expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 5 )



Sungguh Novela begitu tak mempercayai dengan apa yang diceritakan oleh Liza. Liza menceritakan hal buruk yang menimpa Ashley sambil menangis. Tentu Novela juga menangis dan masih tidak percaya. Tidak mungkin Ashley terkena penyakit kanker, mustahil! Padahal selama ini Ashley terlihat ceria dan sehat. Ashley juga jarang terserang penyakit. Tapi bagaimanapun juga Ashley harus bisa sembuh walau persentase-nya sedikit.

            “Sampai sekarang aku tidak berani memberitahu hal ini ke Luke.” Ucap Liza.

            “Tapi apa yang lain sudah tau?” Tanya Novela.

            Liza terdiam sesaat. Rasa bersalahnya datang menghampirinya saat ia mengatakan kalau ia sudah menceritakan tentang penyakit Ashley ke Calum lalu Ashley marah-marah. “Aku hanya memberitahu Calum.” Jawabnya.

            Pasti rasanya sangat terpuruk dan marah pada Tuhan. Penyakit kanker bukanlah penyakit biasa yang mudah diobati. Tapi mau tidak mau Ashley harus berjuang melawan penyakitnya dan mengalahkan kanker-nya itu. Novela tidak ingin kehilangan Ashley dan tentu saja Luke juga tidak menginginkan hal itu. Luke sudah sangat sedih dan tersakiti akibat kepergian Tristan dan Luke tidak ingin kehilangan Ashley. Tuhan.. Kenapa cobaan keluarga Liza sangat besar?

            Cukup lama bercerita, tak terasa malam sudah sangat larut. Liza merasa berdosa karena lupa waktu. Pasti Mia khawatir dengan Novela yang sudah jam segini belum pulang juga. Akhirnya Liza menyuruh supir-nya untuk mengantar Novela pulang.

***

            Hanya Luke dan Ashton saja yang belum mengetahui penyakit yang diderita Ashley. Tapi publik tidak akan tau karena Ashley menyembunyikan penyakitnya itu dan tidak mau dunia tau kalau ia kini hidup bersama kanker. Tami merasa bersalah tentang Calum dan Calum mengaku kalau dia mencintai Ashley. Tapi rasanya Ashley sudah tak mau berkomunikasi dengannya. Saat ini Calum sedang sakit sementara konser sudah ada di depan mereka. Tami menyarankan untuk rehat sebentar dan kembali ke Australia tapi Sony melarang karena tiket konser di Eropa sudah laku terjual dan tentu saja mereka tidak ingin mengecewakan fans mereka. Sabar. Tinggal belasan konser yang harus mereka jalani baru setelah itu mereka istirahat.

            Saat ini 5 Seconds of Summer sedang berada di Jerman dan besok malam mereka akan melakukan konser. Anehnya, Luke yang awalnya bersikap aneh berubah menjadi ceria sedangkan yang lain kecuali Michael bersikap aneh sama seperti dirinya sebelumnya. Tapi Luke tidak mau tau walau ia penasaran akan masalah yang dialami Calum dan Ashton.

            “Sebenarnya apa yang terjadi dengan Calum dan Ashton?” Tanya Luke.

            Tami sibuk merapikan kamarnya dan sedikit kaget akan kedatangan Luke. Tapi Tami bersyukur karena Luke sudah menjadi normal kembali dan terbebas dari perasaan anehnya itu selama Luke… Tami tersenyum sedih teringat akan Ashley. Jika saja Luke mengetahui keadaan Ashley, maka 5 Seconds of Summer secara perlahan akan hancur. Belum lagi masalah Calum yang mencintai Ashley tapi karena kondisi Ashley yang seperti itu, kemungkinan besar Ashley menjadi malu dan menjauhi Calum.

            “Kau akan tau Luk setelah konser di Eropa berakhir. Sekarang fokus kan diri ke konser.” Jawab Tami.

            Luke mendengus kesal. “Jadi kau tau penyebab Calum dan Ashton menjadi aneh?” Tanyanya.

            Tami tidak langsung menjawab. “Hanya Calum saja.” Jawabnya kemudian.

            “Aku akan menemui Calum!” Ucap Luke.

***

            Akhirnya Ashley sekolah juga! Teman-temannya pada heran dengannya pasca kejadian bola basket yang menimpa Ashley. Tentu saja sebagian dari mereka memusuhi Dakota dan suka berbuat jahat pada Dakota. Tapi hikmahnya, Dakota mulai berteman dengan Vee dan Vee menerimanya apa adanya. Karena kedatangan Ashley di kelas, Vee langsung memeluk sahabatnya itu.

            “Ash, kau harus semangat bagaimanapun keadaanmu.” Ucap Vee.

            Kemudian Dakota datang mendekati mereka. “Ash, maafkan aku ya karena tak sengaja melempar bola basket ke wajahmu. Ku harap kau tidak membenciku.” Ucapnya.

            Ashley tersenyum mendengar ucapan Dakota. “Tidak apa-apa. Salahku juga karena tidak hati-hati dan melanggar nasehat Vee. Seharusnya aku tidak olahraga karena sakit.” Ucapnya.

            “Tapi kau sekarang baik-baik saja kan? Kenapa wajahmu pucat?” Tanya Dakota.

            Separah itukah? Batin Ashley miris.

***

            Calum terpaku dengan apa yang dilihatnya. Baru saja ia meninggalkan kamarnya sebentar dan Luke sudah ada di kamarnya sambil menatapnya dengan tajam. Tiba-tiba bulu kuduk Calum merinding tatkala melihat apa yang dibawa Luke. Sebuah kertas yang sebagian telah dihancurkan oleh Luke sendiri. Calum memberanikan diri mendekati Luke. Rasa salah dan rasa takut menghampirinya.

            “Coba jelaskan tentang tulisanmu ini.” Ucap Luke.

            Calum menelan ludahnya. Tenggorokannya terasa sakit dan sulit baginya untuk bicara. Bagaimana bisa Luke menemukan tulisannya itu? Calum merasa berdosa karena menulis suatu hal yang tidak boleh diketahui Luke, tapi kini Luke mengetahuinya. Tentang Ashley, perasaannya pada Ashley, dan penyakit yang diderita Ashley.

            “Calum..” Ucap Luke.

            Akhirnya Calum membuka suaranya. “Aku.. Aku juga tidak tau Luk. Semua itu terjadi begitu cepat dan aku masih belum mempercayainya. Tapi itulah kenyataannya. Aku, Michael dan Tami sudah mengetahuinya.” Ucapnya.

            “Jangan bercanda! Aku tidak suka diajak bercanda. Aku tau kau tipe orang yang tidak bisa diajak serius dan suka mengerjai orang lain. Aku tentu tidak akan terjebak oleh permainanmu.” Ucap Luke.

            Entahlah yang jelas hati Calum begitu sakit mendengar ucapan Luke. Dan sepertinya Luke membenci-nya. Luke masih menatapnya dengan tajam dan Calum tidak tau harus mengatakan apa lagi. Luke tidak mempercayai apa yang ia tulis dan mengira ia hanya bercanda.

            “Jangan dekati Ashley.” Ucap Luke lalu meninggalkan Calum.

            Hancur. Semuanya hancur dan Calum ingin sekali marah pada Tuhan. Sudah sangat jelas kan kalau Luke tidak suka kalau ia menyukai Ashley? Tentu saja ia tidak bisa melawan Luke karena baginya Luke adalah orang yang mau tidak mau harus ia turuti apa kemauannya. Calum juga tau diri. Kalau bukan karena Luke, ia tidak akan menjadi terkenal seperti ini.

***

            Setidaknya masih ada dokter yang menolong Ashley dan berusaha keras menyembuhkan penyakit Ashley. Liza melakukannya secara diam-diam karena tidak ingin jika publik tau kalau Ashley terkena kanker dan menimbulkan masalah besar.Terutama Luke. Untuk saat ini Luke belum mengetahui kondisi Ashley dan Liza berharap Luke tidak akan tau, setidaknya selama mereka konser.

            Tapi Liza sering menemukan berita tentang 5 Seconds of Summer yang membuat hatinya perih. Nama Calum banyak dibicarakan media. Katanya Calum berubah drastis dan tidak mau tersenyum. Bahkan menyapa fans saja terkesan malas. Waktu konser  Calum tampil seperti bukan dirinya sendiri dan suaranya terdengar serak. Sedangkan Ashton, entahlah apa masalahnya tapi Ashton masih bisa tersenyum dan masih bisa bersemangat dengan konsernya. Katanya, ada yang bilang Luke yang menularkan penyakit aneh ke teman-temannya. Awalnya kan Luke yang terlihat aneh, setelah itu baru Calum. Hah. Memangnya ada penyakit aneh? Liza saja tidak tau kalau anaknya itu bersikap aneh.

            Tentang Calum, sepertinya Liza tau dimana kesalahannya. Pastinya ada hubungannya dengan Ashley. Apa sesedih itukah Calum saat mendengar kondisi Ashley? Apa jangan-jangan.. Liza tau Ashley sangat mengagumi Calum dan Calum-lah yang paling dekat dengannya. Bahkan Ashley lebih sering menghabiskan waktu bersama Calum dibanding Luke. Liza menyimpulkan kalau Calum menyukai Ashley. Jika itu yang terjadi, tentu saja Calum akan selalu dihantui rasa takut dan khawatir akan kondisi Ashley. Kanker bukanlah penyakit yang mudah disembuhkan, tetapi Liza akan terus berusaha demi kesembuhan Ashley. Liza tidak ingin Ashley berakhir seperti Tristan.

            Sungguh berat memang kisahnya. Liza sudah ditinggal oleh suami, satu anak laki-laki dan sekarang anak perempuan satu-satunya terkena kanker. Wanita itu sudah sangat lelah dengan segala cobaan yang dialaminya.

            “Ashley?” Tanya Liza.

            Tiada hari tanpa menangis bagi Ashley. Kantung mata gadis itu tampak besar dan hitam. Ashley memasang senyum palsunya. Rasanya ingin mati saja. Ashley juga tidak sabaran bertemu dengan Tristan karena baginya dunia yang diinjaknya ini sangat kejam padanya. Tapi Ibunya, Luke dan sosok yang akhir-akhir ini ia kecewakan…

            Calum. Ashley sangat merindukan Calum dan ingin menangis dipelukan Calum. Ashley tidak peduli tentang Calum yang mengetahui penyakitnya. Tapi Ashley tidak ingin Calum khawatir padanya. Jika saja ia tidak terkena kanker… Ashley tersenyum sedih. Calum sudah tak lagi menelponnya. Mungkin Calum lelah dan frustrasi. Ashley tau kabar-kabar yang tidak sedap tentang 5 Seconds of Summer dan itu semua karena dirinya! Calum berubah total dan itu salahnya. Dan jika Luke sampai tau tentang penyakitnya…

            “Kapan mereka pulang?” Tanya Ashley.

            Tentu saja Liza tau makna ‘mereka’ yang disebutkan Ashley. “Mom juga tidak tau. Mereka jarang pulang ke rumah dan jadwal istirahat mereka tidak tetap. Sekarang mereka berada di Jerman yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggal kita.” Jawabnya.

            Ashley mengepal tangannya. Antara bangga dan sedih. Bangga karena prestasi yang diraih oleh 5 Seconds of Summer. Sedih karena mereka tidak selalu ada untuknya dan lebih banyak menghabiskan waktu di negeri orang dibanding negaranya sendiri. Ashley teringat dengan Novela. Pasti gadis itu merasa seperti terbunuh karena jarang bertemu dengan Luke. Tapi Ashley selalu berprasangka baik pada Luke. Seharusnya ia tidak sedih karena Luke melakukan semuanya demi keluarga. Tidak bisa dipungkiri bahwa disana Luke amat merindukan keluarga, juga Novela.

            “Kamu banyak-banyak istirahat ya. Mom yakin sekali kamu pasti sembuh.” Ucap Liza.

            Sebuah kalimat yang sama sekali tidak menghibur Ashley.

***

            Akhirnya Novela menceritakan masalah yang dialaminya pada Phoebe asalkan Phoebe tidak menyebarkannya. Tentu saja Phoebe amat kaget dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Tidak mungkin Ashley terkena kanker. Semua orang pasti berpikiran seperti itu, termasuk Novela. Sudah dua jam Novela menangis karena kondisi Ashley, juga tentang hubungannya dengan Luke. Tak lupa juga si Aaron yang sepertinya tertartik padanya.

            Bagi Phoebe, hubungan Novela dengan Luke memang menyakitkan. Tapi jika didasarkan cinta yang kuat, kepercayaan dan kesetiaan, pasti akan terasa mudah dan tidak peduli apa kata orang lain. Tapi kalau Phoebe yang menjalaninya, ia tidak akan kuat dan memilih memutuskan hubungan. Phoebe tau bagaimana kisah hidup para artis dan berita-berita yang tidak enak didengar. Mungkin jika Novela adalah penyanyi terkenal atau model, pasti semuanya akan terasa mudah dan Novela bakal sering bertemu Luke. Tapi saat ini Novela tengah disibukkan oleh kuliah dan mustahil mengejar Luke di belahan dunia yang lain.

            “Sekarang ikuti apa kata hatimu saja. Kalau kau tidak tahan dengan hubungan yang kau jalani, lebih baik kau menyerah saja. Tapi jangan bilang kalau kau ingin putus karena karir Luke. Nanti Luke nekat ninggalin karir-nya demi kamu.” Ucap Phoebe.

            “Iya, aku mengerti. Tapi aku sangat mencintai Luke. Dia yang membuatku bangkit dari kesedihan karena Tristan. Tapi aku sangat berharap Luke adalah sosok normal dan selalu ada untukku kapanpun aku butuhkan.” Ucap Novela.

            Phoebe tersenyum. “Kan ada aku. Tidak usah memikirkan semuanya. Hidupmu sangat sempurna, Vela. Kau beruntung memiliki orangtua yang sangat sayang padamu, sahabat-sahabat yang selalu ada untukmu atau setidaknya hidupmu berkecukupan. Banyak-banyak bersyukur atas segala yang Tuhan beri padamu. Ingat, masih banyak di luar sana saudara-saudara kita yang terkena musibah dan tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jadi, tetap tersenyum dan terima apapun keadaan.” Ucapnya.

            Phoebe emang jago memberikan nasehat dan membuat Novela tersenyum kembali. Gadis itu langsung memeluk Phoebe dan beterimakasih pada Phoebe. Ya. Hidupnya emang sempurna dan berkecukupan. Seharusnya ia belajar men-syukuri nikmat yang Tuhan beri padanya meski terkadang ia mendapatkan musibah yang membuatnya sedih.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar