expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 3 )



Entahlah apa yang dilakukan Calum pagi itu tapi cowok itu tampak bahagia sambil memainkan Iphone-nya. Diam-diam Michael memperhatikan Calum dan penasaran apa yang membuat sahabatnya itu tersenyum seperti orang gila. Lucunya, Calum tidak mengetahui keberadaannya meski ia dekat di belakang Calum. Michael memerhatikan layar Iphone Calum. Ternyata.. Gadis itu.. Langsung saja Michael merebut Iphone Calum, barulah Calum sadar dan kesal dengan perbuatan Michael.

            “Kembalikan Iphone-ku, Mike!” Ucap Calum kesal.

            Michael menjauhi Calum sambil menjulurkan lidah seperti anak idiot. Siapa lagi kalau bukan Ashley Hemmings? Michael baru sadar kalau Calum ternyata menyukai adik Luke. Sepertinya cinta Calum tidak bertepuk sebelah tangan karena Michael tau kalau Ashley juga menyukai Calum. Ashley pernah bilang member favorit-nya di 5 Seconds of Summer adalah Calum. Wah kalau Calum sudah taken dengan Ashley, tinggal ia dan Ashton yang masih jomblo.

            “Aku berani bertaruh cinta-mu akan terwujud. Ashley juga suka padamu.” Ucap Michael.

            Wajah Calum yang tadinya kesal berubah menjadi ceria. “Siapa dulu dong aku? Aku kan anggota 5 Seconds of Summer yang paling manis, ganteng, imut, keren. Bahkan Nicky Minaj saja menyukaiku.” Ucapnya alay.

            Michael serasa mau muntah mendengar ucapan Calum lalu cowok itu mengembalikan Iphone Calum ke pemilkinya. Kemudian, Ashton datang bersama rambut-nya yang basah. Cowok itu baru selesai mandi dan terlihat sangat tampan. Tidak seperti Calum sama Michael yang masih bau karena belum mandi. Ashton menatap dua sahabat-nya itu sambil geleng-gelengkan kepala. Terutama Michael yang rambutnya cukup berantakan namun entahlah bagi Ashton itu adalah hal yang luar biasa dan tampak keren.

            “Sebaiknya kalian mandi. Aku tidak tahan dengan bau badan kalian.” Ucap Ashton.

            Calum dan Michael tertawa. “Dimana Luke?” Tanya Calum.

            “Masih tidur.” Jawab Ashton.

            “Luke sudah berubah menjadi si tukang tidur. Mungkin dia sangat merindukan Novela.” Ucap Michael.

            Tiba-tiba Ashton teringat sesuatu. “Aku lupa. Nanti malam kan ada jadwal konser. Kita harus bersiap-siap untuk nanti malam.” Ucapnya.

***

            Untuk sekian kalinya konser yang diadakan oleh 5 Seconds of Summer berjalan lancar walau terkadang ada sedikit hambatan. Riuh dan teriakan para penonton juga tidak berkurang. Namun ada satu masalah mereka, yaitu Luke. Cowok itu sudah kelewat batas dan Tami bingung dengan cowok yang sudah lama dikenalnya itu. Bukan masalah yang cukup serius sih hanya saja Tami heran dengan pikiran Luke. Luke tak seperti biasanya. Katanya tidak enak badan tapi apa itu benar? Tami curiga kalau Luke hanya pura-pura.

            Teman-temannya yang lain juga heran. Kata Michael, Luke sudah berubah menjadi tukang tidur dan malas melakukan kegiatan apapun. Michael mengira semua ini disebabkan karena rasa rindunya Luke pada Novela. Tapi Luke adalah sosok profesional dan tidak melibatkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Tapi ini? Konser tadi bagi Michael sangat luar biasa. Namun Luke tampak tidak bersemangat dan kalau ini dibiarkan terus menerus, maka akan menjadi masalah yang serius. Luke masih menutup mulutnya dan malas berbicara mengenai apa yang ia rasakan. Setau Michael, Luke hanya merasa aneh saja.

            “Aku akan bicara dengan Luke.” Ucap Tami.

            Gadis itu berjalan menuju kamar Luke yang tidak dikunci. Ternyata cowok itu sedang bermain gitar dan seperti tidak ingin diganggu. Menyadari kedatangan Tami, Luke menghentikan permainannya dan menatap Tami dengan tatapan tidak suka. Rasanya Luke kembali menjadi Luke yang dulu, Luke yang cuek dan tidak mau tau.

            “Maaf menganggumu. Aku hanya ingin berbicara penting denganmu.” Ucap Tami.

            “Kau pasti mau membicarakan tentang aku yang aneh. Sama. Aku juga heran dengan diriku sendiri.” Ucap Luke.

            Tami langsung duduk di samping Luke. “Tapi jangan dibiarkan seperti ini. Aku ingin kau yang ceria seperti Michael dan lainnya.” Ucapnya.

            Suasana berubah menjadi hening. Luke tidak merespon ucapan Tami. Sedangkan Tami tengah memikirkan sesuatu. Apa karena itu? Tapi bukankah Luke sudah lama melupakannya? Mendadak Tami menjadi ragu.

            “Apa karena.. Tristan?” Tanya Tami.

            Mendengar Tami menyebut nama Tristan, Luke semakin tajam menatap Tami dan Tami merasa bersalah. Tristan. Luke sudah tidak mau mengingat masa lalu yang menyakitkan itu. Luke sudah bangkit dari kesedihannya dan memulai hidup yang baru. Tapi jika memang karena Tristan, untuk apa dia menjadi seperti ini? Tristan sudah tenang disana dan tidak akan pernah kembali. Luke sudah bisa menerima semuanya tapi kenapa rasanya kesedihan itu kembali menghantuinya lagi?

            “Maaf.” Ucap Tami.

            Kemudian Luke memberikan jawaban yang tidak di duga Tami. “Mungkin kau benar.” Ucap Luke. Tami menatap Luke dengan heran. “Aku sudah melupakan Tristan dan berhasil. Tapi kesedihan itu seperti bangkit lagi dan mengangguku.” Sambungnya.

            Tami menatap Luke sedih. “Sudahlah Luk. Ikhlas-kan saja. Tristan bahagia di tempatnya sana. Kau juga harus bahagia di tempatmu ini. Jangan merasa aneh karena Tristan.” Ucapnya.

            Luke mengangkat bahunya. “Aku tidak tau.” Ucapnya.

***

            “Ashley!”

            Bola basket itu melayang mengenai wajah Ashley dan seketika itu juga Ashley pingsan. Semua orang tampak kaget dan beberapa dari mereka membawa Ashley ke UKS. Si pelempar bola basket itu sangat menyesali perbuatannya. Pasalnya, orang yang ia lemparkan adalah bukan orang biasa. Melainkan adik dari si penyanyi terkenal bernama Luke Hemmings. Namanya adalah Dakota. Pasti setelah ini teman-temannya akan membenci dan menjauhinya karena perbuatannya itu.

            “Astaga maafkan aku. Aku tidak sengaja.” Ucapnya panik.

            Benar kan, teman-temannya menatapnya dengan tatapan tidak suka. Mungkin di pikiran mereka, berani sekali ia mencelakai adik si penyanyi terkenal itu. Dakota pun memutuskan untuk pergi ke UKS dan berharap kondisi Ashley baik-baik saja. Di UKS, Dakota melihat Vee dan ia memberanikan diri bicara dengan Vee.

            “Aku benar-benar minta maaf atas kejadian tadi. Aku..” Ucap Dakota.

            “Sudahlah. Jangan menyalahkan diri sendiri. Sebenarnya aku juga heran kenapa Ashley bisa pingsan padahal anak itu kuat. Aku lihat lemparanmu tidak sekeras yang seperti mereka bayangkan.” Ucap Vee.

            Vee memang baik dan Dakota menjadi tenang. Benar juga, lemparannya tidak terlalu keras. Mungkin saja kondisi awal Ashley memang tidak baik. Kemudian petugas UKS datang menghampiri keduanya.

            “Badan Ashley cukup panas. Jadi bukan hanya karena lemparan bola basket dia pingsan. Sebaiknya Ashley dibawa ke rumah sakit saja. Kondisinya benar-benar tidak baik.”

            Wajah Vee dan Dakota menjadi pucat. Sejak pagi tadi, wajah Ashley memang tampak pucat dan tidak sehat. Tapi Ashley memaksakan diri untuk ikut olahraga walau Vee melarangnya dengan keras. Beberapa menit kemudian, Liza datang dan tampak khawatir. Setelah berbicara dengan petugas UKS, akhirnya Liza memutuskan membawa putrinya ke rumah sakit.

            “Aku ikut.” Lirih Dakota.
***

            Tidak biasanya Ashley seperti ini. Gadis itu selalu membalas pesannya dan mengangkat telponnya. Tapi kali ini gadis itu tidak memberinya kabar apapun. Calum menjadi khawatir dan takut ada hal buruk yang terjadi dengan Ashley. Sekali lagi, Calum memiscall Ashley tapi sama seperti tadi. Ashley tidak mengangkatnya.

            Tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyentuh pundaknya. “Ashton?” Ucap Calum kaget.

            “Kau kenapa? Kenapa terlihat resah?” Tanya Ashton.

            Haruskah ia memberitahu pada Ashton? “Ashley. Dia tidak mau menjawab panggilanku.” Jawabnya.

            Ashley? Ashton menatap Calum dengan heran. Ada apa hubungan antara Calum dengan Ashley? Mengapa Calum tampak seperti orang galau yang sedang memikirkan sosok yang dicintainya? Jangan-jangan…

            “Aku menyukai Ashley. Setelah tour selesai dan mendapat liburan, aku akan menyatakan perasaanku pada Ashley.” Ucap Calum.

            Calum berbicara dengan sangat jelas sementara Ashton terdiam. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Ashton meninggalkan Calum dan Calum merasa ada yang tidak beres dengan Ashton. Apa ia salah mengatakan kalau ia menyukai Ashley dan akan menyatakan perasaannya pada Ashley saat pulang nanti?

            Rasanya masalah bertambah semakin banyak.

***

            Cukup lama Vee mendengar kisah Dakota mengenai kakak laki-lakinya yang meninggal akibat kecelakaan maut. Sebulan yang lalu kakaknya meninggal dan sampai sekarang Dakota masih belum merelakan kakaknya pergi. Kisah Dakota mirip dengan kisah Ashley. Ashley kehilangan Tristan seperti Dakota kehilangan kakaknya. Kehilangan orang yang sangat kita cintai memang sangat menyakitkan.

            Tiba-tiba Liza sudah keluar dari ruangan dokter dan wajahnya tampak muram. Vee dan Dakota merasa ada yang tidak baik. Tapi keduanya berharap Ashley baik-baik saja dan kembali menjadi Ashley yang ceria seperti Ashley yang selama ini Vee kenal.

            “Apakah Ashley baik-baik saja?” Tanya Vee.

            Cukup lama Liza menjawab. “Dokter sedang menge-tes darah Ashley agar tau penyakit apa yang diderita Ashley.” Jawabnya.

            Mendengar hal itu, Vee refleks menutup mulutnya. “Astaga separah itu-kah? Ashley adalah gadis yang kuat. Dia jarang terkena penyakit bahkan sampai tes darah. Semoga Ashley baik-baik saja.” Ucapnya.

            Liza mencoba untuk tersenyum. “Semoga.” Ucapnya.

            “Apa.. Apa kita harus memberitahu hal ini pada kak Luke?” Tanya Vee.

            “Tidak. Luke sedang melalukan konser dan aku tidak mau dia terbebani dengan kondisi Ashley.” Ucap Liza.

***

            Malam itu, Tami menutup laptopnya dengan kasar karena tidak sengaja menemukan berita yang tidak baik tentang 5 Seconds of Summer. Katanya, hubungan masing-masing anggota 5 Seconds of Summer sedang tidak baik. Juga ada yang mengatakan sebentar lagi 5 Seconds of Summer akan bubar. Ada juga yang mengatakan Michael ikut bergabung di band lain. Oh ayolah, siapa yang membuat berita gila itu? Tami amat sensitif dengan berita-berita itu dan ingin memakan siapa saya yang berani-beraninya membuat berita itu.

            Memang sih Luke berubah menjadi pendiam dan seperti berusaha menjauhi teman-temannya. Tapi teman-temannya yang lain tetap akur. Masalah Luke, Tami yakin akan bisa menyembuhkan Luke dengan cara apapun dan membuang sikap aneh Luke. Tapi kalau sudah menyangkut masalah Tristan, Tami angkat tangan.

            “Kau sudah tau berita itu? Aku juga.”

            Entahlah sejak kapan Michael sudah ada di kamarnya dan duduk di sampingnya tanpa seizinnya tapi Tami tidak marah. Tami melihat wajah Michael yang tidak biasa. Di hari-hari biasanya Michael selalu ceria dan tidak pernah sedih atau tampak aneh.

            “Aku kira, hanya Luke yang membuat kita semua bingung. Tetapi sekarang Calum dan Ashton juga.” Ucap Michael.

            Tentu saja Tami menatap Michael dengan heran. Masalah baru? Kenapa Calum dan Ashton ikut terseret dalam sebuah masalah? Kenapa semuanya menjadi rumit seperti ini?

            “Memangnya ada apa dengan Calum dan Ashton?” Tanya Tami.

            “Keduanya sama-sama diam. Calum dan Ashton tidak mau diajak bercanda. Mereka mengurung diri di kamar terus, sama seperti Luke.” Jawab Michael.

            Masalah memang selalu datang kapan saja dan mau tidak mau kita harus bisa menghadapi masalah itu dengan tegar dan mencari jalan keluarnya. Tapi Tami masih tidak yakin dengan Calum dan Ashton yang sehari-hari tampak ceria dan tidak memiliki beban apapun. Tapi apakah masalah yang dialami Calum ada hubungannya dengan Ashton? Tami berharap tidak karena Tami takut jika hubungan keduanya tidak baik, konser akan menjadi kacau dan Tami tidak mau hal itu terjadi.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar