Gretta
terbangun dari tidurnya dan lagu itu kembali terngiang-ngiang di kepalanya.
Saat ia menatap wajahya di depan cermin, Gretta menemukan matanya yang sembab
dan tampak buruk. Gretta benar-benar tidak menyangka akan menjadi seperti ini
hanya karena sebuah lagu. Biasanya saat ia mendengar lagu-lagu sedih ia tidak
sampai sesedih ini. Artinya lagu itu benar-benar dahsyat dan Gretta ingin terus
mendengarnya.
Setelah mandi dan dirasanya cukup
baik, Gretta berjalan menuju meja makan dan melihat disana ada Luke dan Teresa.
Sial. Kenapa rasanya ia malu bertemu dengan Luke? Padahal Luke sendiri belum
tau kan kalau ia sudah mendengar lagu mereka? Jadi kenapa harus merasa malu?
“Morning
sayang. Kenapa wajahmu pucat dan seperti habis menangis?” Sapa Teresa.
Sebisa mungkin Gretta tersenyum.
“Gretta kurang tidur.” Jawabnya berbohong.
“Oh, lain kali jangan banyak begadang
ya, tidak baik lho.” Ucap Teresa.
Gretta mengangguk sambil memakan
sarapannya dengan pelan. Ia sama sekali tidak berani menoleh ke arah Luke.
Syukurlah Luke tidak mengajaknya bicara karena ia juga tidak sanggup mendengar
suara Luke. Tiba-tiba Gretta teringat dengan ucapan Eleanor kalau ia harus
memaafkan Luke. Dan masalah tabung kecil yang ia temukan di kamar Luke, Gretta
masih belum tau apa maksudnya. Tapi Gretta merasa Luke selama ini
menyembunyikan sesuatu dan tidak ingin membuat orang khawatir padanya. Benarkah
dugaannya itu?
Namun sekali lagi sangat sulit
memaafkan Luke dan melupakan dendam itu. Sudah banyak orang yang menyakitinya
termasuk Connor sendiri dan Gretta tidak mau bertambah semakin sakit karena Luke.
***
“Lagi galau? Apa kau menemukan
lagu-lagu galau lagi?” Goda Eleanor.
Eleanor seperti bisa membaca
pikirannya. Memang kegalauan besar Gretta adalah saat gadis itu menemukan
lagu-lagu galau yang mampu membuat hatinya pedih. Sebenarnya Gretta tidak
menyukai lagu jenis itu, ia lebih menyukai lagu yang mampu membuatnya semangat
dan sedikit keras.
“Aku ngantuk.” Ucap Gretta sebal.
“Hmm.. Ohya, aku dengar kau sudah
tidak lagi mengikuti ekskull basket. Kenapa? Apa karena kak Connor?” Tanya
Eleanor.
“Kau sudah tau.” Jawab Gretta.
“Apa hanya karena itu kau
meninggalkan kegiatan yang sangat kau cintai?” Tanya Eleanor.
“Basket bukanlah hidupku. Aku benci
basket.” Ucap Gretta.
Gretta sedang tidak mabuk kan? Tapi
Eleanor mengerti bagaimana rasa sakit hati Gretta pada Connor karena Luke.
Connor sudah tidak mau bicara lagi dengan Gretta dan Eleanor menganggap Connor
adalah anak yang bodoh. Tapi sampai sekarang Eleanor penasaran apakah Connor
menyimpan perasaan khusus pada Gretta atau tidak.
“Kalau kak Luke? Bagaimana kabarnya?
Apa dia juga keluar dari ekskull basket?” Tanya Eleanor.
Mengapa hatinya sedih saat Eleanor
menyebut nama Luke? Jujur Gretta tidak tau gimana Luke dan seperti apa Luke
itu. Gretta tidak bisa menebak isi pikiran Luke dan apa keinginan Luke selain
ingin mendapatkan maaf darinya. Hatinya sudah mulai memaksanya untuk memaafkan
Luke tapi ego-nya menolak. Dan Gretta masih bingung dengan perasaan yang ia
rasakan pada Luke. Belakang-belakangan ini ia merasa kasihan pada Luke terutama
pada saat Luke sakit, tapi ia juga bisa benci pada Luke atas semua perbuatan
yang Luke lakukan padanya, salah satunya yang membuatnya kehilangan sosok yang
ia cintai.
“Sebenarnya kak Luke sakit apa sih?
Aku masih penasaran dengan tabung yang kau ceritakan. Aku search diinternet biasanya kalau seseorang yang tidak bisa hidup
tanpa pil di dalam tabung, artinya orang itu..” Ucap Eleanor.
“Apa? Luke lagi sakit parah dan akan
mati? Begitu yang kau pikirkan?” Tanya Gretta.
“Gretta, jangan bicara seperti itu.
Kau akan menyesal nantinya.” Ucap Eleanor.
Gretta mendengus kesal. Ini saatnya
ia membenci Luke. “Kenapa sih kau begitu peduli padanya? Dia aja tidak peduli
denganmu. Kenapa sih semua orang menyayanginya padahal Luke begitu jahat
padaku?” Ucapnya.
“Kau yang membuat kak Luke jahat padamu.”
Ucap Eleanor.
“Apa? Kenapa kau mengatakan itu?”
Tanya Gretta.
“Jika kau mau memaafkan kak Luke,
jika hubungan kalian baik, kak Luke tidak akan jahat padamu dan kau menganggap
kak Luke adalah sosok yang baik dan ramah.” Jawab Eleanor.
“Iya. Tapi aku punya bukti kalau dia
menginginkan hidupku menderita, dan kak Connor. Aku berani bertaruh kalau Luke
tidak setampan itu kau pasti mendukungku. Aku heran kenapa kebanyakan cewek
menilai cowok dari tampangnya saja.” Ucap Gretta seakan-akan menyindir Eleanor
dan Eleanor tidak bisa berkata apa-apa lagi.
***
Hari yang melelahkan. Luke merasa
tubuhnya lelah sekali pasca ia sakit. Padahal hari ini ia tidak banyak
melakukan aktivitas. Luke banyak diam dan bicara yang penting-penting saja.
Tentu Michael heran dengan sikap Luke dan terpenting masalah tentang basket.
Anak-anak basket lainnya pada tidak suka dengan sikap Luke yang tidak mau
bertanggung jawab. Kemarin diadakan pertandingan persahabatan dan Luke tidak
ikut dalam pertandingan itu padahal Luke adalah kaptennya. Luke seakan-akan
menghindar dari mereka dan telah membuat kesalahan yang besar.
Ia memang serba salah. Luke telah
merebut apa yang diimpikan Connor namun setelah ia mendapatkannya ia malah
meninggalkannya tanpa sebab. Nathan sudah tidak mau peduli lagi dengan basket
dan tidak mau tau tentang kondisi basket saat ini. Nathan sudah percaya pada
Luke tetapi Luke sendiri mengecewakan Nathan. Walau begini, Michael tetap baik
pada Luke dan mendukung Luke. Michael menyimpulkan Luke masih sakit dan harus
banyak-banyak istirahat.
Apa artinya ia sudah dikeluarkan
dari ekskull basket? Bagaimana pendapat Connor tentang semua ini? Apa Connor
lebih membencinya lagi? Seharusnya ia tidak ikut campur dalam urusan basket.
Seharusnya ia tidak mencari masalah pada Connor. Ya. Luke memang serba salah,
bukan salah ke Gretta saja, tetapi semuanya!
Secepatnya ia harus pulang dan
istirahat kalau ia tidak mau pingsan di parkiran sekolahnya yang sudah sepi
ini. Tiba-tiba dadanya sesak dan nafasnya terengah-engah. Luke terlalu
memaksakan diri dan seakan-akan melupakan ‘hal itu’. Namun bukan hanya dadanya
saja, tapi semua anggota tubuhnya mulai terasa lemah dan Luke tidak bisa
menggerakkan kaki dan tangannya. Ayolah, jangan sekarang! Batin Luke sambil
berusaha menahan keadaan.
Sebenarnya ini salahnya. Sudah tiga
hari ia tidak memakan pil di dalam tabungnya itu. Luke tidak main-main dengan
soal pil di dalam tabung itu dan pil itu juga tidak main-main. Pil itu amat
mahal dan jika tidak berhemat Luke tidak akan bisa membeli pil itu. Sekarang
tabung pil itu habis sebelum masanya ia membeli dan itu penyebab ia menjadi
seperti ini. Bukan. Pil itu bukan obat. Pil itu seperti vitamin yang
membantunya menjadi seperti anak-anak normal lainnya, begitu pikir Luke.
Luke ingat saat ia sakit ia
kehilangan satu buah tabung pil yang masih penuh dan Luke tidak tau dimana pil
itu dan siapa yang mengambilnya. Tidak mungkin Teresa yang mengambilnya karena
Teresa tau kalau ia sangat membutuhkan pil itu. Gretta? Sungguh Gretta sama
sekali tidak tau apa-apa tentang pil itu dan tidak mungkin Gretta mengambilnya.
Kalau begitu siapa?
“Luke?”
Suara gadis itu.. Sudah lama Luke
tidak mendengar suara Aleisha dan kini gadis itu datang padanya. Gadis yang
sangat terobsesi padanya dan gadis yang merebut ciuman pertamanya secara
mendadak. Apa yang diinginkan Aleisha? Luke berharap Aleisha membencinya
seperti mereka yang membencinya.
“Luke!” Teriak Aleisha khawatir.
Aleisha berlari mendekati Luke yang
tertunduk lemah seakan-akan tidak bisa bernafas. Wajahnya sangat pucat dan
basah karena keringat. Aleisha memerhatikan Luke dan khawatir. Luke sedang
tidak baik!
“Kau tidak baik Luk. Kau sakit.”
Ucap Aleisha sambil menempelkan tangannya di kening Luke. Tidak panas. Lalu
Luke sakit apa?
Tidak tau kapan Luke menjatuhkan
kepalanya di pangkuan Aleisha dan itu mampu membuat hati Aleisha teriris-iris.
Ini Luke? Mengapa Luke terlihat lemah sekali seakan-akan ia harus melindungi
Luke? Selama ini Aleisha berharap sosok pangeran yang melindunginya dan pangeran
itu adalah Luke. Namun Aleisha sadar kalau Luke tidak tertartik padanya karena
baginya Luke amat berbeda dari yang lain. Luke bukanlah cowok biasa dan Aleisha
harus menerimanya. Ia tidak pantas untuk Luke, pikirnya sedih.
“Apa yang kau rasakan Luk? Aku tidak
bisa membawamu ke rumah sakit. Aku.. Aku minta maaf padamu Luk kalau selama ini
aku salah. Aku..” Ucap Aleisha yang sepertinya ingin menangis.
Sesuatu yang tidak diduga Aleisha
datang. Perlahan Luke menyentuh pipinya secara lembut dan itu membuat jantung
Aleisha berdetak-detak tak karuan dan kembali ragu dengan keputusannya.
Keputusannya untuk tidak lagi mengejar Luke karena mengejar angin itu tidak ada
gunanya. Namun sikap Luke sekarang…. Oh astaga kenapa ia ingin mencium Luke
saat melhat wajah tampan yang pucat itu?
“Ale.. Terimakasih karena pernah
mencintaiku. Tapi maaf aku tidak bisa membalas cintamu. Cintaku hanyalah untuk
sosok gadis yang benar-benar aku cintai. Sosok gadis yang..” Ucap Luke lalu
tiba-tiba terhenti karena Luke menahan rasa sakit yang tidak bisa Aleisha
rasakan.
“Aku yang salah Luk. Aku hanya ingin
kau bahagia meski aku tidak bisa bersamamu. Dan alangkah beruntungnya gadis
yang kau cintai itu. Ah itu tidak penting. Tapi kita harus pergi ke rumah
sakit.” Ucap Aleisha.
Sebisa mungkin Luke tersenyum. “Aku
baik-baik saja. Aku hanya butuh istirahat sebentar saja.” Ucap Luke sambil
memejamkan matanya. Menikmati rasa sakit yang menjalar hampir di seluruh
tubuhnya.
Kali ini Aleisha menangis dan
berusaha membuat Luke menjadi baik. Ia mengusap lembut rambut Luke yang basah
akibat keringat. Luke.. Kenapa sosok sempurna impian para gadis bisa menjadi
seperti ini? Kenapa? Oke. Tidak apa-apa jika Luke tidak membalas cintanya tapi
mohon jangan buat Luke seperti ini. Aleisha ingat dengan tabung yang pernah
Luke jatuhkan dan ia yang memungutnya.
“Kau sakit Luk! Kau membawa tabung
yang tidak biasa. Apa itu obat?” Tanya Aleisha ragu-ragu.
Luke tidak menjawab pertanyaan
Aleisha. Mungkin Luke memang membutuhkan sedikit waktu untuk mengembalikan
semuanya menjadi normal. Tepatnya di pangkuan Aleisha.
“LUKE! ALEISHA!!” Ucap sebuah suara
yang mampu membuat jantung Aleisha seakan berhenti berdetak.
***
Luke berubah!
Gretta yang selalu memerhatikan
sikap Luke ternyata memang berubah. Bahkan sikap Luke pada Teresa. Antara Luke
dengan Teresa menjadi kurang akrab dan Luke seperti enggan berbicara dengan
Teresa. Apa ini permainan Luke juga? Stop Gretta, stop! Jangan men-judge Luke seperti itu. Tapi Gretta
penasaran dengan Luke.
Selain itu, Gretta mendengar kabar
kalau Luke beneran keluar dari tim basket dan sekarang anak-anak basket pada
banyak yang membenci Luke karena menganggap Luke tidak bertanggung jawab. Jika
di hitung, Luke mengikuti pertandingan kurang lebih sebanyak lima kali dan itu hanya
pertandingan persahabatan dan bukan pertandingan sungguhan. Oke. Permainan
basket Luke memang sempurna. Tapi sikap Luke-lah yang membuat anak-anak basket
pada membencinya.
Sekarang sudah hampir magrib dan
Luke belum pulang. Kemana anak itu? Tapi kenapa juga peduli dengan Luke? Mau
tidak pulang selama-lamanya juga tidak apa-apa kan? Gretta kembali menyetel
lagu mereka yang membuat hati Gretta sedih. Lagu itu benar-benar lagu. Tidak
menyangka band Luke bisa membuat lagu sesedih itu. Dan diam-diam Gretta ingin
mendengar lagu-lagu lain dari mereka.
Tanpa Gretta sadari, Luke sudah
pulang dan Luke sama sekali tidak menatapnya. Luke kelihatan cuek dan langsung
masuk ke dalam kamar. Biasanya Luke menyapanya dan tersenyum padanya, dan
sekarang mengapa ia dan Luke seperti orang yang tidak saling kenal mengenal?
Tapi bukankah itu yang diharapkan Gretta? Bagus jika Luke sudah tidak mau
peduli padanya dan pergi dari rumah ini. Tapi kenapa rasanya sakit?
Ia membenci Luke. Sudah jelas kan?
Ia mencintai Connor. Perasaannya sudah jelas namun mengapa Gretta masih ragu?
Sebenarnya apakah ia mencintai Connor seperti seorang wanita yang mencintai
seorang pria atau dalam hal yang lain?
Akhirnya Gretta memutuskan untuk
diam-diam pergi ke kamar Luke dan melihat apa yang dilakukan Luke disana.
Setelah Gretta sampai di pintu kamar Luke yang terbuka sedikit, Gretta
mengintip Luke yang membawa tabung yang ia temukan di kamar Luke lalu
mengeluarkan isinya. Dua buah pil sekaligus Luke telan dan Gretta ngeri
melihatnya. Jangan-jangan itu pil narkoba lagi? Bisa jadi kan? Gretta menyesal
karena sudah membuang tabung itu dan tidak menanyakan pada dokter atau perawat
yang tau tentang segala macam obat.
Kemudian Gretta melihat Luke yang
mengambil gitarnya lalu jari-jarinya yang indah menyatu dengan senar-senar
gitar itu dan menghasilkan nada yang indah. Hati Gretta tersentuh mendengar
nada yang diciptakan Luke dan rasanya tidak sanggup jika ia mendengar Luke
menyanyi.
Luke,
aku maafkan kamu. Mengapa susah sekali mengucapkan kalimat sederhana namun
berarti bagi Luke?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar