expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 7 )



Makan malam terasa lengkap dan sempurna. Malam ini, Liza memasak menu istimewa kesukaan Luke. Tentu saja Luke makan dengan sangat lahap dan Luke sangat merindukan makanan ini, bahkan semua makanan yang dimasak Liza. Liza tak menyangka Luke sudah pulang tanpa memberitahukannya. Padahal konser di Eropa belum berakhir. Liza tak bisa mengerti apa yang ada di otak Luke. Semua itu salahnya, pikir Liza. Jika saja ia tak memberitahu pada Calum, Luke tak akan tau kondisi Ashley.

            “Tapi Mom senang kamu ada disini.” Ucap Liza.

            Luke tersenyum. Liza sangat merindukan senyum yang menawan itu, yang mirip sekali dengan senyum Tristan. “Sejujurnya, aku lebih senang bersama kalian. Tapi mau tidak mau aku harus bekerja mencari uang demi kita. Aku tau aku salah dan aku siap menerima konsekuensinya. Sony sudah sering menelponku dan mengirimku pesan. Dia marah besar padaku dan sempat mengancam aku akan dikeluarkan dari band.” Ucapnya.

            “Lalu apa kau merasa takut? Jika Sony mengeluarkanmu dari band bagaimana?” Tanya Liza.

            Luke menghela nafas panjang. Setaunya, konser 5 Seconds of Summer setelah kepergiannya masih tetap berjalan. Jadi meski Luke tidak ikut konser, tidak memengaruhi 5 Seconds of Summer. Jadi bisa saja Sony mengeluarkannya karena segalanya telah berubah. Jika ia keluar, tentu Sony masih memiliki tiga anak buah yang berbakat, yaitu Calum, Ashton, dan Michael. Dan jika benar ia dikeluarkan, masih banyak prosedur musik yang menawarinya untuk bekerja sama. Entahlah yang jelas Luke sedang malas bersama tiga sahabatnya itu terutama Calum walau Calum tidak bersalah apapun.

            “Aku akan menerimanya. Lagipula, Sony bukan segala-galanya bagiku. Aku bisa bekerja tanpanya.” Ucap Luke.

            Sedaritadi, Ashley terdiam sambil memakan makanannya dengan malas. Kedatangan Luke membuatnya kaget. Ashley memang sangat merindukan Luke, tapi gadis itu sedikit kecewa karena hanya Luke saja yang pulang sedangkan Calum masih berada di Eropa. Sepertinya, kakaknya itu sangat khawatir padanya dan memutuskan untuk pulang. Ashley merasa berdosa. Berita-berita tidak sedap yang membicarakan 5 Seconds of Summer mulai banyak beredar dan itu semua karenanya. Banyak yang menuduh Novela atas kepulangan Luke sebelum konser berakhir. Ada juga yang mengatakan Luke keluar dari 5 Seconds of Summer. Bukankah itu menyedihkan? Ashley sudah sakit dan gadis itu tidak ingin membuat masalah yang lebih besar lagi.

            “Seharusnya kak Luke tidak pulang. Ashley baik-baik saja disini.” Ucap Ashley.

            Luke menatap Ashley. “Tidak. Aku muak sama mereka. Aku ingin istirahat dalam waktu yang cukup lama.” Ucapnya.

            Ashley tersenyum miris. “Aku harap kak Luke tidak menyalahkanku atas semua yang telah terjadi walau kenyataannya aku yang salah.” Ucapnya.

            Mendengar suara Ashley, Luke langsung mengacak-acak rambut adiknya itu. “Tidak. Aku tidak menyalahkanmu. Itu semua terjadi secara tiba-tiba dan tidak ada yang disalahkan. Aku janji Ash melakukan apapun demi kesembuhanmu. Aku janji.” Ucap Luke.

            Mendadak mata Ashley berkaca-kaca mendengar suara Luke.

***

            We need to talk.”

            Calum yang sedang melamun dikagetkan oleh sebuah suara yang sudah tak asing lagi ditelinganya. Ashton! Mau apa anak itu kemari? Calum sedang malas bicara. Pikirannya hanya tertuju pada Ashley dan rasanya ingin kabur seperti yang Luke lakukan. Tapi Calum berusaha bersikap profesional. Mana berani juga ia kabur seperti Luke? Luke kan keras kepala dan nekat-nya luar biasa sedangkan ia tidak bisa seperti Luke. Ia kabur sedikit saja sudah ketahuan.

            “Untuk apa kau menemuiku? Kau kan tidak menyukaiku.” Ucap Calum.

            Ashton pun duduk disamping Calum sambil menatap sahabatnya itu. “Maafkan aku. Aku terbawa perasaan. Tapi aku berharap hubungan kita kembali seperti dulu.” Ucapnya.

            “Sebenarnya apa yang membuatmu berubah? Apa karena… Ashley?” Tanya Calum ragu.

            Mendadak wajah Ashton menjadi pucat. Ashton tau Calum menyukai Ashley dan sepertinya Ashley menyukai Calum juga. Kemungkinan besar mereka akan menjadi sepasang kekasih yang bahagia.

            “Kau ingat janji yang kita buat dulu?” Tanya Ashton.

            Janji? Batin Calum. Selama ini ia tak pernah membuat janji apapun. Calum berpikir dan terus berpikir. Tiba-tiba saja wajahnya menjadi pucat, bahkan lebih pucat dari Ashton. Calum melupakan sesuatu. Ada sebuah janji yang pernah mereka buat. Bukan hanya pada Ashton saja. Tapi semuanya. Ia, Ashton, Luke dan Michael. Tapi Calum kira janji itu hanya main-main.

            “Kita berjanji untuk tidak jatuh cinta dengan adik atau kakak teman-teman kita. Khususnya Ashley. Ashley adalah adik Luke. Artinya kita tidak boleh jatuh cinta denga Ashley.” Ucap Calum.

            Ashton tersenyum puas. “Dan kau melanggarnya.” Ucapnya.

            Calum mendengus kesal. “Jadi itu yang membuatmu membenciku? Ayolah Ash. Cinta itu tidak bisa diprediksi dan tidak memandang siapapun. Jadi tidak salahnya aku menyukai Ashley.” Ucapnya.

            Wajah Ashton berubah menjadi kecewa. “Aku sangat kecewa padamu. Ku kira kau bersikap profesional tapi nyatanya tidak. Kau melanggar janji yang menurutmu tidak penting itu. Jika saja aku sepertimu..” Ucap Ashton lalu menghentikan ucapannya. Calum menatap Ashton dengan ragu. “Aku sudah pacaran dengan Ashley sejak dulu.” Sambungnya.

***

            Semakin lama, Novela semakin tidak kuat dengan perkataan orang-orang disekitarnya. Khususnya fans dari Luke. Banyak yang membencinya. Karena-nya, Luke meninggalkan konser demi bertemu dengannya. Tapi demi Tuhan, itu tidaklah benar. Bahkan sampai sekarang Novela belum melihat Luke lagi. Cowok itu seakan-akan melupakannya dan Novela menjadi sedih. Tapi tidak sedikit yang mendukungnya dan membuatnya tersenyum. Fans yang baik banyak mendukungnya dan berprasangka baik padanya karena mereka tau ia adalah gadis yang baik dan bukan seperti gadis yang tidak baik dan suka mempermainkan cowok.

            Aaron, cowok itu ternyata tau apa yang sedang ia hadapi. Aaron selalu mendukungnya dan saat tau Luke tidak mau menemui Novela, ada perasaan kesal, marah dan senang. Hubungan Novela dengan Luke sedang tidak baik dan inilah kesempatan Aaron untuk mendapatkan Novela. Tapi Aaron tau diri. Cowok itu harus memahami perasaan Novela dan menunggu gadis itu untuk menyerah. Bisa saja Aaron menghancurkan hubungan Novela dengan cara mengupload foto mesranya dengan Novela dan dilihat banyak orang. Tapi ujung-ujungnya Novela bakal membencinya. Sama saja artinya ia kehilangan Novela dan Aaron tidak mau hal itu terjadi.

            Sore itu, Novela duduk termenung di taman seorang diri. Beberapa pasang mata melihatnya tapi Novela tidak peduli. Novela terus saja memikirkan Luke dan hubungannya dengan Luke. Akankah ia mengakhiri hubungannya dengan Luke agar ia bebas? Novela tau Luke adalah penyanyi terkenal sedangkan ia tidak. Selain itu, Novela juga tidak ingin dibicarakan tidak jelas oleh fans Luke. Sama saja artinya mengotori nama baik keluarga. Ayahnya saja sudah sangat kesal dan memaksanya putus dengan Luke. Jadi, haruskah ia mengakhiri hubungannya dengan Luke?

            “Hai.”

            Jantung Novela berdebar-debar mendengar suara itu. Novela mengangkat wajahnya dan menatap sosok asing yang sedang tersenyum padanya. Namun senyumannya sangat manis. Sosok itu berambut sedikit panjang, bergelombang dan berwarna pirang. Tubuhnya tinggi hampir sama seperti Luke. Siapa pemuda itu? Batin Novela.

            “Siapa kau?” Tanya Novela.

            “Namaku Cody. Senang bertemu denganmu.” Jawab pemuda itu.

            Tanpa sepersetujuannya, Cody langsung duduk disamping Novela. Jantung Novela semakin berdebar-debar. Entah kenapa jantungnya bisa seperti ini padahal Cody adalah orang asing baginya. Tapi keberadaan Cody disampingnya terasa sudah tidak asing lagi baginya. Novela menatap Cody dengan ragu. Ternyata, Cody jauh lebih tampan dibanding Luke. Tiba-tiba saja pipi Novela memerah.

            “Aku Novela. Mengapa kau bisa menemukanku? Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?” Tanya Novela.

            Cody memasang senyum misterius. Mata birunya yang indah membuat Novela teringat dengan sosok yang dulu sangat ia cintai namun sosok itu meninggalkannya. Tristan! Mengapa rasanya seperti.. ia duduk berdampingan dengan Tristan? Apakah Novela sudah menjadi gila? Atau jangan-jangan cowok disampingnya hanyalah ilusi-nya saja?

            “Aku sudah lama memperhatikanmu.” Jawab Cody.

            Jawaban yang tidak membuat Novela puas. Tingkah Cody, Senyum Cody, Ucapan Cody terkesan misterius baginya. Novela berharap setelah ini ia tidak bertemu Cody lagi walau ia penasaran dengan cowok itu.

***

            Aku sudah pacaran dengan Ashley sejak dulu.”

            Ucapan Ashton terus saja terngiang di otaknya. Sedaritadi Calum tidak bisa membuang ucapan yang membingungkannya itu. Bahkan kepalanya sudah sangat sakit. Michael melihat Calum dan kasihan dengan sahabatnya itu. Akhirnya Michael memberanikan diri untuk bertanya ke Calum, barangkali ia bisa membantu Calum.

            “Kau kenapa sih Cal?” Tanya Michael.

            Calum tidak menjawab pertanyaan Michael. Sepertinya cowok itu tidak menyadari keberadaan Michael. Michael menjadi kesal. Percuma bicara pada Calum. Cowok itu tidak mau berbagi masalah kepada oranglain dan memilih memendamnya sendiri. Baru saja Michael hendak pergi meninggalkan Calum, Calum langsung memanggil namanya.

            “Mike!” Ucap Calum.

            Michael menatap Calum sambil tersenyum. “Kukira kau tidak tau kalau aku ada disini sejak tadi sambil melihat tingkah anehmu itu.” Ucapnya.

            Calum menatap Michael dengan tatapan yang sulit ditebak. “Menurutmu, aku salah ya jatuh cinta ke Ashley?” Tanya Calum.

            Michael menatap Calum heran. Tiba-tiba ia teringat dengan janji yang dulu mereka buat. Tetapi Michael tidak mempersalahkannya. “Tidak. Tapi kau harus minta izin dulu ke Luke apakah kau boleh pacaran dengan Ashley atau tidak.” Jawabnya.

            Wajah Calum menjadi sendu. “Luke tidak akan mengizinkanku. Mungkin karena janji itu. Aku melanggar janji yang sudah kita buat. Dan satu lagi.” Ucap Calum menggantung.

            “Apa itu?” Tanya Michael.

            Sebelum menjawab, Calum menarik nafas dalam-dalam. “Ashton, dia juga menyukai Ashley. Bahkan sebelum aku menyukai Ashley.” Jawabnya.

***

            Sepulang sekolah, Ashley menemukan Luke yang sedang menonton TV dengan malas. Luke tidak memiliki aktivitas apapun dan sepertinya Luke menikmatinya tanpa rasa bosan. Ashley berjalan mendekati Luke. Wajahnya cukup pucat dan Ashley merasa ada perubahan pada dirinya. Tubuhnya semakin kurus dan Ashley merasa ada penyakit lain yang menyerangnya selain kanker.

            Sadar akan keberadaan Ashley, Luke tersenyum menatap Ashley. “Bagaimana sekolahmu?” Tanyanya.

            “Baik.” Jawab Ashley.

            Luke terdiam sesaat. “Kau tampak pucat dan lemas. Ayo semangat! Nanti malam kita akan jalan-jalan kemanapun kau mau.” Ucapnya dengan nada riang.

            “Tidak terimakasih. Ashley lebih suka mengurung diri di kamar.” Jawab Ashley.

            Sifat Ashley juga berubah. Gadis itu berubah menjadi sosok pendiam dan tidak mau keluar rumah. Luke semakin sedih akan kondisi Ashley. Mau tidak mau, Ashley harus bisa sembuh karena Luke tidak ingin kehilangan saudaranya lagi. Jika Ashley mati, Luke bersumpah akan ikut mati juga. Tapi Liza?

            “Kak..” Lirih Ashley.

            Langsung saja Luke memeluk Ashley dengan erat dan Ashley menangis di pelukan Luke. Tapi Ashley merindukan pelukan lain yang tentunya lebih hangat dari pelukan ini. Siapa lagi kalau bukan Calum? Ashley memang sangat ingin bertemu Calum, tapi mengingat kondisinya yang seperti ini, Ashley menjadi ragu dan malu.

            “Kenapa semua ini harus terjadi pada Ashley? Dulu Ashley kehilangan kak Tristan dan sekarang Ashley kena penyakit parah. Kenapa kak?” Tanya Ashley sambil menangis.

            Luke berusaha untuk menenangkan Ashley. “Ashley, kita harus bersabar dan jangan menyerah. Apapun cobaan yang Tuhan beri ke kita, kita harus menerimanya dan berusaha untuk mencari jalan keluarnya.” Ucap Luke dengan lembut.

            “Tapi ini kanker, kak. Penyakit yang sangat susah disembuhkan. Ashley tidak enak sama kak Luke yang bersusah payah mencari uang dan..” Ucap Ashley kemudian dipotong Luke.

            “Aku tidak peduli, Ash. Intinya kau harus sembuh, oke?” Ucap Luke.

            Kemudian Luke melepas pelukannya dan mengusap pipi Ashley yang basah oleh air mata. Ashley tersenyum dan Luke begitu menyukai senyum manis itu. Tiba-tiba Luke teringat dengan Novela. Apa kabar gadis itu? Luke merasa bodoh karena marah pada Novela hanya karena ucapan Novela tapi itu tidak penting. Luke masih mencintai Novela dan harus meyakinkan Novela kalau ia masih layak menjadi kekasih Novela.

            “Kenapa kak Luke tidak menemui kak Vela?” Tanya Ashley.

            Nah adiknya itu bisa saja membaca pikirannya. Langsung saja Luke tersenyum. “Nanti aku akan menemuinya.” Tiba-tiba Luke teringat sesuatu. “Bukankah kau menyukai Calum? Kurasa Calum juga menyukaimu dan kalian cocok menjadi sepasang kekasih.” Sambung Luke.

***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar