Part 24
.
.
.
Shit!
Tiba-tiba saja Debo
memberhentikan langkahnya. Sepertinya cowok itu teringat sesuatu. Sesuatu yang
teramat penting baginya. Di sampingnya, Gabriel ikut memberhentikan langkahnya
melihat Debo yang sedang kebingungan.
“Foto itu!
Sepertinya foto Kak Adrian jatuh di tangga rumah Shilla!” Kata Debo panik.
Gabriel menaikkan
sebelah alisnya. “So? Sebegitu pentingnya foto itu bagi lo? Bukannya dulu lo
benci sama Adrian?” Tanyanya.
Debo menatap tajam
Gabriel. “Lo nggak tau Yel. Jika Shilla menemukan foto kak Adrian, dia berubah
menjadi aneh lagi.” Jelasnya.
Mereka pun kembali
ke rumah Shilla secepat mungkin, dan semoga nggak ada yang mengambil foto itu.
Kalo ada, bakal panjang urusannya nanti.
***
Pintu kamarnya
terbuka. Shilla yang asyik baca novel dibuat kaget oleh kedatangan dua cewek
yang tidak dikenalnya. Siapa mereka?
Perasaan gue nggak kenal mereka deh. Batin Shilla. Shilla pun menutup
novelnya dan tersenyum menyapa dua cewek yang ia perkirakan usianya sebaya
dengannya.
“Udah baikan
Shill?” Tanya Ify. Ia mendekati Shilla diikuti Sivia.
Shilla tersenyum. Sepertinya
mereka baik. “Sudah. Makasih ya nyempatin datang kesini. Ohya, kalian siapa?
Dan dari mana lo tau nama gue?”
“Gue Ify, dan ini
Sivia sahabat gue. Kami teman dekat Debo.” Jawab Ify.
Shilla
mangut-mangut mendengar penjelasan gadis yang bernama Ify. Sementara gadis
satunya yang bernama Sivia lebih memilih untuk diam. Tapi tidak hanya diam.
Sivia sedang memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba Ify
teringat dengan Adrian yang dengan mudahnya membuat Shilla pingsan. Jujur, Ify
penasaran siapa Adrian itu. Setaunya, Adrian adalah kakak Shilla. Apa sebaiknya gue bertanya tentang Adrian ke
Shilla? Ntar kalo Shilla pingsan lagi gimana?
“Ng.. Shill.. Gue..
Gue boleh nanya nggak?” Tanya Ify ragu.
“Nanya apa? Nggak
papa kok.” Jawab Shilla ramah.
Ternyata, Shilla
tipe cewek yang ramah. Walau Shilla kaya, Shilla baik hati dan tidak sombong.
Ify kira, Shilla adalah gadis yang sombong dan nggak mau berteman dengan orang
miskin. Tapi dugaannya salah. Shilla adalah gadis kaya yang baik dan ramah.
“Ng.. Siapa kak
Adrian itu?”
Bukan Shilla yang
kaget mendapat pertanyaan dari Ify. Melainkan Sivia. Gadis itu menatap tajam ke
arah Ify yang sangat ingin tau siapa Adrian itu.
“Oh, Kak Adrian..
Dia kakak tiri gue. Ada apa?” Jawab+Tanya Shilla dengan ringan dan tanpa beban.
Hati Ify lega karena
Shilla menjawab pertanyaannya tanpa tersinggung atau apa. “Dia.. Dia sekarang
dimana?” Tanyanya.
Shilla terdiam
sesaat, lalu ia menjawab. “Kak Adrian sudah nggak ada. Dia meninggal karena di
tabrak mobil.” Jawabnya.
Tidak ada kesedihan
sedikitpun di wajah Shilla. Sivia yang memerhatikannya sedikit curiga. Tidak
mungkin Shilla tidak sedih. Adrian adalah kakak tiri Shilla yang sangat Shilla
cintai, walau dulu Shilla sangat membenci Adrian karena keburukan Adrian
sendiri.
Sementara Ify,
menjadi nggak enak dengan Shilla. “Oh, maaf kalo gitu. Pasti Shilla sedih.”
Ucapnya.
Namun, Shilla sama
sekali nggak sedih. Gadis itu tetap memancarkan wajah cerianya. Tanpa di duga
Ify dan Sivia, dengan ringannya Shilla menceritakan sosok Adrian mulai dari A
sampai Z. Cerita Shilla yang tak di duganya itu membuat Ify penasaran dengan
sosok Adrian yang menurutnya tegar dan kuat menghadapi cobaan hidup.
Tak terasa, air
mata Ify menetes saking terharunya dengan sosok Adrian yang diceritakan Shilla.
Dan Ify yakin sekali, foto yang tadi ditemukannya di tangga adalah foto Adrian.
Hampir dua jamman
mereka ngobrol. Akhirnya, Ify dan Sivia memutuskan untuk pulang ke rumah.
Shilla juga harus istirahat karena kondisinya belum stabil.
Di ruang tamu, Ify
dikagetkan dengan adanya Debo dan Gabriel yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
Wajah Debo memancarkan ketidak tenangan. Sementara Gabriel biasa-biasa aja.
“Lo ngapain aja
sama Shilla?” Tanya Debo.
“Cuma ngobrol
doang. Ada apa?” Jawab+Tanya Ify.
“Lo lihat nggak
selembar foto yang jatuh di tangga?” Tanya Debo tanpa menjawab pertanyaan Ify.
Jadi itu foto milik Debo? Batin Ify.
“Ng.. Iya.. Tadi
gue nemu di tangga.” Jawab Ify.
Debo jadi lega.
“Oh, syukurlah. Itu foto Kak Adrian. Tapi karena lo yang nemu, lo ambil aja
foto itu. Gue nggak butuh lagi. Asalkan lo simpan foto itu dan jangan sampai di
lihat orang lain.” Jelasnya.
Gabriel menatap
Debo dengan heran. Tadi Debo panik sekali kehilangan foto itu. Sekarang,
setelah foto itu ditemukan, Debo malah mengasih Ify foto itu. Apa maksudnya?
“Oh iya Deb..
Thanks ya.. Tadi Shilla cerita ke gue siapa kak Adrian itu. Ternyata, kak
Adrian adalah sosok bocah yang tegar. Walau kak Adrian beda dengan kita, tapi
kak Adrian nggak pernah menyerah dalam menjalani hidup ini. Gue salut sama kak
Adrian dan gue terharu dibuatnya..”
Mendengar
penjelasan Ify, Debo menjadi kaget. “Serius Shilla nyeritain kisah kak Adrian
ke elo? Apa Shilla nggak sedih? Kak Adrian itu kakak tiri Shilla yang sudah
meninggal.”
Ify menggeleng.
“Shilla sama sekali nggak sedih. Malahan gue yang sedih. Ya udah, gue pergi
dulu. Yuk Vi!”
Dua gadis itu pun
meninggalkan Debo dan Gabriel yang masih penasaran dengan penjelasan Ify
mengenai Shilla yang tenang-tenang aja ketika menceritakan kisah Adrian.
“Lo yakin Shilla
udah sembuh?” Tanya Gabriel.
Yang ditanya cuma
angkat bahu, pertanda nggak tau.
***
Sekali lagi, ia
menatap selembar foto Adrian dengan penuh tanda tanya besar. Walau Shilla sudah
menjelaskan siapa itu Adrian sedetail-detailnya, Ify belum puas. Ada yang
ganjil dalam cerita Shilla. Dan, mengapa Sivia menyuruhnya membuang foto itu
seakan-akan Sivia membenci foto Adrian? Atau lebih tepatnya Adrian.
Apakah Sivia telah
mengenal Adrian? Kalo iya, mengapa Sivia tidak pernah bercerita dengannya
seakan-akan Adrian itu adalah sebuah rahasia yang harus dijaganya dan nggak ada
satupun yang berhak untuk tau termasuk dirinya.
Drtdrtdrt...
Message From: My
Prince
Loha (: Tunggu gw bntr y, mgkn
sktr 5 mnt gw nyampe di tmpt lo
Ify tersenyum
membaca pesan singkat dari Rio. Ia menyimpan HP di dalam tasnya dengan hati
yang berbunga-bunga. Kak Rio.. Dia selalu
saja membuat kejutan yang luar biasa! Tadi Rio menyuruhnya pergi ke taman belakang
rumahnya, tepatnya taman yang menjadi saksi atas pengakuan Rio kalo cowok itu
mencintai Ify.
Lima menit
kemudian, seperti waktu yang di bilang Rio tadi, akhirnya Rio datang. Ify
tersenyum melihat wajah Rio yang sangat cakep dan manis. Rambut Rio yang
terlihat acak-acakan menambah kesan keren cowok itu.
“Sudah lama
nunggu?” Tanya Rio ramah. Tak lupa juga dengan senyuman manisnya.
“Nggak kok kak.”
Jawab Ify malu. Huh! Kenapa sih gue
selalu malu dan nervous kalo ketemu kak Rio?
Rio duduk di
samping Ify yang terlihat malu. Ia tersenyum. “Lo makin cantik aja deh Fy, lo
ma..”
Ucapannya ia
hentikan karena matanya menemukan sesuatu yang ada di tangan kanan Ify. Ify
sedikit terkejut menyadari Rio yang tau kalo ia sedang membawa foto Adrian.
Kalo Rio tau gimana? Ify menjadi serba salah dengan Debo.
“Itu foto siapa
Fy?” Tanya Rio.
Wajah Ify menjadi
pucat. Mau tidak mau, ia harus mengatakannya. Lagipula, nggak ada pengaruhnya
juga kan menjelaskan ke Rio tentang foto itu.
“Ini foto Kak
Adrian, kakak tiri Shilla..” Jawab Ify.
Ify menyodorkan
foto itu ke Rio tanpa membayangkan bagaimana akibatnya. Rio menatap foto itu
dengan tidak suka. Bahkan sangat-sangat tidak suka.
“Lo ambil dimana
foto itu?” Bentak Rio. Sama seperti saat Rio membentak Shilla ketika Shilla
menganggapnya sebagai Adrian.
Wajah Ify semakin
pucat mendapat bentakan kesar dari Rio. Ify teringat saat Rio membentak Shilla
dengan kasar yang membuatnya benci dengan Rio. Waktu itu, Shilla ngotot
menunduhnya sebagai Adrian. Tapi Rio marah dan membantah tuduhan itu. Mengapa..
Mengapa Rio seperti... Sangat membenci sosok bernama Adrian itu?
“Gu.. Gue nemu di
tangga Shilla..” Jawab Ify takut-takut.
Rio menatapnya
tajam. “Cepat buang foto itu!” Suruhnya dengan nada kasar.
Tentu saja Ify
tidak mau. Bukan hak Rio menyuruhnya membuang sebuah foto yang tergambar jelas
sosok yang membuatnya salut dan kagum. Yaitu sosok Adrian yang diceritakan
Shilla kemarin.
“Nggak! Apa hak
kakak nyuruh Ify buang foto itu?” Balas Ify walau sedikit takut.
Rio nggak menjawab.
Cowok itu semakin tidak suka dengan Ify yang tidak mau menurutinya. “Buang! Gue
perintahkan lo buang FOTO SIALAN itu!!” Bentaknya lebih kasar daripada
sebelumnya.
Deg! Hati Ify
terasa sakit saat Rio dengan sekenanya menyebut foto Adrian dengan sebutan
‘Sialan’. Rio.. Cowok itu kenapa sih? Kenapa cowok itu selalu saja emosi ketika
ada orang yang sedang berbicara tentang Adrian? Apa hubungannya Rio dengan
Adrian?
“Lo kenapa sih kak?
Kenapa lo begitu benci ketika ada orang yang menyebut nama ‘Adrian’? Asalkan
kakak tau, kak Adrian itu cowok yang luar biasa. Shilla sudah ceritakan
semuanya ke gue mengenai siapa itu Adrian dan bagaimana sepak terjang kak
Adrian selama kak Adrian hidup dan Kak Adrian...”
BUKK !!!
Ify memejamkan
matanya. Berusaha menghilangakan seluruh rasa sakit di tubuhnya. Tak hanya rasa
sakit di tubuhnya, melainkan rasa sakit pada perasaannya. Jadi.. Jadi begini rasanya kesakitan Shilla waktu itu? Batin Ify
miris.
Tadi, tanpa di
duganya, Rio melakukan hal yang sama yang pernah ia lakukan dengan Shilla.
Yaitu mendorongnya hingga terjungkal kebelakang. Dadanya terasa sakit akibat
hantaman kasar dari Rio. Tanpa ia sadari, air matanya menetes membasahi pipinya
yang pucat. Ify menagis lirih.
Sempat ia melihat
wajah Rio yang menyeramkan. Sangat menyeramkan. Sebelum Rio meninggalkannya,
Rio menatapnya dengan penuh kebencian. Dan sebuah kalimat yang ditinggalkan Rio
untuknya. Yang tentunya nggak dimengerti Ify.
“Inilah akbiat dari
orang yang nggak mau nurutin ucapan gue.” Dengan kasarnya, Rio merebut foto
Adrian. Lalu ia merobek foto itu. “Adrian.. Sebuah nama yang paling bodoh!
Seharusnya lo benci dengan dia, bukan lo salut karena kisah hidupnya yang penuh
dengan tantangan dan kemalangan. Meski pun lo nggak masuk dalam kehidupan masa
lalunya..”
Sepi. Setelah
kepergian Rio, suasana di tamannya menjadi sepi. Ify membuka matanya. Secercah
sinar matahari masuk ke dalam matanya hingga membuat matanya pedih.
“Kak.. Kak Rio..”
Lirih Ify dan pingsan seketika.
***
Sebuah foto yang
mampu membuat kejadian tak di duga. Sebuah foto yang mampu memberikan efek yang
dahsyat. Dua hari sudah Ify terbaring lemah di kasur kamarnya. Ify tidak mau
dibawa ke rumah sakit karena kondisinya nggak parah seperti kondisi Shilla.
Sivia menatap
dengan iba sahabatnya itu. Kasian Ify.. Batinnya
sedih. Ini semua salah Rio! Salah Rio! Seharusnya cowok itu sudah tidak ada
lagi di dalam kehidupan Ify. Sivia sangat marah dengan Rio yang tidak bisa
menjaga Ify dengan baik.
Sore itu, Sivia
mengajak Alvin, Shilla, Gabriel dan Debo untuk menjenguk Ify. Tentu saja Ify di
buat surprise oleh kedatangan sahabat-sahabatnya itu.
“Thanks ya karena
udah kesini..” Kata Ify dengan suara pelan dan lemah.
Sivia tersenyum
mewakili temannya yang lain. “Sama-sama Fy. Sebagai sahabat, seharusnya memang
seperti ini.” Jawabnya.
“Mmm.. Fy.. Lo.. Lo
yakin Rio marah besar waktu liat foto kak Adrian?” Tanya Debo tiba-tiba. Jujur,
ia merasa bersala karena memberi Ify foto Adrian.
Ify tersenyum sedih
menatap Debo. “Iya. Kak Rio aneh Deb. Dia selalu saja marah kalo ada orang yang
berbicara tentang Adrian. Lo ingat kan kejadian saat Shilla perang mulut sama
kak Rio? Rio begitu marah karena Shilla menganggapnya sebagai kak Adrian..”
Jelas Ify.
Sementara Shilla,
ia menatap Ify dengan sejuta tanda tanya. Ia tidak tau kalo ia pernah perang
mulut dengan seorang cowok bernama Rio. Siapa Rio? Shilla sama sekali nggak
kenal dengan cowok itu.
Tiba-tiba, pintu
kamarnya dibuka oleh seseorang. Baik Ify maupun yang lain, di buat kaget oleh
kedatangan tamu yang tidak diundangnya itu.
“Ify..” Lirih orang
itu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar