“Maafkan aku karena aku tidak sempat menjengukmu.” Ucap Aaron.
Siang itu, Aaron mengajak Novela
makan siang di kantin kampus yang sudah sepi. Novela takut dilihat banyak orang
dan akan menimbulkan gosip yang tidak-tidak. Awalnya Novela ingin mengajak Phoebe
tapi Phoebe tidak mau karena takut dikacangin. Sepertinya Phoebe lebih
menyukainya bersama Aaron dibanding Luke.
“Tidak apa-apa. Aku sudah sembuh.”
Ucap Novela.
Aaron menatap Novela ragu. “Luke
sudah pulang ya?” Tanyanya.
“Iya. Kenapa?” Tanya Novela.
Untunglah Aaron tidak tau menahu
tentang masalah keluarga Luke dan penyebab Luke pulang ke Sydney dan
meninggalkan konser. “Pasti kau sangat bahagia.” Ucap Aaron.
Aaron yang menyedihkan. Novela tidak
ingin terlalu banyak menyakiti hati Aaron. Tapi kenapa Aaron tetap keras
kepala? Bisakah Aaron mencari cinta-nya yang lain? Novela sudah dipusingkan
oleh masalah-masalahnya terutama Cody dan tulisan misterius itu. Entahlah tapi
Novela merasa Cody ada hubungannya dengan tulisan misterius itu. Novela berharap
hari ini ia bisa bertemu dengan Cody.
“Sebaiknya kau hapus saja rasa
cintamu itu. Aku mencintai Luke begitupun sebaliknya.” Ucap Novela.
“Ya.. Ya aku mengerti. Tapi aku akan
tetap menunggumu putus dengan Luke.” Ucap Aaron.
Dasar keras kepala! Batin Novela.
Sifat yang mirip dengan Luke. Aaron dan Luke sama-sama keras kepala. “Kalaupun
aku putus dengan Luke, belum tentu aku mau menjadi pacarmu.” Dan bayangan Cody
pun muncul menghiasi wajahnya. Jika saja ia tidak pacaran dengan Luke,
kemungkinan besar ia jatuh cinta dengan Cody.
***
Entahlah apa yang membuat Michael
berteriak seperti orang gila. Kebetulan Tami melewati kamar Michael. Langsung
saja gadis itu masuk ke dalam kamar Michael. Seperti biasa. Michael bermain Play Station tapi rasanya kasihan kalau
bermain sendirian. Tapi bukan karena game
itu yang membuat Michael berteriak.
“Akhirnya Luke membalas Direct Message-ku!” Seru Michael.
Tami menggeleng-gelengkan kepala
melihat tingkah laku Michael. Namun Tami senang sekali karena jarang lho ia
menemukan cowok seperti Michael yang dengan mudahnya dapat membuat orang
disekitarnya bahagia hanya karena melihat wajahnya saja.
“Memangnya selama ini kalian tidak
pernah berkomunikasi?” Tanya Tami.
Michael menoleh ke arah Tami. “Ya.
Luke selalu mengabaikanku. Nomor HP-nya sudah dia ganti dan Luke jarang bermain
di media sosial.” Jawabnya.
“Luke membalas apa?” Tanya Tami.
“Dia sangat merindukanku, juga
Ashton dan Calum. Kau juga. Katanya Luke sangat merindukan ocehan-mu.” Jawab
Michael.
Tami tertawa mendengar jawaban
Michael. Sudah lama ia tidak melihat Luke dan Tami sangat merindukan cowok itu.
Baginya, Luke yang paling bandel diantara keempatnya walau kenyataannya Luke
yang paling banyak diam dan jarang bertingkah aneh.
“Aku ingin membicarakan soal Ashton
dan Calum.” Ucap Michael tiba-tiba. Wajahnya berubah menjadi serius.
“Bukankah kau pernah bilang kalau
mereka sama-sama naksir Ashley?” Tanya Tami.
“Iya. Itu masalahnya! Ashton
mengancam kalau Calum sampai pacaran dengan Ashley, dia akan keluar dari band.”
Ucap Michael.
Tentu saja Tami kaget mendengar
ucapan Michael. Kemudian Michael menjelaskan sedetail-detail-nya tentang masalah
diantara Calum dan Ashton yang ada hubungannya dengan Ashley serta janji itu.
Pantas saja Ashton merasa marah pada Calum padahal Ashton-lah yang pertama kali
menyukai Ashley tapi karena janji itu, Luke tidak suka jika Ashton menyukai
Ashley dan Ashton pun mundur. Namun setelah itu, Calum mencoba mendekati Ashley
dan membuat gadis itu menyukainya tanpa memikirkan janji yang sudah mereka
buat.
“Mike, Ashley sedang sakit.
Sebaiknya kau kasih tau saja ke Ashton agar dia mengerti. Kalau seandainya
Ashley menyukai Calum, berilah pengertian ke Ashton. Ini semua demi Ashley dan
kesembuhannya.” Ucap Tami.
“Aku juga berpikir seperti itu. Tapi
aku tidak berani memberitahu Ashton. Aku takut Ashton bakal kabur.” Ucap
Michael.
“Aku tidak mengatakan kalau kau
harus memberitahunya sekarang. Nanti setelah konser selesai kau harus
memberitahu Ashton.” Ucap Tami.
“Tapi aku tidak berani. Biarlah
Ashton sendiri yang mencari tau.” Ucap Michael.
“Dan aku sudah tau sekarang.” Ucap
sebuah suara yang tidak lain adalah Ashton.
***
Kondisi Ashley mulai membaik. Berkat
Luke, Ashley jadi semakin semangat demi menyembuhkan penyakitnya walau
terkadang Ashley merasa frustrasi. Banyak sekali macam obat herbal yang ia
minum. Walau rasanya tidak enak, tapi Ashley tetap berjuang memakannya. Ashley
ingin membuat Ibu dan Kakak-nya tersenyum melihat perjuangannya. Kata Luke,
sebentar lagi 5 Seconds of Summer akan pulang dan ia akan bertemu Calum. Ashley
tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ia menyukai Calum. Luke pun tidak keberatan
jika ia menjalin hubungan dengan teman satu band kakaknya.
Malam itu, Ashley belajar dengan
serius walau rasanya susah menerima pelajaran karena kondisinya yang seperti
itu. Ashley mudah lelah dan malas. Apalagi kepalanya yang suka sekali sakit dan
membuatnya ingin pingsan saja. Kata gurunya, nilai-nilai Ashley banyak yang
turun dan mereka heran. Liza hanya memberitahu perihal penyakitnya kepada
kepala sekolah saja dan tidak kepada guru-guru lain. Kalau begini caranya,
bagaimana bisa ia menjadi seorang dokter? Tiba-tiba saja Ashley meneteskan air
mata.
‘Aku tidak ingin mati.’ Batin
Ashley. Tapi jika ia harus mati dalam waktu yang sedekat ini, maka Ashley tidak
bisa berbuat apapun. Tuhan-lah yang mengatur hidup ini dan Ashley tidak bisa
menolak takdir Tuhan sekalipun itu menyakitkan. Salah satunya adalah Tristan.
Ashley tidak bisa mengembalikan Tristan disisinya. Tapi andai saja jika saat
itu ia yang mendonorkan ginjal-nya ke Luke dan bukan Tristan, dan jika
ginjal-nya cocok untuk Luke, pasti sampai saat ini Tristan masih hidup bahkan
Tristan masih bisa kuliah dan meraih cita-citanya menjadi seorang dokter.
“Apa kabar kak Tris? Apa yang sedang
kak Tris lakukan disana? Apa kak Tris tau kalau Ashley terkena kanker?” Tanya
Ashley sambil melihat foto Tristan.
Akibat penyakit yang dideritanya,
Ashley jadi sangat merindukan sosok Tristan walau sudah ada Luke disini. Tapi
bagaimanapun juga Tristan tidak bisa tergantikan oleh sosok manapun sekalipun
itu Luke, walau Luke dan Tristan sangat mirip. Terakhir, Ashley mencium foto
Tristan dan berharap ia akan bertemu Tristan di mimpinya nanti.
***
“We
meet again.”
Jantung Novela berdebar kencang
mendengar suara itu. Cody! Cowok itu tetap sama seperti pertama kali ia lihat.
Bahkan sekarang Cody semakin tampan. Akhirnya orang yang ditunggu-tunggu-nya
pun datang juga. Tapi Novela merasa bodoh karena ia bingung mau bicara apa ke
Cody. Otaknya blank dan ia tidak bisa
menemukan pertanyaan-pertanyaan yang akan ia tanyakan ke Cody.
“Kau.. aku penasaran denganmu.” Ucap
Novela.
Cody tersenyum lalu duduk di samping
Novela. “Sekarang aku memberimu tiga pertanyaan dan aku akan menjawabnya dengan
jujur.” Ucapnya.
Novela menatap Cody. Benarkah apa
yang dikatakan cowok itu? Tapi sungguh Novela bingung mau menanyakan hal apa
karena otaknya benar-benar kosong. Sedangkan saat ia tidak bersama Cody,
pertanyaan-pertanyaan itu datang memenuhi otaknya. Novela menjadi kesal dengan
dirinya sendiri.
“Nama aslimu siapa?” Tanya Novela.
Bodoh!
“Cody William Ramirez.” Jawab Cody.
Novela menarik nafas dalam-dalam.
Baginya itu merupakan pertanyaan bodoh. Tapi sungguh Novela bingung mau
menanyakan apa ke Cody. Setidaknya ia sudah bertanya dan berharap dipertemuan
selanjutnya Cody akan memberinya kesempatan untuk bertanya. Sekarang tinggal
dua pertanyaan yang masih tersisa.
“Apa kau.. apa kau mengenal Luke
Hemmings?” Tanya Novela.
“Tentu saja. Dia adalah salah satu
penyanyi favoritku dan aku sangat mengidolakan 5 Seconds of Summer baru-baru
ini. Lagu mereka bagus-bagus.” Jawab Cody.
Tinggal satu pertanyaan lagi. Tapi
karena Novela sudah tau siapa nama asli Cody, ia bisa search di google. Barangkali ia menemukan sesuatu disana. Ya. Jadi
sangat berguna sekali ia menanyakan nama asli Cody.
“Untuk apa kau menemuiku?” Tanya Novela.
Cody terdiam sesaat. Apa pertanyaan
itu sangat susah untuk dijawab? Tapi wajah Cody tampak tenang saja. Novela
menunggu jawaban Cody dengan sabar bersamaan dengan jantungnya yang masih
berdebar-debar.
“Karena aku mencintaimu.” Jawab
Cody.
***
Malam ini adalah konser terakhir 5
Seconds of Summer sebelum mereka break.
Malam ini mereka memberikan penampilan yang terbaik bagi para penonton. Di atas
panggung sana, tampaknya Ashton dan Calum bisa menguasai keadaan. Mereka
berpura-pura ramah dan tertawa bersama-sama sambil berangkulan. Tapi Michael
sejak awal konser merasa tidak enak. Tidak. Bukan sejak awal konser. Melainkan
sejak Ashton tau tentang penyakit Ashley karena Ashton mendengar percakapannya
dengan Tami.
Awalnya, Ashton tidak percaya namun
akhirnya cowok itu percaya juga dan hatinya sangat sedih. Ashton sama sedihnya
seperti Calum. Michael dan Tami sama-sama merasa bersalah tapi syukurlah Ashton
tidak seperti Luke. Cowok itu tidak ingin meninggalkan konser dan menunggu
dengan tenang sampai konser di seluruh Eropa berakhir.
Setelah semuanya berakhir, baik
Ashton, Calum dan Michael, ketiganya sibuk membereskan koper masing-masing dan
malam itu mereka siap terbang ke Australia. Awalnya Sony tidak setuju tapi mau
bagaimana lagi? Bahkan Tami juga ingin pergi ke Australia malam ini juga.
Selain merindukan Luke, tapi juga penasaran bagaimana keadaan Ashley. Tadi Tami
sudah mengirim pesan di twitter Luke kalau ia secepatnya akan tiba di Sydney
tapi Luke tidak membalas sama sekali.
Di bandara, banyak fans yang mencoba
mengambil foto mereka dan meminta foto bareng. Tapi Michael saja yang mau
peduli dengan fans sedangkan Calum dan Ashton cuek saja. Bahkan Michael sempat
ngobrol dengan fans-nya dan mengatakan kalau ia baik-baik saja. Tapi ya yang namanya
fans pasti selalu merasa khawatir dengan idola-nya walau mereka terlihat
baik-baik saja.
“Aku tidak sabaran tiba di Sydney.
Aku sangat merindukan grandma.” Ucap
Michael.
Tami tersenyum. “Tentu saja. Disana
keluargamu sedang merindukanmu. Pasti Ayah dan Ibumu merasa bangga ya memiliki
anak yang berbakat seperti dirimu.” Ucapnya.
Michael tersenyum sedih. Jika
orangtuanya masih ada disini, pasti ia akan semakin bahagia. Nasibnya memang
tidak jauh beda dengan Calum. Orangtua mereka sudah tidak ada dan mereka tidak
memilki saudara kandung. Kalau Ashton masih memiliki orangtua dan dua adik
kandung. Michael dan Calum tinggal satu rumah bersama grandma Michael dan adik dari Ibu Michael. Sedangkan saudara Calum
lainnya, Calum rasa mereka hanya datang saat ia kaya saja. Dulu, mana ada yang
mau memperhatikannya? Karena itulah Calum lebih suka tinggal bersama Michael
dan menggunakan nama belakang Michael sebagai nama belakangnya karena Calum
ingin menjadi bagian dari keluarga Michael.
Pesawat pun lepas landas dan terbang
dengan tenang. Tami duduk bersama Michael sedangkan Calum dan Ashton entahlah
kemana. Baru sebentar saja Michael sudah tertidur lelap dan Tami tertawa
melihat Michael yang sedang tidur dan wajahnya polos sekali. Seorang pramugari
menawarinya makanan dan minuman tapi Tami menolaknya. Kantuknya sudah cukup
parah dan Tami memutuskan untuk tidur.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar