Satu bulan
berlalu. Malam begitu cepat berganti dan menyisakan baik kenangan indah maupun
kenangan buruk. Luke menatap titik-titik air hujan di balik jendela kamarnya.
Sudah satu bulan ia menjadi pengangguran dan uang tabungannya semakin menipis.
Mau tidak mau Luke harus mencari pekerjaan alternatif seperti yang dilakukan Michael.
Michael tampak senang-senang saja walau ingin sekali kembali di dunia musik.
Ashton juga. Cowok itu mulai bosan tapi sebisa mungkin Ashton menyembunyikan
kebosanannya. Tidak selamanya uang yang ia punya akan terus ada jika ia tidak
melakukan apapun. Maka dari itu Ashton berharap secepat mungkin 5 Seconds of
Summer kembali ke dunia musik.
Sudah berkali-kali manager-nya
menelpon untuk cepat kembali tapi Luke masih saja mengabaikan. Luke merasa
belum siap bernyanyi dan pernah mengancam Sony kalau ia akan keluar dari band.
Tapi Sony menanggapinya dengan santai. Sepertinya Sony sudah tidak
membutuhkannya lagi. Luke rasa ia tidak lagi menjadi bintang seperti dulu. Ia
telah tergantikan oleh sosok-sosok baru yang lebih sempurna dibandingkan
dirinya.
Tadi Tami menelponnya dan ingin
menemuinya. Mungkin sekarang Tami sedang dalam perjalanan menuju Sydney. Luke
sudah meminta pendapat Calum tapi Calum berpendapat sama dengannya. Calum belum
siap kembali ke pekerjaannya karena tidak ingin meninggalkan Ashley. Penyakit
Ashley sudah diketahui publik dan tentu saja mereka mendo’akan Ashley agar
cepat sembuh. Sedangkan Michael dan Ashton sudah sangat tidak sabar untuk
mengakhiri liburannya walau diam-diam Ashton tak tega melihat gadis yang pernah
dicintainya sedang berjuang melawan kanker.
“Kak, ini teh hangat-nya.” Ucap
Ashley.
Baru Luke tersadar dari lamunannya.
Luke beralih menatap Ashley yang kondisinya semakin buruk. Ashley juga sering
menangis. Tubuhnya cukup kurus dan menyedihkan. Calum pernah bercerita kalau Ashley
ingin mengakhiri hubungan dengan Calum tapi Calum menolak. Calum sudah berjanji
untuk terus berada di samping Ashley. Bahkan Calum berani mengatakan kalau ia
tidak akan kembali ke band sebelum Ashley sembuh dan jika seandainya ia
dikeluarkan, maka Calum akan menerimanya. Tapi cara Calum tentu saja salah.
Bukannya Ashley semakin bahagia, tapi Ashley semakin sedih karena Calum hanya
mementingkan dirinya saja.
Perlahan Ashley duduk disamping
Luke. “Kakak baik-baik saja?” Tanya Ashley.
“Tidak. Aku tak pernah baik-baik
saja.” Jawab Luke jujur.
Ashley menghela nafas panjang.
“Sebaiknya kak Luke kembali saja bernyanyi. Kasihan fans kak Luke.” Ucap
Ashley.
“Aku tidak peduli dengan mereka.”
Ucap Luke.
Ucapan yang tentunya sangat
menyakitkan bagi fans Luke. Tapi Ashley bisa mengerti kalau kakaknya sedang
depresi. Luke terlalu sedih memikirkan nasibnya, ditambah kehadiran seorang
cowok yang bernama Cody. Sejujurnya Ashley penasaran dengan sosok Cody yang
kata Luke ada hubungannya dengan Tristan.
“Ini cobaan kak. Tuhan memberikan
cobaan untuk kita dan melihat apakah kita bisa melaluinya atau tidak.” Ucap
Ashley.
“Aku.. Aku ingin kembali menjadi
diriku yang dulu. Aku ingin sendiri. Aku tidak mau punya band. Aku tidak mau
mempunyai keluarga seperti kalian. Bahkan Novela. Aku berharap aku tidak pernah
mengenalnya.” Ucap Luke.
Hati Ashley menjadi perih mendengar
ucapan Luke. Khusunya di kalimat keempat. Luke tidak ingin mempunyai keluarga
seperti keluarganya. Andai saja Ashley bisa membalas ucapan Luke dengan pedas.
Sebenarnya Ashley juga menyesal tau kalau Luke masih hidup dan menyebabkan
kematian Tristan.
“Aku juga tidak mau memiliki seorang
kakak yang terkenal dan hidup mewah. Aku lebih menginginkan hidup yang
sederhana bersama kakak yang kapan saja selalu ada untukku.” Ucap Ashley lalu
meninggalkan Luke.
Mendengar ucapan Ashley, Luke
langsung mengacak-acak rambutnya. Seharusnya ia tidak mengatakan ucapan yang
membuat sedih hati Ashley. Luke tau dengan keadaannya yang seperti ini, ia
terkadang sulit untuk mengontrol diri dan kalau bicara tidak berpikir dulu.
Sementara Ashley, gadis itu hendak
masuk ke dalam kamar tapi sebuah tangan menariknya. Ashley menatap orang itu
dengan malas. “Tinggalkan aku sendiri.” Ucapnya dingin.
Calum tersenyum sedih menatap Ashley
dan membiarkan gadis itu masuk ke kamarnya. Selajutnya Calum tak sengaja
bertatapan dengan Luke. Calum pun menemui Luke yang kondisinya sama buruk
dengannya. Cukup lama mereka saling diam, lalu Luke yang memulai pembicaraan.
“Kau menyesal mencintai Ashley?”
Tanya Luke.
Tentu saja Calum kaget mendengar
pertanyaan Luke. “Harusnya Ashton yang lebih cocok untuk Ashley, bukan aku.”
Jawab Calum.
“Sony meminta kita untuk kembali.
Jika tidak, 5 Seconds of Summer akan bubar.” Ucap Luke.
Calum tersenyum sinis. “Bubarkan
saja. Aku tidak peduli.” Ucapnya.
Luke terdiam sesaat. “Aku tidak
ingin bubar. Tapi aku masih ingin membutuhkan waktu yang cukup lama. Mungkin
bisa sampai satu tahun. Jika Sony tidak sanggup, maka kita akan putus kontrak
dengannya.” Ucapnya.
“Tapi pikirkanlah nasib Michael dan
Ashton.” Ucap sebuah suara yang tidak lain adalah Tami.
Baru saja Tami datang dan membuat
kaget Luke dan Calum. Kemudian Tami duduk diantara Luke dan Calum. Gadis itu
tampak kelelahan akibat perjalanan panjang dari Amerika menuju Australia.
“Jika kalian terus-terusan seperti
ini, itu tidak akan menyelesaikan masalah.” Ucap Tami.
“Tapi aku tidak bisa meninggalkan
Ashley!” Bantah Calum.
“Aku tau Cal itu sangat sulit
bagimu. Tapi lama-kelamaan Ashley menjadi tidak enak denganmu. Ashley ingin kau
bahagia juga. Ashley ingin kau kembali menjadi bintang disana. Coba bicarakan
hal itu baik-baik dengan Ashley. Aku yakin sekali Ashley bisa mengerti.” Ucap
Tami.
Ucapan Tami ada benarnya. Pasti
Ashley menyalahkan dirinya sendiri karena Calum tidak ingin kembali ke band
karenanya. Kesembuhan Ashley juga tidak pasti dan itu juga membuat Calum
bingung. Akhirnya Calum sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Dan kau Luk, jangan bersikap egois.
Sekarang itu sangat berbeda dengan yang dulu. Dulu kau boleh bebas melakukan
apapun. Tapi sekarang, cobalah memikirkan nasib teman-temanmu. Pekerjaan itu
adalah suatu hal yang paling dibutuhkan. Tidak selama-lamanya kau bertahan
dengan uangmu yang sekarang.” Ucap Tami.
“Jadi apakah aku harus kembali?” Tanya
Luke.
“Tentu saja. Secepatnya 5 Seconds of
Summer kembali.” Jawab Tami.
Luke menjadi pusing. Tapi hatinya
memaksanya untuk jangan kembali. Jika ia kembali, ia tidak akan pernah tenang.
Luke menyimpulkan kalau ia telah keluar dari 5 Seconds of Summer. Entahlah
pekerjaan apa yang akan ia kerjaan. Luke tak mau memikirkannya karena sekarang
saja pikirannya sangat banyak.
“Aku keluar dari 5 Seconds of
Summer!” Tegas Luke.
Tami dan Calum kaget mendengar
ucapan Luke yang terdengar bukan main-main. Selama ini Luke tidak pernah
bermain-main dengan ucapannya dan selalu saja bersikap serius. Tapi Luke tidak
pernah memikirkan apa konsekuensi dari perkataannya itu.
“Dulu, Ashton yang berniat ingin
keluar, dan sekarang kamu. Ayolah Luk, jangan main-main. Sony akan marah besar
denganmu.” Ucap Tami.
“Aku akan mencari manager baru, dan
juga asisten baru. Sekarang keluar dari tempat ini sebelum aku yang memaksa
kalian untuk keluar.” Ucap Luke.
Anehnya Tami dan Calum menjadi
ketakutan lalu meninggalkan Luke dengan langkah cepat. Sepertinya Luke sudah
bosan dengannya. Oke. Tami mengerti. Tapi jika Luke berniat ingin keluar, maka
Tami akan menerimanya dan berharap Luke tak akan menyesali perbuatannya itu.
***
Rapat dibuka. Tami, Calum, Michael
dan Ashton akan membahas masalah band yang memang sedang kacau. Calum tampak
buruk tapi Tami memaksanya untuk ikut rapat. Ucapan Luke tadi bisa membuatnya
marah dan kesal. Tapi Tami harus bisa memahami perasaan Luke. Luke amat
tertekan sekarang. Tadi, Michael menceritakan sosok Cody dan Tami menjadi
penasaran. Jadi, tujuan utama mereka adalah Cody dan mencari tau siapa Cody
itu.
“Baiklah. Aku berjanji tak akan
mempermasalahkan Ashley dengan band. Aku sanggup meninggalkan Ashley demi
pekerjaanku. Itu semua juga demi Ashley.” Ucap Calum tiba-tiba.
“Aku yakin sekali Luke tidak ada
niatan sedikitpun untuk keluar dari band. Jika semua masalah sudah clear, maka Luke akan kembali ceria.”
Ucap Michael.
“Terus, apa yang harus kita lakukan?
Mengintograsi Cody? Demi Tuhan aku sangat penasaran dengan Cody dan bagaimana
wajahnya!” Ucap Ashton.
Bukan hanya Ashton saja yang
penasaran, Tami juga penasaran dan ingin sekali bertemu Cody secara langsung.
Tapi kata Luke, Cody datang secara tiba-tiba tanpa diduga mereka. Bukankah itu
terdengar aneh? Cody juga sangat misterius dan seakan-akan menyembunyikan jati
dirinya yang sebenarnya.
“Tristan sudah meninggal. Tidak
mungkin ada seseorang yang ingin membangkitkan Tristan dan membalas dendam.”
Ucap Tami.
“Tidak mungkin juga Tristan
melakukan balas dendam pada hubungan Luke dan Novela. Tristan sangat menyayangi
Luke dan tidak ingin Luke disakiti oleh siapapun.” Ucap Calum.
Tami berpikir keras. “Apa.. Apa dulu
ada seseorang yang adalah teman dekat Tristan dan merasa sakit hati akan
kematian Tristan lalu Luke-lah yang dia salahkan atas kematian Tristan kemudian
orang itu membalas dendam dengan cara merusak hubungan Luke dengan Novela?”
Ucap Tami tanpa jeda.
Tiba-tiba saja Luke datang dan
membuat semuanya kaget. Tami tampak pucat dan takut kalau Luke mendengar semua
ucapannya. “Lalu apa hubungannya dengan Cody?” Tanya Luke lalu duduk disamping
Tami dan itu sukses membuat tubuh Tami bergemetar. “Sekarang aku tanya ke
kalian, apakah dulu Tristan pernah memilki teman bernama Cody?” Tanya Luke
sambil menatap Calum, Ashton dan Michael secara bergantian.
Tidak ada yang menjawab. Kemudian
Michael membuka suara. “Sekalipun itu Ashley, dia juga tidak tau siapa
teman-teman Tristan selama Tristan masih hidup. Ashley saja tidak mengenal Cody
sebelumnya.” Ucapnya.
Semuanya mengangguk-angguk
membenarkan ucapan Michael. “Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku sangat
membenci misteri.” Ucap Tami.
Hening sejenak. Kemudian Luke
mengangkat suara. “Maafkan aku. Karena aku kalian menjadi seperti ini.
Seharusnya kalian tidak usah memikirkan masalahku. Aku.. Aku terlalu sedih dan
trauma dengan apa yang telah terjadi dua tahun yang lalu. Aku kira Cody hanya
ilusi-ku saja sebagai pendorong agar aku terus memikirkan Tristan. Aku yang
salah. Seharusnya aku bisa bersikap profesional dan kembali bersama kalian.”
Ucap Luke.
Tidak ada respon. Lalu tiba-tiba saja
Michael memeluk Luke lalu disusul oleh Calum dan Ashton. Tami kaget melihat
reaksi mereka. Namun mereka terlihat sangat bahagia. Luke terjatuh di lantai
dan tidak bisa bangun karena perbuatan tiga sahabatnya itu. Untuk apa? Untuk
apa meninggalkan mereka yang adalah sahabat-sahabat sejatinya? Mereka sudah
merupakan bagian dari hidupnya dan bagaimanapun juga Luke tidak akan pernah
bisa berpisah dengan mereka. Mereka yang menyadarkannya dari kesalahahannya.
“Sudah-sudah, aku tidak kuat lagi.”
Ucap Luke menahan rasa sakit di tubuhnya. Ia juga mulai kesulitan bernafas.
Semuanya pun kembali ke dalam
posisinya. Sebuah kejutan lain datang. Ashley mendatangi mereka dan memberikan
senyuman terbaiknya. Gadis itu berjalan mendekati mereka.
“Kalian adalah band terbaik yang
pernah aku temui! Persahabatan kalian-lah yang sangat aku irikan. Aku yakin
sekali masalah-masalah itu akan pergi jika kalian berusaha menyelesaikannya
secara bersama-sama.” Ucap Ashley.
“Ya.. Ya kau benar, Ash. Tapi tolong
izinkan Calum untuk kembali bersama kami. Sepertinya Calum terlalu stress
memikirkanmu.” Ucap Michael.
Mendengar suara Michael, Ashley
langsung memukul bahu Michael. “Aku akan sembuh kalau kalian kembali bernyanyi
lagi. Jika kalian tidak mau bernyanyi lagi, aku akan mati saat ini juga.” Ucap
Ashley.
Semuanya tertawa mendengar ucapan
Ashley. Yap. Masalah Ashley sepertinya sudah selesai. Ashley meikhlaskan
kepergian Calum juga Luke demi meraih cita-cita mereka tanpa harus
memikirkannya. Ashley tidak ingin egois. Ashley ingin mereka bahagia dan tidak
terus-terusan memikirkannya.
***
“Ti.. Tidak mungkin..”
Tubuh gadis itu seketika jatuh dan
tertunduk. Rasanya lemas sekali. Gadis itu berusaha menahan tangisnya agar
tidak keluar. Tapi hatinya sudah sangat sakit menerima kenyataan pahit yang
bagaikan sebuah mimpi buruk.
“Aku pasti sedang bermimpi..” Ucap
gadis itu.
Tetes-tetes air matanya turun
membahasi lantai kamarnya. Tapi semua itu benar. Hasilnya adalah benar dan
sudah tidak bisa diragukan lagi. Sudah lima kali ia melakukan tes dan hasilnya
sama saja. Kini, dunia-nya runtuh dan ia sudah tidak bisa melakukan apa-apa
lagi. Tapi demi Tuhan, gadis itu sama sekali tidak tau mengapa hal ini bisa
terjadi padanya, padahal ia tidak pernah melakukan apapun.
“Luke.. Apa kau yang melakukan hal
ini padaku?” Tangis Novela.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar