expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 10 Juni 2016

Can't Have You ( Epilog )



Usiaku sudah dua puluh delapan tahun dan aku belum juga menikah. Mom mendesakku supaya aku menikah. Tapi entahlah. Aku belum siap menikah meski usiaku hampir mencapai tiga puluh tahun. Dua kakak perempuanku tentu saja sudah menikah. Aku belum menceritakan pada kalian kalau aku bahagia dengan keluarga baruku. Mom tiriku sangat menyayangiku, juga dua kakak perempuanku. Sekarang aku bekerja sebagai teknisi komputer di salah satu perusahaan ternama di Perth.

            Sebenarnya banyak pria yang melamarku, bahkan rekan kerjaku sendiri, tapi aku tolak. Aku tidak bisa mencintai pria manapun hanya karena masa lalu itu. Ah kenapa jadi membicarakan masa lalu itu? Sampai sekarang aku masih belum melupakannya. Luke, aku masih belum bisa melupakannya walau aku merasa baik-baik saja. Bagaimana kabar Luke? Sudahkah dia menikah? Memang sih aku ditakdirkan untuk tak akan bisa memilikinya dan aku harus menerimanya.

            Sore ini, aku melepas kepenatanku akibat setumpuk kerjaan yang membuatku lelah tepatnya di cafee yang letaknya tidak jauh dari perusahaan tempatku kerja. Tapi kata orang aku termasuk pekerja keras. Aku menyeruput kopi yang merupakan andalanku pada saat aku merasa lelah atau stress akibat pekerjaanku. Anehnya cafee yang selalu ramai ini kelihatan sepi. Hanya ada lima orang termasuk aku yang ada di cafee ini.

            “Maaf, apakah Anda Aleisha?” Tanya seseorang.

            Aku mengangkat wajahku. Alangkah kagetnya aku saat menatap siapa sosok yang berbicara tadi. Jantungku berdebar-debar. Aku tidak tau harus bagaimana. Kenapa? Kenapa aku dipertemukan lagi dengannya?

            “Kau Aleisha kan? Kau masih ingat tidak siapa aku? Aku Luke! Aku Luke Hemmings!” Ucap lelaki itu.

            Ya. Lelaki itu adalah Luke Hemmings dan aku sudah tanda dengannya. Luke benar-benar berubah tetapi dia tetap tampan. Aku jadi ingat masa-masa dimana saat aku masih bersahabat dengan Luke. Masa-masa yang sangat indah. Luke memutuskan untuk duduk di depanku. Mendadak aku malu. Tuhan.. Jika saja.. Jika saja aku berjodoh dengannya…

            “Luk, I can’t belive that we can meet again! I miss you so bad!” Ucapku.

            Luke tersenyum dan lesung pipitnya itu tidak berubah. “Tidak mungkin kau merindukanku padahal saat itu kau tega meninggalkanku.” Ucap Luke.

            Aku tersenyum malu sekaligus menimbulkan rasa sesak di dadaku. “Maafkan aku. Sebenarnya waktu itu aku tidak ingin meninggalkan Sydney. Aku.. Aku sudah lama menunggumu.. Aku..” Ucapku ragu.


            Baru saja aku mengatakan kalau ‘aku masih mencintaimu dan mengharapkanmu’ seorang bocah kecil datang ke arah Luke lalu Luke langsung memangku bocah itu. Demi Tuhan! Bocah itu sangat menggemaskan dan wajahnya mirip dengan….

            “ALEISHA!”

            Jantungku berdetak tak karuan saat mendengar suara itu. Seorang wanita yang wajahnya sudah tidak asing lagi. Astaga! Bukankah dia…

            “Aku Cassa! Kau Leish kan? Ya Tuhan aku tak menyangka bisa bertemu denganmu disini.” Ucap Cassa.

            Cassa memelukku. Sepertinya dia sangat bahagia bertemu denganku. Aku pun bahagia bertemu dengannya. Setelah itu Cassa melirik ke Luke, juga bocah tadi. Perasaanku menjadi tidak enak.

            “Ini Jimmy. Dia adalah putra pertamaku.” Ucap Cassa.

            Aku menatap Jimmy yang tampak malu melihatku. Tapi kenapa Jimmy berada di pangkuan Luke sambil bergulat manja di lengan Luke? Jangan-jangan….

            “Kami memutuskan untuk menikah lima tahun yang lalu. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa jatuh cinta dengan Cassa. Tapi Cassa adalah Ibu yang hebat bagi Jimmy. Sekarang Cassa sedang hamil tiga bulan. Doakan supaya anak kami perempuan.” Jelas Luke dengan santai.

            Tidak tau apa yang aku rasakan. J.. Jadi Luke sudah menikah? Dengan Cassa? Sebisa mungkin aku tersenyum. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Sedangkan aku… Jadi selama ini… Bukankah tadi aku hendak mengatakan kalau aku masih mencintai Luke dan mengharapkannya? Dan Luke sudah menikah dengan Cassa bahkan sudah punya anak? Aku berusaha menyembunyikan wajah sedihku serta menahan sesak di dadaku.

            “Bagaimana dengan dirimu? Kau pasti sudah punya anak kan?” Tanya Cassa.

            Aku memaksakan diri untuk tersenyum. “Tidak. Tapi sebentar lagi aku akan menikah.” Bohongku.

            Menikah? Aku menertawai diriku sendiri. Hahahaha.. Untuk apa kau mempertahankan perasaan itu? Untuk apa? Bukankah kau sudah tau kalau kau tak akan bisa memiliki Luke? Aku ingin menangis. Tapi alangkah jahatnya aku jika menangis dihadapan mereka.

            “Kami pergi dulu ya. Aku dan Cassa tinggal di Sydney. Ini kartu namaku jadi kau bisa menghubungiku kapanpun kau mau.” Ucap Luke.

            Aku menerima kartu nama itu dengan tangan yang bergemetar.

            “Ingat ya Leish kalau kau menikah jangan lupa undang kami.” Ucap Cassa.

            Mereka pergi dan kini aku sendirian. Perasaan yang nyaris aku lupakan itu kembali hadir saat aku bertemu dengan Luke. Tapi kenapa? Kenapa aku harus bertemu lagi dengan Luke jika itu hanya bisa membuatku sakit?

            KENAPA AKU HARUS BERTEMU LUKE JIKA ITU HANYA BISA MEMBUATKU SAKIT?

***
THE END!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar