Sama halnya
seperti makan malam. Sarapan terasa menyebalkan jika bersama Luke. Semenjak
Luke datang kesini sekalipun Gretta tidak pernah bicara pada Luke. Mungkin
seterusnya ia akan seperti ini dan berharap semoga Luke cepat pergi dari rumah
ini. Luke sudah mulai sekolah hari ini dan Gretta bertaruh sekolah menjadi
heboh akan kedatangan Luke. Dirinya saja yang sangat membenci Luke tidak bisa
berbohong kalau Luke sangatlah tampan apalagi yang lainnya? Diam-diam Gretta
menjadi takut kalau-kalau Luke merebut kepopuleran Connor dan Connor akan marah
pada Luke. Tapi hei! Bukankah itu baik? Jika Connor membenci Luke artinya ia
satu hati dengan Connor dan mencari cara untuk menyingkirkan Luke. Gretta
tersenyum membayangkan ide liciknya itu.
“Gretta, kau berangkat bersama Luke.
Mama tidak bisa mengantar kalian karena Mama kerja jam sembilan.” Ucap Teresa.
Memang selama ini Teresa tidak pernah bisa mengantarnya dan Gretta lebih senang
naik angkutan umum. Tapi bersama Luke?
Sama seperti kemarin. Gretta
menyisahkan sedikit makanan dan langsung pergi tanpa berpamitan dengan Teresa.
Sedangkan Teresa menatap sedih kepergian Gretta. Apa ini salah? Apa salah ia
membawa Luke ke tempat ini?
“Aku akan menyusul Gretta.” Ucap
Luke. Tidak lupa ia mencium punggung tangan Teresa dan itu sukses membuat
Teresa terharu. “Hati-hati.” Lirihnya.
Gretta masih berada di luar pagar
dan merasa Luke sedang mengejarnya. Dan benar saja. Luke berada di belakangnya
dan Gretta harus bisa membentengi emosinya agar tidak meledak. Cuekkan Luke.
Anggap Luke tidak ada, hibur hatinya. Kini Luke tepat berada disampingnya dan
Gretta tengah berusaha kuat untuk tidak menganggap Luke ada.
“Apa setiap hari kau menaiki bus
untuk ke sekolah? Ku kira kau membawa motor. Besok Teresa menyuruhku membawa
motor agar tidak perlu naik angkutan umum.” Ucap Luke.
Ucapan basa-basi dari Luke! Memang
ada motor nganggur di rumah tapi entah mengapa Gretta enggan menaiki motor dan
lebih suka naik angkutan umum. Bahkan ketika latihan basket. Jika diperhatikan,
lucu juga seorang Luke Hemmings yang tampan mencoba ramah terhadap seorang
gadis aneh bernama Gretta, gadis yang sama sekali tidak memiliki daya tarik
bagi para cowok.
Ketika tiba di jalan besar, Gretta
mencoba sabar menunggu datangnya bus langganannya. Shit! Gretta hampir lupa
kalau ada Luke disampingnya dan Luke pasti ikut masuk ke dalam bus dan sudah
dipastikan disana ada teman sekolahnya. Bagaimana nanti jika teman sekolahnya
menanyainya tentang Luke? Oke. Hari ini Gretta puasa bicara.
Bus pun datang dan secepat mungkin
Gretta masuk ke dalam bus dan keringat dingin langsung muncul tatkala
bertatapan dengan Aurora si teman basketnya. Akankah Aurora kaget dengannya
yang masuk kesini bersama Luke? Gretta duduk di samping Aurora dengan hati-hati
dan sadar kalau Luke sudah duduk di sampingnya dan Gretta bersiap-siap mendapat
pertanyaan dari Aurora.
“Gretta? Dia.. Siapa?” Tanya Aurora
hati-hati.
Manusia! Jawab Gretta kesal dalam
hati. Kemudian Gretta mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ternyata sebuah
pulpen dan selembar kertas. Ketika selesai menulis Gretta memberikan kertas itu
pada Aurora yang sedang kebingungan.
“Maaf. Aku sedang puasa bicara.”
“Gretta aku hanya bertanya siapa
cowok itu. Apa dia murid baru? Temanmu? Saudaramu?” Tanya Aurora. Tetapi
pertanyaannya tidak di jawab oleh Gretta yang lebih memilih untuk mendengarkan
lagu lewat headset.
Aurora merasa kesal sekaligus
penasaran. Diliriknya cowok asing tadi yang sedang menatap lurus ke depan.
Rambut cokelat dengan posisi wajah samping kiri yang begitu mempesona. Aurora
berharap cowok asing itu adalah murid baru di sekolahnya.
***
Setiba di sekolah, secepat kilat
Gretta berlari menuju kelasnya dan berharap Luke tidak mengejarnya. Syukurlah.
Mungkin Luke sedang menuju ruang kepala sekolah. Entahlah apa jadinya sekolah
ini saat mengetahui kedatangan seorang murdi baru bernama Luke Hemmings. Di
kelas, Gretta tersenyum menyapa Eleanor yang sedang membaca novel.
“Morning
El!” Sapa Gretta ceria.
Eleanor sedikit kaget dengan
ekspresi ceria wajah Gretta. “Morning too.
Wah kau tampak ceria hari ini. Ada apa?” Tanyanya.
Gretta duduk di samping Eleanor. “Nothing.” Jawabnya.
Jam pertama diisi oleh pelajaran
matematika dan tentu saja Gretta sangat membenci pelajaran ini. Tidak heran
nilai matematika tidak jauh-jauh dari nilai D. Tapi Gretta tidak peduli. Toh ia
menganggap sekolah tidak ada gunanya dan Gretta mencoba untuk cuek dengan masa
depan walau Gretta tau di masa depan nanti ia akan menyesal.
***
“Luke Hemmings..”
Mrs. Harriet, si kepala sekolah
tersenyum senang membaca berkas-berkas yang kemarin sempat dibacanya ketika
Luke mendaftar di sekolah ini bersama Teresa. Tampaknya Mrs. Harriet langsung
jatuh cinta dengan Luke karena di sekolah sebelumnya, Luke adalah anak yang
berbakat dan selalu mendapat nilai A di setiap mata pelajaran.
Setelah berbicara singkat dan tau
dimana kelasnya, Luke berpamitan pada Mrs. Harriet dan keluar dari ruangan Mrs.
Harriet untuk mencari kelasnya. Sekolah mulai sepi karena bel masuk telah
berbunyi lima menit yang lalu. Ada beberapa murid yang masih ada di luar dan
beberapa dari mereka menatapnya dengan heran. Luke mencoba untuk bersikap biasa
dan terus berjalan menemukan kelasnya.
Ini dia. Tidak terlalu buruk.
Sekolah ini mirip dengan sekolah lamanya. Bahkan menurut Luke sekolah barunya
ini lebih bagus jika dibandingkan dengan sekolah lamanya. Perlahan Luke
berjalan dan masuk ke dalam kelasnya itu dengan sopan.
“Oh kau Luke ya?” Sapa guru itu
dengan ramah.
Luke tersenyum. Tentu Luke sudah
mengenal guru itu yang tidak lain adalah Miss Titan. Dan ketika Luke berhadapan
dengan teman-temannya di depan kelas, seisi kelas menjadi heboh. Terutama yang
cewek dan mereka berbisik-bisik satu sama lain.
“Namaku.. Luke Hemmings. Aku dari
Sydney.” Ucap Luke seramah mungkin.
Sebagian dari mereka memperhatikan
Luke dan sisanya ribut sendiri. Sedangkan Luke melihat-lihat tempat duduk yang
kosong. Ternyata ada satu di belakang dan disana Luke bisa melihat seorang
cowok yang sepertinya memang ditakdirkan untuk menjadi teman pertamanya di
sekolah ini. Luke pun berjalan dan duduk di samping cowok itu.
“Aku Michael.” Ucap cowok tadi
sambil mengulurkan tangannya.
Luke membalas uluran tangan itu.
“Luke. Senang berkenalan denganmu.” Jawabnya.
Cowok yang bernama Michael itu
tersenyum senang. Tampaknya anak baru yang bernama Luke itu adalah anak yang
baik dan mudah di ajak berteman. Dan ditambah lagi dengan tampang Luke yang
tidak bisa dibilang biasa. Pantesan saja teman kelas ceweknya pada ribut dan
mungkin beberapa diantara mereka sudah jatuh cinta dengan Luke.
Namun, ada seorang cowok bermata
biru yang sepertinya tidak menyukai kedatangan murid baru itu. Cowok yang tidak
lain adalah Connor. Connor akui pesona Luke mampu membuat setiap cewek jatuh
cinta pada pandangan pertama dan ucapan tutur kata Luke yang sopan. Entah
mengapa Connor merasa sedikit takut.
Setelah jam istirahat, langsung saja
Michael memaksa Luke untuk bertemu dengan dua sahabatnya yang selalu nongkrong
di belakang lapangan basket saat jam istirahat dan Luke tidak bisa untuk
menolak ajakan Michael.
***
“Gretta! Tolong jangan katakan bahwa
murid baru itu adalah Luke!” Ucap Eleanor dengan suara meninggi.
Kedatangan Luke di sekolah ini
langsung saja membuat heboh seisi sekolah dan Gretta sangat-sangat tidak
menyukainya. Hah! Mereka hanya menilai seseorang dari tampangnya saja dan
Gretta sangat membenci hal itu. Dan Gretta takut jika seisi sekolah tau bahwa ia
dan Luke tinggal dalam satu rumah.
“Apa kau sudah melihatnya?” Tanya
Gretta sedikit ketus.
“Jadi, benar murid baru itu adalah
Luke?” Tanya Eleanor.
Terpaksa Gretta mengangguk dan
Eleanor langsung menutup mulutnya dengan tangannya. Gretta! Sahabatnya itu
benar-benar beruntung! Jujur Eleanor sangat penasaran akan sosok Luke yang baru
saja datang sudah menjadi bahan pembicaraan di sekolah ini. Katanya Luke
ganteng sekali dan senyumnya itu tidak bisa dihindari untuk tidak dilihat.
“Kau kenapa sih? Aku berharap Luke
dikeluarkan dari sekolah ini.” Ucap Gretta.
“Aku hanya tidak menyangka saja.
Menurutku Luke bukan murid biasa. Baru saja dia datang kemari sudah terkenal.
Oh ayolah Gretta, kau tidak bisa bohong kan padaku kalau Luke itu ganteng?”
Ucap Eleanor.
Gretta menatap Eleanor dengan
tatapan tajam. Neraka dunia! Bisakah ia menghilang dari dunia ini? Sekarang
bukan hanya sosok Connor dan Aleisha saja yang menganggu pikirannya dan membuat
hatinya pedih. Tapi sosok seorang cowok yang sangat dibencinya, yang sudah
menghancurkan hidupnya, Luke Hemmings.
***
Luke benar-benar tidak percaya bahwa
ia cepat akrab dengan Michael dan menurutnya Michael adalah teman yang
menyenangkan. Michael mampu membuatnya tertawa dan mengerti arti persahabatan.
Ketika tiba di lapangan basket, Michael mengajak Luke untuk pergi kebelakang
dan disana sudah ada dua sahabatnya, Calum dan Ashton.
“Wah hallo Mike! Wah biar aku tebak
pasti kau anak baru kan?” Ucap Calum dengan ceria.
“Aku Luke.” Ucap Luke sambil
tersenyum menatap cowok bermata hitam dan wajahnya seperti orang Asia.
“Aku Calum, dan ini Ashton.” Ucap
Calum.
“Oh yeah! Welcome to our band! Kalau kau tertarik untuk masuk ke band kami,
kami akan menerimamu dengan tangan terbuka.” Ucap Ashton.
Jadi sebenarnya Michael yang
memutuskan untuk membentuk sebuah band dan Michael beruntung bertemu dengan
Calum dan Ashton yang sama-sama menyukai musik. Tapi band mereka tidak terkenal
dan berada di posisi paling bawah dan tentunya kalah telak dengan Before You
Exit yang adalah band Connor.
Luke menjadi tertarik mendengar
ucapan Ashton. “Wah aku suka band. Tentu saja aku mau bergabung dengan kalian.”
Ucapnya.
“Kau serius? Tadi Ashton hanya
bercanda saja.” Ucap Michael sambil menatap Luke dengan tidak yakin.
“Aku serius. Aku suka musik. Aku
sering meng-upload video-ku ke youtube dan viewers-nya cukup banyak.” Jawab
Luke.
Michael sempat berpikir. Baru saja
Luke datang kemari dan langsung dikenal oleh seisi sekolah. Dan jika Luke
beneran mau gabung dengan band mereka, yang menurut Michael masih kacau, pasti
itu akan merubah segalanya dan cita-cita Michael untuk memiliki sebuah band
yang terkenal akan terwujud, setidaknya bisa dikenal baik dengan sekolah.
“Kau akan ku jadikan sebagai lead vocal-nya. “ Ucap Calum sambil
tersenyum.
Tanpa mereka sadari, Connor yang
sedaritadi memperhatikan mereka mulai merasakan suatu perasaan yang tidak baik.
Luke. Mengapa harus ada murid baru seperti Luke? Dan Connor tersadar. Connor
tersadar bahwa sebentar lagi ia akan mendapat saingan yang berat, yang ia
sendiri tidak tau apakah ia bisa mengalahkan saingannya itu.
***
Tidak. Gretta mencoba menahan diri
untuk tidak menemui Connor yang saat ini sedang duduk termenung di dalam
lapangan basket indoor sambil memutar bola basket menggunakan jarinya. Bel
pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu dan Gretta tentu tidak mau
melihat Luke. Biarlah Luke bingung mencarinya dan Gretta tidak peduli.
Mengapa? Mengapa hampir semua orang
membicarakan Luke? Mengapa? Bahkan sahabatnya sendiri pun tidak henti-hentinya
membicarakan sosok Luke sementara belum mengetahui gimana sosok Luke! Bukankah
itu aneh?
Gretta melihat di sekelilingnya.
Tidak ada Aleisha. Entah pikiran jahatnya muncul bahwa hubungan Connor dengan
Aleisha sedang tidak baik dan itu bisa mengurangi sakit hatinya. Atau
jangan-jangan Aleisha naksir dengan Luke? Tiba-tiba Gretta mendapatkan ide yang
cemerlang. Bisa saja kekasih Connor itu suka dengan Luke sehingga membuat
Connor membenci Luke sekaligus membenci Aleisha sehingga ia bisa mendapatkan
Connor. Egois memang tapi mau tidak mau Gretta harus mendapatkan cintanya
bagaimanapun caranya.
“Hai kak..”
Entahlah mengapa tiba-tiba saja
Gretta sudah ada di dekat Connor dan Connor langsung tersenyum. Senyum itu
mampu membuat Gretta bahagia dan melupakan Luke untuk sementara waktu.
“Gretta! Aku sangat mengharapkan
kehadiranmu. Kau datang tepat waktu.” Ucap Connor.
“Beneran? Memangnya kau kenapa?”
Tanya Gretta.
Langsung saja Connor teringat dengan
Luke. Luke, murid baru sekaligus teman kelasnya dan itu cukup menumbuhkan rasa
kebenciannya. Akankah ia menceritakan semuanya pada Gretta?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar