gretta masih berada di luar pagar dan merasa Luke sedang mengejarnya. Dan benar saja. Luke berada di belakangnya dan Gretta harus bisa membentengi emosinya agar tidak meledak. Cuekkan Luke. Anggap Luke tidak ada, hibur hatinya. Kini Luke tepat berada disampingnya dan Gretta tengah berusaha kuat untuk tidak menganggap Luke ada.

            “Apa setiap hari kau menaiki bus untuk ke sekolah? Ku kira kau membawa motor. Besok Teresa menyuruhku membawa motor agar tidak perlu naik angkutan umum.” Ucap Luke.

            Ucapan basa-basi dari Luke! Memang ada motor nganggur di rumah tapi entah mengapa Gretta enggan menaiki motor dan lebih suka naik angkutan umum. Bahkan ketika latihan basket. Jika diperhatikan, lucu juga seorang Luke Hemmings yang tampan mencoba ramah terhadap seorang gadis aneh bernama Gretta, gadis yang sama sekali tidak memiliki daya tarik bagi para cowok.

            Ketika tiba di jalan besar, Gretta mencoba sabar menunggu datangnya bus langganannya. Shit! Gretta hampir lupa kalau ada Luke disampingnya dan Luke pasti ikut masuk ke dalam bus dan sudah dipastikan disana ada teman sekolahnya. Bagaimana nanti jika teman sekolahnya menanyainya tentang Luke? Oke. Hari ini Gretta puasa bicara.

            Bus pun datang dan secepat mungkin Gretta masuk ke dalam bus dan keringat dingin langsung muncul tatkala bertatapan dengan Aurora si teman basketnya. Akankah Aurora kaget dengannya yang masuk kesini bersama Luke? Gretta duduk di samping Aurora dengan hati-hati dan sadar kalau Luke sudah duduk di sampingnya dan Gretta bersiap-siap mendapat pertanyaan dari Aurora.

            “Gretta? Dia.. Siapa?” Tanya Aurora hati-hati.

            Manusia! Jawab Gretta kesal dalam hati. Kemudian Gretta mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ternyata sebuah pulpen dan selembar kertas. Ketika selesai menulis Gretta memberikan kertas itu pada Aurora yang sedang kebingungan.

            “Maaf. Aku sedang puasa bicara.”

            “Gretta aku hanya bertanya siapa cowok itu. Apa dia murid baru? Temanmu? Saudaramu?” Tanya Aurora. Tetapi pertanyaannya tidak di jawab oleh Gretta yang lebih memilih untuk mendengarkan lagu lewat headset.

            Aurora merasa kesal sekaligus penasaran. Diliriknya cowok asing tadi yang sedang menatap lurus ke depan. Rambut cokelat dengan posisi wajah samping kiri yang begitu mempesona. Aurora berharap cowok asing itu adalah murid baru di sekolahnya.

***

            Setiba di sekolah, secepat kilat Gretta berlari menuju kelasnya dan berharap Luke tidak mengejarnya. Syukurlah. Mungkin Luke sedang menuju ruang kepala sekolah. Entahlah apa jadinya sekolah ini saat mengetahui kedatangan seorang murdi baru bernama Luke Hemmings. Di kelas, Gretta tersenyum menyapa Eleanor yang sedang membaca novel.

            Morning El!” Sapa Gretta ceria.

            Eleanor sedikit kaget dengan ekspresi ceria wajah Gretta. “Morning too. Wah kau tampak ceria hari ini. Ada apa?” Tanyanya.

            Gretta duduk di samping Eleanor. “Nothing.” Jawabnya.


            Jam pertama diisi oleh pelajaran matematika dan tentu saja Gretta sangat membenci pelajaran ini. Tidak heran nilai matematika tidak jauh-jauh dari nilai D. Tapi Gretta tidak peduli. Toh ia menganggap sekolah tidak ada gunanya dan Gretta mencoba untuk cuek dengan masa depan walau Gretta tau di masa depan nanti ia akan menyesal.

***

            “Luke Hemmings..”

            Mrs. Harriet, si kepala sekolah tersenyum senang membaca berkas-berkas yang kemarin sempat dibacanya ketika Luke mendaftar di sekolah ini bersama Teresa. Tampaknya Mrs. Harriet langsung jatuh cinta dengan Luke karena di sekolah sebelumnya, Luke adalah anak yang berbakat dan selalu mendapat nilai A di setiap mata pelajaran.

            Setelah berbicara singkat dan tau dimana kelasnya, Luke berpamitan pada Mrs. Harriet dan keluar dari ruangan Mrs. Harriet untuk mencari kelasnya. Sekolah mulai sepi karena bel masuk telah berbunyi lima menit yang lalu. Ada beberapa murid yang masih ada di luar dan beberapa dari mereka menatapnya dengan heran. Luke mencoba untuk bersikap biasa dan terus berjalan menemukan kelasnya.

            Ini dia. Tidak terlalu buruk. Sekolah ini mirip dengan sekolah lamanya. Bahkan menurut Luke sekolah barunya ini lebih bagus jika dibandingkan dengan sekolah lamanya. Perlahan Luke berjalan dan masuk ke dalam kelasnya itu dengan sopan.

            “Oh kau Luke ya?” Sapa guru itu dengan ramah.

            Luke tersenyum. Tentu Luke sudah mengenal guru itu yang tidak lain adalah Miss Titan. Dan ketika Luke berhadapan dengan teman-temannya di depan kelas, seisi kelas menjadi heboh. Terutama yang cewek dan mereka berbisik-bisik satu sama lain.

            “Namaku.. Luke Hemmings. Aku dari Sydney.” Ucap Luke seramah mungkin.

            Sebagian dari mereka memperhatikan Luke dan sisanya ribut sendiri. Sedangkan Luke melihat-lihat tempat duduk yang kosong. Ternyata ada satu di belakang dan disana Luke bisa melihat seorang cowok yang sepertinya memang ditakdirkan untuk menjadi teman pertamanya di sekolah ini. Luke pun berjalan dan duduk di samping cowok itu.

            “Aku Michael.” Ucap cowok tadi sambil mengulurkan tangannya.

            Luke membalas uluran tangan itu. “Luke. Senang berkenalan denganmu.” Jawabnya.

            Cowok yang bernama Michael itu tersenyum senang. Tampaknya anak baru yang bernama Luke itu adalah anak yang baik dan mudah di ajak berteman. Dan ditambah lagi dengan tampang Luke yang tidak bisa dibilang biasa. Pantesan saja teman kelas ceweknya pada ribut dan mungkin beberapa diantara mereka sudah jatuh cinta dengan Luke.

            Namun, ada seorang cowok bermata biru yang sepertinya tidak menyukai kedatangan murid baru itu. Cowok yang tidak lain adalah Connor. Connor akui pesona Luke mampu membuat setiap cewek jatuh cinta pada pandangan pertama dan ucapan tutur kata Luke yang sopan. Entah mengapa Connor merasa sedikit takut.

            Setelah jam istirahat, langsung saja Michael memaksa Luke untuk bertemu dengan dua sahabatnya yang selalu nongkrong di belakang lapangan basket saat jam istirahat dan Luke tidak bisa untuk menolak ajakan Michael.

***

            “Gretta! Tolong jangan katakan bahwa murid baru itu adalah Luke!” Ucap Eleanor dengan suara meninggi.

            Kedatangan Luke di sekolah ini langsung saja membuat heboh seisi sekolah dan Gretta sangat-sangat tidak menyukainya. Hah! Mereka hanya menilai seseorang dari tampangnya saja dan Gretta sangat membenci hal itu. Dan Gretta takut jika seisi sekolah tau bahwa ia dan Luke tinggal dalam satu rumah.

            “Apa kau sudah melihatnya?” Tanya Gretta sedikit ketus.

            “Jadi, benar murid baru itu adalah Luke?” Tanya Eleanor.

            Terpaksa Gretta mengangguk dan Eleanor langsung menutup mulutnya dengan tangannya. Gretta! Sahabatnya itu benar-benar beruntung! Jujur Eleanor sangat penasaran akan sosok Luke yang baru saja datang sudah menjadi bahan pembicaraan di sekolah ini. Katanya Luke ganteng sekali dan senyumnya itu tidak bisa dihindari untuk tidak dilihat.

            “Kau kenapa sih? Aku berharap Luke dikeluarkan dari sekolah ini.” Ucap Gretta.

            “Aku hanya tidak menyangka saja. Menurutku Luke bukan murid biasa. Baru saja dia datang kemari sudah terkenal. Oh ayolah Gretta, kau tidak bisa bohong kan padaku kalau Luke itu ganteng?” Ucap Eleanor.

            Gretta menatap Eleanor dengan tatapan tajam. Neraka dunia! Bisakah ia menghilang dari dunia ini? Sekarang bukan hanya sosok Connor dan Aleisha saja yang menganggu pikirannya dan membuat hatinya pedih. Tapi sosok seorang cowok yang sangat dibencinya, yang sudah menghancurkan hidupnya, Luke Hemmings.

***

            Luke benar-benar tidak percaya bahwa ia cepat akrab dengan Michael dan menurutnya Michael adalah teman yang menyenangkan. Michael mampu membuatnya tertawa dan mengerti arti persahabatan. Ketika tiba di lapangan basket, Michael mengajak Luke untuk pergi kebelakang dan disana sudah ada dua sahabatnya, Calum dan Ashton.

            “Wah hallo Mike! Wah biar aku tebak pasti kau anak baru kan?” Ucap Calum dengan ceria.

            “Aku Luke.” Ucap Luke sambil tersenyum menatap cowok bermata hitam dan wajahnya seperti orang Asia.

            “Aku Calum, dan ini Ashton.” Ucap Calum.

            “Oh yeah! Welcome to our band! Kalau kau tertarik untuk masuk ke band kami, kami akan menerimamu dengan tangan terbuka.” Ucap Ashton.

            Jadi sebenarnya Michael yang memutuskan untuk membentuk sebuah band dan Michael beruntung bertemu dengan Calum dan Ashton yang sama-sama menyukai musik. Tapi band mereka tidak terkenal dan berada di posisi paling bawah dan tentunya kalah telak dengan Before You Exit yang adalah band Connor.

            Luke menjadi tertarik mendengar ucapan Ashton. “Wah aku suka band. Tentu saja aku mau bergabung dengan kalian.” Ucapnya.

            “Kau serius? Tadi Ashton hanya bercanda saja.” Ucap Michael sambil menatap Luke dengan tidak yakin.

            “Aku serius. Aku suka musik. Aku sering meng-upload video-ku ke youtube dan viewers-nya cukup banyak.” Jawab Luke.

            Michael sempat berpikir. Baru saja Luke datang kemari dan langsung dikenal oleh seisi sekolah. Dan jika Luke beneran mau gabung dengan band mereka, yang menurut Michael masih kacau, pasti itu akan merubah segalanya dan cita-cita Michael untuk memiliki sebuah band yang terkenal akan terwujud, setidaknya bisa dikenal baik dengan sekolah.

            “Kau akan ku jadikan sebagai lead vocal-nya. “ Ucap Calum sambil tersenyum.

            Tanpa mereka sadari, Connor yang sedaritadi memperhatikan mereka mulai merasakan suatu perasaan yang tidak baik. Luke. Mengapa harus ada murid baru seperti Luke? Dan Connor tersadar. Connor tersadar bahwa sebentar lagi ia akan mendapat saingan yang berat, yang ia sendiri tidak tau apakah ia bisa mengalahkan saingannya itu.

***

            Tidak. Gretta mencoba menahan diri untuk tidak menemui Connor yang saat ini sedang duduk termenung di dalam lapangan basket indoor sambil memutar bola basket menggunakan jarinya. Bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu dan Gretta tentu tidak mau melihat Luke. Biarlah Luke bingung mencarinya dan Gretta tidak peduli.

            Mengapa? Mengapa hampir semua orang membicarakan Luke? Mengapa? Bahkan sahabatnya sendiri pun tidak henti-hentinya membicarakan sosok Luke sementara belum mengetahui gimana sosok Luke! Bukankah itu aneh?

            Gretta melihat di sekelilingnya. Tidak ada Aleisha. Entah pikiran jahatnya muncul bahwa hubungan Connor dengan Aleisha sedang tidak baik dan itu bisa mengurangi sakit hatinya. Atau jangan-jangan Aleisha naksir dengan Luke? Tiba-tiba Gretta mendapatkan ide yang cemerlang. Bisa saja kekasih Connor itu suka dengan Luke sehingga membuat Connor membenci Luke sekaligus membenci Aleisha sehingga ia bisa mendapatkan Connor. Egois memang tapi mau tidak mau Gretta harus mendapatkan cintanya bagaimanapun caranya.

            “Hai kak..”

            Entahlah mengapa tiba-tiba saja Gretta sudah ada di dekat Connor dan Connor langsung tersenyum. Senyum itu mampu membuat Gretta bahagia dan melupakan Luke untuk sementara waktu.

            “Gretta! Aku sangat mengharapkan kehadiranmu. Kau datang tepat waktu.” Ucap Connor.

            “Beneran? Memangnya kau kenapa?” Tanya Gretta.

            Langsung saja Connor teringat dengan Luke. Luke, murid baru sekaligus teman kelasnya dan itu cukup menumbuhkan rasa kebenciannya. Akankah ia menceritakan semuanya pada Gretta?

***








Tidak ada komentar:

Posting Komentar