Casting:
Avril Lavigne as herself
Chad Kroeger as himself
.
“Apakah
aku satu-satunya orang yang diciptakan bersama kesendirian?”
***
Can
anybody hear me? Or am I talking to myself?
Rasanya menyakitkan sendirian berada di tempat ini. Bagaikan berada di
sebuah planet yang tidak aku ketahui apa namanya. Jujur saja, aku merasa tidak
pantas hidup di dunia yang menyakitkan ini. Aku tidak mempunyai satupun teman.
Aku hidup sendiri. Orangtuaku sibuk mengurusi bisnis mereka sampai melupakanku.
Namaku Avril dan aku sangat membenci diriku. Tidak ada satupun yang mau
mengerti akan perasaanku. Aku hanya bisa terdiam, duduk sambil memandangi
jutaan bintang di atas sana. Itu mampu membuat perasaanku lebih baik. Di atas
sana, bintang-bintang seakan-akan tersenyum padaku berusaha menghilangkan rasa
sepiku.
Jika aku bicara, tidak ada satupun orang yang mendengarkanku. Aku sering
berusaha untuk baik dihadapan teman-temanku tapi mengapa rasanya mereka tidak
mempedulikanku dan hanya menganggapku sebagai sosok yang tak terlihat? Pasti
sakit kan jika kau diabaikan oleh orang? Itulah yang aku rasakan. Sampai sekarang
aku tidak tau mengapa Tuhan menjadikanku sebagai gadis penyendiri yang tidak
pernah merasakan kebahagiaan apapun.
Sebenarnya hidupku ini sempurna. Aku tinggal di rumah yang mewah bagaikan
istana. Tapi orangtuaku jarang pulang ke rumah. Huh! Sama saja aku tinggal di
tempat yang mengerikan. Semenjak kecil orangtuaku jarang memberikan waktu
untukku. Aku hanya bisa iri dengan teman-temanku yang walau hidupnya pas-pasan
tapi memiliki orangtua yang sangat menyayangi mereka.
Aku memandangi wajahku di depan cermin. Wajah yang cantik dan manis. Tapi
aku tidak yakin apakah aku cantik. Rambutku pirang, lurus tanpa ada model
apapun. Begitulah aku. Aku kelebihan sederhana. Di zaman sekarang ini
kebanyakan anak-anak cewek mengikuti trend sedangkan aku tidak.
“Is anyone there at all?”
Tanyaku.
Lucu rasanya bicara sendiri di depan cermin. Aku memang suka bicara
sendiri dan dikatakan orang gila. Aku merasa ada jiwa lain dalam diriku yang
bisa kujadikan teman bicara. Miris memang. Setiap harinya aku berbicara dengan diriku
tanpa merasa kalau aku sudah gila.
Am I just running empty in this
search for someone else?
Adakah sosok lain yang merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan?
Kurasa tidak. Aku sudah lelah mencari sosok yang tepat untukku. Semua orang
tidak ada yang mau menjadi temanku. Rasanya memang aneh. Aku bagaikan penyakit
yang harus dihindari padahal aku bukanlah penyakit.
Aku sudah lelah menangis. Menangis dalam kesendirian. Toh tidak ada
satupun yang merasa kasihan padaku sekalipun aku menangis sekencang mungkin.
Hidup ini memang tidak adil, sungguh! Aku benci hidupku! Ku harap aku menemukan
seseorang yang tepat untukku meski rasanya mustahil.
***
It doesn’t look right through me,
It’s all just static in my head. Can anybody tell me why I’m lonely like a
satellite?
Kuliah sangat membosankan. Aku duduk di kursi paling belakang dengan gaya
ogah-ogahan mendengar penjelasan dosen, toh dosen itu juga tidak peduli padaku.
Bagiku ini tampak tidak benar. There’s
must be something wrong. Tapi aku tidak tau hal apa yang membuat semua ini
salah.
Setelah kuliah berakhir, aku memutuskan pergi ke kantin karena aku sangat
lapar. Tidak ada satupun orang yang menyapaku, bahkan melihatku. Biarlah. Kau
memang lebih baik sendiri, mungkin begitu pikir Tuhan.
***
Cause tonight I’m feeling like an
astronaut, sending SOS from the tiny box..
Bagiku malam hari adalah waktu yang paling aku bencikan. Terkadang aku
suka ketakutan di malam hari yang sunyi ini. Hanya ada suara jangkrik yang
menambah rasa takutku. Rasanya sepi sekali disini. Bahkan ponselku tidak ada
pesan masuk. Menyakitkan memang. Aku iri dengan gadis-gadis lain yang setiap
harinya berkirim pesan dengan kekasih mereka ataupun menghabiskan malam bersama
kekasih mereka. Sudah kubilang, hidup ini sangat tidak adil!
Aku duduk di teras rumahku sambil memainkan gitarku. Aku lupa ternyata
masih ada sahabatku yaitu gitar ini. Setiap hari aku selalu memainkan gitar ini
hanya untuk mengusir kesepian. Aku pun menyanyikan sebuah lagu singkat.
“And I lost all signal when I’m
lifted up
Now I’m stuck out here and the world
forgot
Can I please come down? Cause I’m
tired drifting round and round?
Can I please come down?”
Maksudnya aku ingin sekali keluar dari dunia yang menyakitkan ini. Aku
ingin menemukan dunia baru yang isinya adalah orang-orang yang mau memahami
perasaanku dan tidak membuangku seperti ini. Apa aku yang salah? Atau aku yang
terlalu berlebihan?
Rasanya seperti seorang astronot yang berada di planet dalam kesendirian
dan tersesat disana.
***
I know that there are millions, I
can’t be the only one..
Hari buruk kembali datang. Tadi Mom sempat mengirimku pesan. Dia
benar-benar minta maaf karena belum bisa pulang. Hah! Aku tidak peduli!
Kalaupun Mom pulang, dia juga tidak mau mengajakku bicara jadi percuma saja.
Aku tidak ada jam kuliah hari ini. Aku banyak menghabiskan waktu di
kamarku sambil mendengarkan lagu. Terkadang aku iseng menonton film. Tapi
kurasa semua yang aku lakukan tidak ada gunanya. Aku hanya ingin memiliki
seorang teman yang mau menerimaku apa adanya, bahkan pacar. Hah! Teman saja
tidak punya apalagi pacar. Pasti sangat senang jika ada lelaki yang mencintaimu
dengan tulus.
Aku tau diluar sana ada banyak orang yang merasa sendiri tapi mereka
memiliki secercah harapan untuk keluar dari masalah ini, tapi tidak mungkin aku
satu-satunya. Aku terlalu frustrasi menjalani hidupku ini.
Let’s abort the mission now, can I
please come down?
Tuhan, bisakah kau ubah hidupku? Kenapa aku masih sendirian juga? Aku
masih percaya bahwa Tuhan mencintaiku. Ku harap aku tidak berprasangka buruk
terhadap-Nya karena Dia segala-galanya bagiku.
Aku melihat langit malam yang sepi tanpa bintang. Kemana bintang-bintang
itu? Mengapa hatiku sesak melihatnya pergi? Apakah bintang-bintang itu sudah
bosan denganku? Tapi tolonglah, aku sangat membutuhkan seseorang untuk keluar
dari masalah ini. Bintang.. Bisakah kau kirimkan seseorang yang tepat untukku?
Bisakah kau sampaikan salam padanya bahwa aku sangat membutuhkannya meskipun
aku tidak tau siapa orang itu?
Bisakah aku keluar dari semua masalah ini?
***
If you hear my voice come pick me up,
are you out there? Cause you’re all I’ve got..
Aku sudah gila memohon dengan semua barang yang aku temui bahwa aku tidak
ingin sendirian. Tapi bagaimana bisa mereka mendengarkanku sedangkan mereka
benda mati? Tapi mengapa rasanya seperti akan ada sosok yang menemuiku yang
akan menyelamatkanku dari semua ini? Kalau iya, cepatlah datang karena aku
sudah tidak tahan lagi.
Hei kau yang disana, jika kau mendengar suaraku, jemputlah aku dan
keluarkan aku dari neraka ini. Lagi-lagi aku bicara sendiri layaknya orang
gila.
Hmm.. Sepertinya aku membutuhkan beberapa bahan makanan karena stok bahan
makanku hampir habis. Aku memutuskan pergi ke supermarket malam ini. Tak apa.
Aku bisa menjaga diri karena aku bukanlah gadis yang lemah. Toh meski ada orang
yang melihatku sekalipun itu penjahat mereka akan mengabaikanku.
Di tengah perjalanan, entah apa penglihatanku yang salah atau apa aku
melihat sosok lelaki yang sedang duduk tak jauh dari supermarket yang menjadi
tujuanku. Aku memutuskan mendekati lelaki yang tampak sedih itu. Aku berjalan,
berjalan dan…
“You found me.” Ucap lelaki
itu.
Hanya karena kalimat singkat itu membuat jantungku berdebar-debar. Aku
bisa melihat wajah lelaki itu walau ditutupi oleh gelapnya malam. Lelaki itu
tersenyum. Siapa dia? Apakah dia mengenalku?
“Namaku Chad. Terimakasih karena kau telah menemukanku.” Ucap lelaki itu.
Chad? Apakah ini hanya imajinasiku saja karena aku yang terlalu sedih
dalam kesendirian? Aku tidak mengerti apa yang dikatakan lelaki yang bernama
Chad itu.
“Aku tau kau bingung. Tapi, apa yang kau rasakan, aku juga merasakannya.
Aku hidup dalam kesendirian. Tapi saat kau tiba, kau menghilangkan rasa sepi
yang aku rasakan. Jadi, apakah kau mau menjadi temanku?” Ucap Chad.
Walau aku masih bingung, tapi aku terharu dengan ucapannya. Chad langsung
memelukku. Rasanya seperti bertemu dengan sahabat lama yang sudah sangat lama
tidak aku temui. Chad.. Kau juga menemukanku dan mengeluarkanku dari kesepian
ini. Kita, dua sosok astronot yang pada akhirnya dipertemukan dalam keadaan
bahagia seperti ini.
Terimakasih Tuhan karena sudah mempertemukanku dengan sosok yang aku
cari, aku tau Kau pasti mendengarkanku.
***
END
Song for this
part
Simple Plan –
Astronaut
Can anybody
hear me? Or am I talking to myself?
My mind is
running empty in the search for someone else
Who doesn't
look right through me, It's all just static in my head
Can anybody
tell me why I'm lonely like a satellite?
Cause tonight
I'm feeling like an astronaut
Sending SOS
from this tiny box, and I lost all signal when I lifted up
Now I'm stuck
out here and the world forgot
Can I please
come down? Cause I'm tired of drifting around and round
Can I please
come down?
I'm deafened
by the silence, Is it something that I've done?
I know that
there are millions, I can't be the only one who's so disconnected
It's so
different in my head.
Can anybody
tell me why I'm lonely like a satellite?
Cause tonight
I'm feeling like an astronaut
Sending SOS
from this tiny box, and I lost all signal when I lifted up
Now I'm stuck
out here and the world forgot
Can I please
come down? Cause I'm tired of drifting around and round
Can I please
come down?
Now I lie
awake and scream in a zero gravity
And it's
starting to weigh down on me.
Let's abort
this mission now
Can I please
come down?
So tonight
I'm calling all astronauts
All the
lonely people that the world forgot
If you hear
my voice come pick me up
Are you out
there? Cause you're all I've got!
And tonight
I'm feeling like an astronaut
Sending SOS
from this tiny box
And I lost
all signal when I lifted up
Now I'm stuck
out here and the world forgot
Cause tonight
I'm feeling like an astronaut
Sending SOS
from this tiny box
To the lonely
people that the world forgot
Are you out
there? Cause you're all I've got!
Can I please
come down?
Cause I'm
tired of drifting round and round.
Can I please
come down?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar