“Tidak!”
Novela mendapat mimpi buruk mengenai
Cody, lagi. Dua hari setelah Novela bertemu Cody, cowok itu selalu hadir di
dalam mimpinya dan itu membuat Novela ketakutan. Novela belum bertemu Cody
setelah pertemuan pertama. Novela bersumpah jika ia bertemu Cody, Novela harus
menanyakan semua hal yang mengganggu pikirannya. Rasanya, Cody sudah tidak
asing lagi dan mau tidak mau ia harus mendapatkan jawaban dari Cody.
Jam di ponsel-nya menunjukkan pukul
tiga pagi. Masih sangat pagi. Novela takut tidur lagi karena nanti Cody hadir
lagi di dalam mimpinya walau mimpinya terasa abstrak. Tenggo rokannya terasa
kering. Akhirnya Novela memutuskan mencari minuman di kulkas. Ketika tiba di
kulkas, Novela menemukan sebuah kertas yang tertempel di kulkas. Ini aneh.
Tidak biasa ada kertas yang tertempel di kulkas. Novela pun mengambil kertas
itu dan membacanya.
“Kau adalah milikku, bukan Luke
karena kau tidak mencintai Luke dengan benar. Kita sama-sama saling mencintai.
Tapi ingat, dalam waktu yang dekat ini aku akan memberi kejutan untukmu. Tunggu
saja.”
Siapa yang menulis tulisan itu?
Novela berpikir sejenak. Tidak. Tidak ada siapapun yang berani masuk ke dalam
rumahnya. Tidak mungkin Mom atau Dad yang menulisnya. Apalagi Theo, adiknya.
Tidak mungkin Theo iseng menulis seperti itu. Aaron? Bahkan Aaron tidak tau
dimana alamat rumahnya dan mana berani Aaron diam-diam masuk ke rumahnya tanpa
izin? Cody? Tidak mungkin! Novela tidak mengenali cowok misterius itu. Apa
jangan-jangan Cody adalah hantu? Tiba-tiba saja buluk kuduk Novela merinding.
Sebuah bayangan hitam bergerak cepat
melintas di penglihataannya dan Novela tidak bisa melihat dengan jelas bayangan
hitam itu. Namun kepalanya menjadi pusing dan Novela sudah tidak ingat apa-apa
lagi.
***
Tinggal empat konser yang harus
mereka selesaikan setelah itu mereka akan break.
Banyak fans yang kecewa tetapi mereka mengerti kalau 5 Seconds of Summer harus
istirahat sambil menyelesaikan masalah masing-masing. Mereka pernah diwawancara
tanpa Luke dan Michael yang paling banyak menjawab dengan wajah cerianya.
Sepertinya hanya Michael saja yang tampak ceria dan berharap tidak akan berubah
aneh seperti teman-teman lainnya.
“Aku kangen Luke.” Ucap Michael
tiba-tiba.
Saat ini Michael berada di kamar
Ashton yang sedang tiduran. Sebenarnya Michael ingin mencari Calum tapi cowok
itu sedang tidak ada di hotel. Mungkin Calum sedang bersama Tami di luar sana.
Entahlah apa yang mereka lakukan. Mungkin Tami tengah berusaha mengembalikan
keceriaan Calum.
Ashton bangun dari tidurnya sambil
merapikan rambutnya yang sudah panjang. “Aku juga. Tapi aku kecewa dengannya.”
Ucapnya.
Tiba-tiba Michael teringat sesuatu.
Cowok itu menatap Ashton dengan serius. “Ash, aku.. aku ingin kau menjawab
pertanyaanku dengan jujur.” Ucapnya.
Ashton menatap Michael dengan ragu.
“Apa?” Tanyanya.
Michael tidak langsung menjawab.
“Apa kau.. apa kau menyukai Ashley?” Tanyanya.
Sepertinya Calum sudah menceritakan
hal itu pada Michael. Tapi Ashton tak bisa lagi menahannya. Semua ini berkaitan
dengan perasaan. “Ya. Aku menyukai Ashley. Tapi Luke pernah mengancamku agar
aku tidak pacaran dengan Ashley. Kau masih ingat kan janji itu? Aku nekat
pernah mengaku kalau aku menyukai Ashley pada Luke tapi Luke tidak suka. Luke
menyuruhku untuk membuang perasaanku. Tapi aku tidak bisa. Karena itulah aku
menahan perasaanku dan berharap suatu hari aku bisa mendapatkan Ashley. Itu
sudah sangat lama Mike sebelum kita terkenal. Dan saat Calum menyukai Ashley,
kurasa janji itu sudah tidak berarti lagi. Jika saja dulu aku langsung
menyatakan perasaanku pada Ashley atau setidaknya aku bisa dekat dengan Ashley,
mungkin gadis itu bisa mencintaiku. Tapi kenyataannya Ashley jauh lebih dekat
dengan Calum, bahkan Luke. Aku tau ini terdengar lucu. Tapi itulah
kenyataannya. Aku mencintai Ashley dan aku masih belum bisa melupakan gadis
itu. Jika Ashley menyukai Calum dan menjalin hubungan dengan Calum, maka aku..”
Ashton menggantungkan kalimatnya sementara Michael menatap Ashton dengan
kasihan. “Maka aku akan keluar dari band.” Sambungnya.
Ucapan terakhir Ashton membuat mata
Michael terbelalak saking kagetnya. “Apa? Kau hanya bercanda kan? Tidak mungkin
kau keluar dari band hanya karena Calum dan Ashley.” Ucap Michael.
“Aku tidak main-main dengan
ucapanku, Mike. Jika aku tetap berada di band, maka 5 Seconds of Summer akan
menjadi kacau. Aku dan Calum pastinya tidak bisa diajak bekerjasama.” Ucap
Ashton.
“Kau tidak mengerti Ash, Ashley kan
terkena..” Ucap Michael lalu tiba-tiba saja menghentikan ucapannya karena sadar
kalau Ashton belum mengetahui perihal penyakit Ashley dan Michael tidak ingin
Ashton menjadi sedih seperti Calum serta kabur seperti apa yang Luke lakukan.
Tapi Ashton menjadi penasaran.
“Terkena apa? Ashley baik-baik saja kan?” Tanyanya.
Yang ditanya tidak menjawab. Michael
malah meninggalkan Ashton dan itu membuat Ashton menjadi semakin penasaran dan
rasanya ia harus mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Pastinya ada
hubungannya dengan kepergian Luke secara mendadak.
***
“Vela?”
Perlahan gadis itu membuka matanya.
Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah senyuman yang sangat ia rindukan. Luke.
Novela tersadar kalau ia berada di rumah sakit. Astaga apa yang telah terjadi
pada dirinya kemarin malam? Novela merasa tubuhnya sangat lemas dan susah
digerakkan.
“Luke, apa yang terjadi padaku?”
Tanya Novela.
Luke menyentuh lembut rambut Novela.
“Tadi pagi, Ibumu kaget karena kau tak bangun juga. Ternyata kau pingsan dan
langsung dibawa ke rumah sakit.” Jawabnya.
Pingsan? Novela ingat di malam itu
saat ia pergi ke kulkas dan menemukan tulisan aneh kemudian ia melihat bayangan
hitam yang membuatnya tidak sadar. Novela menjadi merinding. Semoga ia
baik-baik saja setelah kejadian itu.
“Apakah Mom menemukanku di dekat
kulkas? Aku ingat malam itu aku hendak mengambil air di kulkas lalu tiba-tiba
saja aku pingsan.” Ucap Novela.
Luke menatap Novela dengan heran.
“Ibumu tak pernah memberitahuku kalau kau pingsan di dekat kulkas. Tadi sudah
aku bilang, Ibumu menemukanmu yang tidak bangun-bangun juga dan membawamu ke
rumah sakit pagi harinya.” Ucap Luke.
Tidak. Apakah ia sudah gila? Semua
itu karena Cody! Jika saja Novela tidak bertemu Cody, mungkin kisahnya tidak
akan menjadi seperti ini. Jika yang Luke katakan adalah benar, lantas siapa
yang membawanya ke kamarnya?
“Aku capek. Kalau aku sudah keluar
dari rumah sakit, aku akan bercerita banyak padamu.” Ucap Novela.
Tiba-tiba saja Luke mengecup kening
Novela dan itu sukses membuat jantung Novela berdebar-debar. “Aku mencintaimu,
selalu.” Ucap Luke.
***
‘Untuk
apa Ashley ke rumah sakit?’
Perjuangan Ashton ada hasilnya juga.
Berjam-jam ia berada di depan layar laptop dan akhirnya menemukan sebuah berita
yang menarik yaitu mengenai Ashley Hemmings. Dikabarkan Ashley terkena kamera
ketika ia dan Ibunya pergi ke rumah sakit beberapa hari yang lalu. Tapi Ashton
rasa Ashley tak mengidap suatu penyakit. Mungkin Ashley mengantar Ibunya untuk
menge-cek kesehatan. Tapi mengapa rasanya ada yang lain?
Ashton pernah menghubungi Ashley
tetapi nomor Ashley tidak aktif. Sedangkan Liza, wanita itu tak mau mengangkat
panggilannya. Apalagi Luke! Nomor HP cowok itu sudah tidak aktif lagi dan Luke
jarang aktif di media sosial. Keluarga Hemmings seakan-akan tengah berusaha
untuk sembunyi dari semua orang. Tapi Ashton merasa ada yang tidak beres dengan
Ashley. Calum menyukai Ashley dan tidak mungkin Ashley baik-baik saja sedangkan
Calum wajahnya sedih terus dan tidak tenang. Belum lagi Luke. Tidak mungkin
Luke kembali ke Sydney hanya karena tidak bisa menahan rasa rindunya pada Novela.
Pasti semuanya ada hubungannya dengan Ashley.
Ada tweet terakhir yang Ashley tulis di twitter. Ashley menulis bahwa
dia sangat membenci hidupnya itu. Nah apa artinya itu? Ashton jadi tak sabaran
pulang ke rumah dan mencari tau apa yang sedang terjadi. Ashton berharap
semuanya baik-baik saja. Tapi jika kenyataannya menyakitkan, Ashton berjanji
untuk tetap menerima semuanya dan berusaha mencari jalan keluarnya karena
Ashton tidak suka ditindas oleh kesedihan dan kesakitan.
***
Hari ini Novela diperbolehkan pulang
dari rumah sakit. Luke ikut menjemput Novela walau Luke mendapat tatapan tak
mengenakkan dari orangtua Novela. Mungkin orangtua Novela tidak menyukainya
karena latar belakang hidupnya sangat berbeda dari Novela. Karenanya, Novela
sering menjadi bahan pembicaraan oleh publik dan kebanyakan hal negatif yang
mereka bicarakan. Pantas saja orangtua Novela lama kelamaan tidak menyukainya.
Tapi harus bagaimana lagi? Menjadi seorang penyanyi merupakan pekerjaannya dan
Luke tidak bisa beralih ke pekerjaan lain.
“Sehabis ini aku pulang saja ya. Aku
bisa pulang sendiri.” Ucap Luke.
Luke memang numpang di mobil Ayah
Novela. Anehnya Ayah Novela tidak keberatan dan tidak ingin membuat putrinya
sedih. Tapi sepertinya Novela tidak menyetujui permintaan Luke.
“Aku tidak ingin kau pulang sendiri.
Aku juga ingin menghabiskan waktu bersamamu.” Ucap Novela.
Luke tersenyum lalu mengacak-acak
rambut Novela. Setelah tiba di rumah Novela, semuanya turun dan Novela mengajak
Luke ngobrol di teras rumah. Rasanya aneh mengajak Luke masuk ke kamarnya,
nantinya orangtuanya bakal curiga padanya jika ia melakukan hal yang
tidak-tidak dengan Luke.
“Aku sangat merindukan rumahmu.
Rasanya tenang disini.” Ucap Luke sambil bersandaran di tembok.
Novela tidak merespon ucapan Luke.
Gadis itu malah menatap wajah Luke yang sangat tampan. Siapapun pasti mabuk
melihatnya. Novela emang beruntung memiliki cowok seperti Luke walau ia
terbunuh karena karir Luke yang menyebabkan ia dan Luke jarang bertemu. Namun
tiba-tiba muncul wajah Cody yang mengacaukan segalanya. Novela belum bertemu
Cody dan ragu apakah ia harus menceritakan sosok Cody ke Luke.
“Aku minta maaf Luk atas kejadian
saat pertama kali kita bertemu. Seharusnya aku tidak menghubungkan antara
Tristan dengan Ashley. Maafkan aku.” Ucap Novela.
Luke menatap Novela. “It’s okay. Lupakan semua itu. Aku
berharap hubungan kita tetap baik dan tak usah mempedulikan berita-berita yang
tidak jelas tentang kita.” Ucapnya.
“Ya. Aku kesal sekali. Tapi aku
berusaha untuk tenang dan menganggap gosip-gosip itu bukan sesuatu yang dapat
diambil hati. Tapi semakin lama orangtuaku semakin tak menyukai hubungan kita.”
Ucap Novela sedih.
Itulah salah satu masalah yang
dihadapi Luke. Awalnya Mia amat menyukainya dan percaya padanya kalau ia bisa
menjaga Novela dengan baik walau karir-nya yang memaksanya untuk jarang bertemu
dengan Novela. Tapi semakin lama, segalanya telah berubah dan Mia sadar kalau
ia bukanlah orang yang tepat untuk Novela. Banyak fans-nya yang mengotori nama
Novela, bahkan keluarganya. Luke memang kesal dengan fans-nya yang senang
menganggu kehidupan pribadinya dan mengejek orang yang sangat ia cintai. Novela
adalah pilihannya dan jika kata mereka Novela adalah gadis yang tidak baik,
Luke tak peduli. Seharusnya mereka memahami perasaannya walau mereka juga
sakit.
“I
know we can through it.” Ucap Luke.
Keduanya sama-sama diam. “Bagaimana
kabar Ashley?” Tanya Novela akhirnya.
Luke menarik nafas berat. “Ashley
tetap sama. Dia suka mengurung diri di kamar dan putus asa. Aku takut
penyakitnya semakin parah hanya karena dia putus asa.” Jawab Luke. Lalu Luke
teringat sesuatu. “Aku masih penasaran tentang mengapa kau bisa pingsan.”
Sambungnya.
Tiba-tiba saja wajah Novela menjadi
pucat. “Luk.” Ucap Novela pelan.
“Ya?” Ucap Luke.
Cukup lama Novela berpikir hanya
untuk menyusun kalimat. “Kau kenal tidak dengan pemuda yang bernama Cody?”
Tanyanya.
Luke menaikkan sebelah alisnya.
“Cody? Maksudmu Cody si penyanyi itu?” Tanyanya.
Novela sedikit tertawa. “Tidak. Kalau
dia kau pasti sudah tau. Aku tak sengaja bertemu dengan seorang pemuda bernama
Cody dan dia tampak misterius bagiku.” Jawabnya.
Namun Luke tidak tertarik dengan apa
yang diucapkan Novela. Cowok itu malah mengubah topik pembicaraan. “Kau belum
menjawab pertanyaanku.” Ucap Luke.
“Pertanyaan apa? Jangan mengganti
topik.” Ucap Novela.
“Kau yang mengganti topik. Aku masih
penasaran apa yang membuatmu pingsan dan cerita-mu berbeda dengan cerita Ibumu.
Ibumu bilang kau pingsan pagi harinya sedangkan kau pingsan malam harinya.
Bukankah itu aneh?” Ucap Luke.
Novela terdiam sesaat. Jujur saja,
gadis itu juga bingung. “Aku tidak tau Luk. Rasanya memang aneh. Tapi sungguh
aku pingsan di malam hari.” Ucapnya. Novela tidak memberitahu tentang tulisan
yang ia temukan di kulkas.
“Mungkin kau pingsan sambil
berjalan.” Ucap Luke.
“Mana bisa!” Bantah Novela.
Luke tertawa. “Ah itu tidak penting
asalkan kau baik-baik saja. Oke. Lanjutkan pembicaraan-mu tentang Cody.”
Ucapnya tiba-tiba.
Giliran Novela yang malas
membicarakan sosok Cody, entah mengapa.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar