expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 10 Juni 2016

Can't Have You ( Part 21 )



1 Message From: 081xxxxxx

            Hai Leish! Ini aku, Lea. Simpan nomorku ya. Ohya, makasih buat kemarin. Aku sangat senang karena kau sudah menjamin kalau Luke masih mencintaiku. Makasih yaa (:

            Ingin rasanya aku membuang ponsel-ku jika tidak ada Shawn disini. Shawn sudah ada di rumahku pagi-pagi sekali seperti apa yang aku pinta. Ternyata dia mudah mencari alamat rumahku. Shawn menatapku heran karena ekspresi-ku berubah saat mendapatkan pesan dari Lea. Itu memang salahku. Dengan polosnya aku memberitahu pada Lea tentang Luke dan Luke yang masih mencintainya. Lea, dia adalah gadis yang sangat beruntung walau banyak tidak disukai oleh orang.

            “Kau tidak apa-apa?” Tanya Shawn.

            “Sedikit ada masalah. Tapi aku bisa mengatasinya. Ayo berangkat.” Ucapku hendak berjalan ke luar pagar.

            Namun Shawn langsung menarik tanganku dan menatapku dengan tatapan yang tidak biasa. “Apa karena Luke?” Tanya Shawn.

            Lagi-lagi Luke. Kenapa sih Shawn selalu saja membicarakan Luke saat bersamaku? Shawn seperti ingin tau apa masalahku dengan Luke. Aku berani bertaruh dia tengah berusaha menahan rasa penasarannya karena aku yang menyuruhnya mengantarku sekolah bukannya Luke.

            “Kau tau kalau Lea sudah kembali?” Tanyaku.

            “Aku tau.” Ucap Shawn. Tiba-tiba air mukanya berubah. “Jadi gadis itu akan memaksa Luke kembali padanya? Ku kira gadis itu sudah melupakan Luke.” Sambungnya.

            “Menurutmu apakah Lea adalah gadis yang baik?” Tanyaku.

            Shawn berpikir sesaat. Mungkin dia bingung karena aku yang tiba-tiba menanyakan soal Lea. “Kurasa Lea bukan gadis yang tepat untuk Luke. Tapi aku tidak bilang lho kalau Lea bukan gadis yang baik karena aku tidak tau bagaimana kehidupannya di luar sana.” Jawab Shawn.

            “Kenapa kau mengatakan Lea bukan gadis yang tepat untuk Luke? Lea kan cantik. Dia adalah seorang model sedangkan Luke ganteng pastinya mereka sangat serasi.” Ucapku.

            Wait.. Wait.. Kenapa kau tiba-tiba membicarakan Lea? Kau kenal Lea darimana?” Tanya Shawn dan oh! Sepertinya Shawn menemukan sebuah kesimpulan yang mendekati kebenaran. “Kau cemburu pada Lea! Maka dari itu kau memilih untuk menghindari Luke karena kau tau kalau Luke akan mendekati Lea dan pasangan itu kembali lagi.” Ucapnya.

            Mustahil bagiku menangis di hadapan Shawn. Aku tidak ingin membuat masalah. Yang hanya bisa aku lakukan adalah menguatkan diri dan memasang senyum palsu serta menganggap semua masalah ini hanyalah masalah biasa.

            “Leish..” Ucap Shawn. Dia memegang bahuku. “Di dunia ini bukan hanya Luke saja kan cowok yang kau kenal? Ada banyak sekali cowok yang belum kau kenal tapi dia baik padamu atau kau tak pernah menyadari ada cowok yang baik padamu.” Ucapnya.

            Aku melepaskan tangan Shawn yang menyentuh bahuku. “Aku mengerti. Aku adalah sahabat Luke dan aku akan melakukan apapun demi kebahagiaan Luke.” Ucapku.

            “Baiklah. Ayo kita pergi.” Ucap Shawn.

            Setiba di sekolah, aku langsung berlari menuju kelas tanpa menunggu Shawn yang tengah memarkirkan motornya. Aku terus berlari lalu tidak sengaja menabrak seorang cowok. Wajahku tepat mengenai punggung cowok itu. Dan ketika cowok itu membalikkan tubuhnya….

            “Aleisha?”

            Shit! Kenapa aku harus bertemu dengannya dalam keadaan yang seperti ini? Aku menatap Luke sambil memegang hidungku yang sakit akibat menubruk punggungnya. Jadi apakah Luke sudah tau kalau Lea sudah ada disini?

            “Kau aneh hari ini.” Ucap Luke.

            “Kau yang aneh!” Balasku.

            “Oke-oke. Tapi aku harap kita baik-baik saja. Ayo kita ke kelas.” Ucap Luke.

            Luke menggandeng tanganku dan aku tidak bisa menampiknya. Jika aku menampiknya, sama saja artinya aku yang ingin menjauhi Luke. Aku sudah berjanji pada Luke kalau aku tidak akan menjauhinya, bahkan meninggalkannya. Sesampai di kelas, aku duduk di kursiku. Aku tak sengaja melihat Michael. Dia tersenyum padaku lalu aku membalas senyumannya.

            “Jadi kau sudah pindah rumah?” Tanyaku.

            “Ya. Tapi rumah nenek-ku tidak terlalu jauh dari sekolah.” Jawab Luke.

            Aku menatap Luke ragu. Akankah aku membicarakan tentang Lea? Bagaimana jika Luke belum mengetahui kalau Lea sudah kembali? Dan bagaimana jika Luke langsung berlari menemui Lea di kelas Cassa setelah tau kalau Lea sudah kembali?

            “Apa kau sudah tau?” Tanyaku ragu sekaligus gugup.

            “Tentang?” Tanya Luke.

            “Lea.” Jawabku nyaris tanpa suara.

            “Lea?” Tanya Luke.

            “Ya. Lea.” Jawabku. Sial. Dadaku menjadi sesak dan mataku mulai panas.

            Tiba-tiba saja Luke tersenyum. Senyumannya berbeda dengan senyuman yang selama ini aku lihat. Jadi Luke sudah tau kalau Lea sudah kembali? Bersiap-siaplah Leish karena sebentar lagi Luke akan kehilangan Luke.

            “Jadi kau sudah bertemu dengannya? Maksudku Lea.” Tanya Luke.

            Sungguh! Aku membutuhkan topeng saat ini juga. “Tentu saja. Dia lebih cantik ketimbang saat di foto.” Jawabku.

            “Hmm.. Aku harap kalian bisa berteman baik. Sepertinya Lea membutuhkan teman sepertimu.” Ucap Luke.

            Aku menatap Luke miris. “Jadi kau akan kembali padanya?” Tanyaku memastikan.

            Luke terdiam sesaat, lalu menjawab. “Tentu saja.” Ucapnya.

***

            Author’s POV

            Bel pulang berbunyi. Luke terlihat bersemangat mendengar bel pulang yang sangat di tunggunya itu. Wajahnya tampak berseri-seri dan itu semakin membuat ketampanannya bertambah. Luke berjalan keluar tanpa mempedulikan teriakan Michael, sedangkan Aleisha langsung kabur duluan saat guru keluar dari ruang kelas.

Luke berjalan dengan langkah lebar menuju tempat yang dulu sering ia datangi, tepatnya di belakang sekolah. Disana ada taman kecil yang indah. Jarang sekali ada murid yang pergi ke tempat itu. Ketika Luke tiba di taman itu, ia bisa melihat dengan jelas ada sosok lain yang sedang duduk manis di bangku yang sudah disediakan di taman itu. Luke mendekati sosok itu dengan jantung yang sedikit berdebar-debar.

“Lea?” Tanya Luke.

Sosok itu menoleh ke sumber suara. Lalu tersenyum dan berdiri. Luke benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sosok itu adalah Lea! Ternyata gadis itu sudah kembali. Langsung saja Luke memeluk Lea. Sungguh ia sangat merindukan gadis itu.

“Kau benar Lea? Aku tak percaya kau kembali!” Ucap Luke.

“Luk, maafkan aku karena aku meninggalkanmu.” Ucap Lea.

“Tidak. Aku yang salah. Maafkan aku.” Ucap Luke.

Setelah puas berpelukan, Luke langsung berlutut tepat di hadapan Lea lalu meraih tangan gadis itu. Pipi Lea memerah melihat apa yang dilakukan Luke. Cowok itu masih sama seperti dulu. Bagi Lea, Luke adalah lelaki terbaik yang pernah ia temui.

“Lea, can we go back to the day it was? Could you be my girlfriend again?” Tembak Luke.

Bayangin aja deh kalau kalian digitukan sama cowok seperti Luke, apa yang akan kalian rasakan? Pasti rasanya seperti sedang bermimpi dan ingin berteriak namun tidak bisa. Bagi Lea, hal itu sudah biasa karena dulu ia pernah pacaran dengan Luke. Jadi dia bisa mengontrol dirinya agar tidak berteriak seperti orang gila.

Yes Luke.” Jawab Lea singkat.

Luke langsung berdiri lalu memeluk Lea lagi. Luke rasa kesalahan masa lalu itu bukan salah siapa-siapa. Hanya ia dan Lea saja yang tidak mau percaya satu sama lain. Karena itulah setelah ini Luke berjanji untuk selalu menjaga cintanya dan berjanji untuk tidak akan mengecewakan Lea.

“Bagaimana kalau kita makan siang di tempat biasa?” Usul Luke dan diangguki Lea.

Tanpa keduanya sadari, seorang gadis berambut pirang yang tidak lain adalah Aleisha menatap dari kejauhan. Air mata mengalir membahasi pipi-nya. Aleisha bisa melihat dengan jelas apa yang Luke lakukan bersama Lea walau ia tidak bisa mendengar percakapan keduanya. Ya. Aleisha benar-benar kehilangan Luke. Artinya, ia harus bisa melupakan Luke, maksudnya melupakan perasaannya pada Luke.

Aleisha pun meninggalkan tempat itu dengan hati yang hancur.

***

            They’re back!

            Dengan mesranya Lea melingkarkan tangannya di lengan Luke. Tubuh ramping-nya itu sengaja menempel di tubuh Luke. Bagaikan mimpi buruk. Banyak pasang mata yang merasa jijik melihat pasangan itu. Tapi bukankah seharusnya mereka berprasangka baik pada Lea? Bisa saja kan Lea berubah dan menjadi gadis yang baik. Tapi melihat penampilan Lea dan gaya-nya yang bikin muntah itu menjadikan Lea yang tak jauh dari gadis nakal yang suka menggoda lelaki.

            Keduanya tiba di parkiran. Luke mengeluarkan motornya dan menaikinya disusul Lea. Luke merasa sangat bahagia karena ia bisa kembali dengan Lea. Rasanya lucu saat Lea melingkarkan tangannya di pinggangnya. Luke pun menjalankan motornya. Setiba di tempat makan favorit mereka, keduanya turun lalu mencari tempat yang nyaman.

            “Kau mau pesan apa?” Tanya Luke.

            “Hmm.. Aku ikut kamu saja.” Jawab Lea.

            Sambil menunggu pesanan datang, Luke dan Lea sibuk membicarakan kisah masing-masing selama mereka berpisah. Lea tertawa mendengar cerita Luke kalau Luke seperti orang gila karena kehilangannya.

            “Jadi akun @lovely-llxx itu milkmu ya?” Tanya Luke.

            Lea mengangguk.

            “Pantas saja. Aku tak bisa berhenti memikirkan siapa pemilik akun itu.” Ucap Luke.

            Lea tersenyum. Lalu gadis itu teringat sesuatu. “Saat konser Simple Plan, aku ikut menontonnya. Aku melihatmu tampil di panggung dan membuat semua penonton terpaku. Tapi kalau tidak salah aku mendengar vokalis Simple Plan yang menyuruhmu menyanyikan lagu untuk pacarmu. Siapa dia? Apa hanya bercanda saja?” Ucap Lea.

            Luke terdiam mendengar ucapan Lea. Pikirannya langsung tertuju pada Aleisha. Apa kabar gadis itu? Mengapa rasanya.. Mengapa rasanya ada sesuatu yang hilang darinya? Tentu saat konser itu Pierre aka vokalis Simple Plan hanya bercanda. Luke terus terdiam lalu Lea menyadarkannya.

            “Hei apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Lea.

            Cepat-cepat Luke menyadarkan dirinya dari pikiran aneh itu. “Tidak ada. Waktu itu vokalis Simple Plan hanya bercanda. Kau kenal kan Aleisha? Dia pergi menonton konser bersamaku. Aleisha yang dikira-nya adalah pacarku tapi dia hanya temanku.” Ucap Luke.

            “Oh, aku kenal dia. Dia sangat baik.” Ucap Lea.

            Kemudian pesanan datang. Luke memerhatikan cara makan Lea yang amat sopan dan pelan. Beda dengan Aleisha yang makannya tidak di kunyah dan terkadang keselek lalu marah-marah tidak jelas karena kehabisan air. Tiba-tiba saja Luke tersenyum. Ia begitu merindukan masa-masa-nya bersama Aleisha.

            “Kenapa kau tiba-tiba tersenyum? Ayo makan.” Ucap Lea.

            Lea menyadarkannya untuk yang kedua kalinya. Kemudian Luke mulai memakan makanannya itu. Namun entah kenapa pikirannya terus tertuju pada Aleisha. Ada apa dengan dirinya? Bukankah ia bahagia sekarang karena bisa memiliki Lea lagi? Tapi kenapa rasanya berbeda?

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar