Makan malam terasa lengkap dan sempurna. Malam ini, Liza memasak menu
istimewa kesukaan Luke. Tentu saja Luke makan dengan sangat lahap dan Luke
sangat merindukan makanan ini, bahkan semua makanan yang dimasak Liza. Liza tak
menyangka Luke sudah pulang tanpa memberitahukannya. Padahal konser di Eropa
belum berakhir. Liza tak bisa mengerti apa yang ada di otak Luke. Semua itu
salahnya, pikir Liza. Jika saja ia tak memberitahu pada Calum, Luke tak akan
tau kondisi Ashley.
“Tapi Mom senang kamu ada disini.”
Ucap Liza.
Luke tersenyum. Liza sangat
merindukan senyum yang menawan itu, yang mirip sekali dengan senyum Tristan.
“Sejujurnya, aku lebih senang bersama kalian. Tapi mau tidak mau aku harus
bekerja mencari uang demi kita. Aku tau aku salah dan aku siap menerima
konsekuensinya. Sony sudah sering menelponku dan mengirimku pesan. Dia marah
besar padaku dan sempat mengancam aku akan dikeluarkan dari band.” Ucapnya.
“Lalu apa kau merasa takut? Jika
Sony mengeluarkanmu dari band bagaimana?” Tanya Liza.
Luke menghela nafas panjang.
Setaunya, konser 5 Seconds of Summer setelah kepergiannya masih tetap berjalan.
Jadi meski Luke tidak ikut konser, tidak memengaruhi 5 Seconds of Summer. Jadi
bisa saja Sony mengeluarkannya karena segalanya telah berubah. Jika ia keluar,
tentu Sony masih memiliki tiga anak buah yang berbakat, yaitu Calum, Ashton,
dan Michael. Dan jika benar ia dikeluarkan, masih banyak prosedur musik yang
menawarinya untuk bekerja sama. Entahlah yang jelas Luke sedang malas bersama
tiga sahabatnya itu terutama Calum walau Calum tidak bersalah apapun.
“Aku akan menerimanya. Lagipula,
Sony bukan segala-galanya bagiku. Aku bisa bekerja tanpanya.” Ucap Luke.
Sedaritadi, Ashley terdiam sambil
memakan makanannya dengan malas. Kedatangan Luke membuatnya kaget. Ashley
memang sangat merindukan Luke, tapi gadis itu sedikit kecewa karena hanya Luke
saja yang pulang sedangkan Calum masih berada di Eropa. Sepertinya, kakaknya
itu sangat khawatir padanya dan memutuskan untuk pulang. Ashley merasa berdosa.
Berita-berita tidak sedap yang membicarakan 5 Seconds of Summer mulai banyak
beredar dan itu semua karenanya. Banyak yang menuduh Novela atas kepulangan
Luke sebelum konser berakhir. Ada juga yang mengatakan Luke keluar dari 5
Seconds of Summer. Bukankah itu menyedihkan? Ashley sudah sakit dan gadis itu
tidak ingin membuat masalah yang lebih besar lagi.
“Seharusnya kak Luke tidak pulang.
Ashley baik-baik saja disini.” Ucap Ashley.
Luke menatap Ashley. “Tidak. Aku
muak sama mereka. Aku ingin istirahat dalam waktu yang cukup lama.” Ucapnya.
Ashley tersenyum miris. “Aku harap
kak Luke tidak menyalahkanku atas semua yang telah terjadi walau kenyataannya
aku yang salah.” Ucapnya.
Mendengar suara Ashley, Luke
langsung mengacak-acak rambut adiknya itu. “Tidak. Aku tidak menyalahkanmu. Itu
semua terjadi secara tiba-tiba dan tidak ada yang disalahkan. Aku janji Ash
melakukan apapun demi kesembuhanmu. Aku janji.” Ucap Luke.
Mendadak mata Ashley berkaca-kaca
mendengar suara Luke.
***
“We
need to talk.”
Calum yang sedang melamun dikagetkan
oleh sebuah suara yang sudah tak asing lagi ditelinganya. Ashton! Mau apa anak
itu kemari? Calum sedang malas bicara. Pikirannya hanya tertuju pada Ashley dan
rasanya ingin kabur seperti yang Luke lakukan. Tapi Calum berusaha bersikap
profesional. Mana berani juga ia kabur seperti Luke? Luke kan keras kepala dan
nekat-nya luar biasa sedangkan ia tidak bisa seperti Luke. Ia kabur sedikit
saja sudah ketahuan.
“Untuk apa kau menemuiku? Kau kan
tidak menyukaiku.” Ucap Calum.
Ashton pun duduk disamping Calum
sambil menatap sahabatnya itu. “Maafkan aku. Aku terbawa perasaan. Tapi aku
berharap hubungan kita kembali seperti dulu.” Ucapnya.
“Sebenarnya apa yang membuatmu
berubah? Apa karena… Ashley?” Tanya Calum ragu.
Mendadak wajah Ashton menjadi pucat.
Ashton tau Calum menyukai Ashley dan sepertinya Ashley menyukai Calum juga.
Kemungkinan besar mereka akan menjadi sepasang kekasih yang bahagia.
“Kau ingat janji yang kita buat
dulu?” Tanya Ashton.
Janji? Batin Calum. Selama ini ia
tak pernah membuat janji apapun. Calum berpikir dan terus berpikir. Tiba-tiba
saja wajahnya menjadi pucat, bahkan lebih pucat dari Ashton. Calum melupakan
sesuatu. Ada sebuah janji yang pernah mereka buat. Bukan hanya pada Ashton
saja. Tapi semuanya. Ia, Ashton, Luke dan Michael. Tapi Calum kira janji itu
hanya main-main.
“Kita berjanji untuk tidak jatuh
cinta dengan adik atau kakak teman-teman kita. Khususnya Ashley. Ashley adalah
adik Luke. Artinya kita tidak boleh jatuh cinta denga Ashley.” Ucap Calum.
Ashton tersenyum puas. “Dan kau
melanggarnya.” Ucapnya.
Calum mendengus kesal. “Jadi itu
yang membuatmu membenciku? Ayolah Ash. Cinta itu tidak bisa diprediksi dan
tidak memandang siapapun. Jadi tidak salahnya aku menyukai Ashley.” Ucapnya.
Wajah Ashton berubah menjadi kecewa.
“Aku sangat kecewa padamu. Ku kira kau bersikap profesional tapi nyatanya
tidak. Kau melanggar janji yang menurutmu tidak penting itu. Jika saja aku
sepertimu..” Ucap Ashton lalu menghentikan ucapannya. Calum menatap Ashton
dengan ragu. “Aku sudah pacaran dengan Ashley sejak dulu.” Sambungnya.
***
Semakin lama, Novela semakin tidak
kuat dengan perkataan orang-orang disekitarnya. Khususnya fans dari Luke.
Banyak yang membencinya. Karena-nya, Luke meninggalkan konser demi bertemu
dengannya. Tapi demi Tuhan, itu tidaklah benar. Bahkan sampai sekarang Novela
belum melihat Luke lagi. Cowok itu seakan-akan melupakannya dan Novela menjadi
sedih. Tapi tidak sedikit yang mendukungnya dan membuatnya tersenyum. Fans yang
baik banyak mendukungnya dan berprasangka baik padanya karena mereka tau ia
adalah gadis yang baik dan bukan seperti gadis yang tidak baik dan suka
mempermainkan cowok.
Aaron, cowok itu ternyata tau apa
yang sedang ia hadapi. Aaron selalu mendukungnya dan saat tau Luke tidak mau
menemui Novela, ada perasaan kesal, marah dan senang. Hubungan Novela dengan
Luke sedang tidak baik dan inilah kesempatan Aaron untuk mendapatkan Novela.
Tapi Aaron tau diri. Cowok itu harus memahami perasaan Novela dan menunggu gadis
itu untuk menyerah. Bisa saja Aaron menghancurkan hubungan Novela dengan cara
mengupload foto mesranya dengan Novela dan dilihat banyak orang. Tapi
ujung-ujungnya Novela bakal membencinya. Sama saja artinya ia kehilangan Novela
dan Aaron tidak mau hal itu terjadi.
Sore itu, Novela duduk termenung di
taman seorang diri. Beberapa pasang mata melihatnya tapi Novela tidak peduli.
Novela terus saja memikirkan Luke dan hubungannya dengan Luke. Akankah ia
mengakhiri hubungannya dengan Luke agar ia bebas? Novela tau Luke adalah
penyanyi terkenal sedangkan ia tidak. Selain itu, Novela juga tidak ingin
dibicarakan tidak jelas oleh fans Luke. Sama saja artinya mengotori nama baik
keluarga. Ayahnya saja sudah sangat kesal dan memaksanya putus dengan Luke.
Jadi, haruskah ia mengakhiri hubungannya dengan Luke?
“Hai.”
Jantung Novela berdebar-debar
mendengar suara itu. Novela mengangkat wajahnya dan menatap sosok asing yang
sedang tersenyum padanya. Namun senyumannya sangat manis. Sosok itu berambut
sedikit panjang, bergelombang dan berwarna pirang. Tubuhnya tinggi hampir sama
seperti Luke. Siapa pemuda itu? Batin Novela.
“Siapa kau?” Tanya Novela.
“Namaku Cody. Senang bertemu
denganmu.” Jawab pemuda itu.
Tanpa sepersetujuannya, Cody
langsung duduk disamping Novela. Jantung Novela semakin berdebar-debar. Entah
kenapa jantungnya bisa seperti ini padahal Cody adalah orang asing baginya.
Tapi keberadaan Cody disampingnya terasa sudah tidak asing lagi baginya. Novela
menatap Cody dengan ragu. Ternyata, Cody jauh lebih tampan dibanding Luke.
Tiba-tiba saja pipi Novela memerah.
“Aku Novela. Mengapa kau bisa
menemukanku? Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?” Tanya Novela.
Cody memasang senyum misterius. Mata
birunya yang indah membuat Novela teringat dengan sosok yang dulu sangat ia
cintai namun sosok itu meninggalkannya. Tristan! Mengapa rasanya seperti.. ia
duduk berdampingan dengan Tristan? Apakah Novela sudah menjadi gila? Atau
jangan-jangan cowok disampingnya hanyalah ilusi-nya saja?
“Aku sudah lama memperhatikanmu.”
Jawab Cody.
Jawaban yang tidak membuat Novela
puas. Tingkah Cody, Senyum Cody, Ucapan Cody terkesan misterius baginya. Novela
berharap setelah ini ia tidak bertemu Cody lagi walau ia penasaran dengan cowok
itu.
***
“Aku
sudah pacaran dengan Ashley sejak dulu.”
Ucapan Ashton terus saja terngiang
di otaknya. Sedaritadi Calum tidak bisa membuang ucapan yang membingungkannya
itu. Bahkan kepalanya sudah sangat sakit. Michael melihat Calum dan kasihan
dengan sahabatnya itu. Akhirnya Michael memberanikan diri untuk bertanya ke
Calum, barangkali ia bisa membantu Calum.
“Kau kenapa sih Cal?” Tanya Michael.
Calum tidak menjawab pertanyaan
Michael. Sepertinya cowok itu tidak menyadari keberadaan Michael. Michael
menjadi kesal. Percuma bicara pada Calum. Cowok itu tidak mau berbagi masalah
kepada oranglain dan memilih memendamnya sendiri. Baru saja Michael hendak
pergi meninggalkan Calum, Calum langsung memanggil namanya.
“Mike!” Ucap Calum.
Michael menatap Calum sambil
tersenyum. “Kukira kau tidak tau kalau aku ada disini sejak tadi sambil melihat
tingkah anehmu itu.” Ucapnya.
Calum menatap Michael dengan tatapan
yang sulit ditebak. “Menurutmu, aku salah ya jatuh cinta ke Ashley?” Tanya
Calum.
Michael menatap Calum heran.
Tiba-tiba ia teringat dengan janji yang dulu mereka buat. Tetapi Michael tidak
mempersalahkannya. “Tidak. Tapi kau harus minta izin dulu ke Luke apakah kau
boleh pacaran dengan Ashley atau tidak.” Jawabnya.
Wajah Calum menjadi sendu. “Luke
tidak akan mengizinkanku. Mungkin karena janji itu. Aku melanggar janji yang
sudah kita buat. Dan satu lagi.” Ucap Calum menggantung.
“Apa itu?” Tanya Michael.
Sebelum menjawab, Calum menarik
nafas dalam-dalam. “Ashton, dia juga menyukai Ashley. Bahkan sebelum aku
menyukai Ashley.” Jawabnya.
***
Sepulang sekolah, Ashley menemukan
Luke yang sedang menonton TV dengan malas. Luke tidak memiliki aktivitas apapun
dan sepertinya Luke menikmatinya tanpa rasa bosan. Ashley berjalan mendekati
Luke. Wajahnya cukup pucat dan Ashley merasa ada perubahan pada dirinya.
Tubuhnya semakin kurus dan Ashley merasa ada penyakit lain yang menyerangnya
selain kanker.
Sadar akan keberadaan Ashley, Luke
tersenyum menatap Ashley. “Bagaimana sekolahmu?” Tanyanya.
“Baik.” Jawab Ashley.
Luke terdiam sesaat. “Kau tampak
pucat dan lemas. Ayo semangat! Nanti malam kita akan jalan-jalan kemanapun kau
mau.” Ucapnya dengan nada riang.
“Tidak terimakasih. Ashley lebih
suka mengurung diri di kamar.” Jawab Ashley.
Sifat Ashley juga berubah. Gadis itu
berubah menjadi sosok pendiam dan tidak mau keluar rumah. Luke semakin sedih
akan kondisi Ashley. Mau tidak mau, Ashley harus bisa sembuh karena Luke tidak
ingin kehilangan saudaranya lagi. Jika Ashley mati, Luke bersumpah akan ikut
mati juga. Tapi Liza?
“Kak..” Lirih Ashley.
Langsung saja Luke memeluk Ashley
dengan erat dan Ashley menangis di pelukan Luke. Tapi Ashley merindukan pelukan
lain yang tentunya lebih hangat dari pelukan ini. Siapa lagi kalau bukan Calum?
Ashley memang sangat ingin bertemu Calum, tapi mengingat kondisinya yang
seperti ini, Ashley menjadi ragu dan malu.
“Kenapa semua ini harus terjadi pada
Ashley? Dulu Ashley kehilangan kak Tristan dan sekarang Ashley kena penyakit
parah. Kenapa kak?” Tanya Ashley sambil menangis.
Luke berusaha untuk menenangkan
Ashley. “Ashley, kita harus bersabar dan jangan menyerah. Apapun cobaan yang
Tuhan beri ke kita, kita harus menerimanya dan berusaha untuk mencari jalan
keluarnya.” Ucap Luke dengan lembut.
“Tapi ini kanker, kak. Penyakit yang
sangat susah disembuhkan. Ashley tidak enak sama kak Luke yang bersusah payah
mencari uang dan..” Ucap Ashley kemudian dipotong Luke.
“Aku tidak peduli, Ash. Intinya kau
harus sembuh, oke?” Ucap Luke.
Kemudian Luke melepas pelukannya dan
mengusap pipi Ashley yang basah oleh air mata. Ashley tersenyum dan Luke begitu
menyukai senyum manis itu. Tiba-tiba Luke teringat dengan Novela. Apa kabar
gadis itu? Luke merasa bodoh karena marah pada Novela hanya karena ucapan
Novela tapi itu tidak penting. Luke masih mencintai Novela dan harus meyakinkan
Novela kalau ia masih layak menjadi kekasih Novela.
“Kenapa kak Luke tidak menemui kak
Vela?” Tanya Ashley.
Nah adiknya itu bisa saja membaca
pikirannya. Langsung saja Luke tersenyum. “Nanti aku akan menemuinya.” Tiba-tiba
Luke teringat sesuatu. “Bukankah kau menyukai Calum? Kurasa Calum juga
menyukaimu dan kalian cocok menjadi sepasang kekasih.” Sambung Luke.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar