Sudah tiga
hari Luke tak kunjung sadar dan Gretta mulai merasa takut. Setiap hari Gretta
mendatangi rumah sakit dan melihat wajah Luke dari dekat. Wajah yang sangat
pucat dan putih. Tentu semua orang berdoa untuk Luke agar Luke bisa melewati
semua ini. Gretta tau sekarang ini Luke sedang berjuang untuk hidupnya dan jika
dipikir-pikir alangkah sakitnya bila ia berada di posisi Luke.
“Kau baik-baik saja Gretta?” Tanya
Teresa.
Hari ini hari minggu. Semenjak Luke
dirawat di rumah sakit dan belum sadarkan diri, Gretta sedikitpun tidak pernah
tersenyum. Bicara pun hanya sedikit. Gadis itu terus saja menyalahkan dirinya
sendiri atas segala sikapnya pada Luke. Jika saja ia tidak bisa bertemu Luke
lagi… Jika saja ia tidak bisa melihat senyum Luke lagi…
“Gretta, semuanya akan baik-baik
saja. Percayalah.” Ucap Teresa.
Gretta menatap Teresa dengan mata
yang berkaca-kaca. “Ini salah Gretta. Kenapa semuanya bisa jadi seperti ini?”
Tanyanya.
Teresa tidak menjawab ucapan Gretta.
Kemudian Gretta bangkit dan mengambil tasnya. Hari ini ia akan full menemani
Luke di rumah sakit dan berharap ada keajaiban disana. Tadi Michael sudah janji
untuk menjemputnya. Michael sama sedihnya dengan dirinya. Gretta pun berjalan
keluar dan disana sudah ada Michael.
“Hai Gretta apa kabar?” Sapa Michael
mencoba untuk ceria.
Percuma. Gretta tidak bisa
tersenyum. Gadis itu langsung menaiki motor Michael dan motor itu melaju dengan
kencang.
***
Rasanya sama saja. Seperti hari-hari
kemarin. Gretta menatap nanar pintu kamar Luke dan ia bisa melihat sosok Luke
yang tertidur dengan damai. Kapan Luke sadar? Bukankah kata dokter proses
transpalasi jantung berjalan lancar?
“Oh Gretta ya?”
Gretta tersipu malu mendapati Maura
yang adalah tante Luke. Maura datang dari Australia kesini demi melihat keadaan
Luke dan akan menjaga Luke sampai Luke sembuh. Maura sangat baik padanya dan
ingat padanya sewaktu ia kecil. Maura mengizinkan Gretta masuk ke dalam
sementara Maura sendiri ingin keluar mencari udara bebas.
Untuk kali ini saja. Tolong buat
Luke sadar. Gretta mendekati ranjang Luke dan sebisa mungkin ia tahan air
matanya agar tidak jatuh. Garis di monitor masih terlihat aman. Gretta menarik
nafas dalam-dalam. Ia memang jahat. Ia yang menginginkan Luke pergi dari dunia
ini. Semua orang akan kehilangan Luke. Tapi ia-lah yang paling kehilangan sosok
Luke. Sosok yang selama ini selalu ada untuknya, namun tak pernah ia sadari
hanya karena dendam dan masa lalu itu.
Perlahan Gretta menyentuh tangan
Luke yang terasa dingin. Biarpun begitu, Luke tetap tampan dan hanya Luke yang
bisa membuatnya tersenyum. Luke.. Sadarlah… Ku mohon beri aku kesempatan
terakhir untuk memperbaiki semuanya…
Gretta menangis. Gadis itu menangis
di samping bantal Luke dan semua orang yang melihatnya tentu akan merasa sedih.
Gretta menangisi kebodohannya. Gretta menangisi semua kesempatan-kesempatan
yang ada di depannya yang ia sia-siakan. Demi Tuhan jika Luke meninggalkannya,
maka ia juga pergi.
Tiba-tiba, di luar kesadarannya,
tangan Luke bergerak dengan pelan dan Gretta belum menyadarinya. Dan mata biru
itu mulai bergerak dan terbuka. Melihat apa yang telah terjadi pada dirinya dan
gadis di sampingnya yang sedang menangis.
‘Oh, aku kembali..’ Batinnya.
“Gretta..” Lirih Luke.
Suara Luke yang cukup pelan namun
terdengar merdu di telinganya membuat Gretta sadar dan mendadak kaget.
Jantungnya berdetak-detak tak karuan. Oh Tuhan terimakasih! Gretta melihat Luke
yang sedang tersenyum padanya. Entah mengapa hatinya mendadak menjadi perih.
Gretta takut jika senyum itu akan menjadi senyum terakhir.
“Kau sadar Luk..” Ucap Gretta.
“Ah ya aku tidak ingat apa-apa. Tapi
aku ingat saat aku melihat masa lalu yang indah itu. Kau dan aku, lalu aku
mendengar tangisanmu dan aku terbangun.” Ucap Luke.
“Ya Luk maafkan aku. Maafkan aku.
Aku sangat senang akhirnya kau sadar. Maafkan aku.” Tangis Gretta.
“Tidak. Kau tidak salah Gretta. Aku
yang salah. Jangan menangis..” Ucap Luke.
Mata Gretta bertatapan dengan mata
biru yang pucat itu. “Oke. Kita sama-sama salah. Yang penting kau sudah bangun
dan sebentar lagi kau akan sembuh.” Ucapnya.
“Apa yang terjadi pada diriku? Sudah
lama aku terkena penyakit jantung.” Ucap Luke.
“Iya Luk aku tau. Connor sudah
menceritakan semuanya padaku. Aku.. Selama ini aku tidak tau. Tapi kau
beruntung mendapatkan jantung baru dan semuanya akan baik-baik saja.” Ucap
Gretta.
“Ohya? Aku tidak menyangka secepat
ini mendapatkan donor jantung.” Ucap Luke.
Suasana berubah menjadi hangat dan
menyenangkan. Gretta sudah tidak menangis lagi. Gadis itu malah tertawa. Di
tambah lagi kedatangan Michael, Calum dan Ashton yang menambah suasana menjadi
ceria. Luke sangat merindukan sahabat-sahabatnya itu dan masih ingat dengan
band mereka, 5 Seconds of Summer.
“Ku harap dengan jantung baru itu
kau masih mencintai musik. Biasanya kan seseorang yang berhasil mendapatkan
jantung baru tidak menyukai apa yang dulu mereka sukai.” Ucap Calum.
Luke tertawa mendengar ucapan Calum.
“Kau terlalu banyak menonton televisi.” Ucapnya.
Entah berapa lama mereka tertawa dan
bercanda bersama dan itu adalah hari terindah bagi Gretta. Tuhan masih
memberikan kesempatan padanya. Ya. Tuhan memang adil dan Gretta baru
menyadarinya sekarang. Setelah Michael dan lainnya pergi, kembali Gretta
bersama Luke yang sepertinya ingin tidur karena kelelahan.
“Tidurlah Luk. Aku akan menjagamu
disini.” Ucap Gretta sambil menyentuh lembut rambut Luke.
“Terimakasih. Aku sangat senang
sekali. Kita.. Kita menjadi baik dan ini seperti sebuah mimpi..” Ucap Luke.
“Tidak Luk. Ini nyata, bukan mimpi.
Kau akan sembuh dan kita akan menjadi seperti dulu.” Ucap Gretta.
Luke terdiam sesaat. “Aku takut jika
yang aku rasakan sekarang hanyalah sebuah mimpi.” Ucapnya.
Gretta tersenyum lalu teringat
dengan lagu yang mungkin sudah lama tidak di dengarnya dan Gretta sangat
merindukan lagu itu. “So look at me in
the eye.. Cause I’m not dreaming..” Nyanyi Gretta dengan suara yang lembut.
“Yaaa.. Aku hampir melupakan lagu
itu..” Ucap Luke.
Mendadak keduanya menjadi diam.
Gretta tidak tau mau bicara apa lagi karena mendadak ia menjadi bingung.
Sedangkan Luke terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.
“Gretta..” Ucap Luke pelan.
“Ya?” Tanya Gretta. Matanya kembali
bertatapan dengan mata biru itu.
“Aku.. Aku mencintaimu.. Aku tidak
ingin meninggalkanmu.. Aku selalu ingin berada di sampingmu..” Ucap Luke.
Tuhan kenapa rasanya jadi sesak
gini? Mengapa hanya mendengar ucapan Luke tadi mampu membuat hatinya perih?
Luke sudah sembuh hanya tinggal pemulihan jantung baru saja. Luke sudah
sembuh….
“Ya Luk aku juga mencintaimu.
Berjanjilah untuk tidak akan meninggalkanku..” Ucap Gretta.
Luke tersenyum. “Aku tidak akan
pernah meninggalkanmu, Gretta.. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu…” Ucapnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar