expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 15 )



Satu bulan berlalu. Malam begitu cepat berganti dan menyisakan baik kenangan indah maupun kenangan buruk. Luke menatap titik-titik air hujan di balik jendela kamarnya. Sudah satu bulan ia menjadi pengangguran dan uang tabungannya semakin menipis. Mau tidak mau Luke harus mencari pekerjaan alternatif seperti yang dilakukan Michael. Michael tampak senang-senang saja walau ingin sekali kembali di dunia musik. Ashton juga. Cowok itu mulai bosan tapi sebisa mungkin Ashton menyembunyikan kebosanannya. Tidak selamanya uang yang ia punya akan terus ada jika ia tidak melakukan apapun. Maka dari itu Ashton berharap secepat mungkin 5 Seconds of Summer kembali ke dunia musik.

            Sudah berkali-kali manager-nya menelpon untuk cepat kembali tapi Luke masih saja mengabaikan. Luke merasa belum siap bernyanyi dan pernah mengancam Sony kalau ia akan keluar dari band. Tapi Sony menanggapinya dengan santai. Sepertinya Sony sudah tidak membutuhkannya lagi. Luke rasa ia tidak lagi menjadi bintang seperti dulu. Ia telah tergantikan oleh sosok-sosok baru yang lebih sempurna dibandingkan dirinya.

            Tadi Tami menelponnya dan ingin menemuinya. Mungkin sekarang Tami sedang dalam perjalanan menuju Sydney. Luke sudah meminta pendapat Calum tapi Calum berpendapat sama dengannya. Calum belum siap kembali ke pekerjaannya karena tidak ingin meninggalkan Ashley. Penyakit Ashley sudah diketahui publik dan tentu saja mereka mendo’akan Ashley agar cepat sembuh. Sedangkan Michael dan Ashton sudah sangat tidak sabar untuk mengakhiri liburannya walau diam-diam Ashton tak tega melihat gadis yang pernah dicintainya sedang berjuang melawan kanker.

            “Kak, ini teh hangat-nya.” Ucap Ashley.

            Baru Luke tersadar dari lamunannya. Luke beralih menatap Ashley yang kondisinya semakin buruk. Ashley juga sering menangis. Tubuhnya cukup kurus dan menyedihkan. Calum pernah bercerita kalau Ashley ingin mengakhiri hubungan dengan Calum tapi Calum menolak. Calum sudah berjanji untuk terus berada di samping Ashley. Bahkan Calum berani mengatakan kalau ia tidak akan kembali ke band sebelum Ashley sembuh dan jika seandainya ia dikeluarkan, maka Calum akan menerimanya. Tapi cara Calum tentu saja salah. Bukannya Ashley semakin bahagia, tapi Ashley semakin sedih karena Calum hanya mementingkan dirinya saja.

            Perlahan Ashley duduk disamping Luke. “Kakak baik-baik saja?” Tanya Ashley.

            “Tidak. Aku tak pernah baik-baik saja.” Jawab Luke jujur.

            Ashley menghela nafas panjang. “Sebaiknya kak Luke kembali saja bernyanyi. Kasihan fans kak Luke.” Ucap Ashley.

            “Aku tidak peduli dengan mereka.” Ucap Luke.

            Ucapan yang tentunya sangat menyakitkan bagi fans Luke. Tapi Ashley bisa mengerti kalau kakaknya sedang depresi. Luke terlalu sedih memikirkan nasibnya, ditambah kehadiran seorang cowok yang bernama Cody. Sejujurnya Ashley penasaran dengan sosok Cody yang kata Luke ada hubungannya dengan Tristan.

            “Ini cobaan kak. Tuhan memberikan cobaan untuk kita dan melihat apakah kita bisa melaluinya atau tidak.” Ucap Ashley.

            “Aku.. Aku ingin kembali menjadi diriku yang dulu. Aku ingin sendiri. Aku tidak mau punya band. Aku tidak mau mempunyai keluarga seperti kalian. Bahkan Novela. Aku berharap aku tidak pernah mengenalnya.” Ucap Luke.

            Hati Ashley menjadi perih mendengar ucapan Luke. Khusunya di kalimat keempat. Luke tidak ingin mempunyai keluarga seperti keluarganya. Andai saja Ashley bisa membalas ucapan Luke dengan pedas. Sebenarnya Ashley juga menyesal tau kalau Luke masih hidup dan menyebabkan kematian Tristan.

            “Aku juga tidak mau memiliki seorang kakak yang terkenal dan hidup mewah. Aku lebih menginginkan hidup yang sederhana bersama kakak yang kapan saja selalu ada untukku.” Ucap Ashley lalu meninggalkan Luke.

            Mendengar ucapan Ashley, Luke langsung mengacak-acak rambutnya. Seharusnya ia tidak mengatakan ucapan yang membuat sedih hati Ashley. Luke tau dengan keadaannya yang seperti ini, ia terkadang sulit untuk mengontrol diri dan kalau bicara tidak berpikir dulu.

            Sementara Ashley, gadis itu hendak masuk ke dalam kamar tapi sebuah tangan menariknya. Ashley menatap orang itu dengan malas. “Tinggalkan aku sendiri.” Ucapnya dingin.

            Calum tersenyum sedih menatap Ashley dan membiarkan gadis itu masuk ke kamarnya. Selajutnya Calum tak sengaja bertatapan dengan Luke. Calum pun menemui Luke yang kondisinya sama buruk dengannya. Cukup lama mereka saling diam, lalu Luke yang memulai pembicaraan.

            “Kau menyesal mencintai Ashley?” Tanya Luke.

            Tentu saja Calum kaget mendengar pertanyaan Luke. “Harusnya Ashton yang lebih cocok untuk Ashley, bukan aku.” Jawab Calum.

            “Sony meminta kita untuk kembali. Jika tidak, 5 Seconds of Summer akan bubar.” Ucap Luke.

            Calum tersenyum sinis. “Bubarkan saja. Aku tidak peduli.” Ucapnya.
            Luke terdiam sesaat. “Aku tidak ingin bubar. Tapi aku masih ingin membutuhkan waktu yang cukup lama. Mungkin bisa sampai satu tahun. Jika Sony tidak sanggup, maka kita akan putus kontrak dengannya.” Ucapnya.

            “Tapi pikirkanlah nasib Michael dan Ashton.” Ucap sebuah suara yang tidak lain adalah Tami.

            Baru saja Tami datang dan membuat kaget Luke dan Calum. Kemudian Tami duduk diantara Luke dan Calum. Gadis itu tampak kelelahan akibat perjalanan panjang dari Amerika menuju Australia.

            “Jika kalian terus-terusan seperti ini, itu tidak akan menyelesaikan masalah.” Ucap Tami.

            “Tapi aku tidak bisa meninggalkan Ashley!” Bantah Calum.

            “Aku tau Cal itu sangat sulit bagimu. Tapi lama-kelamaan Ashley menjadi tidak enak denganmu. Ashley ingin kau bahagia juga. Ashley ingin kau kembali menjadi bintang disana. Coba bicarakan hal itu baik-baik dengan Ashley. Aku yakin sekali Ashley bisa mengerti.” Ucap Tami.

            Ucapan Tami ada benarnya. Pasti Ashley menyalahkan dirinya sendiri karena Calum tidak ingin kembali ke band karenanya. Kesembuhan Ashley juga tidak pasti dan itu juga membuat Calum bingung. Akhirnya Calum sibuk dengan pikirannya sendiri.

            “Dan kau Luk, jangan bersikap egois. Sekarang itu sangat berbeda dengan yang dulu. Dulu kau boleh bebas melakukan apapun. Tapi sekarang, cobalah memikirkan nasib teman-temanmu. Pekerjaan itu adalah suatu hal yang paling dibutuhkan. Tidak selama-lamanya kau bertahan dengan uangmu yang sekarang.” Ucap Tami.

            “Jadi apakah aku harus kembali?” Tanya Luke.

            “Tentu saja. Secepatnya 5 Seconds of Summer kembali.” Jawab Tami.

            Luke menjadi pusing. Tapi hatinya memaksanya untuk jangan kembali. Jika ia kembali, ia tidak akan pernah tenang. Luke menyimpulkan kalau ia telah keluar dari 5 Seconds of Summer. Entahlah pekerjaan apa yang akan ia kerjaan. Luke tak mau memikirkannya karena sekarang saja pikirannya sangat banyak.

            “Aku keluar dari 5 Seconds of Summer!” Tegas Luke.

            Tami dan Calum kaget mendengar ucapan Luke yang terdengar bukan main-main. Selama ini Luke tidak pernah bermain-main dengan ucapannya dan selalu saja bersikap serius. Tapi Luke tidak pernah memikirkan apa konsekuensi dari perkataannya itu.

            “Dulu, Ashton yang berniat ingin keluar, dan sekarang kamu. Ayolah Luk, jangan main-main. Sony akan marah besar denganmu.” Ucap Tami.

            “Aku akan mencari manager baru, dan juga asisten baru. Sekarang keluar dari tempat ini sebelum aku yang memaksa kalian untuk keluar.” Ucap Luke.

            Anehnya Tami dan Calum menjadi ketakutan lalu meninggalkan Luke dengan langkah cepat. Sepertinya Luke sudah bosan dengannya. Oke. Tami mengerti. Tapi jika Luke berniat ingin keluar, maka Tami akan menerimanya dan berharap Luke tak akan menyesali perbuatannya itu.

***

            Rapat dibuka. Tami, Calum, Michael dan Ashton akan membahas masalah band yang memang sedang kacau. Calum tampak buruk tapi Tami memaksanya untuk ikut rapat. Ucapan Luke tadi bisa membuatnya marah dan kesal. Tapi Tami harus bisa memahami perasaan Luke. Luke amat tertekan sekarang. Tadi, Michael menceritakan sosok Cody dan Tami menjadi penasaran. Jadi, tujuan utama mereka adalah Cody dan mencari tau siapa Cody itu.

            “Baiklah. Aku berjanji tak akan mempermasalahkan Ashley dengan band. Aku sanggup meninggalkan Ashley demi pekerjaanku. Itu semua juga demi Ashley.” Ucap Calum tiba-tiba.

            “Aku yakin sekali Luke tidak ada niatan sedikitpun untuk keluar dari band. Jika semua masalah sudah clear, maka Luke akan kembali ceria.” Ucap Michael.

            “Terus, apa yang harus kita lakukan? Mengintograsi Cody? Demi Tuhan aku sangat penasaran dengan Cody dan bagaimana wajahnya!” Ucap Ashton.

            Bukan hanya Ashton saja yang penasaran, Tami juga penasaran dan ingin sekali bertemu Cody secara langsung. Tapi kata Luke, Cody datang secara tiba-tiba tanpa diduga mereka. Bukankah itu terdengar aneh? Cody juga sangat misterius dan seakan-akan menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya.

            “Tristan sudah meninggal. Tidak mungkin ada seseorang yang ingin membangkitkan Tristan dan membalas dendam.” Ucap Tami.

            “Tidak mungkin juga Tristan melakukan balas dendam pada hubungan Luke dan Novela. Tristan sangat menyayangi Luke dan tidak ingin Luke disakiti oleh siapapun.” Ucap Calum.

            Tami berpikir keras. “Apa.. Apa dulu ada seseorang yang adalah teman dekat Tristan dan merasa sakit hati akan kematian Tristan lalu Luke-lah yang dia salahkan atas kematian Tristan kemudian orang itu membalas dendam dengan cara merusak hubungan Luke dengan Novela?” Ucap Tami tanpa jeda.

            Tiba-tiba saja Luke datang dan membuat semuanya kaget. Tami tampak pucat dan takut kalau Luke mendengar semua ucapannya. “Lalu apa hubungannya dengan Cody?” Tanya Luke lalu duduk disamping Tami dan itu sukses membuat tubuh Tami bergemetar. “Sekarang aku tanya ke kalian, apakah dulu Tristan pernah memilki teman bernama Cody?” Tanya Luke sambil menatap Calum, Ashton dan Michael secara bergantian.

            Tidak ada yang menjawab. Kemudian Michael membuka suara. “Sekalipun itu Ashley, dia juga tidak tau siapa teman-teman Tristan selama Tristan masih hidup. Ashley saja tidak mengenal Cody sebelumnya.” Ucapnya.

            Semuanya mengangguk-angguk membenarkan ucapan Michael. “Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku sangat membenci misteri.” Ucap Tami.

            Hening sejenak. Kemudian Luke mengangkat suara. “Maafkan aku. Karena aku kalian menjadi seperti ini. Seharusnya kalian tidak usah memikirkan masalahku. Aku.. Aku terlalu sedih dan trauma dengan apa yang telah terjadi dua tahun yang lalu. Aku kira Cody hanya ilusi-ku saja sebagai pendorong agar aku terus memikirkan Tristan. Aku yang salah. Seharusnya aku bisa bersikap profesional dan kembali bersama kalian.” Ucap Luke.

            Tidak ada respon. Lalu tiba-tiba saja Michael memeluk Luke lalu disusul oleh Calum dan Ashton. Tami kaget melihat reaksi mereka. Namun mereka terlihat sangat bahagia. Luke terjatuh di lantai dan tidak bisa bangun karena perbuatan tiga sahabatnya itu. Untuk apa? Untuk apa meninggalkan mereka yang adalah sahabat-sahabat sejatinya? Mereka sudah merupakan bagian dari hidupnya dan bagaimanapun juga Luke tidak akan pernah bisa berpisah dengan mereka. Mereka yang menyadarkannya dari kesalahahannya.

            “Sudah-sudah, aku tidak kuat lagi.” Ucap Luke menahan rasa sakit di tubuhnya. Ia juga mulai kesulitan bernafas.

            Semuanya pun kembali ke dalam posisinya. Sebuah kejutan lain datang. Ashley mendatangi mereka dan memberikan senyuman terbaiknya. Gadis itu berjalan mendekati mereka.

            “Kalian adalah band terbaik yang pernah aku temui! Persahabatan kalian-lah yang sangat aku irikan. Aku yakin sekali masalah-masalah itu akan pergi jika kalian berusaha menyelesaikannya secara bersama-sama.” Ucap Ashley.

            “Ya.. Ya kau benar, Ash. Tapi tolong izinkan Calum untuk kembali bersama kami. Sepertinya Calum terlalu stress memikirkanmu.” Ucap Michael.

            Mendengar suara Michael, Ashley langsung memukul bahu Michael. “Aku akan sembuh kalau kalian kembali bernyanyi lagi. Jika kalian tidak mau bernyanyi lagi, aku akan mati saat ini juga.” Ucap Ashley.

            Semuanya tertawa mendengar ucapan Ashley. Yap. Masalah Ashley sepertinya sudah selesai. Ashley meikhlaskan kepergian Calum juga Luke demi meraih cita-cita mereka tanpa harus memikirkannya. Ashley tidak ingin egois. Ashley ingin mereka bahagia dan tidak terus-terusan memikirkannya.

***

            “Ti.. Tidak mungkin..”

            Tubuh gadis itu seketika jatuh dan tertunduk. Rasanya lemas sekali. Gadis itu berusaha menahan tangisnya agar tidak keluar. Tapi hatinya sudah sangat sakit menerima kenyataan pahit yang bagaikan sebuah mimpi buruk.

            “Aku pasti sedang bermimpi..” Ucap gadis itu.

            Tetes-tetes air matanya turun membahasi lantai kamarnya. Tapi semua itu benar. Hasilnya adalah benar dan sudah tidak bisa diragukan lagi. Sudah lima kali ia melakukan tes dan hasilnya sama saja. Kini, dunia-nya runtuh dan ia sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Tapi demi Tuhan, gadis itu sama sekali tidak tau mengapa hal ini bisa terjadi padanya, padahal ia tidak pernah melakukan apapun.

            “Luke.. Apa kau yang melakukan hal ini padaku?” Tangis Novela.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar