“Aku.” Jawab
Cody santai.
Luke tertawa dalam hati. Cody selalu
memberinya kejutan yang tidak terduga. Jadi Cody yang menghamili Novela? Luke
harap cowok itu berkata jujur agar ia bisa langsung membunuh orang di depannya
itu.
“Katakan sekali lagi.” Ucap Luke.
“Aku yang menghamili Novela.” Ucap
Cody.
Suara Cody yang cukup tegas membuat
Luke percaya dengan Cody. Sebenarnya apa maunya sih cowok itu? Jadi selama ini
sosok yang menghancurkan hidupnya adalah Cody? Mengapa Cody tega melakukan hal
itu padanya? Jangan bilang Cody yang waktu itu menabrak Ashley sehingga Ashley
meninggal.
“Bodoh!” Ucap Luke dengan suara yang
cukup keras. Emosinya sudah mencapai ubun-ubun. Anehnya Cody tenang-tenang
saja. “Apakah dengan cara licik itu Novela akan menyukaimu? Mengapa kau tega
berbuat itu padanya?” Bentak Luke.
“Karena aku mencintainya, dan dia
juga mencintaiku.” Ucap Cody.
Luke tersenyum sinis. “Novela tidak
akan mencintaimu. Bahkan dia sangat membencimu jika dia tau kalau kau orang
yang membuatnya seperti itu.” Ucapnya.
“Lantas kau mau apa?” Tanya Cody.
Luke terdiam sesaat. “Aku.. Aku akan
membunuhmu!” Ucapnya.
Cody tertawa mendengar ucapan Luke.
“Bunuh saja aku. Toh aku sudah mati.” Ucapnya.
Setiap ucapan Cody memang mengandung
arti yang sulit ia tebak. Luke benar-benar mati kutu dengan Cody. Tapi jika ia
membunuh Cody, masalah jauh akan lebih besar. Bisa saja ia dijebloskan di
penjara dan itu sama saja merusak nama baiknya.
“Hei.” Ucap Cody sambil menatap Luke.
“Kau pasti sangat berharap Tristan dan Ashley tetap berada di sisimu kan?”
Ucapnya.
***
Maafkan aku jika aku melakukan hal buruk dan
membuatmu membenciku
Tapi
jika setelah ini kau tau siapa aku, akankah kau tetap membenciku?
Aku
sama sepertimu
Kita
sama-sama membenci hidup dan takdir Tuhan yang tidak pernah adil terhadap kita
Maafkan
aku
***
Pagi yang buruk. Semalaman Luke
diserang insomnia. Alhasil ia tidak enak badan pagi ini. Pikirannya terus
tertuju pada Cody yang tak pernah habis membuatnya penasaran. Jika ia
menanyakan beberapa pertanyaan tentang siapa Cody, Cody tutup mulut. Luke
hampir melupakan berita yang ia temukan diinternet bahwa Cody sudah meninggal
dunia. Jadi apa Cody bangkit lagi? Tidak mungkin! Orang yang sudah mati tidak
bisa bangkit lagi. Tapi Luke sangat berharap kemustahilan itu menjadi nyata.
Luke ingin Tristan dan Ashley kembali di sisinya.
Luke membuka ponselnya. Matanya
melebar melihat satu pesan masuk dari Novela. Novela mengirimnya pesan berisi
tentang keinginannya untuk bertemu dengannya jam sepuluh pagi di Starbucks.
Cepat-cepat Luke mandi karena ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang
Novela beri padanya.
“Kau mau kemana?” Tanya Liza.
Sayangnya Luke sama sekali tidak
mempedulikan Liza dan hal itu membuat Liza sedih. Baginya, Luke sangat berbeda
dari Tristan ataupun Ashley. Sama ketika mereka masih kecil. Luke tampak
berbeda dari anak-anak lainnya. Tapi Liza tak pernah membeda-bedakan antara
Tristan, Luke dan Ashley. Liza sama-sama menyayangi ketiganya tanpa pilih
kasih.
Setiba di tempat tujuan, Luke bisa
menemukan Novela yang sedang menunduk. Dengan jantung yang berdebar-debar, Luke
duduk tepat dihadapan Novela sehingga membuat gadis itu mengangkat wajahnya dan
menatap Luke.
“Luk, aku..” Ucap Novela.
“Aku tau. Kau sudah menikah.” Ucap
Luke.
Tentu saja Novela merasa kaget
dengan ucapan Luke. Darimana Luke tau? Bukankah ia mengadakan pernikahan secara
diam-diam tanpa sepengetahuan orang banyak? “Darimana kau tau?” Tanya Novela.
“Cody.” Jawab Luke.
“Cody? Bagaimana kabar lelaki itu?
Kapan kau bertemu dengan Cody?” Tanya Novela.
“Dia.. Dia sudah sangat keterlaluan.
Aku ingin membunuhnya tapi dia sudah mati.” Ucap Luke.
Novela tidak mengerti arah
pembicaraan Luke. Dilihat dari penampilanya, Luke sangat berantakan dan Novela
merasa kasihan. Jujur saja, ia masih mencintai Luke tetapi ia sudah dimiliki
orang lain, bahkan ia sudah menikah. Artinya ia tak akan bisa lagi menjalin
hubungan bersama Luke.
“Maafkan aku Luk. Aku menikah
diam-diam tanpa memberitahumu. Tapi mengapa Cody bisa tau kalau aku menikah?”
Ucap Novela.
“Vela, lelaki itu sangat brengsek.
Kau tidak tau kalau sebenarnya Cody-lah yang menghamili-mu.” Ucap Luke.
Untunglah Novela bisa mengontrol
diri dan menahan teriakannya. Cody? Tidak mungkin! Bahkan ia tidak ingat kapan
ia berbuat yang tidak-tidak dengan Cody. Tapi Novela sempat mencurigai lelaki
itu yang ia rasa bukan manusia biasa.
“Kau ingat saat aku pingsan? Mungkin
karena kejadian itu aku hamil. Malam harinya, aku pingsan dan seperti di bawa
terbang oleh seseorang.” Ucap Novela.
Luke merinding mendengar ucapan
Novela. “Sebaiknya kau gugurkan kandunganmu! Aku rela melihatmu dengan lelaki
lain, tapi aku tidak ingin kau pergi karena kandunganmu itu!” Ucap Luke.
Ucapan yang mampu menyayat hati Novela.
Gadis itu berusaha untuk menahan sesak di dadanya. “Sebenarnya aku juga takut
Luk. Aku hamil tapi rasanya aneh. Aku tidak merasa mual. Aku merasa seperti
terkena penyakit aneh.” Ucap Novela.
Tiba-tiba saja Luke memukul meja
sehingga membuat Novela kaget. “Jawabannya ada di Cody! Tapi lelaki itu tidak
mau membuka suara mengenai apa yang telah terjadi pada kita. Cody seperti ingin
membuat kita menderita. Sebenarnya apa maunya? Jika dia butuh bantuanku, aku
mau membantunya asalkan dia tak lagi mengangguku!” Ucap Luke.
“Tadi kau bilang Cody sudah mati?”
Tanya Novela.
Luke tersenyum sinis. “Bukankah dia
memang sudah mati dua bulan yang lalu saat kau membaca diinternet?” Tanyanya.
“Jadi maksudmu Cody bangkit lagi?
Lalu untuk apa dia bangkit lagi?” Tanya Novela.
Pertanyaan yang tidak ada
jawabannya. Luke sudah sangat lelah dihadapi oleh masalah-masalah ini.
Seandainya Cody mau mengaku dan memberi tahu apa tujuannya menghancurkan
hidupnya.
“Luk, masuk akal tidak kalau Cody
adalah Tristan?” Tanya Novela.
***
Satu bulan berlalu. Jawaban itu
belum juga datang dan hal itu membuat Luke frustrasi. Hal itu malah membuat
Luke hilang kontrol dan berbuat macam-macam. Luke suka pulang malam dan jarang
berada di rumah. Bagaimanapun juga, ia masih memiliki uang yang banyak namun
sayangnya uang itu ia habiskan demi kesenangannya. Setiap malam Luke selalu
mendatangi bar dan membuang uang demi mendapatkan kepuasan. Tentu saja disana
banyak wanita-wanita tidak baik yang mau melayaninya.
Kini Luke dikabarkan dekat dengan seorang gadis bernama Kylie, seorang
model seksi yang banyak diburu oleh pria. Namun Luke adalah orang yang
beruntung karena bisa mendapatkan Kylie. Untungnya, Luke tetap berada di
negaranya sehingga tidak berbuat onar di negara orang lain. Mungkin Luke masih
tau diri dan tidak tega meninggalkan Ibunya yang tinggal sendirian di rumah.
Menghadapi sikap buruk Luke, Liza tidak bisa berbuat apapun. Bahkan Liza rela
jika sewaktu-waktu Tuhan memisahkannya dengan Luke.
Sementara itu, di belahan bumi yang lain, Michael, Calum dan Ashton merasa
khawatir dengan Luke yang benar-benar berubah. Luke sudah menjadi gila dan
mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Banyak orang menyimpulkan bahwa Luke sudah
keluar dari 5 Seconds of Summer walau itu masih diragukan.
“Luke membutuhkan kita.” Ucap Michael.
“Benar. Kita harus menemuinya.” Ucap Calum.
“Aku heran mengapa Luke bisa sampai seperti itu. Aku sering menjumpai
foto-fotonya bersama gadis-gadis tidak baik. Pasti karena Novela.” Ucap Ashton.
Secepat mungkin mereka harus menemui Luke dan mengembalikan Luke yang
dulu. Lagi-lagi mereka harus mengorbankan karier mereka demi Luke karena mereka
rasa, ketidakhadiran Luke membuat band mereka terasa sedih walau mereka
berusaha kuat untuk tetap tersenyum dan mengatakan baik-baik saja.
“Minggu depan kalian boleh pulang.” Ucap Tami yang sepertinya juga tau
masalah yang dialami Luke.
***
Dua bulan usia janinnya dan Novela merasa baik-baik saja. Bahkan rasanya
tidak seperti hamil walau perutnya agak membesar. Kata dokter, ia harus
bersikap tenang dan menghindari stress agar bayi yang dikandungnya selalu
sehat. Albert selalu ada untuknya walau terkadang Novela mengabaikan Albert.
Setelah menikah, Novela hilang kontak dengan teman-temannya, termasuk Phoebe,
bahkan Aaron. Tapi Novela tidak peduli. Biarlah mereka mencarinya.
Mengenai Luke, Novela tentu tau apa yang sedang dialami mantannya itu
walau Novela tidak pernah mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri hubungannya
dengan Luke. Novela hanya lari meninggalkan Luke walau sebenarnya ia sangat
tidak ingin melakukannya. Novela tau, saat ini Luke sangat terpuruk dan
membutuhkan sosok yang dapat mengembalikannya menjadi dirinya yang dulu. Ia
kira, hanya ia yang bisa menyelamatkan Luke. Tapi kenyataannya salah. Ia bahkan
yang membuat semuanya bertambah buruk.
“Hei.”
Albert datang dan duduk
disampingnya. Tapi rasanya Novela malas bicara dengan Albert. Di hari-hari
sebelumnya pun ia malas bicara. Kerjaannya hanya diam di kamar, ataupun duduk
di teras. Novela juga tidak merasakan takut sama sekali jika kerjaannya yang
terlihat seperti orang yang stress dapat membahayakan bayi yang dikandungnya
juga dirinya sendiri.
“Kau.. Kau masih memikirkan Luke?”
Tanya Albert.
Sepertinya Albert paham mengenai
perasaannya pada Luke. Awalnya, Albert kaget mendengar cerita Novela yang
sangat tidak diduganya namun pada akhirnya Albert mau membantu Novela walau
orangtuanya tidak setuju. Tapi Albert tetap memaksakan diri demi Novela.
Sebenarnya Albert bisa saja mencintai Novela tapi sepertinya Novela tidak bisa
mencintainya. Tapi Albert berjanji untuk menjaga Novela dengan baik.
“Aku tak mau memikirkan Luke ataupun
semuanya.” Ucap Novela.
Entahlah yang jelas gadis itu sering
memikirkan tentang kematian dan keinginannya menyusul Tristan dan Ashley. Bisa
saja ia bunuh diri dengan cara meminum racun atau sejenisnya. Tapi Novela harus
berani melakukannya dan mau meninggalkan orang-orang yang dicintainya, termasuk
Luke.
“Aku harap kau baik-baik saja. Aku
berjanji untuk selalu menjagamu.” Ucap Albert.
***
Malam ini Luke tampak kelelahan. Ia
terlalu banyak meninum alkohol sehingga membuatnya pulang dalam keadaan yang
paling buruk seperti ini. Untunglah Liza sudah tidur jadi ia tidak akan
menimbulkan masalah untuk malam ini. Luke berjalan sempoyongan masuk ke dalam
kamar. Ia buka jaket hitam yang ia gunakan lalu ia lempar secara asal.
Kemudian, Luke tak sengaja menemukan bayangannya di cermin.
Cukup lama Luke memerhatikan
wajahnya di cermin, Luke sadar kalau dirinya sangat tidak baik-baik saja.
Wajahnya tampak berbeda dan rambutnya gondrong. Mungkin teman-temannya pada
kaget saat melihat dirinya yang sekarang. Entahlah apakah publik tau. Tapi Luke
berharap mereka tidak akan tau karena Luke tidak ingin menyakiti hati fans-nya.
Sekali lagi Luke menatap wajahnya di
cermin. Seakan-akan ia melihat Tristan disana. Wajahnya emang mirip dengan
Tristan dan Luke sangat membenci hal itu. Selalu saja ia teringat Tristan jika
ia menatap dirinya di depan cermin. Jadi, begini rasanya selama menjadi Tristan
yang enggan bercermin hanya karena takut mengingat akan sosok bernama Luke
Hemmings. Tristan memang sangat menyayanginya dan selalu menjaganya.
Luke menghela nafas berat. Ia
menjatuhkan tubuhnya di kasur dan beberapa menit kemudian ia langsung tertidur
lelap.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar