expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 2 )



Kantin kampus sudah mulai sepi. Tapi gadis itu masih saja sibuk dengan laptopnya. Banyak sekali tugas yang ia dapatkan dari dosen dan mau tidak mau ia harus bisa mengerjakannya dengan teliti dan tepat waktu. Novela, gadis itu tak sedikitpun mengalihkan pandangan dari layar laptopnya. Beberapa hari yang lalu ia menderita penyakit tifus dan harus dirawat inap di rumah sakit. Hal itu yang membuat Novela mengejar nilainya karena ketinggalan mata kuliah.

            Sebenarnya gadis berusia dua puluh satu tahun itu amat merindukan sosok yang sudah lama tak dijumpainya. Siapa lagi kalau bukan Luke? Mungkin karena lama tidak bertemu Luke ia terserang penyakit. Memang sih semenjak pacaran dengan sosok bintang muda itu hidupnya berubah seakan-akan ia menjadi artis juga. Tapi tidak heran ada banyak haters yang membencinya. Apalagi saat ia meng-upload fotonya bersama Luke dengan mesra di instagram dan banyak mendapat komentar yang tidak-tidak dari fans Luke. Tentu Novela bisa memahami apa yang mereka rasakan. Mereka sangatlah mengagumi sosok Luke dan tidak ingin ada seorangpun yang bisa merebut hati Luke. Tapi Novela mengatakan kalau dia adalah gadis yang baik-baik bukan seperti gadis jalang seperti apa yang mereka pikirkan. Novela terlahir di keluarga yang berada dan memiliki otak yang cemerlang.

            Awalnya, Ibunya bingung apakah harus mau menerima Luke sebagai kekasih Novela. Tapi demi kebahagiaan Novela, akhirnya sang Ibu menerima. Ibunya juga tak ingin Novela bersedih karena kepergian Tristan. Ah Tristan. Novela merasa Luke telah berhasil mengobati hatinya yang luka akibat Tristan. Ia dan Luke sama-sama hancur karena kepergian Tristan dan mereka berusaha untuk mengobati kesedihan mereka dan berhasil. Cukup lama memang namun Novela sadar bahwa setiap manusia pasti akan mengalami yang namanya kematian.

            Jujur saja, Novela paling benci dan takut jika membicarakan soal kematian. Ia tak mau orang-orang yang ia cintai meninggalkannya lagi. Dan belakang-belakangan ini Novela terus kepikiran dengan Luke yang hidupnya selalu berpindah-pindah karena tour atau acara lain. Gadis itu selalu khawatir akan keadaan Luke. Bagaimana jika kendaraan yang mereka naiki kecelakaan? Ah ia memang selalu berpikiran negatif tapi hanya mendengar suara Luke yang lembut yang mengatakan kalau ia baik-baik saja, hati Novela bakal tenang. Cukup sering Luke menelponnya dan Novela menjadi tenang.

            Menjalin hubungan yang menurutnya tidak normal ini amat menyakitkan memang. Terkadang Novela iri dengan teman-temannya yang di akhir minggu jalan-jalan sama pacar masing-masing, sedangkan ia? Novela tidak bisa mengikuti kemana Luke pergi karena ia masih kuliah dan ingin meraih cita-citanya untuk bekerja di Perusahaan ternama. Tidak banyak orang-orang yang menyindir hubungannya dengan Luke dan berani mengatakan kalau di luar sana Luke selingkuh dengan gadis yang lebih cantik dibanding dirinya. Penyanyi kan memang begitu. Bahkan orang biasa saja tidak bisa menahan diri jika melihat sesuatu yang benar-benar menarik minatnya. Tapi Novela selalu percaya pada Luke kalau Luke hanya mencintainya dan tidak akan berselingkuh dengan gadis manapun. Novela percaya itu.

            Tiba-tiba saja Novela menyenggol sesuatu yang entahlah apa itu. Novela melirik ke samping kanan dan menemukan sosok pemuda yang entahlah belakang-belakangan ini sering mendekatinya. Pemuda itu memberikannya kopi Starbucks tapi Novela tidak tertarik dengan minuman itu. Pemuda itu tersenyum lalu tanpa seizing Novela, pemuda itu duduk di samping Novela sehingga membuat Novela gerah.

            Siapa sih yang tidak kenal dengan Aaron? Dia adalah pemuda tampan idola satu kampus. Mungkin cewek-cewek diluar sana mengira ia bodoh karena suka mengabaikan Aaron saat Aaron mencoba mendekatinya. Tapi Novela sadar kalau dia memiliki Luke dan berjanji untuk tidak berpaling dari Luke. Novela merasa lega sudah bebas dari Albert tapi mengapa ia harus bertemu dengan Aaron? Aaron memerhatikannya tanpa menoleh ke arah lain sedikitpun dan itu membuat Novela semakin tidak nyaman berada di tempat ini. Gadis itu pun menghentikan aktifitasnya dan beralih menatap Aaron yang tiba-tiba saja sudah memasang senyum manis.

            “Aku sedang sibuk, jadi tolong jangan ganggu aku.” Ucap Novela.

            “Aku tidak menganggumu.” Ucap Aaron.

            Novela menjadi kesal dengan pemuda itu. Saat ini ia hanya ingin sendirian tanpa gangguan siapapun. Dan bisakah Aaron memahami perasaannya? Bisakah Aaron memahami hubungannya dengan Luke walau terlihat tidak normal di mata Aaron?

            “Sebaiknya kau pergi saja. Aku ingin sendiri.” Ucap Novela.

            Tiba-tiba saja Aaron menggenggam erat tangannya. Hal itu membuat Novela kaget tapi ia tak ada kekuatan untuk melepaskan diri dari genggaman itu. Genggaman Aaron sangatlah hangat. Ya. Aaron memang sangat baik. Novela akui itu. Siapapun pasti akan merasa beruntung jika didekati oleh Aaron, bahkan mendapat sapaan manis dari Aaron saja sudah cukup bahagia.

            “Vela, aku tidak tau bagaimana bentuk hubunganmu dengan penyanyi itu. Tapi dia seorang penyanyi Vela. Kau pasti merasa terbunuh kan karena hubungan yang kau jalani? Tidak bisa menutup kemungkinan kalau dia selingkuh dengan artis atau model yang terkenal. Bisa tidak kau melihat orang yang jauh lebih memperhatikan dirimu?” Ucap Aaron.

            Ucapan Aaron ada benarnya. Novela benar-benar terbunuh karena hubungan ini dan terkadang hatinya sakit jika mendengar gosip tak sedap tentang Luke. Novela pernah marah-marah dengan Luke tapi Luke selalu memadamkan api di kepalanya. Luke memiliki setuja cara untuk membuatnya tetap mencintai Luke. Tapi semakin lama, ia semakin tidak tahan juga. Mia, Ibunya juga pernah mengatakan sebaiknya ia akhiri hubungannya dengan Luke dan mencari cowok yang lebih tepat untuknya. Cowok yang selalu ada untuknya kapanpun ia butuhkan.

            “Aku mencintainya Aaron bagaimanapun dia. Aku tak peduli dengan pekerjaannya sebagai penyanyi.” Ucap Novela.

            Aaron tersenyum sedih. “Aku tau pesona-ku tak bisa dibandingkan dengan pesona Luke tapi aku yang lebih banyak memiliki waktu dibanding Luke.” Ucapnya.

            “Jangan banding-bandingkan antara kau dengan Luke, aku tidak suka. Aku sudah bilang kalau aku tidak peduli. Aku hanya tau satu hal bahwa aku dan Luke sama-sama saling mencintai dan saling mempercayai satu sama lain.” Ucap Novela.

            Aaron menghela nafas panjang. Sepertinya pemuda itu sudah lelah dan menyerah. Aaron memang menyukai Novela semenjak tiga bulan yang lalu. Tapi hatinya hancur menyadari Novela sudah memiliki kekasih dan kekasihnya itu bukan orang biasa melainkan penyanyi terkenal dan Aaron merasa malu karena menyukai lagu-lagu mereka. Aaron bisa menyimpulkan kalau cinta Novela pada Luke sangatlah besar meski keadaannya menyakitkan seperti ini. Kalau ia berada di posisi Novela, tentu Aaron tidak akan sanggup menjalani sebuah hubungan yang terkesan seperti bukan hubungan.

            “Baiklah. Aku bisa memahami perasaanmu. Tapi aku boleh kan menjadi teman dekatmu?” Ucap Aaron.

***

            Hari yang melelahkan, begitu pikir Ashley. Gadis berusia tujuh belas tahun itu menaruh pelan tas-nya di atas kasur dan langsung menjatuhkan tubuhnya di kasurnya itu. Pelajaran sekolah semakin banyak dan sebentar lagi ia akan naik ke kelas dua belas setelah itu lulus sekolah. Ashley tersenyum. Sekarang, hidupnya sudah tidak seperti dulu lagi. Dulu, sebelum semuanya berubah, Ashley adalah gadis yang pendiam dan tidak ada teman yang mau bermain dengannya kecuali Vee. Ada sih teman-teman lainnya tapi mereka datang kalau ada perlunya saja seperti meminta jawaban tugas sekolah atau meminta jawaban saat ulangan. Tentu Ashley merasa tidak suka dimanfaatkan seperti itu.

            Setelah kedatangan Luke, semuanya telah berubah. Ashley dan Ibunya sudah tidak bertempat tinggal di rumah lamanya melainkan bertempat tinggal di sebuah rumah mewah yang Luke sendiri membelinya dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Awalnya ia dan Liza-Ibunya-menolak rumah mewah itu tapi Luke memaksanya dan akhirnya mereka mau-mau aja. Rezeki, begitu pikir Liza. Dan setelah itu, Ashley menjadi salah satu pusat perhatian seisi sekolah dan banyak teman-temannya yang berlomba-lomba sok mendekatinya agar bisa bertemu dengan Luke. Bukankah itu sangat menyebalkan? Bukankah dulu ia dijauhi oleh mereka karena kemiskinan dan suka berjualan kue di sekolah? Seandainya jika ia masih menjadi orang miskin, pasti ia tetap dijauhi oleh mereka.

            Ashley menghela nafas panjang. Satu-satunya sahabat yang selalu ada untuknya hanyalah Vee. Ashley menyukai Vee salah satunya karena Vee tidak terlalu gila dengan kakaknya itu. Vee menyukai 5 Seconds of Summer tetapi hanya sebatas fans biasa, bukan fans gila yang mau tidak mau harus menonton konser, membeli barang-barang yang berhubungan dengan 5 Seconds of Summer, membeli album dan lain sebagainya. Vee sudah pernah bertemu Luke dan ia sangat bahagia. Tapi tidak sedikit teman-temannya yang iri padanya. Katanya ia hanya fans bohongan tapi beruntung banget bisa bertemu dengan 5 Seconds of Summer dalam waktu yang cukup lama.

Ashley memikirkan semua itu dan memang tidak salah. Mereka adalah fans besar 5 Seconds of Summer dan terkadang suka kelewat batas. Misalnya ada orang yang berfotoan dengan salah satu personil 5 Seconds of Summer padahal orang itu tidak pernah mengharap bisa bertemu dengan 5 Seconds of Summer atau saat konser yang datang adalah bukan fans 5 Seconds of Summer sementara yang tidak bisa menonton konser 5 Seconds of Summer adalah fans yang bener-bener pengen ketemu sama 5 Seconds of Summer. Memang menyakitkan tapi mau bagaimana lagi? Ashley pernah mendengar curhatan Luke kalau dia pengen ketemu sama semua fans-nya tanpa terkecuali tapi entahlah bagaimana caranya.

Ponsel-nya berbunyi. Ashley membukanya dan senyumnya melebar melihat siapa yang mengirimnya pesan. Dari Calum! Entahlah belakang-belakangan ini Calum suka menggodainya dan membuat pipinya memerah walau hanya melalui pesan. Ya. Calum memang member favoritnya di 5 Seconds of Summer setelah menyadari Luke adalah kakak kandungnya sendiri. Rasanya aneh kalau mengidolakan kakak sendiri. Ashley tak sabaran bertemu Calum, Calum pun sama. Katanya Calum ingin memberi kejutan istimewa padanya.

“Aw.” Jerit Ashley.

Kepalanya mendadak sakit dan Ashley memang sering merasakannya. Rasa sakit itu tidak biasa bahkan membuat Ashley malas melakukan aktivitas apapun. Karena sakit kepala yang tidak biasa itu, Ashley menyadari nilainya turun sedikit demi sedikit dan itu membuatnya takut. Walau sudah tidak menggunakan beasiswa, tapi Ashley tidak ingin menjadi murid yang bodoh. Ashley ingin selalu menjadi anak yang dapat membanggakan orangtua salah satunya dengan nilai yang diraihnya. Juga janji-nya pada Tristan kalau ia harus bisa menjadi dokter, cita-cita yang ingin dicapai Tristan.

Mengingat Tristan tentu tidak mudah bagi Ashley untuk menghapus rasa sedihnya itu. Ashley sangat frustrasi melihat kepergian Tristan yang begitu cepat. Untunglah ada sosok lain yang dapat membuatnya tersenyum walau sosok itu juga tampak rapuh karena kepergian Tristan, yaitu Luke. Semuanya hancur karena kepergian Tristan. Tapi Ashley berjanji untuk tetap semangat menjalani hidup dan bisa kuliah di kedokteran dan menjadi seorang dokter.

Rasanya cukup melelahkan dan Ashley langsung tertidur dalam waktu yang cepat. Namun tidurnya terasa tidak tenang karena sakit di kepalanya yang semakin menjadi-jadi, dan Ashley tidak berani jika ia menge-cek kesehatannya di rumah sakit karena ia takut hal buruk terjadi pada dirinya.

***

            Sebuah kejutan di malam hari! Walau Ashley merasa badannya tidak sehat, tapi Vee dan Novela ada di rumahnya dan makan malam bersamanya. Liza sudah membuatkan menu spesial favorit Ashley. Biasanya, Ashley memakan makanan favoritnya dengan lahap tapi tidak malam ini. Ashley merasa mual dan ingin tidur kembali.

            “Kamu tampak tidak semangat. Apa kamu sakit?” Tanya Novea.

            Ashley menatap Novela lemah. “Iya mungkin. Tapi aku senang kalian ada disini.” Ucapnya.

            “Makanya jangan stress belajar. Santai aja.” Ucap Vee.

            Makan malam itu terasa indah, namun tidak bagi Ashley. Entahlah rasanya tidak tenang dan seperti dikejar-kejar oleh sesuatu yang ia sendiri tidak tau. Ashley sering membaca novel sedih tentang sosok yang terkena penyakit parah dan akhir cerita tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Tapi Ashley akan selalu berpikiran positif dan rasa sakit di kepalanya ini akan hilang secepatnya dan tidak balik lagi.

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar