expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 6 )



Konser demi konser mereka jalani dan mereka berusaha mempertahankan sikap profesional mereka. Kini tinggal tujuh konser lagi yang harus mereka lakukan setelah itu mereka akan break. Mereka harus membutuhkan istirahat yang banyak dan meyelesaikan masalah masing-masing, terutama Calum dan Ashton. Sejauh ini hubungan mereka masih sama-sama saling menjauhi walau sebenarnya Calum ingin kembali berteman dengan Ashton. Calum ragu menanyakan soal Ashley pada Ashton.

            Sedangkan Luke, cowok itu terus saja dibayang-bayangi tulisan yang ditulis Calum. Tapi jika Calum hanya bercanda, mengapa wajah cowok itu tampak sedih dan lesu? Sama halnya dengan keraguan Calum. Luke pun ragu menanyakan kabar Ashley pada Liza. Luke takut jika apa yang ditulis Calum adalah benar. Tapi apa ia adiknya itu terkena kanker? Selama ini Luke tak pernah menemukan berita seperti itu. Selain itu, Luke tau kalau Calum menyimpan rasa pada Ashley dan kemungkinan besar Ashley juga menyimpan rasa pada Calum. Luke akui bahwa Ashley lebih dekat dengan Calum dibanding dirinya. Luke teringat dengan ucapannya yang menyakiti hati Calum kalau Calum tidak boleh mendekati Ashley. Tapi menurut Luke itu semua tidak penting dan Luke tidak peduli Ashley pacaran sama siapa asalkan baik.

            Di ruang tengah, Luke menemukan Tami yang sedang duduk santai sambil membaca koran. Timbul niatnya untuk menganggu Tami karena Luke merasa bosan. Semuanya terasa sepi dan Luke tak lagi mendengar teriakan-teriakan tidak jelas antara Calum, Ashton dan Michael. Ketiga sahabatnya itu asyik dengan kegiatan masing-masing.

            “Kau berniat mengerjaiku? Aku sudah tau akal bulusmu.” Ucap Tami dengan senyuman kemenangan.

            Luke mendengus kesal. “Aku bosan. Aku tak sabaran pulang ke rumah.” Ucapnya.

            Tami menatap Luke. “Bersabarlah Luk. Sebentar lagi kalian akan pulang dan menikmati hari-hari bebas kalian.” Ucapnya.

            Tiba-tiba saja bayangan Novela hadir di pikirannya. Luke tersenyum membayangkan wajah cantik Novela yang selalu membuatnya gila. Luke memang tidak putus kontak dengan Novela dan setiap malam selalu mengabari Novela kalau ia baik-baik saja. Katanya, Novela juga tak sabaran bertemu dengannya.

            “Tam, aku masih penasaran dengan Calum. Apa kau tau penyebabnya?” Tanya Luke.

            Tentu saja Tami tak mau memberitahu tentang Ashley ke Luke sebelum konser di Eropa berakhir dan biarkan Liza yang menjelaskannya. Tami tak ingin Luke mendadak frustrasi dan tiba-tiba saja kabur tanpa sepengetahuannya demi menemui Ashley.

            “Aku tidak tau Luk. Kenapa kau tidak menanyakan hal itu ke Calum?” Ucap Tami.

            Luke mengangkat bahunya. “Dia terlihat sedih. Apa benar semua itu ada hubungannya dengan Ashley?” Tanyanya.

            Mendadak tubuh Tami gemetaran dan wajahnya pucat. Luke bisa melihat perubahan wajah Tami dan menyimpulkan bahwa ucapannya tadi adalah benar. Dan Luke takut jika semua itu benar. Luke takut apa yang ditulis Calum adalah benar. Rasanya hari ini juga ia harus kembali ke Sydney demi melihat keadaan Ashley.

             “Lupakan saja.” Ucap Tami lalu kembali membaca koran.

            “Apa? Kenapa kau menyuruhku melupakannya jika apa yang aku ucapkan tadi adalah benar?” Tanya Luke.

            Rasanya seperti sedang diintrogasi oleh polisi. Tami tidak bisa mengelak dan memaksa untuk menjawab. Tapi Tami tidak mau memberitahukan yang sebenarnya ke Luke karena Tami sudah berjanji, juga Tami tidak ingin Luke menjadi sedih.

            “Kau akan tau nanti Luk setelah semua konser berakhir. Sekarang fokuskan-lah ke konser saja setelah itu baru pikirkan yang lain.” Ucap Tami.

            “Kau selalu berkata seperti itu. Tapi aku benar-benar penasaran. Sekarang jawab dengan jujur.” Ucap Luke lalu terdiam beberapa detik. “Apakah benar Calum menyukai Ashley?” Tanyanya.

            Belum saja Tami menjawab, tiba-tiba saja Calum sudah ada tak jauh dari keduanya. Wajahnya tampak berantakan. “Ya. Aku menyukai Ashley. Jika kau ingin tau yang sebenarnya, Ashley terkena kanker otak dan itu terjadi beberapa bulan yang lalu.” Ucap Calum.

***

            Ashley memang sudah sering mengecek kesehatannya di rumah sakit dan para doker berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya. Selain itu, Liza menyuruhnya meminum obat-obat herbal yang rasanya dapat membuat perutnya mual. Tapi mau tidak mau, Ashley harus melakukannya demi kesembuhannya walau Ashley tidak yakin. Gadis itu merasa sudah putus asa walau Ibunya, Vee, Novela dan teman-temannya yang lain tidak putus asa dan mendukung perjuangan Ashley melawan kanker.

            Hari ini, Ashley sendirian di rumah karena Liza sedang pergi ke luar kota untuk mencari obat-obat herbal yang sudah habis. Lihat, Ibunya saja amat perhatian padanya dan tetap semangat demi kesembuhannya. Sedangkan ia? Tapi Ashley tidak sendirian di rumah. Ada Novela yang menemaninya. Gadis itu tidak ada jam kuliah dan memutuskan menemani Ashley. Novela juga membawa beberapa novel dan berharap Ashley bisa tersenyum membaca novel yang ia bawa. Tapi sayang, Ashley tetap murung dan tidak mau bicara sedikitpun.

            Tiba-tiba saja bel rumah berbunyi. Hanya karena bel Novela mendadak kaget. Novela melihat Ashley yang sudah tertidur dan seakan-akan seperti malaikat. Novela tersenyum sedih sambil membelai lembut rambut Ashley lalu bangkit menuju pintu luar. Dan ketika Novela mengintip siapa sosok yang membunyikan bel rumah itu…

            Rasaya seperti fatamorgana.

***

            Semuanya tampak marah. Terutama Tami. Sony sudah datang sejam lalu dan dia tampak marah. Ini semua salahku, batin Calum. Kemarin Luke kabur dan mungkin saja sekarang Luke sudah sampai di Sydney dan itu semua salahnya. Calum takut bakal dikeluarkan dari band karena perbuatannya itu. Padahal konser masih ada sementara Luke sudah duluan kabur. Luke tak mau tau tentang konser dan lebih mementingkan nasib Ashley.

            Tapi diantara mereka hanya Tami, Michael dan tentu saja Calum yang mengetahui apa yang tengah terjadi pada Ashley. Namun keduanya pura-pura tidak tau. Sony jadi kesal. Dulu, Luke tidak pernah kabur sampai ke negara lain. Mungkin hanya kabur ke tempat yang tidak jauh dari hotel. Tapi kali ini Luke nekat dan Sony penasaran apa yang membuat Luke senekat itu.

            “Kalian memang sedang menghadapi masalah yang serius dan aku tidak tau mengapa kalian bisa sampai mendapatkan masalah yang serius itu. Bahkan Luke berani kabur.” Ucap Sony.

            Michael memberanikan diri untuk berbicara. “Lalu bagaimana dengan sisa-sisa konser kami? Apa kita tetap menjalaninya atau break saja?” Tanyanya.

            Itulah masalahnya. Sebenarnya Sony tak mempermasalahkan adanya Luke atau tidak karena Sony sudah percaya dengan bakat-bakat Michael, Calum dan Ashton. Mereka bisa saja mengadakan konser tanpa Luke. Akhirnya Sony memutuskan suatu keputusan.

            “Konser akan tetap jalan. Ku harap kalian bisa menjaga image kalian dan jangan pernah mengikuti apa yang telah Luke perbuat.” Ucap Sony.

***

            Mendengar kisah Novela, Luke jadi mengerti dan percaya. Ternyata semua itu benar. Saudara satu-satunya yang ia miliki terkena penyakit kanker dan Luke tidak bisa berbuat apa-apa. Pantasan saja Calum berubah seperti orang asing. Luke tak sengaja melihat Ashley yang sedang tertidur. Wajahnya tampak pucat dan terlihat seperti bukan sosok Ashley yang ia kenal. Perlahan, Luke menyentuh lembut pipi Ashley dan menahan sesak didadanya.

            “Aku tak menyangka kau nekat kembali ke Sydney. Bagaimana dengan konser yang sedang kalian lakukan?” Tanya Novela.

            Luke menatap Novela. Sungguh ia sangat merindukan kekasihnya itu. Tadi saja Luke tidak menyangka bisa bertemu Novela di rumahnya. Langsung saja Luke memeluk erat Novela dan Novela menangis di pelukannya. Memang sih Luke melakukannya atas dasar nekat dan Luke menyamar agar tidak ketahuan orang. Kaburnya pun di waktu larut malam sehingga tidak ada satupun yang tau akan kepergiannya.

            “Aku tidak peduli. Ashley-lah yang jauh lebih penting dibanding konser itu.” Jawab Luke.

            Novela tersenyum lalu mencubit lembut pipi Luke. “Kau masih sama. Kenapa kau tidak bisa berpikiran dewasa? Ashley baik-baik saja disini. Banyak yang menjaganya. Kenapa kau tega meninggalkan konser? Bagaimana dengan para penggemarmu? Pasti mereka merasa kecewa dan khawatir.” Ucapnya.

            Luke ikutan tersenyum. Sunggu ia beruntung memiliki kekasih seperti Novela yang sikapnya jauh lebih dewasa dibanding dirinya, dan usianya lebih muda satu tahun dibanding Novela tapi Luke tidak mempedulikannya.

            “Aku akan meminta maaf pada mereka. Aku memang bodoh.” Ucap Luke.

            Keduanya sama-sama terdiam sesekali melirik Ashley yang masih tertidur lelap. Akhirnya Novela yang membuka suara. “Jadi, darimana kau tau tentang Ashley?” Tanyanya.

            Luke menghela nafas panjang. “Dari Calum. Calum menyukai Ashley.” Jawabnya.

            “Pantas saja Calum yang paling terlihat sedih. Aku.. Aku takut Calum bernasib sama denganku.” Ucap Novela.

            Mendengar ucapan Novela, Luke langsung menatap Novela tidak suka. Sedangkan Novela, gadis itu merutuki dirinya sendiri kenapa ia sampai bisa mengucapkan kalimat seperti itu. Tentu saja ada hubungannya dengan Tristan. Tristan sudah meninggal dan Novela tidak ingin Ashley mengikuti jejak Tristan dan Tristan adalah pemuda yang sangat ia cintai.

            “Luke, maafkan aku.” Ucap Novela.

            Luke kembali menatap Ashley tanpa mempedulikan Novela. Baru saja bertemu, Novela langsung membuat kesalahan. Luke memang mudah marah dan emosi. Harusnya Novela berpikir dulu sebelum berbicara. Merasa tidak dipedulikan Luke, akhirnya Novela memilih untuk pulang ke rumah dan berharap hubungannya dengan Luke tetap baik.

***

            Berita kaburnya Luke secara diam-diam dan meninggalkan konser membuat heboh media. Untung saja media tidak tau apa penyebab Luke kabur. Ada yang bilang karena Luke tidak bisa menahan rindunya pada Novela. Karena itulah banyak fans yang membenci Novela. Ya. Novela tau akan hal itu dan sebisa mungkin ia bersabar walau rasanya sakit. Akhir-akhir ini ia memang sering menangis.

            Phoebe ada di rumahnya sekarang dan membantu menceriakan sahabatnya. Phoebe tidak mengerti apa maksud dari hidup ini. Novela adalah gadis yang sangat beruntung bahkan ia iri dengan kehidupan Novela, sedangkan ia yang pas-pasan saja merasa bahagia dan tidak pernah mendapat masalah seperti Novela. Tadi, Novela menceritakan kedatangan Luke dan dirinya yang membuat Luke tidak menyukainya hanya karena ucapannya itu. Tapi kata Phoebe itu sudah biasa. Besoknya Luke akan kembali baik dan hubungan mereka akan baik-baik saja.

            “Kasihan Luke. Kau harus banyak memberikan waktu untuknya agar dia tetap kuat.” Ucap Phoebe.

            Novela mencoba untuk tersenyum. “Ya. Aku akan selalu ada untuknya sekalipun Luke tak membutuhkanku. Aku percaya padanya kalau dia mencintaiku meski terkadang kami bertengkar atau aku menyakitinya.” Ucapnya.

            “Aku heran mengapa Luke bisa nekat kembali ke Sydney, maksudku seharusnya Luke jangan diberi tau dulu tentang kondisi Ashley agar konser mereka tetap berjalan. Bukankah kau pernah mengatakan Luke adalah anak yang keras kepala?” Ucap Phoebe.

            “Itu semua karena Calum. Calum yang memberitahu hal itu ke Luke. Dan dari Aunty Liza-lah Calum mengetahui kondisi Ashley. Aku juga heran kenapa Aunty Liza sampai bisa memberitahu ke Calum padahal Calum menyukai Ashley.” Ucap Novela.

            “Wah, pasti Calum merasa amat bersalah ya. Padahal dia member favoritku. Aku selalu cemas akan kondisinya. Semoga saja Calum dan lainnya baik-baik saja.” Ucap Phoebe.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar