expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 13 )



“Jangan! Ku mohon jangan!” Rintih gadis itu.

            Namun si pemuda yang sudah tidak bisa menahan nafsunya itu langsung merobek baju yang digunakan gadis itu. Alhasil gadis itu kini hanya memakai pakaian dalam dan itu membuat si pemuda itu semakin bernafsu. Nafasnya menggebu-gebu. Dilihatnya gadis yang baginya sangat cantik dan mau tidak mau ia harus memiliki gadis itu sekalipun gadis itu tidak suka dengannya.

            “Ku mohon jangan..”

            Suara gadis itu mulai mengecil. Sepertinya gadis malang itu sudah lelah dan pasrah dengan apa yang dilakukan pemuda itu. Gadis itu membiarkan pemuda itu asyik dalam permainannya tanpa memahami perasaannya. Tentu saja gadis itu merasakan kesakitan tapi ia menahannya. Sebagai gantinya, gadis itu meneteskan air mata dan teringat akan wajah kedua orangtuanya. Ayah.. Ibu.. Maafkan aku…

            Malam itu tampak sempurna bagi pemuda kejam itu. Dia sangat puas merusak hal yang paling berharga yang dimiliki gadis itu. Di dalam hatinya sama sekali tidak ada rasa kasihan atau apa. Yang jelas segala keinginannya untuk memiliki gadis itu sudah tercapai. Dalam terangnya lampu kamar, pemuda itu tersenyum melihat gadis yang benar-benar menarik minatnya. Dia menyentuh pipi gadis itu lalu mengelusnya lembut.

            “Kau sudah menjadi milikku, Novela..” Ucapnya.

***

            “VELA! BANGUN! BANGUN SAYANG KAMU SUDAH TELAT!!”

            Bekali-kali Mia membangunkan putrinya tapi percuma saja. Novela masih asyik dengan mimpinya sehingga sulit untuk bangun. Tapi akhirnya Novela bangun dengan keringat yang membasahi wajahnya. Tampaknya gadis itu sanga ketakutan. Tau akan hal itu, Mia langsung memeluk putrinya yang sepertinya ingin menangis.

            “Kamu tidak apa-apa sayang?” Tanya Mia sambil mengelus punggung anaknya.

            Butuh beberapa waktu bagi Novela untuk menenangkan diri. Kemudian Mia melepas pelukannya. “Vela baru dapat mimpi buruk.” Ucap Novela.

            “Tumben sekali. Sekalipun dapat mimpi buruk, kamu tidak akan bangun dengan wajah ketakutan seperti itu.” Ucap Mia.

            Novela menghela nafas panjang. Gadis itu menyibak rambutnya kebelakang dan terlihat seperti orang yang sedang frustrasi. Mimpinya sangatlah mengerikan dan rasanya nyata sekali. Disana, Novela bertemu dengan Cody dan diperkosa oleh Cody tanpa perasaan. Mimpi yang sangat aneh yang dapat membuatnya takut seperti itu. Novela berharap setelah ini ia akan baik-baik saja dan menganggap Cody hanyalah ilusinya saja. Setelah membaik, Novela menatap Ibunya dan heran untuk apa Ibunya membangunkannya padahal hari ini hari libur. Namun tiba-tiba saja Novela teringat sesuatu.

            “Luke dan lainnya sudah menunggumu di luar. Bukankah kalian ingin jalan-jalan bersama?” Ucap Mia.

            Langsung saja Novela bangkit lalu berlari ke kamar mandi. Sesuai permintaan Luke, Luke ingin mengajaknya jalan-jalan entah kemana bersama Calum, Ashley dan Michael. Ashton belum pulang dan entahlah kapan ia pulang. Walau kondisi badannya tidak baik akibat mimpi itu, Novela tetap memaksakan diri karena tidak ingin mengecewakan Luke. Setiba di luar, Novela memaksakan diri tersenyum menyapa semuanya.

            “Sang putri baru saja bangun.” Ucap Michael.

            Luke menatap Novela yang sedang tidak baik. Luke tau ada yang tidak beres dengan gadis itu. Tampaknya gadis itu tidak tenang. Tapi Luke membiarkannya dan menunggu Novela bercerita padanya. Novela datang mendekatinya dan Luke langsung merangkul Novela. Hanya Michael yang masih sendiri. Sepertinya Michael bersiap-siap menjadi kacang disana.

            “Seharusnya aku bawa teman perempuan biar tidak sendiri.” Ucap Michael sambil mengacak-acak rambutnya.

            “Makanya cari pacar jangan diam saja. Aku saranain lebih baik kau pilih satu dari sekian banyak fans-mu itu, pasti salah satu diantara mereka ada yang menarik hatimu.” Ucap Calum.

            Kelima-nya pun masuk ke dalam mobil. Luke dan Novela berada di depan sedangkan sisanya duduk di belakang. Bagi Ashley, ini pertama kalinya ia pergi keluar setelah ia terkena penyakit kanker. Kata Luke, Ashley harus merasakan udara luar agar kondisinya bertambah semakin baik. Mobil itupun melaju dengan kecepatan sedang. Karena sendirian, Michael memutuskan mendengarkan lagu lewat headset sambil menatap pemandangan di luar kaca jendela.

            “Luk..” Ucap Novela pelan dengan suara yang terdengar lagu.

            “Ya?” Ucap Luke yang masih fokus ke depan sana.

            “Aku.. Aku takut.” Ucap Novela. Mimpi itu membuatnya ketakutan dan Novela merasa bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan dan ia takut jika hal itu terjadi.

            “Nanti kita bicarakan, oke?” Ucap Luke dan diangguki Novela.

            Sedangkan dibelakang sana, Calum dan Ashley bercanda tanpa mempedulikan kekesalan Michael. Calum sibuk menceritakan cerita-cerita lucu pada Ashley yang membuat Ashley tidak bisa untuk tidak tertawa. Hanya Calum yang bisa membuat Ashley seceria ini dan melupakan segalanya. Hanya Calum. Ashley akan berjuang sembuh demi Calum, juga Ibunya, Luke dan tentunya Tristan yang sudah tenang di alam sana.

            Mobil itu masuk ke dalam kawasan yang nampak seperti taman umum karena selain cocok digunakan anak-anak, remaja dan dewasa juga cocok pergi kesana semisal untuk olahraga dan piknik. Novela tentu pernah ke tempat ini sebelumnya. Tempat yang baginya cocok untuk menceritakan segala keluh kesal yang ia rasakan.

            “Sesuai atas permintaan Calum. Aku akan mencari cintaku disini. Tentu saja adalah fans-ku.” Ucap Michael lalu tiba-tiba aja menghilang. Cowok itu tidak merasa takut atau apa karena toh tidak ada yang membunuhnya disini.

            Luke menatap Calum. “Cal, jaga Ashley baik-baik.” Ucapnya.

            Calum tersenyum sambil mengangguk. “Siap bos!” Ucapnya lalu merangkul Ashley dan meninggalkan Luke.

            Setelah mereka pergi, Luke dan Novela saling bertatapan. “Kalau kau ingin menangis, menangis saja.” Ucap Luke.

            Mereka menemukan tempat yang nyaman untuk mereka duduki yang suasananya lumayan sepi. Luke membuka beberapa makanan yang sengaja ia bawa agar tidak repot beli disini. Baginya, waktu bersama Novela sangat berharga. Setelah ia kembali ke pekerjaannya, Luke akan jarang mengabiskan waktu bersama gadis yang sangat ia cintai itu.

            “Aku.. aku tadi mendapat mimpi buruk.” Ucap Novela membuka suara.

            “Ohya? Tentang apa kalau boleh tau?” Tanya Luke.

            Jujur saja, Novela malu menceritakannya karena mimpinya terkesan menjijikkan. “Aku.. Aku diperkosa oleh Cody dan rasanya begitu nyata.” Jawabnya.

            Tentu saja Luke kaget mendengar jawaban yang diberikan Novela. Lelaki itu lagi. Luke amat malas membahas soal Cody walau rasanya Cody sangat misterius dan harus ia selidiki. Pasti Cody sedang melakukan rencana besar demi merebut Novela darinya. Artinya, Luke harus bersiap dalam segala situasi karena Luke sudah berjanji untuk selalu mengaja Novela. Jika Novela terluka, Luke berjanji untuk menerima apapun hukumannya.

            “Sejujurnya, aku penasaran dengan Cody. Rasanya seperti bertemu sosok yang sudah lama tidak aku jumpai. Dan mata birunya itu mengingatkanku pada seseorang.” Ucap Luke.

            “Tristan.” Ucap Novela singkat.

            Luke merinding mendengar nama itu. “Jadi, apakah Tristan bangkit lagi dan ingin merebutmu dariku? Aku tau dulu kau sangat mencintai Tristan dan aku yang menyebabkan kematian Tristan.” Ucap Luke.

            Novela tidak sanggup mengingat masa lalu itu. Gadis itu pun mulai meneteskan air mata. “Luk, bukankah aku sudah merelakan Tristan pergi? Aku mencintaimu bukan karena kau mirip dengan Tristan. Aku mencintaimu karena itulah kata hatiku.” Ucap Novela.

            “Aku tau Vela. Tapi Cody.. Aku penasaran dengannya. Aku takut kalau-kalau Cody adalah jelmaan Tristan dan ingin membalas dendam padaku dengan cara merebutmu dariku.” Ucap Luke.

            Novela pun menatap Luke dengan lekat lalu menyentuh lembut pipi Luke. “Luk, apa selama ini Tristan pernah membencimu? Kau salah. Tristan amat menyayangimu. Tristan tidak pernah menyimpan rasa padaku walau aku tidak tau bagaimana hatinya. Kau terlalu banyak membaca dongeng sehingga kau mengatakan Cody adalah jelmaan Tristan. Itu mustahil. Orang yang sudah mati tidak akan bangkit lagi. Dia akan bahagia di surga.” Ucap Novela.

            “Tapi, kenapa rasanya begitu nyata? Kau tau, aku juga merasakan ketakutan semenjak aku bertemu Cody. Lantas, apa yang harus kita lakukan?” Ucap Luke.

            Yang ditanya tidak menjawab. Sebagai gantinya, Novela menutup jarak antara ia dengan Luke. Kemudian Novela mendekatkan wajahnya ke wajah Luke. Luke bisa menebak hal apa yang akan dilakukan gadis itu dan ini merupakan kesempatan yang sangat jarang ia dapatkan dari Novela. Novela menciumnya dan dengan senang hati Luke membalas ciuman Novela. Sebuah ciuman yang indah. Cukup lama mereka berciuman dan rasanya ciuman mereka semakin panas. Luke semakin mengeratkan tangannya di pinggang Novela. Jika saja ada yang melihat mereka, entahlah apa yang terjadi selanjutnya. Pastinya Novela akan dicaci maki oleh fans Luke karena tentunya mereka merasa sakit hati melihat idola mereka berciuman walau dengan kekasih sendiri.

            Perlahan, Novela melonggarkan ciumannya dan bibirnya lepas dari bibir Luke. Novela bisa melihat senyum Luke yang sangat-sangat manis. Jika saja ia tidak bisa menahan nafsu, mungkin saja ia dan Luke sudah melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan sebelum menikah. Tapi di zaman sekarang, pergaulan sudah sangat bebas dan melakukan hal yang dilarang itu sudah menjadi hal yang biasa.

            “Kalau begini caranya, aku tidak tahan untuk melakukan hal yang lebih. Yang lebih panas dari ciuman.” Ucap Luke.

            “Tentu saja boleh. Aku mau kok asalkan kau berani berhadapan dengan orangtuaku lalu meminta restu untuk melangsungkan pernikahan kita, setelah itu kau bebas melakukan apapun yang kau mau.” Ucap Novela diakhiri senyum manisnya.

            Luke mendengus kesal. “Ayolah. Aku sudah tak tahan lagi.” Rengek Luke seperti anak kecil.

            Novela tertawa lalu tiba-tiba kaget menyadari ada sosok lain selain mereka berdua. Sosok yang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca dan itu sukses membuat hati Novela menjadi perih.

***

            Dengan susah payah Calum mengejar Ashley yang emang pada dasarnya ingin kembali ke masa kecilnya dulu. Dulu, Ashley suka bermain kejar-kejaran bersama dua kakaknya. Tapi Ashley ingat disana Luke tak begitu menikmati permainan dan kalau kalah suka menangis. Sekarang, Ashley meminta Calum yang mengejarnya. Awalnya Calum menolak karena takut jika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Demi kebahagiaan Ashley, Calum mau-mau saja bermain kejar-kejaran bersama Ashley.

            Beberapa orang memandangi keduanya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Calum dan Ashley terlihat seperti anak kecil. Tapi keduanya sangat bahagia. Dari jauh, Calum melihat Ashley yang mulai kelelahan lalu gadis itu memutuskan untuk duduk sambil mengelap keringatnya. Secepat mungkin Calum menyusul Ashley lalu duduk disamping Ashley.

            “Jika Luke sampai tau kalau kau keringetan seperti ini, dia pasti akan marah besar padaku.” Ucap Calum.

            Ashley cemberut mendengar ucapan Calum. “Jangan pikirkan kak Luke. Aku berani bertaruh kalau kak Luke dengan kak Vela sedang melakukan adegan-adegan panas di tempat yang sepi.” Ucapnya.

            Langsung saja Calum mencubit pipi Ashley. Tapi Ashley membalasnya dengan lebih keras karena Ashley sangat menyukai pipi Calum yang enak untuk dicubit. “Otakmu isinya mesum semua. Gimana kalau aku cium kamu sekarang?” Ucap Calum.

            Tanpa persetujuan Ashley, dengan gerakan cepat Calum langsung mencium bibir Ashley dengan panas. Tapi sepertinya Ashley tak keberatan dengan apa yang dilakukan Calum. Ashley malah menikmatinya. Walau tidak sepanas seperti ciuman Luke dan Novela, tapi bagi mereka ciuman itu memberikan arti yang spesial untuk mereka. Dan ketika Calum melepaskan ciumannya, alangkah kagetnya Calum mendapati Ashley yang tak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari hidungnya.

            “Ash, bangun Ash! Bangun!” Teriak Calum.

            Untunglah Ashley masih bernafas dan Calum merasa bersalah sekali. Luke pasti marah besar dengannya dan ia takut jika hubungannya dengan Ashley nantinya tidak akan seperti hubungan mereka yang sebelumnya.

            “Bertahanlah, Ash..”

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar