expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 02 Juli 2016

Get Your Heart On!: ( 1 ) You Suck At Love



Casting:

Emma Roberts as Lily

Luke Hemmings as himself

Pierre Bouvier as himself

Joanna Levesque as Angel

Arzaylea as herself

.

            Sejak awal aku seharusnya sadar bahwa aku memang tidak pantas untuknya.”

***

            “Lily!”

            Jantungku berdegup kencang ketika mendengar suara itu. Kurasa aku sedang bermimpi. Aku memang terlalu mengaguminya sampai melupakan diriku sendiri. Wajahnya yang begitu sempurna selalu hadir di dalam pikirannku. Entahlah mengapa dia bisa membuatku menjadi gila seperti ini, bahkan karena dia nilai-ku sempat anjlok. Tapi siapa sih yang tidak tergila-gila padanya?

            Namanya Luke Hemmings dan bagiku dia adalah lelaki yang paling sempurna di muka bumi ini. Bukan hanya aku saja yang tergila-gila pada Luke, tapi hampir seluruh gadis di kampusku yang tergila-gila sama Luke. Beruntungnya aku dan Luke ada di fakultas yang sama. Kami mengambil jurusan sastra inggris. Tentu saja aku sering bertemu dengannya.

            “Lu..Luke?” Ucapku gugup.

            Benar, lelaki itu adalah Luke. Rambut cokelatnya terlihat berantakan namun itu yang membuat Luke semakin keren. Tubuhnya sangat tinggi. Hal yang paling aku sukai dari Luke adalah senyumannya yang sangat manis. Jadi, untuk apa Luke memanggil namaku? Apa aku sedang bermimpi?

            “Hai, nanti malam ada waktu tidak?” Tanya Luke.

            Apa? Kuharap Luke tidak menatapku aneh akan ekspresiku yang kurasa sangat memalukan. Aku seperti orang yang kebingungan. Serius itu Luke yang menanyakan padaku apakah ada waktu untuk malam ini? Selama ini Luke kelihatan cuek saja seakan-akan dia tidak mengenaliku.

            “Ng.. ada. Memangnya kenapa?” Jawab+Tanyaku dengan berusaha keras untuk tenang.

            Luke tersenyum. Astaga lesung pipit di kanannya membuat senyumannya itu bertambah semakin sempurna. Tuhan.. Mengapa kau bisa menciptakan makhluk seperti Luke? Dan mengapa aku harus bertemu Luke jika Luke hanya bisa membuatku gila seperti ini?

            Well, aku ingin mengajakmu makan malam.” Jawab Luke.

            Dag.. Dig.. Dug.. Aku harap Luke sedang tidak mendapatkan dare dari tiga teman idiotnya itu, siapa lagi kalau bukan Calum, Michael dan Ashton? Mereka juga ganteng tapi tidak seganteng Luke, eh ini pendapatku lho jadi jangan marah ya :v.

            “Makan malam? Ke.. Kenapa kau ingin mengajakku makan malam?” Tanyaku.

            “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.” Jawab Luke.

            Ini.. Ini.. Pasti ada yang salah. Jika Luke ingin mengatakan sesuatu tidak perlu mengajakku makan malam. Tapi.. Kenapa tiba-tiba pikiranku menuju sana? Maksudku kau pasti tau apa tujuan seorang cowok mengajak seorang cewek makan malam. Tapi sudahlah. Mustahil jika Luke menyukaiku. Aku hanyalah gadis biasa yang memiliki otak pas-pasan. Bahkan gadis tercantik di kampus ini tidak bisa mendapatkan hati Luke apalagi aku?

            “Oke.” Lirihku.

***

            Hidup ini menyebalkan memang. Aku hanya tinggal bersama kakak cowokku bernama Pierre sementara orangtua kami sudah meninggal. Tapi bagaimanapun juga aku harus mensyukuri hidpuku ini. Aku masih memiliki seorang kakak yang sangat menyayangiku, dan juga sosok cowok yang menjadi penyemangat hidupku walau dia tidak sadar kalau aku sangat mengaguminya, siapa lagi kalau bukan Luke?

            Ini pertama kalinya aku keluar malam. Aku berharap Kak Pierre tidak memarahiku. Dia kan posesive gitu. Aku hanya memakai dress sederhana dan tanpa menggunakan make-up karena jujur saja aku sama sekali tidak bisa berdandan. Entahlah darimana Luke mendapatkan nomor-ku dan kini dia sudah ada di luar gerbang rumahku tanpa masuk ke dalam rumahku.

            “Mau kemana?”

            Shit! Keringat dingin mulai keluar membasahi wajahku ketika aku menatap kedua mata Kak Pierre yang menatapku dengan tajam. Oh ayolah! Aku sudah berumur sembilan belas tahun dan aku bukan anak kecil lagi.

            “Ada cowok ganteng yang mau ajak aku makan malam.” Jawabku jujur.

            Kak Pierre terdiam sesaat. “Well, good luck!” Ucapnya.

            Aku melongo dengan ucapannya barusan. Artinya dia mengizinkanku pergi keluar bahkan malam seperti ini. Aku langsung mencium pipinya dan berlari menuju halaman rumah. Aku tersenyum malu melihat sebuah mobil hitam yang entah apa merk-nya tapi terlihat sangat mewah. Itu pasti mobil Luke. Sekali lagi, apakah ini hanya mimpi?

            You look so beautiful tonight!” Ucap Luke.

            Ini hanya ada di dalam imajinasi-ku saja, sungguh. Aku masih belum menemukan jawabannya untuk apa Luke mengajakku makan malam. Luke membuka pintu mobil lalu aku masuk ke dalamnya. Bisa saja aku berteriak tapi aku berusaha untuk menjaga image-ku dihadapan Luke. Selanjutnya Luke menjalankan mobilnya.

            “Kita kemana?” Tanyaku memecah keheningan.

            “Kita lihat saja nanti.” Jawab Luke yang terdengar misterius.

            Aku menarik nafas dalam-dalam. Jujur saja, dipikiranku hanya ada Luke yang sebentar lagi berutut dihadapanku lalu meraih tanganku dan memintaku untuk menjadi kekasihnya. Aku tertawa hambar. Mustahil.

            Ternyata Luke membawaku ke sebuah restoran yang terlihat mewah. Aku terdiam sambil menatap restoran itu dengan perasaan yang tidak menentu. Luke mengajakku keluar dan aku tidak bisa membuka mulut. Ini terlalu berlebihan. Seseorang tolong beritahu aku kalau aku sedang bermimpi! Tidak mungkin hal yang kelewatan indah ini terjadi di dunia nyata.

            Kami duduk di tempat yang strategis. Seorang pelayan menanyakan pesanan kami. Aku ikut Luke karena aku tidak tau jenis makanan yang ada di daftar menu. Aku memang kuno. Aku bukan orang kaya dan ini pertama kalinya aku makan di restoran, dan lelaki yang sangat aku kagumi yang mengajakku ke tempat ini.

            “Maaf jika ini membuatmu kaget.” Ucap Luke.

            Sepertinya Luke belum mau mengatakan hal yang dirasanya penting. Saat pesanan datang, aku memakan makanan itu seseopan mungkin karena biasanya aku kalau makan terkesan tidak sopan. Tapi sungguh makanan ini lezat sekali. Aku tidak tau apa nama makanan ini dan darimana asal makanan ini. Yang jelas daging sapi yang lembut dan bumbu-bumbu yang sangat terasa membuatku ingin menambah.

            Setelah selesai makan, Luke mengajakku keluar. Apa? Jadi Luke hanya ingin mengajakku makan malam tanpa memberitahu hal penting itu? Apa Luke lupa? Aku tersenyum miris. Rasanya seperti sedang dipermainkan tapi hei! Harusnya kau beruntung karena Luke mengajakmu makan malam sedangkan banyak gadis diluar sana ingin jalan-jalan bersama Luke tapi Luke-nya yang tidak mau.

            Tapi tunggu! Luke bukannya mengajakku ke parkiran, melainkan ke sebuah tempat sepi yang tidak jauh dari restoran itu. Seperti taman kecil. Jantungku berdetak-detak. Tiba-tiba saja Luke menggenggam tanganku dengan erat. Aku memejamkan mataku. Apa maksudnya ini?

            “Lily.. Aku.. Aku.. Aku mencintaimu..”

***

            Mimpikah ini? Aku yakin sekali kemarin itu hanyalah mimpi. Tapi pagi ini teman-temanku pada heboh membicarakan aku yang resmi menjadi kekasih Luke. Aku begitu malu mengingat kejadian kemarin malam. Luke mencintaiku? Aku tidak tau apakah dia mengatakan yang sejujurnya atau tidak. Tapi dilihat dari matanya, aku bisa menemukan kebenaran disana.

            “Lily! Kenapa kau bisa menjadi kekasih Luke? Coba ceritakan padaku!” Teriak Angel, satu-satunya sahabat yang aku punya.

            Sebisa mungkin aku tenang. “I don’t know what happened last night! Luke said that he loves me! I think this could happen only in my dreams, but..” Ucapku lalu Angel memelukku. Aku tidak peduli banyak mata yang menatapku iri. Luke mencintaiku dan aku percaya padanya.

            Setelah jam kuliahku habis, Luke menemuiku lalu dia mengantarku pulang. Betapa romantisnya. Sungguh aku masih tidak percaya bahwa ini bisa terjadi. Ku kira kemarin malam itu hanyalah mimpi. Dan satu lagi. Kakakku yang sangat aku sayangi tidak keberatan akan hubungan ini meski awalnya dia tidak percaya kenapa ada gadis sepertiku bisa pacaran dengan lelaki tampan seperti Luke.

            “Luke, aku masih tidak percaya kenapa kau bisa mencintaiku dan kenapa kau mau menjadi kekasihku.” Ucapku.

            Luke tersenyum. “Ly, sudah sejak awal aku tertartik padamu. Kau lucu dan beda dari lainnya. Kau tidak seperti gadis-gadis di luar sana yang sangat menyebalkan.” Ucap Luke.

            Aku tersenyum. “Aku mencintaimu Luk.. Ku harap cinta kita abadi..” Ucapku.

***

            Menjadi kekasih Luke tidaklah mudah. Banyak sekali gadis-gadis yang membenciku hanya karena aku yang memang tidak pantas untuk Luke. Rasanya menyakitkan memang dibenci banyak orang hanya karena masalah ini. Tapi Luke selalu membelaku. Dia tidak ingin aku disakiti oleh orang lain. Oke. Aku tidak peduli bagaimana reaksi mereka asalkan Luke tetap mencintaiku, itu saja.

            Hubungan kami kini sudah hampir satu bulan. Aku sangat senang. Tidak ada masalah diantara kami, ya aku harap juga begitu walau pada kenyataannya sebuah hubungan pasti akan mengalami masa-masa yang tidak enak.

            “Ly..” Ucap Angel.

            Aku menoleh ke arah Angel. “Ada apa?” Tanyaku.

            Angel terdiam sesaat. “Entahlah apakah ini penilaianku atau tidak, tapi kau harus tau ini.” Ucapnya.

            “Memangnya kenapa?” Tanyaku dengan perasaan tidak enak.

            “Sebenarnya.. Sebenarnya Luke itu playboy.” Ucap Angel.

            Aku tertawa. Tidak mungkin lelaki seperti Luke termasuk lelaki playboy. Selama aku pacaran dengan Luke, dia sangat baik padaku dan tidak ingin menyakitiku. Darimana juga Angel tau kalau Luke itu playboy? Dari mulut burung yang tidak jelas itu?

            “Mereka berlebihan. Mereka hanya iri padaku.” Ucapku.

            “Ya aku harap begitu. Aku hanya tidak ingin kau tersakiti oleh Luke dan menjadi korban Luke selanjutnya.” Ucap Angel.

***

            Rasanya aneh hari ini. Luke sama sekali tidak mengirimku pesan karena biasanya dia selalu mengirimku pesan. Aku juga tidak menemukan Luke di kampus. Apakah Luke sedang sakit? Aku menjadi khawatir padanya. Aku harap Luke baik-baik saja.

            Saat aku berjalan di halaman kampus yang sepi, aku terdiam melihat sebuah pemandangan yang mengerikan. Itu… Nafasku tercekat melihat pemandangan itu. Itu.. Itu bukan Luke kan? Aku memperkecil jarak agar aku bisa melihat dengan jelas pemandangan itu. Tapi.. Tapi itu benar. Lelaki itu Luke! LUKE! Kenapa.. Kenapa dia…

            Sialnya Luke menangkap keberadaanku disini. Aku menatapnya sambil berusaha menahan air mata yang sudah tidak sanggup lagi untuk keluar. Luke mendekatiku. Disampingnya ada seorang gadis bertubuh seksi yang sudah tidak asing lagi. Siapa sih yang tidak kenal dengan Arzaylea?

            “Ngapain kau kesini?” Bentak Luke.

            Kini air mataku tumpah. Aku berharap lelaki dihadapanku ini bukan Luke. Kenapa? Kenapa kau tega melakukan ini padaku?

            “Luke.. kau..” Ucapku yang tidak tau harus bicara apa.

            Luke tersenyum sinis lalu merangkul Arzaylea dengan mesra. “Kau sudah tau kan kalau kau sudah tidak dibutuhkan lagi?” Ucap Luke.

            Rasanya ingin marah dan mencakar wajah Luke. Tapi aku bisa apa? Jadi selama ini Luke hanya mempermainkanku? Jadi pekerjaan Luke adalah mempermainkan hati gadis polos sepertiku? Betapa jahatnya Luke! Sungguh hatiku sangat sakit, sakit sekali. Aku pergi tanpa mempedulikan diriku yang hancur dan ditemani tangisan yang memalukan. Aku ingin cepat-cepat pulang ke rumah.

            Semua ini sia-sia! Aku menyesal karena telah mencintainya dan mengikuti permainannya itu.

***

            “Ly? Ayo makan!”

            Itu suara Pierre yang menyuruhku makan karena sepulang kampus tadi aku tidak mau keluar kamar sampai larut malam. Aku hancur kak, cowok yang aku yakini mencintaiku dengan tulus telah menyakitiku. Akhirnya aku menyerah. Aku membuka pintu kamarku dengan penampilan yang berantakan. Pierre menatapku dengan khawatir.

            “Luke?” Tebak Pierre.

            Aku mengangguk.

            “Kebanyakan dari banyak lelaki yang memang hanya bisa menyakiti hati wanita.” Ucap Pierre.

            Aku tidak tau harus mengatakan apalagi. Langsung saja Pierre memelukku dengan erat. Rasanya nyaman berada di pelukannya.

            “Kau harus kuat! Kau tidak boleh cengeng seperti ini. Aku tau rasanya memang sakit melihat orang yang kau kira adalah orang yang tepat untukmu tiba-tiba menyakitimu.” Ucap Pierre.

            Aku mengangguk. Haruskah aku membenci Luke? Tapi bagaimana caranya? Aku sangat mencintainya tapi Luke telah menghancurkanku. Jadi apa yang harus aku lakukan? Tiba-tiba terlintas sebuah bayangan saat Luke mengakui kalau dia mencintaiku. Aku tersenyum sinis. Semua itu hanyalah permainanmu saja!

***

            Kita memulainya dengan luar biasa. Hubungan kita tak terbantahkan. Sumpah, dulu ku kira kau adalah kekasih abadiku. Tapi cintamu bagaikan senapan terisi. Kau tembak aku seperti semua orang. Karena semua orang bisa digantikan. Saat kau tak mampu melihat lebih dalam lagi.”

***

            Rasanya memang sakit melihat orang yang kau cintai menyakitimu. Itu artinya kau harus melupakan orang itu. Dua minggu berlalu. Aku akui aku tidak baik-baik saja. Tapi untunglah banyak yang menyemangatiku. Mereka yang dulu membenciku mulai dekat denganku. Setidaknya aku putus dengan Luke bisa membuat orang-orang yang dulu tidak menyukaiku berubah menjadi simpati padaku.

            Aku sering melihat hal buruk Luke bersama gadis jalang itu yang tidak lain adalah Arzaylea. Semakin lama aku dibuat mual oleh tingkah mereka. Hah! Aku tersenyum puas mendapati hatiku yang dulu sangat mencintai Luke kini berubah menjadi kebencian yang sangat. Rasa cinta itu memang bisa berubah menjadi rasa kebencian, kalau kalian tidak percaya, akulah buktinya! Mulai sekarang, aku harus bisa menilai mana lelaki yang baik dan mana lelaki penipu. Aku berani bertaruh esoknya Luke akan meninggalkan Arzaylea. Begitulah profesinya. Hah! TAK LEBIH DARI SI BRENGSEK YANG HEBAT.

            Aku berharap suatu hari nanti Luke akan mendapatkan pelajaran yang bisa menyadarkannya, aku harap begitu.

***

END

Song for this part

Simple Plan – You Suck At Love


We started off incredible, connection undeniable

I swear I thought you were the one forever

But your love was like a loaded gun

You shot me down like everyone

'Cause everyone's replaceable, when you're just so incapable

Of getting past skin deep


Guess what, another game over

I got burned, but you're the real loser

I don't know why I've wasted my time with you

You're bad news, a history repeater

You can't trust a serial cheater

You're good at hooking up but you suck at love


You played me like an amateur, then stabbed me like a murderer

I'm left for dead, another one of your victims

It's not like you're unpredictable, but your act is so believable

I know it's nothing personal, it's just business as usual

You're good at what you do


Guess what, another game over

I got burned, but you're the real loser

I don't know why I've wasted my time with you

You're bad news, a history repeater

You can't trust a serial cheater

You're good at hooking up but you suck at love


Now I kinda feel bad for you

You're never gonna know what it's like to have someone to turn to

Another day, another bed, it's just a game inside your head


Guess what, another game over

I got burned, but you're the real loser

I don't know why I've wasted my time with you

You're bad news, a history repeater

You can't trust a serial cheater

You're good at hooking up but you suck at love


Guess what, another game over

I got burned, but you're the real loser

I don't know why I've wasted my time with you

You're bad news, a history repeater

You can't trust a serial cheater

You're good at hooking up but you suck at love


You've messed this whole thing up

Well you were such an awesome fuck

But you suck at love, you suck at love

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar