“Jangan! Ku
mohon jangan!” Rintih gadis itu.
Namun si pemuda yang sudah tidak
bisa menahan nafsunya itu langsung merobek baju yang digunakan gadis itu.
Alhasil gadis itu kini hanya memakai pakaian dalam dan itu membuat si pemuda
itu semakin bernafsu. Nafasnya menggebu-gebu. Dilihatnya gadis yang baginya
sangat cantik dan mau tidak mau ia harus memiliki gadis itu sekalipun gadis itu
tidak suka dengannya.
“Ku mohon jangan..”
Suara gadis itu mulai mengecil.
Sepertinya gadis malang itu sudah lelah dan pasrah dengan apa yang dilakukan
pemuda itu. Gadis itu membiarkan pemuda itu asyik dalam permainannya tanpa
memahami perasaannya. Tentu saja gadis itu merasakan kesakitan tapi ia
menahannya. Sebagai gantinya, gadis itu meneteskan air mata dan teringat akan
wajah kedua orangtuanya. Ayah.. Ibu.. Maafkan aku…
Malam itu tampak sempurna bagi
pemuda kejam itu. Dia sangat puas merusak hal yang paling berharga yang
dimiliki gadis itu. Di dalam hatinya sama sekali tidak ada rasa kasihan atau
apa. Yang jelas segala keinginannya untuk memiliki gadis itu sudah tercapai.
Dalam terangnya lampu kamar, pemuda itu tersenyum melihat gadis yang
benar-benar menarik minatnya. Dia menyentuh pipi gadis itu lalu mengelusnya
lembut.
“Kau sudah menjadi milikku,
Novela..” Ucapnya.
***
“VELA! BANGUN! BANGUN SAYANG KAMU
SUDAH TELAT!!”
Bekali-kali Mia membangunkan
putrinya tapi percuma saja. Novela masih asyik dengan mimpinya sehingga sulit
untuk bangun. Tapi akhirnya Novela bangun dengan keringat yang membasahi
wajahnya. Tampaknya gadis itu sanga ketakutan. Tau akan hal itu, Mia langsung
memeluk putrinya yang sepertinya ingin menangis.
“Kamu tidak apa-apa sayang?” Tanya
Mia sambil mengelus punggung anaknya.
Butuh beberapa waktu bagi Novela
untuk menenangkan diri. Kemudian Mia melepas pelukannya. “Vela baru dapat mimpi
buruk.” Ucap Novela.
“Tumben sekali. Sekalipun dapat
mimpi buruk, kamu tidak akan bangun dengan wajah ketakutan seperti itu.” Ucap
Mia.
Novela menghela nafas panjang. Gadis
itu menyibak rambutnya kebelakang dan terlihat seperti orang yang sedang
frustrasi. Mimpinya sangatlah mengerikan dan rasanya nyata sekali. Disana,
Novela bertemu dengan Cody dan diperkosa oleh Cody tanpa perasaan. Mimpi yang
sangat aneh yang dapat membuatnya takut seperti itu. Novela berharap setelah
ini ia akan baik-baik saja dan menganggap Cody hanyalah ilusinya saja. Setelah
membaik, Novela menatap Ibunya dan heran untuk apa Ibunya membangunkannya
padahal hari ini hari libur. Namun tiba-tiba saja Novela teringat sesuatu.
“Luke dan lainnya sudah menunggumu
di luar. Bukankah kalian ingin jalan-jalan bersama?” Ucap Mia.
Langsung saja Novela bangkit lalu
berlari ke kamar mandi. Sesuai permintaan Luke, Luke ingin mengajaknya
jalan-jalan entah kemana bersama Calum, Ashley dan Michael. Ashton belum pulang
dan entahlah kapan ia pulang. Walau kondisi badannya tidak baik akibat mimpi
itu, Novela tetap memaksakan diri karena tidak ingin mengecewakan Luke. Setiba
di luar, Novela memaksakan diri tersenyum menyapa semuanya.
“Sang putri baru saja bangun.” Ucap
Michael.
Luke menatap Novela yang sedang
tidak baik. Luke tau ada yang tidak beres dengan gadis itu. Tampaknya gadis itu
tidak tenang. Tapi Luke membiarkannya dan menunggu Novela bercerita padanya.
Novela datang mendekatinya dan Luke langsung merangkul Novela. Hanya Michael
yang masih sendiri. Sepertinya Michael bersiap-siap menjadi kacang disana.
“Seharusnya aku bawa teman perempuan
biar tidak sendiri.” Ucap Michael sambil mengacak-acak rambutnya.
“Makanya cari pacar jangan diam
saja. Aku saranain lebih baik kau pilih satu dari sekian banyak fans-mu itu,
pasti salah satu diantara mereka ada yang menarik hatimu.” Ucap Calum.
Kelima-nya pun masuk ke dalam mobil.
Luke dan Novela berada di depan sedangkan sisanya duduk di belakang. Bagi
Ashley, ini pertama kalinya ia pergi keluar setelah ia terkena penyakit kanker.
Kata Luke, Ashley harus merasakan udara luar agar kondisinya bertambah semakin
baik. Mobil itupun melaju dengan kecepatan sedang. Karena sendirian, Michael
memutuskan mendengarkan lagu lewat headset
sambil menatap pemandangan di luar kaca jendela.
“Luk..” Ucap Novela pelan dengan
suara yang terdengar lagu.
“Ya?” Ucap Luke yang masih fokus ke
depan sana.
“Aku.. Aku takut.” Ucap Novela.
Mimpi itu membuatnya ketakutan dan Novela merasa bahwa mimpinya itu akan
menjadi kenyataan dan ia takut jika hal itu terjadi.
“Nanti kita bicarakan, oke?” Ucap
Luke dan diangguki Novela.
Sedangkan dibelakang sana, Calum dan
Ashley bercanda tanpa mempedulikan kekesalan Michael. Calum sibuk menceritakan
cerita-cerita lucu pada Ashley yang membuat Ashley tidak bisa untuk tidak
tertawa. Hanya Calum yang bisa membuat Ashley seceria ini dan melupakan
segalanya. Hanya Calum. Ashley akan berjuang sembuh demi Calum, juga Ibunya,
Luke dan tentunya Tristan yang sudah tenang di alam sana.
Mobil itu masuk ke dalam kawasan
yang nampak seperti taman umum karena selain cocok digunakan anak-anak, remaja
dan dewasa juga cocok pergi kesana semisal untuk olahraga dan piknik. Novela
tentu pernah ke tempat ini sebelumnya. Tempat yang baginya cocok untuk
menceritakan segala keluh kesal yang ia rasakan.
“Sesuai atas permintaan Calum. Aku
akan mencari cintaku disini. Tentu saja adalah fans-ku.” Ucap Michael lalu
tiba-tiba aja menghilang. Cowok itu tidak merasa takut atau apa karena toh
tidak ada yang membunuhnya disini.
Luke menatap Calum. “Cal, jaga
Ashley baik-baik.” Ucapnya.
Calum tersenyum sambil mengangguk. “Siap
bos!” Ucapnya lalu merangkul Ashley dan meninggalkan Luke.
Setelah mereka pergi, Luke dan
Novela saling bertatapan. “Kalau kau ingin menangis, menangis saja.” Ucap Luke.
Mereka menemukan tempat yang nyaman
untuk mereka duduki yang suasananya lumayan sepi. Luke membuka beberapa makanan
yang sengaja ia bawa agar tidak repot beli disini. Baginya, waktu bersama
Novela sangat berharga. Setelah ia kembali ke pekerjaannya, Luke akan jarang
mengabiskan waktu bersama gadis yang sangat ia cintai itu.
“Aku.. aku tadi mendapat mimpi
buruk.” Ucap Novela membuka suara.
“Ohya? Tentang apa kalau boleh tau?”
Tanya Luke.
Jujur saja, Novela malu
menceritakannya karena mimpinya terkesan menjijikkan. “Aku.. Aku diperkosa oleh
Cody dan rasanya begitu nyata.” Jawabnya.
Tentu saja Luke kaget mendengar
jawaban yang diberikan Novela. Lelaki itu lagi. Luke amat malas membahas soal
Cody walau rasanya Cody sangat misterius dan harus ia selidiki. Pasti Cody
sedang melakukan rencana besar demi merebut Novela darinya. Artinya, Luke harus
bersiap dalam segala situasi karena Luke sudah berjanji untuk selalu mengaja
Novela. Jika Novela terluka, Luke berjanji untuk menerima apapun hukumannya.
“Sejujurnya, aku penasaran dengan
Cody. Rasanya seperti bertemu sosok yang sudah lama tidak aku jumpai. Dan mata
birunya itu mengingatkanku pada seseorang.” Ucap Luke.
“Tristan.” Ucap Novela singkat.
Luke merinding mendengar nama itu.
“Jadi, apakah Tristan bangkit lagi dan ingin merebutmu dariku? Aku tau dulu kau
sangat mencintai Tristan dan aku yang menyebabkan kematian Tristan.” Ucap Luke.
Novela tidak sanggup mengingat masa
lalu itu. Gadis itu pun mulai meneteskan air mata. “Luk, bukankah aku sudah
merelakan Tristan pergi? Aku mencintaimu bukan karena kau mirip dengan Tristan.
Aku mencintaimu karena itulah kata hatiku.” Ucap Novela.
“Aku tau Vela. Tapi Cody.. Aku
penasaran dengannya. Aku takut kalau-kalau Cody adalah jelmaan Tristan dan
ingin membalas dendam padaku dengan cara merebutmu dariku.” Ucap Luke.
Novela pun menatap Luke dengan lekat
lalu menyentuh lembut pipi Luke. “Luk, apa selama ini Tristan pernah
membencimu? Kau salah. Tristan amat menyayangimu. Tristan tidak pernah
menyimpan rasa padaku walau aku tidak tau bagaimana hatinya. Kau terlalu banyak
membaca dongeng sehingga kau mengatakan Cody adalah jelmaan Tristan. Itu
mustahil. Orang yang sudah mati tidak akan bangkit lagi. Dia akan bahagia di
surga.” Ucap Novela.
“Tapi, kenapa rasanya begitu nyata?
Kau tau, aku juga merasakan ketakutan semenjak aku bertemu Cody. Lantas, apa
yang harus kita lakukan?” Ucap Luke.
Yang ditanya tidak menjawab. Sebagai
gantinya, Novela menutup jarak antara ia dengan Luke. Kemudian Novela
mendekatkan wajahnya ke wajah Luke. Luke bisa menebak hal apa yang akan
dilakukan gadis itu dan ini merupakan kesempatan yang sangat jarang ia dapatkan
dari Novela. Novela menciumnya dan dengan senang hati Luke membalas ciuman
Novela. Sebuah ciuman yang indah. Cukup lama mereka berciuman dan rasanya
ciuman mereka semakin panas. Luke semakin mengeratkan tangannya di pinggang
Novela. Jika saja ada yang melihat mereka, entahlah apa yang terjadi
selanjutnya. Pastinya Novela akan dicaci maki oleh fans Luke karena tentunya
mereka merasa sakit hati melihat idola mereka berciuman walau dengan kekasih
sendiri.
Perlahan, Novela melonggarkan
ciumannya dan bibirnya lepas dari bibir Luke. Novela bisa melihat senyum Luke
yang sangat-sangat manis. Jika saja ia tidak bisa menahan nafsu, mungkin saja
ia dan Luke sudah melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan sebelum menikah.
Tapi di zaman sekarang, pergaulan sudah sangat bebas dan melakukan hal yang
dilarang itu sudah menjadi hal yang biasa.
“Kalau begini caranya, aku tidak
tahan untuk melakukan hal yang lebih. Yang lebih panas dari ciuman.” Ucap Luke.
“Tentu saja boleh. Aku mau kok
asalkan kau berani berhadapan dengan orangtuaku lalu meminta restu untuk
melangsungkan pernikahan kita, setelah itu kau bebas melakukan apapun yang kau
mau.” Ucap Novela diakhiri senyum manisnya.
Luke mendengus kesal. “Ayolah. Aku
sudah tak tahan lagi.” Rengek Luke seperti anak kecil.
Novela tertawa lalu tiba-tiba kaget
menyadari ada sosok lain selain mereka berdua. Sosok yang menatapnya dengan
mata yang berkaca-kaca dan itu sukses membuat hati Novela menjadi perih.
***
Dengan susah payah Calum mengejar
Ashley yang emang pada dasarnya ingin kembali ke masa kecilnya dulu. Dulu,
Ashley suka bermain kejar-kejaran bersama dua kakaknya. Tapi Ashley ingat
disana Luke tak begitu menikmati permainan dan kalau kalah suka menangis.
Sekarang, Ashley meminta Calum yang mengejarnya. Awalnya Calum menolak karena
takut jika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Demi kebahagiaan Ashley,
Calum mau-mau saja bermain kejar-kejaran bersama Ashley.
Beberapa orang memandangi keduanya
sambil menggeleng-gelengkan kepala. Calum dan Ashley terlihat seperti anak
kecil. Tapi keduanya sangat bahagia. Dari jauh, Calum melihat Ashley yang mulai
kelelahan lalu gadis itu memutuskan untuk duduk sambil mengelap keringatnya.
Secepat mungkin Calum menyusul Ashley lalu duduk disamping Ashley.
“Jika Luke sampai tau kalau kau
keringetan seperti ini, dia pasti akan marah besar padaku.” Ucap Calum.
Ashley cemberut mendengar ucapan
Calum. “Jangan pikirkan kak Luke. Aku berani bertaruh kalau kak Luke dengan kak
Vela sedang melakukan adegan-adegan panas di tempat yang sepi.” Ucapnya.
Langsung saja Calum mencubit pipi
Ashley. Tapi Ashley membalasnya dengan lebih keras karena Ashley sangat
menyukai pipi Calum yang enak untuk dicubit. “Otakmu isinya mesum semua. Gimana
kalau aku cium kamu sekarang?” Ucap Calum.
Tanpa persetujuan Ashley, dengan
gerakan cepat Calum langsung mencium bibir Ashley dengan panas. Tapi sepertinya
Ashley tak keberatan dengan apa yang dilakukan Calum. Ashley malah
menikmatinya. Walau tidak sepanas seperti ciuman Luke dan Novela, tapi bagi
mereka ciuman itu memberikan arti yang spesial untuk mereka. Dan ketika Calum
melepaskan ciumannya, alangkah kagetnya Calum mendapati Ashley yang tak
sadarkan diri dengan darah yang keluar dari hidungnya.
“Ash, bangun Ash! Bangun!” Teriak
Calum.
Untunglah Ashley masih bernafas dan
Calum merasa bersalah sekali. Luke pasti marah besar dengannya dan ia takut
jika hubungannya dengan Ashley nantinya tidak akan seperti hubungan mereka yang
sebelumnya.
“Bertahanlah, Ash..”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar