expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 03 Desember 2015

Beside You ( Part 9 )



Setidaknya Teresa mengizinkan Luke membawa motor ke sekolah dan tidak perlu berdesakan dengan para penumpang di bus sedangkan Gretta tetap setia menumpangi bus walau Teresa memaksanya untuk ikut bersama Luke. Sebentar lagi seisi sekolah akan tau kalau ia dan Luke tinggal satu rumah dan entah bagaimana reaksi Connor saat tau kalau ia dan Luke dulunya adalah sepasang sahabat dan kini tinggal dalam satu rumah. Tapi sungguh! Gretta sangat membenci Luke.

            “Kenapa kau tidak berangkat bersama Luke?” Tanya Eleanor.

            Gretta menatap Eleanor dengan malas. “Hah untuk apa berangkat sama dia?” Tanyanya.

            “Gretta ayolah! Kau harus memaafkan kak Luke. Kasihan dia..” Ucap Eleanor.

            Untunglah ada guru yang datang ke kelas dan Gretta bisa memberi alasan untuk tidak melanjutkan obrolan menyebalkan itu. Tapi guru bahasa inggris yang semakin menyebalkan itu membuat mood-nya bertambah buruk. Bisakah ia keluar dari kelas ini?

***

            “Seperti kita tau bahwa….”

            Luke mendengarkan penjelasan di depan dengan serius sambil mencatat segala hal yang dirasanya penting. Diam-diam Michael memperhatikan Luke sambil menggeleng-gelengkan kepala. Selain dianugerahi wajah yang tampan dan menawan, otak Luke sangat pintar dan entahlah berapa IQ-nya. Michael heran kenapa bisa ada makhluk sesempurna seperti Luke. Tiba-tiba Luke terdiam seperti sedang merasakan sesuatu.

            “Ada apa?” Tanya Michael heran.

            Luke tidak menjawab pertanyaan Michael melainkan cepat-cepat mengambil sesuatu di dalam tas-nya. Dengan cermat Michael memperhatikan sikap aneh Luke dan ternyata Luke mengambil sebuah tabung kecil yang entahlah apa isinya. Kemudian Luke berdiri dan berjalan menemui guru untuk meminta izin keluar sebentar tanpa mempedulikan suara Michael. Secepat mungkin Luke keluar dan tidak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis. Alhasil tabung yang dibawanya jatuh dan gadis itu yang mengambilnya.

            “Te.. Terimakasih..” Lirih Luke sembari mengambil tabung itu lalu cepat-cepat pergi meninggalkan gadis itu.

            Aleisha menatap Luke dengan heran sekaligus heran dengan tabung yang dibawa Luke. Seperti sebuah tabung obat, pikirnya. Pikiran negatif mulai mengisi otaknya dan cepat-cepat Aleisha membuangnya.

***

            Gretta berhasil keluar kelas dengan izin untuk pergi ke kamar mandi walau guru itu tau kalau dia bohong. Gretta kan suka begitu. Namun entah mengapa tujuannya jadi ke kamar mandi mungkin Gretta ingin membasuh wajahnya karena mengantuk. Gretta pun tiba di kamar mandi dan mulai membasuh wajahnya.

            Tepat di depan kaca di atas watasfel, Gretta bisa memandangi wajahnya yang menyeramkan. Beginilah ia. Ia apa adanya. Tidak secantik Aleisha atau gadis lain. Dan Gretta masih setia memasang tindikan di hidungnya. Saat ini belum ada yang melarangnya memasang tindikan kecuali di telinga dan Gretta berharap tidak ada yang melarangnya.

            Sebenarnya siapa ia? Apa maksud Tuhan menciptakannya? Mengapa hidupnya ini begitu membosankan? Jika saja ia diberi sedikit kepintaran dan bisa mendapatkan nilai bagus di sekolah, mungkin Gretta masih bisa membayangkan cita-citanya. Nah sekarang?

            “Gretta?”

            Langsung saja Gretta kaget mendengar suara itu. Aleisha! Mengapa Aleisha bisa ada disini? Aleisha pun agak sedikit kaget dengan kehadiran Gretta di kamar mandi ini.

            “Gretta ya?” Tanya Aleisha sekali lagi.

            Mau tidak mau Gretta menjawab. “Iya. Aku Gretta.” Jawabnya.

            Aleisha tersenyum lebar. “Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu. Bukannya kemarin aku lihat kau keluar berdua sama Connor?” Tanyanya.

            Astaga! Ada apa dengan gadis cantik itu? Mengapa tiba-tiba Aleisha membicarakan tentang Connor? Dan bagaimana dengan rencana liciknya untuk memisahkan Connor dari tangannya dan menggunakan Luke sebagai alat pemisahnya? Gretta menjadi ragu.

            “Ng.. Kemarin kak Connor sedang membahas masalah basket. Ya, basket!” Ucap Gretta dengan suara yang disemangat-semangatin.

            “Oh basket.. Iya aku tau kalian berdua sama-sama suka basket. Aku jadi ingin bisa bermain basket dan membanggakan sekolah, pasti seru.” Ucap Aleisha.

            “Ba.. Bagaimana dengan Luke?” Tanya Gretta.

            Shit! Mengapa nama itu yang keluar dari mulutnya? Gretta tau kalau ia keceplosan tapi Gretta sedikit bisa tersenyum melihat pipi Aleisha yang memerah. Yes! Ayolah kak Ale kau harus menyukai Luke dan putus dengan kak Connor!

            “Ada apa memangnya dengan Luke? Aku perhatikan kemarin kalian seperti saling kenal mengenal.” Tanya Aleisha.

            “Tidak.. Tidak.. Luke.. Dia… Dia menyukaimu..” Ucap Gretta dengan suara terputus-putus.

            Tolong benci aku Tuhan! Saat ini Gretta tidak bisa mengendalikan pikirannya dan mengatakan hal yang tidak di duganya. Otomatis Aleisha menjadi kaget dan sangat tidak percaya dengan apa yang dikatakan Gretta. Luke menyukainya? Bahkan Luke sendiri tidak mengenalinya.

            “Eh maaf kak. Aku tadi salah bicara. Ng.. Aku pergi dulu ya..” Ucap Gretta lalu cepat-cepat meninggalkan Aleisha.

            Nah sekarang ia menjadi ragu dengan rencana liciknya. Dan apa yang harus ia lakukan? Tapi bukankah mendapatkan seseorang yang kita cintai harus dengan cara yang baik? Sedangkan Aleisha menatap kepergian Gretta dengan sedikit senyuman. Mengapa hanya mendengar ucapan tidak masuk akal Gretta cukup membuat Aleisha sesenang ini? Apa ia menyukai Luke?

***

            Hari pertama latihan band dan Michael sudah sangat yakin dengan kemampuan Luke. Ternyata Luke sangat berbakat dan suara Luke sangat bagus. Michael juga dengan mudahnya bisa berduet gitar dengan Luke dan ia merasa cocok dengan Luke. Mereka sudah menyanyikan beberapa lagu dari Blink 182 salah satunya adalah I Miss You.

            “Aku berani bertaruh kita akan menjadi band besar dan mengalahkan Before You Exit.” Ucap Ashton.

            Calum menatap Ashton. “Jangan sombong dulu. Kau tidak tau siapa Connor. Dia sulit untuk terkalahkan.” Ucapnya.

            “Memangnya siapa Before You Exit?” Tanya Luke.

            “Before You Exit. Band yang terdiri dari Riley, Connor dan Toby. Tiga bersaudara. Band yang paling terkenal di sekolah dan di puja banyak gadis terutama Connor. Kau masih ingat kan cowok berambut pirang dan bermata biru itu?” Ucap Michael.

            “Ohyaya aku ingat. Diakah Connor?” Tanya Luke.

            Michael mengangguk. Connor. Entah mengapa antara ia dengan Connor seakan-akan mempunyai masalah yang serius. Connor seakan-akan tidak menyukainya. Dan hei! Bukankah Connor dekat dengan Gretta karena mereka sama-sama mengikuti ekskull basket? Dan bukankah Connor sudah memiliki seorang pacar yang tidak lain adalah… Gadis itu… Gadis yang mengambil tabung yang dibawanya tadi….

            “Ada apa? Kau aneh.” Tanya Michael.

            “Tidak. Aku hanya berpikir kalau Gretta menyukai Connor.” Ucap Luke.

            “Darimana kau tau? Bukannya Connor sudah punya pacar bernama Aleisha? Si gadis cantik itu?” Tanya Calum.

            Oh jadi namanya Aleisha, pikir Luke. “Ya aku hanya menebaknya saja. Aku bisa melihat pandangan mata Gretta terhadap Connor dan Gretta seperti tidak menyukai Aleisha.” Ucap Luke.

            “Wah kalian dulunya memang dekat ya..” Ucap Ashton sambil tersenyum.

            Latihan band berjalan sempurna dan mereka tidak sabar untuk tampil ke depan dan menunjukkan bakat mereka. Dan Michael sudah menemukan sebuah nama yang cocok untuk nama band mereka. Yaitu 5 Seconds of Summer.

***

            “Jadi kau takut dengan Luke?” Tanya Riley.

            Seperti biasa mereka berkumpul dan bernyanyi bersama. Tapi kali ini Connor malas memainkan gitarnya. Tentu saja Riley dan Toby merasa heran dengan Connor.

            “Kau tau, Luke bergabung dengan Michael dan mereka sudah membentuk sebuah band. Aku takut jika band mereka bisa mengalahkan kita.” Ucap Connor.

            Riley tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak Connor. “Sudahlah Conn. Kalau mereka bisa lebih hebat dari kita ya apa boleh buat? Biarkanlah mereka tampil sesuai keinginan mereka.” Ucapnya.

            Connor menatap Riley dengan tatapan sedikit tidak suka. “Terus bagaimana dengan nasib kita? Apa kita akan dibuang kalau mereka menjadi terkenal?” Tanyanya.

            “Conn, kita membentuk sebuah band bukan untuk menjadi terkenal atau banyak di kenal orang. Tapi kita membentuk sebuah band karena hobi kita. Kita sama-sama suka musik dan suka memainkan alat musik. Tidak peduli apakah ada orang yang melihat kita asalkan kita masih bisa menyanyi dan membuat karya semampu kita.” Ucap Toby.

            Connor jadi malas bicara dengan Riley dan Toby. Tiba-tiba ia teringat dengan Gretta, juga Luke. Saat Connor menemukan Aleisha, Aleisha saat itu sedang bicara dengan Luke dan Luke tidak henti-hentinya untuk tersenyum pada Aleisha. Dan saat Connor mengajak Aleisha pergi, Connor sempat melihat Luke yang seakan-akan sudah mengenal Gretta. Jadi apakah Gretta juga sudah mengenal Luke sebelum Luke datang ke sekolah ini?

            Dan mengapa rasanya ia tidak suka melihat Luke bersama Gretta?

 ***

            Setelah berdiam diri di rumah Riley, Connor ingin mengajak Aleisha jalan-jalan dan ingin sedikit lebih meyakini kalau ia adalah kekasih Aleisha dan sangat mencintai Aleisha walau sejujurnya Connor bingung dengan perasaannya yang sesungguhnya. Apakah benar Aleisha adalah gadis yang ia cintai?

            Sudah lama Connor mengenal Aleisha dan saat pandangan pertama Connor langsung jatuh cinta dengan Aleisha yang menurutnya sedikit pemalu tapi berotak cerdas. Akhirnya dan karena sudah yakin dengan perasaannya Connor menyatakan perasaannya pada Aleisha dan ternyata gadis itu juga menyukainya. Bukankah itu indah? Tapi mengapa ada yang berbeda di hatinya?

            “Connor..” Sapa Aleisha ceria. Gadis itu selalu tampak cantik walau tidak memakai make-up dan seharusnya Connor merasa beruntung bisa mendapatkan Aleisha.

            Keduanya pun jalan-jalan ria sambil berpegangan tangan layaknya sepasang kekasih dan berhenti di sebuah bangku panjang. Connor berniat membelikan Aleisha es krim yang letaknya tidak jauh dari tempat duduk mereka.

            “Aku beli es krim dulu ya..” Ucap Connor.

            Setelah Connor pergi, Aleisha mencoba untuk bahagia dan selalu tersenyum didepan Connor. Ya. Connor adalah kekasihnya dan ia sangat mencintai Connor. Connor adalah pangeran pujaannya dan ia harus merasa beruntung bisa mendapatkan Connor. Tapi mengapa rasa kagum, cinta dan sayangnya pada Connor tiba-tiba menghilang dan sudah tidak berarti lagi?

            Tidak.. Tidak.. Luke.. Dia… Dia menyukaimu..

            Astaga mengapa ucapan Gretta masih terngiang di pikirannya? Luke menyukainya? Pipi Aleisha memerah tatkala mengingat Luke. Mata Luke-lah yang paling diingatnya. Mata yang indah di tambah senyum lembut yang mampu membuat hatinya nyaman dan mendatangkan suatu perasaan yang aneh….

            “Ale?”

            Aleisha tersadar mendapati Connor yang ternyata sudah membelikannya es krim Vanilla dan Aleisha mengambilnya dengan senang. Connor pun duduk di sampingnya. Seharusnya ia bahagia berada di samping Aleisha.

            “Aku.. Aku mencintaimu Ale..” Ucap Connor.

            Aleisha yang tengah memakan es krim sedikit kaget. “Eh, aku juga mencintaimu Conn..” Balasnya.

            Connor menatap Aleisha. “Aku berharap kau tidak berbohong padaku dan tidak akan menyukai cowok selain diriku.” Ucapnya.

            Aleisha mengangguk tentu dengan anggukan ragu. Tidak menyukai cowok selain Connor? Oke Ale, oke. Connor-lah cintamu, bukan Luke atau lainnya. Ingat. Sebuah hubungan itu memang berat dan banyak rintangan tapi kalau tetap berpegang teguh pada cinta dan kepercayaan maka semuanya akan baik-baik saja.

            Ya, semuanya akan baik-baik saja.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar