expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 21 Juli 2015

Towers ( Part 7 )



Part 7

.

            Sarapan yang terasa kaku dan terasa berbeda. Ada Liza, Tristan dan Ashley yang tengah menikmati sarapan yang cukup sederhana. Ashley yang biasanya cerewet dan banyak bicara menjadi manusia paling pendiam di dunia. Pikiran gadis itu hanya ada satu, yaitu mengorek semua tentang Luke Flemmings dan mencari info sebanyak-banyaknya.

            “Ash, maafkan kakak. Tidak seharusnya kakak kesal padamu.” Kata Tristan akhirnya.

            Baru Ashley tersenyum. “Itu bukan salah kak Tris. Ashley yang salah. Tidak seharusnya Ashley mengatakan nama yang diharamkan kak Tris.” Ucapnya.

            “Tapi, kenapa kau bisa mengingat nama itu? Kakak kira kau sudah melupakannya.” Ucap Tristan.

            Liza yang tidak tau menahu tentang apa yang dibicarakan dua anaknya memilih untuk diam. Tapi Liza tau siapa subjek yang sedang dibicarakan dua anaknya itu.

            “Ashley juga tidak tau.” Jawab Ashley.

            “Tapi pasti ada alasannya. Kau sudah melupakan nama itu dan kau tidak akan bisa mengingatnya kembali. Masa lalu kita sudah sangat buruk dan kau hanya bisa menangis ketakutan menghadapi masa lalu itu.” Ucap Tristan.

            Tiba-tiba Ashley berdiri kemudian mencium tangan Ibunya. “Ashley berangkat dulu.” Ucapnya lalu meninggalkan Liza dan Tristan.

            Tentu saja Tristan merasa kesal karena merasa dicuekkan oleh Ashley. Tristan yakin sekali adiknya itu sedang menyembunyikan sesuatu, dan Tristan harus mengetahuinya. Harus!

***

            Di sela-sela pelajaran, Ashley sama sekali tidak memperhatikan penjelasan guru yang lebih memilih asyik dengan pikirannya. Luke. Itulah satu nama yang menjadi bahan pikirannya yang tidak bisa habis. Ashley tidak sabar setelah pulang nanti langsung pergi ke lab komputer sekolahnya yang memang sudah ada koneksi internetnya. Ashley murid terpintar di sekolah dan rasanya Ashley diberi izin memanfaatkan internet itu. Mudah saja Ashley meminta izin untuk mencari bahan tugas sekolah.

            “Pulang sekolah nanti kau harus ikut denganku.” Ucap Ashley.

            Vee menatap Ashley dengan heran. “Kemana?” Tanyanya.

            “Mencari tau tentang Luke Flemmings.” Jawab Ashley.

            Tentu saja Vee kaget dengan jawaban yang diucapkan Ashley. Selama ini Ashley selalu cuek dengan hal-hal seperti itu. Bahkan Ashley sangat cuek dengan cowok dan tidak pernah terlihat galau karena cowok. Apa karena lembaran itu yang membuat Ashley penasaran akan sosok Luke? Apa Ashley juga termasuk salah satu gadis yang mengidolakan Luke? Vee sedikit tau tentang Luke, tetapi tidak terlalu berlebihan. Vee hanya suka mendengar lagu Luke dan bagi Vee lagu-lagu Luke sangatlah enak di dengar ditambah lagi suara Luke yang sangat bagus.

            “Kau mengidolakannya?” Tebak Vee.

            “Apa? Aku tidak tau siapa itu Luke, bagaimana aku bisa mengidolakannya? Apa Luke anak sini juga? Atau penyanyi luar?” Tanya Ashley.

            “Jawabanmu akan terjawab pulang sekolah nanti.” Jawab Vee misterius.

***

            Entah sudah berapa lama Novela mengurung diri di kamar akibat kejadian kemarin yang membuat hatinya sakit sekaligus sedih. Tristan. Novela tidak tau sejak kapan perasaan cinta itu hadir padanya dan tidak bisa ia tahan. Ingin sekali Novela menjadi gadis yang spesial di hati Tristan. Tapi rasanya Tristan tidak tertarik padanya.

            Sikap Albert kemarin membuat hati Tristan juga sakit, bahkan mungkin lebih sakit dari yang ia rasa. Jika Novela berada di posisi Tristan, tentu ia akan merasa dihina. Novela tau Tristan adalah orang yang miskin dan sama sekali tidak menarik. Tetapi Novela menemukan sisi lain dari Tristan yang membuatnya mencintai pemuda itu. Ibunya tentu tau mengenai perasaannya pada Tristan dan Ibunya sangat marah. Untuk apa mencintai pemuda miskin seperti Tristan? Untuk apa?

            Novela ingat betul ucapan Ibunya kemarin malam, yang menyempurnakan kesakitan dan kesedihan yang ia rasa.

            “Albert adalah calon suamimu. Meski usia kalian masih muda, setidaknya keluarga kami ada ikatan khusus. Waktumu masih lama untuk belajar mencintai Albert dan melupakan Tristan.”

            Bolehkah saat ini juga ia mati? Novela lelah menjalani hidup seperti ini. Lebih baik ia hidup miskin seperti Tristan asalkan bisa hidup bahagia bersama Tristan dibanding hidup kaya tetapi tidak bahagia. Masalah cinta itu adalah masalah yang besar dan susah. Bahkan lebih susah dari soal-soal akutansi yang diberikan oleh dosennya.

            Gadis yang malang. Gadis yang paling malang di muka bumi ini. Kenapa tidak ada yang mau simpati padanya? Bahkan Theo lebih mendukung dirinya dengan Albert dibanding Tristan. Kenapa Tuhan? Kenapa?

***

            Inilah enaknya mempunyai sahabat yang pintar dan menjadi kesayangan guru. Vee sangat beruntung mempunyai sahabat baik seperti Ashley. Ashley itu kadang-kadang sifatnya aneh dan Vee tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Ashley. Termasuk sekarang ini. Sekarang ia dan Ashley sudah siap di depan komputer dan bebas mencari apa saja diintenet. Si penjaga lab komputer tentu mengizinkan Ashley menggunakan internet asalkan untuk mencari tugas. Tetapi untuk kali ini saja Ashley ingin mencari tau soal Luke.

            “Aku berharap kau tidak akan menjadi gila seperti Eleanor dan lainnya yang sangat mengagumi Luke.” Ucap Vee.

            Ashley tidak mempedulikan ucapan Vee. Tangan gadis itu begitu lincah memainkan mosue dan mengetik di atas keyboard. Oke. Luke Flemmings. Enter. Ashley menunggu dengan sabar lalu mucullah di layar itu berupa biodata singkat Luke, foto Luke dan berita Luke. Vee yang sempat melihat menutup mulutnya tatkala menemukan artikel yang mengatakan bahwa Luke digosipkan tidak pernah menganggap Ibunya dan melantarkan Ibunya. Entah apa itu benar atau salah. Tapi gosip seperti itu kebanyakan fake semua dan hanya membuat heboh saja.

            Perlahan Ashley membaca biodata Luke secara perlahan sambil mengerutkan keningnya. Luke Flemmings. Penyanyi. Lahir: Los Angeles, 27 Juni 1996 ( 18 tahun ). Tinggi: 1,85 m. Dan beberapa info lain yang Ashley baca tetapi gadis itu terlihat tidak tertartik. Ia hanya bisa menyimpulkan bahwa Luke adalah seorang penyanyi baru yang cepat sekali terkenal dan banyak diidolakan oleh para gadis. Luke lahir di Los Angeles. Jauh sekali jaraknya dari rumahnya.

            Oh, jadi Luke terlahir dari pasangan Andrew Flemmings dan Sara Flemmings. Itu yang Ashley baca di Wikipedia. Dan Ashley menemukan beberapa foto Luke dan lagu-lagu Luke. Luke sudah meliris album pertamanya yang bertitel L U K E. Kemudian Ashley beralih membuka foto-foto Luke di tulisan gambar.

            Disana, ada banyak sekali foto-foto Luke dan entah apa yang dirasakan Ashley. Namun wajah gadis itu tampak lain dan menampilkan ekspresi yang sangat-sangat berbeda. Sampai Vee bingung dengan Ashley. Apa yang terjadi dengan Ashley?

            “YA AMPUN VEE!!! KENAPA AKU BARU TAU SEKARANG??? KENAPA KAU TIDAK PERNAH MEMBERITAHU PADAKU???” Jerit Ashley.

            “Memberitahu apa?” Tanya Vee bingung.

            “Tuhan!!! Aku harus menyimpan foto Luke banyak-banyak! Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini!!” Ucap Ashley dengan semangat lalu cepat-cepat membuka foto Luke yang menurutnya sangat keren lalu menyimpannya. Untunglah Ashley membawa flashdisk jadi Ashley bisa mengirim foto itu ke flashdisk.

            Vee menepuk keningnya melihat apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya yang jenius dan anti cowok. Ternyata Ashley langsung menjadi gila hanya karena Luke. Sejujur-jujurnya Vee juga menyukai Luke dan tidak tahan melihat wajah Luke yang memang sangat-sangat menawan. Tapi Vee menahan diri untuk tidak menjadi cewek yang fangirling seperti apa yang sedang dialami Ashley.

            “Ternyata Luke ganteng banget! Aku barus tau ada cowok seperti dia! Pantas saja Eleanor tergila-gila sama Luke. Aku saja baru pertama kali melihat langsung seperti ini.” Ucap Ashley sementara tangannya masih sibuk bekerja.

            Vee mencibir. “Bukan yang pertama kalinya. Kau kan sudah melihat foto Luke berkat kemenanganmu itu.” Ucapnya.

            Setelah sudah puas, Ashley menarik tangan Vee dan sepertinya Ashley ingin pergi ke suatu tempat. Yaitu tempat percetakan foto. Tentunya harus membutuhkan uang. Ashley tersenyum sedih. Ia tidak akan bisa mencetak foto-foto berharga itu karena tidak mempunyai uang.

            “Aku heran denganmu. Kenapa kau bisa begitu gila dengan Luke. Dia kenal kau saja tidak.” Ucap Vee.

            Ashley menatap Vee dengan tatapan sedih. “Seenggaknya Luke bisa aku jadikan inspirasiku meski aku baru mengenalinya. Aku tau Luke bukan orang biasa. Dia adalah seorang penyanyi terkenal di Amerika. Ah, andaikan saja aku ada di Amerika..” Ucapnya sambil mengkhayal.

            Vee tersenyum lalu merangkul Ashley. “Aku bayarin deh. Kau cetak saja gambar yang menurutmu bagus.” Ucapnya.

***

            Aneh. Itu yang dirasakan Tristan ketika melihat Ashley dengan wajah yang menggambarkan kebahagiaan yang berlebihan. Apa yang telah terjadi di sekolah sehingga membuat adiknya itu tidak bisa berhenti tersenyum? Atau jangan-jangan…

            Tidak mungkin Ashley ditembak oleh cowok kesukaannya. Selama ini Ashley tidak pernah menyukai satupun cowok karena Ashley terlalu sibuk dan serius dengan belajarnya dan mempertahankan beasiswa yang didapatkannya. Jika saja Ashley berani pacaran, tentu Liza akan marah dan pastinya nilai-nilai Ashley bakal turun dan Ashley akan kehilangan beasiswa yang sudah sangat susah diraihnya itu.

            Sampai malam tiba. Tristan masih penasaran dengan sikap Ashley. Jangan-jangan ada sesuatu di kamar Ashley atau lebih tepatnya lagi Ashley menyembunyikan sesuatu di dalam kamarnya. Tristan memang tidak pernah mengunjungi kamar Ashley dan tidak tau bagaimana kamar Ashley dan apa saja yang ada di kamar Ashley. Tapi mungkin kali ini ia harus mengintip Ashley dan melihat apa sebenarnya yang dilakukan Ashley.

            Dan ternyata… Bukannya belajar. Ashley malah memandangi sesuatu yang tidak Tristan tau. Sesuatu yang bagi Tristan adalah misterius.

***

            Malam yang sama. Malam di hari keduanya Luke tinggal di rumah Sara dan Sara masih tampak misterius. Sebenarnya Luke ingin bertanya lebih jauh tentang Sara mengenai dirinya. Satu hal yang ia tau dan satu-satunya rahasia yang pernah Sara beritahu padanya, bahwa sewaktu kecil Luke pernah mengalami amnesia yang parah dan sudah tidak bisa mengingat apapun lagi. Luke mengalami amnesia karena kecelakaan mobil. Luke merutuki dirinya sendiri karena ternyata amnesia itu tidak enak padahal di salah satu lagu di albumnya ada lagu yang berjudul Amnesia.

            Atau Sara hanya berbohong padanya? Dulu Luke penurut dan menuruti apa saja yang diperintahkan Sara. Luke seperti dianggap budak kecil oleh Sara. Dan ketika ia merasa sudah besar dan bisa menentukan hal yang benar dan salah, baru Luke sadar bahwa Sara bukanlah seorang Ibu yang baik dan selama ini Sara telah membuatnya menjadi anak yang malang seperti ini, yang berbeda dari lainnya.

            Jika Luke mengingat kenangan masa kecilnya, rasanya cukup menyakitkan. Luke tidak berani mengingat kehidupan masa kecilnya yang gelap dan mengerikan sebelum ia mengenal musik. Tapi setaunya, Luke pernah merasa mengalami trauma hebat dan membuatnya ketakutan. Luke ingat kejadian kemarin malam saat ia melihat acara TV yang menampilkan dua bocah kembar yang menggemaskan. Tapi Luke tidak merasa takut dengan anak kembar. Luke pernah melihat dua anak kembar dan Luke rasa dirinya baik-baik saja.

            Luke merasa perutnya lapar dan butuh diisi. Luke memutuskan untuk turun ke bawah. Siapa tau disana ada makanan. Toh Sara selalu menyediakan banyak makanan dan Luke boleh mengambilnya kapanpun ia mau meski Luke agak sedikit ragu.

            Namun ketika ia melihat Sara yang sedang bertelponan dengan seseorang dan suara Sara jelas sekali terdengar, Luke terdiam dan tubuhnya mematung tatkala mendengar percakapan Sara dengan orang yang disebrang sana yang sudah jelas membicarakan dirinya.

            Dan Luke tidak tau apa yang harus ia katakan.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar