expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 07 Juni 2016

Can't Have You ( Part 16 )



“Leish bangun! Bangun!”

            Saking asyik bersama mimpi aku jadi malas membuka mata. Tapi karena suara Harry yang amat keras dan bisa mengalahkan mimpiku akhirnya aku terpaksa membuka mata. Aku menatap Harry dengan pandangan yang tidak jelas. Aku berpikir sesaat. Astaga! Bukankah hari ini adalah konser Simple Plan? Aku melihat jam di ponselku. Apa? Pukul delapan pagi? Kenapa aku bisa setelat itu? Cepat-cepat aku bangun lalu mengambil handuk.

            “Kau mimpi apa sih sampai-sampai terlambat bangun? Teman-temanmu sudah menunggu di luar.” Ucap Harry.

            Aku tidak mempedulikan ucapan Harry. Aku mandi dengan cepat lalu keluar dan memakai baju asal. Aku hanya menonton konser, bukan pergi ke pesta jadi aku hanya memakai kaus yang tentu saja bertuliskan “Simple Plan” dan celana jeans hitamku. Rambutku yang berantakan aku sisir lalu aku ikat.

            “Kau tidak sarapan dulu?” Tanya Harry.

            Memikirkan konser, mau tidak mau aku harus membawa makanan disana karena aku akan berada disana sampai malam. Kalau tidak aku akan mati kelaparan. Ais aku alay sekali. Aku mengambil roti bakar lalu membawa beberapa makanan lain yang lalu aku masukkan ke dalam tasku. Aku tidak tau bagaimana nasib teman-temanku yang jelas mereka tidak boleh mengambil makananku.

            “Hi guys!” Sapaku.

            “Ku kira kau yang bangun duluan tapi sayang kau yang paling lama bangun.” Ucap Michael.

            Aku nyengir. “Sorry. Tadi aku sedang mimpi indah.” Ucapku.

            “Mimpi bulan madu sama Pierre Bouvier dan ngerebut istrinya.” Ucap Calum asal.

            Aku menatap Calum dengan kesal. Bukan. Bukan memimpikan vokalis Simple Plan itu. Tapi aku memimpikan Luke! Di dalam mimpi, aku dan Luke adalah sepasang kekasih dan kami sedang jalan-jalan ke Paris. Mimpinya terasa samar tapi aku ingat bagaimana dia menciumku dengan lembut. Ah mimpiku sudah sangat jauh bukan?

            “Ayo kita berangkat!” Ucap Cassa semangat.

            Ini adalah hari terbaikku. Malam ini aku akan menyaksikan konser idola terbesarku yaitu Simple Plan. Coba bayangkan kalau kalian nonton konser idola kalian, pasti kalian sangat bahagia kan? Kesempatan ini datang sangat langka. Bukan hanya membutuhkan uang saja, tapi kita juga membutuhkan izin dari orangtua dan kesehatan kita. Kalau kita sakit mana bisa kita menonton konser.

            Saat kita tiba di tempat konser, disana sudah ramai dipenuhi orang. Banyak gadis yang terlihat semangat. Bisa saja aku bergabung dengan mereka tapi aku memilih untuk tetap bersama teman-temanku. Kami pun memilih tempat duduk yang nyaman. Hmm kalau begini caranya aku tidak tahan. Aku benci menunggu.

            Well, sepertinya kita harus menunggu disini sambil mencari informasi.” Ucap Ashton.

            Aku tidak sengaja melihat Luke. Cowok itu duduk agak menjauh dari kami. Akhirnya aku memutuskan untuk mendekatinya. Saat aku menyentuh pundaknya, Luke sedikit kaget menatapku lalu dia tersenyum, tapi senyumannya itu terkesan memaksa. Apakah Luke baik-baik saja? Dilihat dari wajahnya dia terlihat tidak baik-baik saja. Aku jadi merasa bersalah karena mengajak Luke datang di konser ini. Kurasa sebenarnya Luke tidak ingin menonton konser Simple Plan.

            Are you ok?” Tanyaku.

            “Yeah. I’m ok.” Jawab Luke.

            Aku tau Luke sedang berbohong. Tapi dia mencoba baik-baik saja dihadapanku. “Sebenarnya kau niat menonton konser atau tidak?” Tanyaku.

            Luke terdiam. “Kau bicara apa sih? Jelas-jelas aku ingin menonton konser Simple Plan.” Jawabnya.

            “Kalau aku tidak menonton konser apakah kau tetap menonton konser atau tidak?” Tanyaku.

            Lagi-lagi Luke terdiam. “Entahlah. Tergantung teman-temanku yang lain.” Jawab Luke.

            Daerah sekitar konser mulai ramai. Matahari mulai bergerak di tengah-tengah langit yang membuatku kepanasan. Aku membuka tas-ku dan melihat beberapa makanan yang tadi aku bawa, lalu aku memakannya tanpa harus membagi ke temanku yang lain. Sialnya Michael melihat aksiku yang nampak egois lalu dia merebut makananku.

            “Aku lapar sekali. Bagaimana kalau kita memesan pizza?” Tanya Michael sambil mengunyah makananku.

            “Ide yang bagus. Aku akan mencari makanan disana. Siapa yang mau ikut denganku?” Ucap Cassa.

            Tidak ada yang menjawab. Kemudian Luke membuka suara. “Aku ikut denganmu.” Ucapnya.

***

            Author’s POV

            Akhirnya Luke dan Cassa yang bertugas mencari makanan. Mereka menemukan restoran mini yang berada tidak jauh dari area konser. Sayangnya harga makanan disana mahal-mahal. Pintar sekali ya yang jualan disana mentang-mentang yang mau nonton konser kelaparan dan tempat itu sepertinya adalah tempat satu-satunya yang menjual makanan.

            “Kau mau pesan apa?” Tanya Cassa.

            “Sama denganmu saja. Semuanya sama denganmu.” Jawab Luke.

            Cassa memesan makanan sedangkan Luke menunggu di tempat duduk yang sudah disediakan di restoran itu. Setelah Cassa kembali, gadis itu duduk di samping Luke sambil menatap Luke dengan heran. Masalah apa coba lagi?

            Your parents? Again?” Tanya Cassa yang sepertinya sudah tau apa masalah Luke.

            Luke menatap Cassa sambil tersenyum sedih. “Kau benar. Aku tidak habis pikir dengan mereka. Apa mereka tidak menyayangiku? Apa mereka menyesal memiliki anak sepertiku?” Tanya Luke.

            “Jangan begitu! Kau adalah anak idaman semua orangtua. Pasti ada alasannya kan mereka bertengkar dan jarang berada di rumah?” Ucap Cassa.

            Luke menghela nafas panjang. “Semua itu bermula dari perusahaan ayah yang bangkrut. Dia kehilangan pekerjaannya lalu dia sering mabuk-mabukan akibat kejadian itu. Mom tentu tidak tahan dengan sikap ayah. Apalagi ayah stress dan suka menghabiskan uang Mom. Bagaimana bisa Mom tidak marah karena sikap Ayah?” Jelas Luke.

            Cassa mendengar cerita Luke dengan hati yang sedih. Sebenarnya Cassa iri dengan hidup Luke. Keluarga Luke adalah keluarga impian walau Luke tidak memiliki saudara kandung. Tapi tiba-tiba saja keluarga yang indah itu menjadi hancur. Rumah yang sempurna itu berubah menjadi rumah yang hancur.

            “Mom menunduh Dad selingkuh ke wanita lain. Alasan Mom tidak mau pulang ke rumah karena dia tidak mau disiksa oleh Dad. Sebenarnya Mom mau membantu Dad keluar dari masalahnya hanya saja Dad yang tidak mau. Kurasa Dad sudah gila.” Ucap Luke.

            Beberapa menit kemudian, pesanan mereka datang. Cassa dan Luke menerima pesanan itu lalu kembali menuju tempat mereka tadi.

            “Aku harap mereka baikan lagi.” Ucap Cassa.

***

            Aleisha’s POV

            Inilah saat yang paling-paling aku tunggu! Yuhuuu! Konser Simple Plan sudah dimulai. Aku berdiri tepat di samping Luke dan kami saling bergandengan tangan agar kami tidak terpisah. Aku dan Luke berdiri di posisi paling depan sedangkan yang lainnya berada di belakang. Teriakan dari para penonton mulai terdengar. Sabar Leish. Simple Plan belum muncul. Ada band pembuka yang akan memeriahkan konser Simple Plan yaitu Tonight Alive, sebuah band dari Australia yang cukup terkenal seperti Paramore. Tapi aku tidak mengenal mereka, bahkan lagu mereka. Aku aneh ya tidak tau apa-apa tentang musik di negaraku sendiri tapi di negara lain aku selalu tau.

            Tonight Alive pun muncul di panggung dan menyanyikan lagu hits mereka. Aku bisa melihat mereka dengan jelas dari sini. Astaga vokalis band itu amat cantik dan keren. Suaranya bagus lagi. Entah kenapa aku jadi ingin menjadi seperti dia. Aku ingin membuat band lalu menyanyi di berbagai tempat, pasti sangat menyenangkan.

            Lagu yang dinyanyikan mereka terdengar bagus di telingaku. Aku bersumpah setelah ini akan mencari tau tentang Tonight Alive dan mendownload lagu mereka. Meski aku tidak tau lagu mereka, aku ikutan joget dan berteriak seperti penonton lainnya. Aku tidak sempat melihat Luke tapi kurasa dia selalu mengawasiku agar aku tidak jauh darinya.

            Thank you for tonight!” Ucap vokalis Tonight Alive.

            Setelah ini! Yaaa!! Demi Tuhan tubuhku bergetar hebat. Aku serasa mau mati. Aku merasakan genggaman Luke yang semakin erat. Aku menatapnya dan dia tampak semangat. Setelah Tonight Alive kembali ke dalam, panggung menjadi sepi dan gelap. Jantungku berdebar hebat. Jika saja tidak ada Luke, mungkin aku akan pingsan di tempat.

            Kemudian lampu di panggung menyala. Teriakan penonton mulai terdengar. Aku pun mengikuti mereka dengan cara berteriak sekencang-kencangnya seperti orang gila. Selanjutnya suara musik terdengar. Musik punk-rock milik Simple Plan mulai terdengar jelas.

            And….. Finally! Mereka muncul! Astaga aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Aku ingin menangis tapi aku tidak bisa. Aku ingin berteriak tetapi tenggorokanku terasa sakit. Itu mereka! Itu mereka! Aku berteriak dalam hati dan mencoba untuk tetap tenang walau nyatanya aku tidak bisa tenang.

            Farewell… Didn’t mean to let you…”

            Mereka menyanyikan lagu Farewell yang merupakan salah satu lagu favoritku! Aku bisa melihat dengan jelas mereka yang tampak semangat di atas panggung, terutama Pierre! Dia sangat tampan disana dengan gaya-nya yang begitu cool. Suaranya juga terdengar bagus walau dia bernyanyi secara live.

            After all these wasted nights I can’t pretend that I’m doing fine

I’ve played it back a thousand times, but now I see it and I realize

            That the damage is done and it’s obvious, we can never go back to the way it was

We’re drifting apart and it’s killing us, it’s killing us..”

Aku menyanyikan lagu mereka dengan semangat. Ini pertama kalinya aku bernyanyi langsung bersama Simple Plan meski aku adalah salah satu dari sekian banyak penonton yang juga mengikuti lagu itu. Aku tak sempat melihat Luke. Ah biarkan saja. Aku tidak mempedulikan apapun selain panggung yang aku lihat.

Farewell.. Didn’t mean to let you..

Let you down mess it up

We both knew we couldn’t last forever

It’s coming down, I’ve had enough

I guess we crumbled under all the pressure

Did my best for what it’s worth and I gave you all this heart can give so

Farewell.. I didn’t mean to let you down.. down…”

            Aku bagaikan orang gila yang sedang kesurupan. Setelah mereka sukses menyanyikan lagu Farewell, mereka melanjutkan lagu yang berjudul Opinion Overload, lagu yang juga merupakan salah satu lagu favoritku. Aku baru bisa melirik Luke saat lagu itu dinyanyikan. Kurasa Luke tampak biasa-biasa saja. Dia tidak terlalu bersemangat seperti aku. Apa antara cewek dengan cowok beda ya? Kulihat Luke bisa tenang sambil menggoyangkan tubuhnya dengan pelan-pelan.

            Satu persatu lagu mereka nyanyikan. Mereka juga sempat berbicara dan mengucapkan terimakasih. Mereka mengatakan konser kali ini sangat hebat. Tentu saja aku berteriak walau aku merasa suaraku sudah serak dan kehausan. Selanjutnya, suasana panggung berubah menjadi hening. Astaga! Simple Plan membawakan lagu galau yang berjudul “Problem Child”. Lagu itu bisa termasuk ke dalam tema broken home karena lagu itu menceritakan tentang seorang anak yang memiliki masalah dengan orang tua. Aku tau sejak dulu hubungan Pierre dengan Ayahnya tidak baik tapi tidak taulah sekarang. Aku harap hubungan mereka baik-baik saja.

            Here we are again wake up 5 am I didn’t mean a word i said

Can we just pretend I can take it back? Change the way the story ends

I remember when things were simple then, didn’t know we hurt this way

I would fall asleep, you would carry me, you would take my fears away

Am I messed up? Forever flawed, beyond repair, but forever yours



All my life all i ever did was try and try

 I never meant to be your problem child, your problem child, yeah

I don’t know why, I always find the way to make you cry

I never meant to be your problem child, your problem child, yeah..”

Sebisa mungkin aku menahan tangisku agar tidak keluar. Karena lagu itu aku jadi teringat Mom dan Dad. Aku sedih karena aku rasa aku belum membuat mereka bangga dan hanya menjadi beban bagi mereka. Aku tak sengaja melirik Luke. Dia sama sedihnya denganku tapi dia seperti berusaha menyembunyikan wajah sedihnya.

Selanjutnya, suasana konser berubah menjadi ceria. Kulihat di atas panggung Simple Plan seperti ingin membuat kejutan untuk penonton. Benar saja! Pierre mengambil gitar lalu dia berjalan mendekati kami! Aaaaa rasanya aku ingin mati! Pierre berdiri tepat di hadapanku dan rasanya aku ingin mati saat itu juga. Tubuhku bergetar hebat. Aku menutup mulutku dan berusaha menahan tangisku.

I want one of you come to stage and sing with this guitar. Who wants?” Tanya Pierre.

 Aku mau! Aku mau! Demi Tuhan aku ingin sekali walau aku merasa ragu dan malu. Tentu saja para penonton pada heboh dan banyak yang mengangkat tangan. Kulihat Pierre agak bingung memilih siapa satu diantara kami yang akan menyanyi di atas panggung bersamanya.

How about you? What’s your name?” Tanya Pierre.

Demi Tuhan! Pierre berbicara dengan…. Luke! Ku lihat Luke yang sangat kaget karena Pierre sedang bicara dengannya. Sebelum menjawab, Luke melirik ke arahku seakan-akan meminta pendapatku. Aku langsung mengangguk. Lalu Luke berjalan dan naik ke panggung. Astaga……

Aku bisa melihat dengan jelas Luke yang salah tingkah. Dia menerima gitar itu lalu duduk di tempat yang sudah disediakan. Luke memangku gitar itu dan dia terlihat bingung. Jangan sampai Luke tidak tau lagu apa yang akan dia nyanyikan. Pastinya Luke merasa gugup dan takut kalau-kalau dia lupa lirik lagu atau lupa kunci gitar-nya.

I think you should sing a song for your beautiful girlfriend.” Ucap Pierre.

Apa? Pacar Luke? Aku tak sengaja bertatapan dengan Pierre. Dia juga menatapku sambil mengedipkan matanya. Ya Tuhan…. Bahkan idola terbesarku saja mengira kalau aku adalah kekasih Luke.. Sungguh aku ingin menangis saat ini juga. Kemudian aku iseng membuka ponselku. Aku melihat satu pesan masuk dari Michael. Aku tertawa melihat isi pesannya itu.

Fuck you Luke, fuck! He’s a fake fan! Seharusnya aku yang berada di panggung itu, bukan dia!”

Eh kenapa Michael yang mengirim pesan itu padaku? Bukankah Michael mengirim pesan itu ke Luke? Tampaknya Michael cemburu dengan Luke. Sabar ya Mike… Lalu aku melihat ke arah panggung. Aku tersenyum. Luke mulai memetik gitar itu. Jantungku berdebar-debar. Lagu apa ya yang kira-kira akan Luke nyanyikan?

You might not think you're a supermodel, but you look like one to me

I'd rather have your picture on my phone, than on the cover of a magazine

It's hard to think that a girl like you, could have any insecurities

It's funny how all the things you would change

Are all things that are cute to me..”

Itu adalah salah satu lagu Simple Plan yang menceritakan tentang seorang gadis yang tidak percaya diri dengan apa yang dia miliki, tapi ada seorang cowok yang mengatakan kalau gadis itu sangat sempurna. Luke…. Apa dia menyanyikan lagu itu untukku?

And I know you don't believe me and you think that I'm a fool

But I don't care



Maybe, you'll never see in you what I see

The little things you do that make me go crazy, I'm not crazy

You're perfectly perfect to me..”

Teriakan mulai terdengar setelah Luke berhasil membawakan lagu itu sampai di reff-nya. Air mataku benar-benar turun membahasi pipiku. Bukan aku dan penonton saja yang tersentuh dengan lagu yang dinyanyikan Luke, tapi Pierre dan anggota lainnya. Luke memang sempurna. Dia pasti bisa menjadi seperti Pierre ataupun penyanyi lainnya.

You brush it off every time I tell you, your smile lights up the room

And I'm guessing that you don't even notice, the whole world notices you

You think you're clumsy, I think you're cool, you say you're typical, but I think you rule

Sometimes I wonder if you'll ever believe, that I wrote this song for you



Maybe, you'll never see in you what I see

The little things you do that make me go crazy, I'm not crazy

You're perfectly perfect

Someday, You're gonna see you're beautiful this way

And that you're always gonna make me go crazy, I'm not crazy

You’re perfectly perfect to me..”

Selanjutnya, tepat di bagian bridge-nya, Pierre yang menyanyikannya. Ah duet yang sempurna. Luke pun berdiri dan dia berada tepat di samping Pierre. Disana Pierre merangkul Luke. Astaga… Aku benar-benar cemburu dengan Luke… Serius, disana Luke tampak bahagia. Dia terus saja tersenyum.

You don't have to try, change a single thing, cause just the way you are

Is sweeter than anything

Maybe I’m a fool but it’s always been you

Cause no one ever makes me smile the way you do..”

Setelah lagu yang berjudul “Perfectly Perfect” selesai dinyanyikan, Pierre memeluk Luke dan mengatakan bahwa Luke sangat luar biasa. Selain itu, Pierre ingin suatu hari nanti Luke berduet dengannya lalu dimasukkan ke dalam albumnya. Tawaran yang sangat langka. Luke pun kembali ke tempatnya semula. Langsung saja aku memeluk Luke.

Thank you.” Ucapku sambil menangis.

“Sekarang kau sadar kan kalau kau itu sangat cantik dan sempurna?” Tanya Luke.

***






Tidak ada komentar:

Posting Komentar