Casting:
Emma Roberts as Lily
Luke Hemmings as himself
Pierre Bouvier as himself
Joanna Levesque as Angel
Arzaylea as herself
.
“Sejak
awal aku seharusnya sadar bahwa aku memang tidak pantas untuknya.”
***
“Lily!”
Jantungku berdegup kencang ketika
mendengar suara itu. Kurasa aku sedang bermimpi. Aku memang terlalu
mengaguminya sampai melupakan diriku sendiri. Wajahnya yang begitu sempurna
selalu hadir di dalam pikirannku. Entahlah mengapa dia bisa membuatku menjadi
gila seperti ini, bahkan karena dia nilai-ku sempat anjlok. Tapi siapa sih yang
tidak tergila-gila padanya?
Namanya Luke Hemmings dan bagiku dia
adalah lelaki yang paling sempurna di muka bumi ini. Bukan hanya aku saja yang
tergila-gila pada Luke, tapi hampir seluruh gadis di kampusku yang tergila-gila
sama Luke. Beruntungnya aku dan Luke ada di fakultas yang sama. Kami mengambil
jurusan sastra inggris. Tentu saja aku sering bertemu dengannya.
“Lu..Luke?” Ucapku gugup.
Benar, lelaki itu adalah Luke.
Rambut cokelatnya terlihat berantakan namun itu yang membuat Luke semakin
keren. Tubuhnya sangat tinggi. Hal yang paling aku sukai dari Luke adalah
senyumannya yang sangat manis. Jadi, untuk apa Luke memanggil namaku? Apa aku
sedang bermimpi?
“Hai, nanti malam ada waktu tidak?”
Tanya Luke.
Apa? Kuharap Luke tidak menatapku
aneh akan ekspresiku yang kurasa sangat memalukan. Aku seperti orang yang
kebingungan. Serius itu Luke yang menanyakan padaku apakah ada waktu untuk
malam ini? Selama ini Luke kelihatan cuek saja seakan-akan dia tidak
mengenaliku.
“Ng.. ada. Memangnya kenapa?”
Jawab+Tanyaku dengan berusaha keras untuk tenang.
Luke tersenyum. Astaga lesung pipit
di kanannya membuat senyumannya itu bertambah semakin sempurna. Tuhan.. Mengapa
kau bisa menciptakan makhluk seperti Luke? Dan mengapa aku harus bertemu Luke
jika Luke hanya bisa membuatku gila seperti ini?
“Well,
aku ingin mengajakmu makan malam.” Jawab Luke.
Dag.. Dig.. Dug.. Aku harap Luke
sedang tidak mendapatkan dare dari tiga teman idiotnya itu, siapa lagi kalau
bukan Calum, Michael dan Ashton? Mereka juga ganteng tapi tidak seganteng Luke,
eh ini pendapatku lho jadi jangan marah ya :v.
“Makan malam? Ke.. Kenapa kau ingin
mengajakku makan malam?” Tanyaku.
“Aku ingin mengatakan sesuatu
padamu.” Jawab Luke.
Ini.. Ini.. Pasti ada yang salah.
Jika Luke ingin mengatakan sesuatu tidak perlu mengajakku makan malam. Tapi..
Kenapa tiba-tiba pikiranku menuju sana? Maksudku kau pasti tau apa tujuan
seorang cowok mengajak seorang cewek makan malam. Tapi sudahlah. Mustahil jika
Luke menyukaiku. Aku hanyalah gadis biasa yang memiliki otak pas-pasan. Bahkan
gadis tercantik di kampus ini tidak bisa mendapatkan hati Luke apalagi aku?
“Oke.” Lirihku.
***
Hidup ini menyebalkan memang. Aku
hanya tinggal bersama kakak cowokku bernama Pierre sementara orangtua kami
sudah meninggal. Tapi bagaimanapun juga aku harus mensyukuri hidpuku ini. Aku
masih memiliki seorang kakak yang sangat menyayangiku, dan juga sosok cowok
yang menjadi penyemangat hidupku walau dia tidak sadar kalau aku sangat
mengaguminya, siapa lagi kalau bukan Luke?
Ini pertama kalinya aku keluar
malam. Aku berharap Kak Pierre tidak memarahiku. Dia kan posesive gitu. Aku hanya
memakai dress sederhana dan tanpa menggunakan make-up karena jujur saja aku
sama sekali tidak bisa berdandan. Entahlah darimana Luke mendapatkan nomor-ku
dan kini dia sudah ada di luar gerbang rumahku tanpa masuk ke dalam rumahku.
“Mau kemana?”
Shit!
Keringat dingin mulai keluar membasahi wajahku ketika aku menatap kedua mata
Kak Pierre yang menatapku dengan tajam. Oh ayolah! Aku sudah berumur sembilan
belas tahun dan aku bukan anak kecil lagi.
“Ada cowok ganteng yang mau ajak aku
makan malam.” Jawabku jujur.
Kak Pierre terdiam sesaat. “Well, good luck!” Ucapnya.
Aku melongo dengan ucapannya
barusan. Artinya dia mengizinkanku pergi keluar bahkan malam seperti ini. Aku
langsung mencium pipinya dan berlari menuju halaman rumah. Aku tersenyum malu
melihat sebuah mobil hitam yang entah apa merk-nya tapi terlihat sangat mewah.
Itu pasti mobil Luke. Sekali lagi, apakah ini hanya mimpi?
“You
look so beautiful tonight!” Ucap Luke.
Ini hanya ada di dalam imajinasi-ku
saja, sungguh. Aku masih belum menemukan jawabannya untuk apa Luke mengajakku
makan malam. Luke membuka pintu mobil lalu aku masuk ke dalamnya. Bisa saja aku
berteriak tapi aku berusaha untuk menjaga image-ku dihadapan Luke. Selanjutnya
Luke menjalankan mobilnya.
“Kita kemana?” Tanyaku memecah
keheningan.
“Kita lihat saja nanti.” Jawab Luke
yang terdengar misterius.
Aku menarik nafas dalam-dalam. Jujur
saja, dipikiranku hanya ada Luke yang sebentar lagi berutut dihadapanku lalu
meraih tanganku dan memintaku untuk menjadi kekasihnya. Aku tertawa hambar.
Mustahil.
Ternyata Luke membawaku ke sebuah
restoran yang terlihat mewah. Aku terdiam sambil menatap restoran itu dengan
perasaan yang tidak menentu. Luke mengajakku keluar dan aku tidak bisa membuka
mulut. Ini terlalu berlebihan. Seseorang tolong beritahu aku kalau aku sedang
bermimpi! Tidak mungkin hal yang kelewatan indah ini terjadi di dunia nyata.
Kami duduk di tempat yang strategis.
Seorang pelayan menanyakan pesanan kami. Aku ikut Luke karena aku tidak tau
jenis makanan yang ada di daftar menu. Aku memang kuno. Aku bukan orang kaya
dan ini pertama kalinya aku makan di restoran, dan lelaki yang sangat aku
kagumi yang mengajakku ke tempat ini.
“Maaf jika ini membuatmu kaget.”
Ucap Luke.
Sepertinya Luke belum mau mengatakan
hal yang dirasanya penting. Saat pesanan datang, aku memakan makanan itu
seseopan mungkin karena biasanya aku kalau makan terkesan tidak sopan. Tapi
sungguh makanan ini lezat sekali. Aku tidak tau apa nama makanan ini dan
darimana asal makanan ini. Yang jelas daging sapi yang lembut dan bumbu-bumbu
yang sangat terasa membuatku ingin menambah.
Setelah selesai makan, Luke
mengajakku keluar. Apa? Jadi Luke hanya ingin mengajakku makan malam tanpa
memberitahu hal penting itu? Apa Luke lupa? Aku tersenyum miris. Rasanya
seperti sedang dipermainkan tapi hei! Harusnya kau beruntung karena Luke
mengajakmu makan malam sedangkan banyak gadis diluar sana ingin jalan-jalan
bersama Luke tapi Luke-nya yang tidak mau.
Tapi tunggu! Luke bukannya
mengajakku ke parkiran, melainkan ke sebuah tempat sepi yang tidak jauh dari
restoran itu. Seperti taman kecil. Jantungku berdetak-detak. Tiba-tiba saja
Luke menggenggam tanganku dengan erat. Aku memejamkan mataku. Apa maksudnya
ini?
“Lily.. Aku.. Aku.. Aku
mencintaimu..”
***
Mimpikah ini? Aku yakin sekali
kemarin itu hanyalah mimpi. Tapi pagi ini teman-temanku pada heboh membicarakan
aku yang resmi menjadi kekasih Luke. Aku begitu malu mengingat kejadian kemarin
malam. Luke mencintaiku? Aku tidak tau apakah dia mengatakan yang sejujurnya
atau tidak. Tapi dilihat dari matanya, aku bisa menemukan kebenaran disana.
“Lily! Kenapa kau bisa menjadi
kekasih Luke? Coba ceritakan padaku!” Teriak Angel, satu-satunya sahabat yang
aku punya.
Sebisa mungkin aku tenang. “I don’t know what happened last night! Luke
said that he loves me! I think this could happen only in my dreams, but..”
Ucapku lalu Angel memelukku. Aku tidak peduli banyak mata yang menatapku iri.
Luke mencintaiku dan aku percaya padanya.
Setelah jam kuliahku habis, Luke
menemuiku lalu dia mengantarku pulang. Betapa romantisnya. Sungguh aku masih
tidak percaya bahwa ini bisa terjadi. Ku kira kemarin malam itu hanyalah mimpi.
Dan satu lagi. Kakakku yang sangat aku sayangi tidak keberatan akan hubungan
ini meski awalnya dia tidak percaya kenapa ada gadis sepertiku bisa pacaran
dengan lelaki tampan seperti Luke.
“Luke, aku masih tidak percaya
kenapa kau bisa mencintaiku dan kenapa kau mau menjadi kekasihku.” Ucapku.
Luke tersenyum. “Ly, sudah sejak
awal aku tertartik padamu. Kau lucu dan beda dari lainnya. Kau tidak seperti
gadis-gadis di luar sana yang sangat menyebalkan.” Ucap Luke.
Aku tersenyum. “Aku mencintaimu
Luk.. Ku harap cinta kita abadi..” Ucapku.
***
Menjadi kekasih Luke tidaklah mudah.
Banyak sekali gadis-gadis yang membenciku hanya karena aku yang memang tidak
pantas untuk Luke. Rasanya menyakitkan memang dibenci banyak orang hanya karena
masalah ini. Tapi Luke selalu membelaku. Dia tidak ingin aku disakiti oleh
orang lain. Oke. Aku tidak peduli bagaimana reaksi mereka asalkan Luke tetap
mencintaiku, itu saja.
Hubungan kami kini sudah hampir satu
bulan. Aku sangat senang. Tidak ada masalah diantara kami, ya aku harap juga
begitu walau pada kenyataannya sebuah hubungan pasti akan mengalami masa-masa yang
tidak enak.
“Ly..” Ucap Angel.
Aku menoleh ke arah Angel. “Ada
apa?” Tanyaku.
Angel terdiam sesaat. “Entahlah
apakah ini penilaianku atau tidak, tapi kau harus tau ini.” Ucapnya.
“Memangnya kenapa?” Tanyaku dengan
perasaan tidak enak.
“Sebenarnya.. Sebenarnya Luke itu
playboy.” Ucap Angel.
Aku tertawa. Tidak mungkin lelaki
seperti Luke termasuk lelaki playboy. Selama aku pacaran dengan Luke, dia
sangat baik padaku dan tidak ingin menyakitiku. Darimana juga Angel tau kalau
Luke itu playboy? Dari mulut burung yang tidak jelas itu?
“Mereka berlebihan. Mereka hanya iri
padaku.” Ucapku.
“Ya aku harap begitu. Aku hanya
tidak ingin kau tersakiti oleh Luke dan menjadi korban Luke selanjutnya.” Ucap
Angel.
***
Rasanya aneh hari ini. Luke sama
sekali tidak mengirimku pesan karena biasanya dia selalu mengirimku pesan. Aku
juga tidak menemukan Luke di kampus. Apakah Luke sedang sakit? Aku menjadi
khawatir padanya. Aku harap Luke baik-baik saja.
Saat aku berjalan di halaman kampus
yang sepi, aku terdiam melihat sebuah pemandangan yang mengerikan. Itu… Nafasku
tercekat melihat pemandangan itu. Itu.. Itu bukan Luke kan? Aku memperkecil
jarak agar aku bisa melihat dengan jelas pemandangan itu. Tapi.. Tapi itu
benar. Lelaki itu Luke! LUKE! Kenapa.. Kenapa dia…
Sialnya Luke menangkap keberadaanku
disini. Aku menatapnya sambil berusaha menahan air mata yang sudah tidak
sanggup lagi untuk keluar. Luke mendekatiku. Disampingnya ada seorang gadis
bertubuh seksi yang sudah tidak asing lagi. Siapa sih yang tidak kenal dengan
Arzaylea?
“Ngapain kau kesini?” Bentak Luke.
Kini air mataku tumpah. Aku berharap
lelaki dihadapanku ini bukan Luke. Kenapa? Kenapa kau tega melakukan ini
padaku?
“Luke.. kau..” Ucapku yang tidak tau
harus bicara apa.
Luke tersenyum sinis lalu merangkul
Arzaylea dengan mesra. “Kau sudah tau kan kalau kau sudah tidak dibutuhkan
lagi?” Ucap Luke.
Rasanya ingin marah dan mencakar
wajah Luke. Tapi aku bisa apa? Jadi selama ini Luke hanya mempermainkanku? Jadi
pekerjaan Luke adalah mempermainkan hati gadis polos sepertiku? Betapa jahatnya
Luke! Sungguh hatiku sangat sakit, sakit sekali. Aku pergi tanpa mempedulikan
diriku yang hancur dan ditemani tangisan yang memalukan. Aku ingin cepat-cepat
pulang ke rumah.
Semua ini sia-sia! Aku menyesal
karena telah mencintainya dan mengikuti permainannya itu.
***
“Ly? Ayo makan!”
Itu suara Pierre yang menyuruhku
makan karena sepulang kampus tadi aku tidak mau keluar kamar sampai larut
malam. Aku hancur kak, cowok yang aku yakini mencintaiku dengan tulus telah
menyakitiku. Akhirnya aku menyerah. Aku membuka pintu kamarku dengan penampilan
yang berantakan. Pierre menatapku dengan khawatir.
“Luke?” Tebak Pierre.
Aku mengangguk.
“Kebanyakan dari banyak lelaki yang
memang hanya bisa menyakiti hati wanita.” Ucap Pierre.
Aku tidak tau harus mengatakan
apalagi. Langsung saja Pierre memelukku dengan erat. Rasanya nyaman berada di
pelukannya.
“Kau harus kuat! Kau tidak boleh
cengeng seperti ini. Aku tau rasanya memang sakit melihat orang yang kau kira
adalah orang yang tepat untukmu tiba-tiba menyakitimu.” Ucap Pierre.
Aku mengangguk. Haruskah aku
membenci Luke? Tapi bagaimana caranya? Aku sangat mencintainya tapi Luke telah
menghancurkanku. Jadi apa yang harus aku lakukan? Tiba-tiba terlintas sebuah
bayangan saat Luke mengakui kalau dia mencintaiku. Aku tersenyum sinis. Semua
itu hanyalah permainanmu saja!
***
“Kita
memulainya dengan luar biasa. Hubungan kita tak terbantahkan. Sumpah, dulu ku
kira kau adalah kekasih abadiku. Tapi cintamu bagaikan senapan terisi. Kau
tembak aku seperti semua orang. Karena semua orang bisa digantikan. Saat kau
tak mampu melihat lebih dalam lagi.”
***
Rasanya memang sakit melihat orang
yang kau cintai menyakitimu. Itu artinya kau harus melupakan orang itu. Dua
minggu berlalu. Aku akui aku tidak baik-baik saja. Tapi untunglah banyak yang
menyemangatiku. Mereka yang dulu membenciku mulai dekat denganku. Setidaknya
aku putus dengan Luke bisa membuat orang-orang yang dulu tidak menyukaiku
berubah menjadi simpati padaku.
Aku sering melihat hal buruk Luke
bersama gadis jalang itu yang tidak lain adalah Arzaylea. Semakin lama aku
dibuat mual oleh tingkah mereka. Hah! Aku tersenyum puas mendapati hatiku yang
dulu sangat mencintai Luke kini berubah menjadi kebencian yang sangat. Rasa
cinta itu memang bisa berubah menjadi rasa kebencian, kalau kalian tidak
percaya, akulah buktinya! Mulai sekarang, aku harus bisa menilai mana lelaki
yang baik dan mana lelaki penipu. Aku berani bertaruh esoknya Luke akan meninggalkan
Arzaylea. Begitulah profesinya. Hah! TAK LEBIH DARI SI BRENGSEK YANG HEBAT.
Aku berharap suatu hari nanti Luke
akan mendapatkan pelajaran yang bisa menyadarkannya, aku harap begitu.
***
END
Song for this
part
Simple Plan –
You Suck At Love
We started
off incredible, connection undeniable
I swear I
thought you were the one forever
But your love
was like a loaded gun
You shot me
down like everyone
'Cause
everyone's replaceable, when you're just so incapable
Of getting
past skin deep
Guess what,
another game over
I got burned,
but you're the real loser
I don't know
why I've wasted my time with you
You're bad
news, a history repeater
You can't
trust a serial cheater
You're good
at hooking up but you suck at love
You played me
like an amateur, then stabbed me like a murderer
I'm left for
dead, another one of your victims
It's not like
you're unpredictable, but your act is so believable
I know it's
nothing personal, it's just business as usual
You're good
at what you do
Guess what,
another game over
I got burned,
but you're the real loser
I don't know
why I've wasted my time with you
You're bad
news, a history repeater
You can't
trust a serial cheater
You're good
at hooking up but you suck at love
Now I kinda
feel bad for you
You're never
gonna know what it's like to have someone to turn to
Another day,
another bed, it's just a game inside your head
Guess what,
another game over
I got burned,
but you're the real loser
I don't know
why I've wasted my time with you
You're bad
news, a history repeater
You can't
trust a serial cheater
You're good
at hooking up but you suck at love
Guess what,
another game over
I got burned,
but you're the real loser
I don't know
why I've wasted my time with you
You're bad
news, a history repeater
You can't
trust a serial cheater
You're good
at hooking up but you suck at love
You've messed
this whole thing up
Well you were
such an awesome fuck
But you suck
at love, you suck at love
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar