Setidaknya
Teresa mengizinkan Luke membawa motor ke sekolah dan tidak perlu berdesakan
dengan para penumpang di bus sedangkan Gretta tetap setia menumpangi bus walau
Teresa memaksanya untuk ikut bersama Luke. Sebentar lagi seisi sekolah akan tau
kalau ia dan Luke tinggal satu rumah dan entah bagaimana reaksi Connor saat tau
kalau ia dan Luke dulunya adalah sepasang sahabat dan kini tinggal dalam satu
rumah. Tapi sungguh! Gretta sangat membenci Luke.
“Kenapa kau tidak berangkat bersama
Luke?” Tanya Eleanor.
Gretta menatap Eleanor dengan malas.
“Hah untuk apa berangkat sama dia?” Tanyanya.
“Gretta ayolah! Kau harus memaafkan
kak Luke. Kasihan dia..” Ucap Eleanor.
Untunglah ada guru yang datang ke
kelas dan Gretta bisa memberi alasan untuk tidak melanjutkan obrolan
menyebalkan itu. Tapi guru bahasa inggris yang semakin menyebalkan itu membuat
mood-nya bertambah buruk. Bisakah ia keluar dari kelas ini?
***
“Seperti kita tau bahwa….”
Luke mendengarkan penjelasan di
depan dengan serius sambil mencatat segala hal yang dirasanya penting.
Diam-diam Michael memperhatikan Luke sambil menggeleng-gelengkan kepala. Selain
dianugerahi wajah yang tampan dan menawan, otak Luke sangat pintar dan entahlah
berapa IQ-nya. Michael heran kenapa bisa ada makhluk sesempurna seperti Luke.
Tiba-tiba Luke terdiam seperti sedang merasakan sesuatu.
“Ada apa?” Tanya Michael heran.
Luke tidak menjawab pertanyaan
Michael melainkan cepat-cepat mengambil sesuatu di dalam tas-nya. Dengan cermat
Michael memperhatikan sikap aneh Luke dan ternyata Luke mengambil sebuah tabung
kecil yang entahlah apa isinya. Kemudian Luke berdiri dan berjalan menemui guru
untuk meminta izin keluar sebentar tanpa mempedulikan suara Michael. Secepat
mungkin Luke keluar dan tidak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis. Alhasil
tabung yang dibawanya jatuh dan gadis itu yang mengambilnya.
“Te.. Terimakasih..” Lirih Luke
sembari mengambil tabung itu lalu cepat-cepat pergi meninggalkan gadis itu.
Aleisha menatap Luke dengan heran
sekaligus heran dengan tabung yang dibawa Luke. Seperti sebuah tabung obat,
pikirnya. Pikiran negatif mulai mengisi otaknya dan cepat-cepat Aleisha
membuangnya.
***
Gretta berhasil keluar kelas dengan
izin untuk pergi ke kamar mandi walau guru itu tau kalau dia bohong. Gretta kan
suka begitu. Namun entah mengapa tujuannya jadi ke kamar mandi mungkin Gretta
ingin membasuh wajahnya karena mengantuk. Gretta pun tiba di kamar mandi dan
mulai membasuh wajahnya.
Tepat di depan kaca di atas
watasfel, Gretta bisa memandangi wajahnya yang menyeramkan. Beginilah ia. Ia
apa adanya. Tidak secantik Aleisha atau gadis lain. Dan Gretta masih setia
memasang tindikan di hidungnya. Saat ini belum ada yang melarangnya memasang
tindikan kecuali di telinga dan Gretta berharap tidak ada yang melarangnya.
Sebenarnya siapa ia? Apa maksud
Tuhan menciptakannya? Mengapa hidupnya ini begitu membosankan? Jika saja ia
diberi sedikit kepintaran dan bisa mendapatkan nilai bagus di sekolah, mungkin
Gretta masih bisa membayangkan cita-citanya. Nah sekarang?
“Gretta?”
Langsung saja Gretta kaget mendengar
suara itu. Aleisha! Mengapa Aleisha bisa ada disini? Aleisha pun agak sedikit
kaget dengan kehadiran Gretta di kamar mandi ini.
“Gretta ya?” Tanya Aleisha sekali
lagi.
Mau tidak mau Gretta menjawab. “Iya.
Aku Gretta.” Jawabnya.
Aleisha tersenyum lebar. “Aku tidak
menyangka bisa bertemu denganmu. Bukannya kemarin aku lihat kau keluar berdua
sama Connor?” Tanyanya.
Astaga! Ada apa dengan gadis cantik
itu? Mengapa tiba-tiba Aleisha membicarakan tentang Connor? Dan bagaimana
dengan rencana liciknya untuk memisahkan Connor dari tangannya dan menggunakan
Luke sebagai alat pemisahnya? Gretta menjadi ragu.
“Ng.. Kemarin kak Connor sedang
membahas masalah basket. Ya, basket!” Ucap Gretta dengan suara yang
disemangat-semangatin.
“Oh basket.. Iya aku tau kalian
berdua sama-sama suka basket. Aku jadi ingin bisa bermain basket dan
membanggakan sekolah, pasti seru.” Ucap Aleisha.
“Ba.. Bagaimana dengan Luke?” Tanya
Gretta.
Shit! Mengapa nama itu yang keluar
dari mulutnya? Gretta tau kalau ia keceplosan tapi Gretta sedikit bisa
tersenyum melihat pipi Aleisha yang memerah. Yes! Ayolah kak Ale kau harus
menyukai Luke dan putus dengan kak Connor!
“Ada apa memangnya dengan Luke? Aku
perhatikan kemarin kalian seperti saling kenal mengenal.” Tanya Aleisha.
“Tidak.. Tidak.. Luke.. Dia… Dia
menyukaimu..” Ucap Gretta dengan suara terputus-putus.
Tolong benci aku Tuhan! Saat ini
Gretta tidak bisa mengendalikan pikirannya dan mengatakan hal yang tidak di
duganya. Otomatis Aleisha menjadi kaget dan sangat tidak percaya dengan apa
yang dikatakan Gretta. Luke menyukainya? Bahkan Luke sendiri tidak
mengenalinya.
“Eh maaf kak. Aku tadi salah bicara.
Ng.. Aku pergi dulu ya..” Ucap Gretta lalu cepat-cepat meninggalkan Aleisha.
Nah sekarang ia menjadi ragu dengan
rencana liciknya. Dan apa yang harus ia lakukan? Tapi bukankah mendapatkan
seseorang yang kita cintai harus dengan cara yang baik? Sedangkan Aleisha
menatap kepergian Gretta dengan sedikit senyuman. Mengapa hanya mendengar
ucapan tidak masuk akal Gretta cukup membuat Aleisha sesenang ini? Apa ia
menyukai Luke?
***
Hari pertama latihan band dan
Michael sudah sangat yakin dengan kemampuan Luke. Ternyata Luke sangat berbakat
dan suara Luke sangat bagus. Michael juga dengan mudahnya bisa berduet gitar
dengan Luke dan ia merasa cocok dengan Luke. Mereka sudah menyanyikan beberapa
lagu dari Blink 182 salah satunya adalah I Miss You.
“Aku berani bertaruh kita akan
menjadi band besar dan mengalahkan Before You Exit.” Ucap Ashton.
Calum menatap Ashton. “Jangan
sombong dulu. Kau tidak tau siapa Connor. Dia sulit untuk terkalahkan.”
Ucapnya.
“Memangnya siapa Before You Exit?”
Tanya Luke.
“Before You Exit. Band yang terdiri
dari Riley, Connor dan Toby. Tiga bersaudara. Band yang paling terkenal di
sekolah dan di puja banyak gadis terutama Connor. Kau masih ingat kan cowok
berambut pirang dan bermata biru itu?” Ucap Michael.
“Ohyaya aku ingat. Diakah Connor?”
Tanya Luke.
Michael mengangguk. Connor. Entah
mengapa antara ia dengan Connor seakan-akan mempunyai masalah yang serius.
Connor seakan-akan tidak menyukainya. Dan hei! Bukankah Connor dekat dengan
Gretta karena mereka sama-sama mengikuti ekskull basket? Dan bukankah Connor
sudah memiliki seorang pacar yang tidak lain adalah… Gadis itu… Gadis yang
mengambil tabung yang dibawanya tadi….
“Ada apa? Kau aneh.” Tanya Michael.
“Tidak. Aku hanya berpikir kalau
Gretta menyukai Connor.” Ucap Luke.
“Darimana kau tau? Bukannya Connor
sudah punya pacar bernama Aleisha? Si gadis cantik itu?” Tanya Calum.
Oh jadi namanya Aleisha, pikir Luke.
“Ya aku hanya menebaknya saja. Aku bisa melihat pandangan mata Gretta terhadap
Connor dan Gretta seperti tidak menyukai Aleisha.” Ucap Luke.
“Wah kalian dulunya memang dekat
ya..” Ucap Ashton sambil tersenyum.
Latihan band berjalan sempurna dan
mereka tidak sabar untuk tampil ke depan dan menunjukkan bakat mereka. Dan
Michael sudah menemukan sebuah nama yang cocok untuk nama band mereka. Yaitu 5
Seconds of Summer.
***
“Jadi kau takut dengan Luke?” Tanya
Riley.
Seperti biasa mereka berkumpul dan
bernyanyi bersama. Tapi kali ini Connor malas memainkan gitarnya. Tentu saja
Riley dan Toby merasa heran dengan Connor.
“Kau tau, Luke bergabung dengan
Michael dan mereka sudah membentuk sebuah band. Aku takut jika band mereka bisa
mengalahkan kita.” Ucap Connor.
Riley tersenyum sambil menepuk-nepuk
pundak Connor. “Sudahlah Conn. Kalau mereka bisa lebih hebat dari kita ya apa
boleh buat? Biarkanlah mereka tampil sesuai keinginan mereka.” Ucapnya.
Connor menatap Riley dengan tatapan
sedikit tidak suka. “Terus bagaimana dengan nasib kita? Apa kita akan dibuang
kalau mereka menjadi terkenal?” Tanyanya.
“Conn, kita membentuk sebuah band
bukan untuk menjadi terkenal atau banyak di kenal orang. Tapi kita membentuk
sebuah band karena hobi kita. Kita sama-sama suka musik dan suka memainkan alat
musik. Tidak peduli apakah ada orang yang melihat kita asalkan kita masih bisa
menyanyi dan membuat karya semampu kita.” Ucap Toby.
Connor jadi malas bicara dengan
Riley dan Toby. Tiba-tiba ia teringat dengan Gretta, juga Luke. Saat Connor
menemukan Aleisha, Aleisha saat itu sedang bicara dengan Luke dan Luke tidak
henti-hentinya untuk tersenyum pada Aleisha. Dan saat Connor mengajak Aleisha
pergi, Connor sempat melihat Luke yang seakan-akan sudah mengenal Gretta. Jadi
apakah Gretta juga sudah mengenal Luke sebelum Luke datang ke sekolah ini?
Dan mengapa rasanya ia tidak suka
melihat Luke bersama Gretta?
***
Setelah berdiam diri di rumah Riley,
Connor ingin mengajak Aleisha jalan-jalan dan ingin sedikit lebih meyakini
kalau ia adalah kekasih Aleisha dan sangat mencintai Aleisha walau sejujurnya
Connor bingung dengan perasaannya yang sesungguhnya. Apakah benar Aleisha
adalah gadis yang ia cintai?
Sudah lama Connor mengenal Aleisha
dan saat pandangan pertama Connor langsung jatuh cinta dengan Aleisha yang
menurutnya sedikit pemalu tapi berotak cerdas. Akhirnya dan karena sudah yakin
dengan perasaannya Connor menyatakan perasaannya pada Aleisha dan ternyata
gadis itu juga menyukainya. Bukankah itu indah? Tapi mengapa ada yang berbeda
di hatinya?
“Connor..” Sapa Aleisha ceria. Gadis
itu selalu tampak cantik walau tidak memakai make-up dan seharusnya Connor
merasa beruntung bisa mendapatkan Aleisha.
Keduanya pun jalan-jalan ria sambil
berpegangan tangan layaknya sepasang kekasih dan berhenti di sebuah bangku
panjang. Connor berniat membelikan Aleisha es krim yang letaknya tidak jauh
dari tempat duduk mereka.
“Aku beli es krim dulu ya..” Ucap
Connor.
Setelah Connor pergi, Aleisha
mencoba untuk bahagia dan selalu tersenyum didepan Connor. Ya. Connor adalah
kekasihnya dan ia sangat mencintai Connor. Connor adalah pangeran pujaannya dan
ia harus merasa beruntung bisa mendapatkan Connor. Tapi mengapa rasa kagum,
cinta dan sayangnya pada Connor tiba-tiba menghilang dan sudah tidak berarti
lagi?
“Tidak..
Tidak.. Luke.. Dia… Dia menyukaimu..”
Astaga mengapa ucapan Gretta masih
terngiang di pikirannya? Luke menyukainya? Pipi Aleisha memerah tatkala
mengingat Luke. Mata Luke-lah yang paling diingatnya. Mata yang indah di tambah
senyum lembut yang mampu membuat hatinya nyaman dan mendatangkan suatu perasaan
yang aneh….
“Ale?”
Aleisha tersadar mendapati Connor
yang ternyata sudah membelikannya es krim Vanilla dan Aleisha mengambilnya
dengan senang. Connor pun duduk di sampingnya. Seharusnya ia bahagia berada di
samping Aleisha.
“Aku.. Aku mencintaimu Ale..” Ucap
Connor.
Aleisha yang tengah memakan es krim
sedikit kaget. “Eh, aku juga mencintaimu Conn..” Balasnya.
Connor menatap Aleisha. “Aku
berharap kau tidak berbohong padaku dan tidak akan menyukai cowok selain
diriku.” Ucapnya.
Aleisha mengangguk tentu dengan
anggukan ragu. Tidak menyukai cowok selain Connor? Oke Ale, oke. Connor-lah
cintamu, bukan Luke atau lainnya. Ingat. Sebuah hubungan itu memang berat dan
banyak rintangan tapi kalau tetap berpegang teguh pada cinta dan kepercayaan
maka semuanya akan baik-baik saja.
Ya, semuanya akan baik-baik saja.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar