expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 03 Desember 2015

Beside You ( Part 26 )



Sudah tiga hari Luke tak kunjung sadar dan Gretta mulai merasa takut. Setiap hari Gretta mendatangi rumah sakit dan melihat wajah Luke dari dekat. Wajah yang sangat pucat dan putih. Tentu semua orang berdoa untuk Luke agar Luke bisa melewati semua ini. Gretta tau sekarang ini Luke sedang berjuang untuk hidupnya dan jika dipikir-pikir alangkah sakitnya bila ia berada di posisi Luke.

            “Kau baik-baik saja Gretta?” Tanya Teresa.

            Hari ini hari minggu. Semenjak Luke dirawat di rumah sakit dan belum sadarkan diri, Gretta sedikitpun tidak pernah tersenyum. Bicara pun hanya sedikit. Gadis itu terus saja menyalahkan dirinya sendiri atas segala sikapnya pada Luke. Jika saja ia tidak bisa bertemu Luke lagi… Jika saja ia tidak bisa melihat senyum Luke lagi…

            “Gretta, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah.” Ucap Teresa.

            Gretta menatap Teresa dengan mata yang berkaca-kaca. “Ini salah Gretta. Kenapa semuanya bisa jadi seperti ini?” Tanyanya.

            Teresa tidak menjawab ucapan Gretta. Kemudian Gretta bangkit dan mengambil tasnya. Hari ini ia akan full menemani Luke di rumah sakit dan berharap ada keajaiban disana. Tadi Michael sudah janji untuk menjemputnya. Michael sama sedihnya dengan dirinya. Gretta pun berjalan keluar dan disana sudah ada Michael.

            “Hai Gretta apa kabar?” Sapa Michael mencoba untuk ceria.

            Percuma. Gretta tidak bisa tersenyum. Gadis itu langsung menaiki motor Michael dan motor itu melaju dengan kencang.

***

            Rasanya sama saja. Seperti hari-hari kemarin. Gretta menatap nanar pintu kamar Luke dan ia bisa melihat sosok Luke yang tertidur dengan damai. Kapan Luke sadar? Bukankah kata dokter proses transpalasi jantung berjalan lancar?

            “Oh Gretta ya?”

            Gretta tersipu malu mendapati Maura yang adalah tante Luke. Maura datang dari Australia kesini demi melihat keadaan Luke dan akan menjaga Luke sampai Luke sembuh. Maura sangat baik padanya dan ingat padanya sewaktu ia kecil. Maura mengizinkan Gretta masuk ke dalam sementara Maura sendiri ingin keluar mencari udara bebas.

            Untuk kali ini saja. Tolong buat Luke sadar. Gretta mendekati ranjang Luke dan sebisa mungkin ia tahan air matanya agar tidak jatuh. Garis di monitor masih terlihat aman. Gretta menarik nafas dalam-dalam. Ia memang jahat. Ia yang menginginkan Luke pergi dari dunia ini. Semua orang akan kehilangan Luke. Tapi ia-lah yang paling kehilangan sosok Luke. Sosok yang selama ini selalu ada untuknya, namun tak pernah ia sadari hanya karena dendam dan masa lalu itu.

            Perlahan Gretta menyentuh tangan Luke yang terasa dingin. Biarpun begitu, Luke tetap tampan dan hanya Luke yang bisa membuatnya tersenyum. Luke.. Sadarlah… Ku mohon beri aku kesempatan terakhir untuk memperbaiki semuanya…

            Gretta menangis. Gadis itu menangis di samping bantal Luke dan semua orang yang melihatnya tentu akan merasa sedih. Gretta menangisi kebodohannya. Gretta menangisi semua kesempatan-kesempatan yang ada di depannya yang ia sia-siakan. Demi Tuhan jika Luke meninggalkannya, maka ia juga pergi.

            Tiba-tiba, di luar kesadarannya, tangan Luke bergerak dengan pelan dan Gretta belum menyadarinya. Dan mata biru itu mulai bergerak dan terbuka. Melihat apa yang telah terjadi pada dirinya dan gadis di sampingnya yang sedang menangis.

            ‘Oh, aku kembali..’ Batinnya.

            “Gretta..” Lirih Luke.

            Suara Luke yang cukup pelan namun terdengar merdu di telinganya membuat Gretta sadar dan mendadak kaget. Jantungnya berdetak-detak tak karuan. Oh Tuhan terimakasih! Gretta melihat Luke yang sedang tersenyum padanya. Entah mengapa hatinya mendadak menjadi perih. Gretta takut jika senyum itu akan menjadi senyum terakhir.

            “Kau sadar Luk..” Ucap Gretta.

            “Ah ya aku tidak ingat apa-apa. Tapi aku ingat saat aku melihat masa lalu yang indah itu. Kau dan aku, lalu aku mendengar tangisanmu dan aku terbangun.” Ucap Luke.

            “Ya Luk maafkan aku. Maafkan aku. Aku sangat senang akhirnya kau sadar. Maafkan aku.” Tangis Gretta.

            “Tidak. Kau tidak salah Gretta. Aku yang salah. Jangan menangis..” Ucap Luke.

            Mata Gretta bertatapan dengan mata biru yang pucat itu. “Oke. Kita sama-sama salah. Yang penting kau sudah bangun dan sebentar lagi kau akan sembuh.” Ucapnya.

            “Apa yang terjadi pada diriku? Sudah lama aku terkena penyakit jantung.” Ucap Luke.

            “Iya Luk aku tau. Connor sudah menceritakan semuanya padaku. Aku.. Selama ini aku tidak tau. Tapi kau beruntung mendapatkan jantung baru dan semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Gretta.

            “Ohya? Aku tidak menyangka secepat ini mendapatkan donor jantung.” Ucap Luke.

            Suasana berubah menjadi hangat dan menyenangkan. Gretta sudah tidak menangis lagi. Gadis itu malah tertawa. Di tambah lagi kedatangan Michael, Calum dan Ashton yang menambah suasana menjadi ceria. Luke sangat merindukan sahabat-sahabatnya itu dan masih ingat dengan band mereka, 5 Seconds of Summer.

            “Ku harap dengan jantung baru itu kau masih mencintai musik. Biasanya kan seseorang yang berhasil mendapatkan jantung baru tidak menyukai apa yang dulu mereka sukai.” Ucap Calum.

            Luke tertawa mendengar ucapan Calum. “Kau terlalu banyak menonton televisi.” Ucapnya.

            Entah berapa lama mereka tertawa dan bercanda bersama dan itu adalah hari terindah bagi Gretta. Tuhan masih memberikan kesempatan padanya. Ya. Tuhan memang adil dan Gretta baru menyadarinya sekarang. Setelah Michael dan lainnya pergi, kembali Gretta bersama Luke yang sepertinya ingin tidur karena kelelahan.

            “Tidurlah Luk. Aku akan menjagamu disini.” Ucap Gretta sambil menyentuh lembut rambut Luke.

            “Terimakasih. Aku sangat senang sekali. Kita.. Kita menjadi baik dan ini seperti sebuah mimpi..” Ucap Luke.

            “Tidak Luk. Ini nyata, bukan mimpi. Kau akan sembuh dan kita akan menjadi seperti dulu.” Ucap Gretta.

            Luke terdiam sesaat. “Aku takut jika yang aku rasakan sekarang hanyalah sebuah mimpi.” Ucapnya.

            Gretta tersenyum lalu teringat dengan lagu yang mungkin sudah lama tidak di dengarnya dan Gretta sangat merindukan lagu itu. “So look at me in the eye.. Cause I’m not dreaming..” Nyanyi Gretta dengan suara yang lembut.

            “Yaaa.. Aku hampir melupakan lagu itu..” Ucap Luke.

            Mendadak keduanya menjadi diam. Gretta tidak tau mau bicara apa lagi karena mendadak ia menjadi bingung. Sedangkan Luke terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.

            “Gretta..” Ucap Luke pelan.

            “Ya?” Tanya Gretta. Matanya kembali bertatapan dengan mata biru itu.

            “Aku.. Aku mencintaimu.. Aku tidak ingin meninggalkanmu.. Aku selalu ingin berada di sampingmu..” Ucap Luke.

            Tuhan kenapa rasanya jadi sesak gini? Mengapa hanya mendengar ucapan Luke tadi mampu membuat hatinya perih? Luke sudah sembuh hanya tinggal pemulihan jantung baru saja. Luke sudah sembuh….

            “Ya Luk aku juga mencintaimu. Berjanjilah untuk tidak akan meninggalkanku..” Ucap Gretta.

            Luke tersenyum. “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Gretta.. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu…” Ucapnya.

***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar