Part 17
.
Liza datang ke rumah sakit dan
langsung berlari menuju kamar Ashley. Sampai sekarang Ashley belum juga sadar.
Liza melihat rambut Tristan yang acak-acakan dan Tristan terlihat lelah. Liza
benar-benar tidak menyangka Ashley berani sekali menonton konser Luke tanpa
sepengetahuannya. Tetapi Liza sudah tidak peduli lagi. Asalkan Ashley bangun,
Liza merasa lega.
Liza menatap Tristan. “Kamu cuci
muka dulu. Rapikan rambutmu. Biar Mama yang menjaga Ashley.” Ucapnya.
Tristan mengangguk lalu pergi
meninggalkan kamar rawat Ashley. Tujuannya yaitu ke kamar mandi. Sesampainya di
kamar mandi, disana ada kaca besar dan Tristan bisa melihat wajahnya dengan
jelas disana. Perlahan Tristan membasuh wajahnya dan merapikan rambutnya yang
kacau. Kemudian Tristan memasang kupluk di kepalanya dan menyembunyikan
rambutnya. Penampilannya terlihat berbeda dan Tristan tidak peduli.
Sebenarnya Tristan ingin sekali
bertemu dengan Luke. Tapi bukan atas bantuan Michael. Tristan ingin bertemu
Luke tanpa bantuan siapapun. Tapi sekali lagi, bagaimana caranya? Apa perlu ia
mencari tempat tinggal sementara Luke?
Tristan berjalan keluar rumah sakit
dan membiarkan Liza yang menjaga Ashley. Tristan berhadap Ashley bisa sadar dan
setelah ia tiba, Ashley akan tersenyum padanya. Tepat di parkiran rumah sakit,
Tristan tidak sengaja bertatapan muka dengan beberapa gadis yang terlihat kaget
karena melihatnya. Memangnya ia kenapa? Batin Tristan.
Di halaman rumah sakit tadi juga
Tristan mendapatkan tatapan aneh dari beberapa orang yang menatapnya. Apa
penampilannya terlihat aneh? Tristan hanya sedikit merubah penampilannya dan
terlihat cukup rapi, tidak lebih. Apa jangan-jangan….
“Kau kemana saja? Kenapa kau berani
kabur?” Tanya suara seorang gadis yang sama sekali tidak Tristan kenal.
***
“Jadi, kau dulu pernah mengalami amnesia?” Tanya Ashton.
Luke mengangguk. Sudah lama ia
menceritakan tentang dirinya pada Michael, Calum dan Ashton. Aneh bukan, Luke
berani menceritakan kisahnya dari A sampai Z kepada orang yang baru saja dikenalnya.
Tapi menurut Luke, ia begitu nyaman berada di dekat Michael, Calum dan Ashton.
Apa karena selama ini ia tidak pernah memiliki satupun teman sehingga merasa
aneh saat bertemu dengan Michael, Calum dan Ashton?
“Pantesan saja kau tidak bisa mengingat
masa lalumu. Ternyata lagumu majur juga.” Ucap Calum sambil tertawa.
Anehnya Luke juga ikut tertawa. “Aku
ingin melihat foto Tristan. Aku penasaran dengannya.” Ucapnya.
Akhirnya Michael memberikan satu
lembar foto mereka yang sempat mereka cetak. Michael memberikan foto itu ke
Luke dan Luke melihat foto itu dengan seksama. Khususnya Tristan. Disana Luke
bisa melihat dengan jelas sosok Tristan yang kata Michael sangat mirip
dengannya. Tetapi Luke tidak bisa menyimpulkan dengan cepat bahwa ia memang
mirip dengan Tristan. Kecuali jika ia merubah penampilan seperti Tristan.
“Bagaimana?” Tanya Michael.
“Hmm.. Aku tidak tau.” Jawab Luke.
“Sungguh aku masih penasaran. Pasti
kau memiliki sedikit ingatan tentang masa lalumu yang bisa kau jadikan sebagai
petunjuk.” Ucap Calum gemas.
“Ya. Ada dua petunjuk yang ku rasa
ada hubungannya dengan masa laluku.” Jawab Luke.
“Apa itu?” Tanya Ashton.
“Pertama, aku merasakan keanehan
ketika melihat anak kembar. Dan kedua, aku merasa aneh dan takut dengan api,
terutama kebakaran. Aku yakin dua hal itu ada hubungannya dengan masa laluku.
Kata kalian, aku mirip dengan Tristan, dan apakah Tristan takut api juga?” Ucap
Luke.
Ketiganya sama-sama terdiam dan
berpikir. Berusaha mencari tau dan memecahkan dua petunjuk yang diucapkan Luke
barusan. Tiba-tiba tubuh Michael gemetaran dan keringat dingin keluar membasahi
wajahnya. Cowok itu teringat cerita Tristan yang Tristan ceritakan padanya,
Calum, dan Ashton. Michael masih ingat betul kata demi kata yang diucapkan Tristan
yang dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang pasti.
‘Tapi
dia sudah meninggal saat kami berusia lima tahun. Luke meninggal karena
kebakaran rumah bersama Ayah. Semenjak itu, aku menjadi sedih dan mulai
melupakan Luke. Dulu, kami sangat dekat dan hatiku hancur menyadari Luke sudah
pergi. Tiga belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Aku berhasil melupakannya
dan mengharamkan menyebut namanya sekaligus mengharamkan diriku menatap cermin
karena aku takut aku melihat Luke disana karena kami kembar identik. Namun
ketika aku menemukan foto-foto Luke di kamar Ashley, aku jadi penasaran akan
sosoknya dan aku menyadari bahwa aku dan dia banyak memiliki kesamaan.’
***
“Sudah aku bilang, aku bukan Luke!
Aku Tristan!” Bentak Tristan.
Gadis yang mengaku bernama Tami itu
memaksanya masuk ke dalam mobilnya dan entahlah akan kemana Tami membawanya.
Mengapa? Mengapa hal ini bisa terjadi? Tristan hanya merubah penampilannya dan
merapikan rambutnya. Apa ia memang sudah sangat mirip dengan Luke? Entah
mengapa dadanya terasa sesak. Sesak sekali.
“Jangan main-main! Aku sudah lama
mengenalimu dan jangan bohong padaku. Aku tau siapa dirimu lebih dari yang kau
tau!” Bentak Tami lebih keras lagi.
Beberapa orang melihat adegan itu
dan menyempatkan diri untuk memotonya dan menjadikannya berita yang menarik.
Tristan merasa dirinya dalam bahaya. Tapi sepertinya Tristan mendapatkan sebuah
ide. Gadis itu mengira dia adalah Luke, pastinya gadis itu akan
mengembalikannya ke rumah sementara yang ditinggali Luke dan Tristan bisa
mengetahui kehidupan Luke dan menemukan foto-foto Luke disana.
Tapi cara kaburnya nanti bagaimana?
Dan Luke sendiri ada dimana?
***
Luke terdiam mendengar penjelasan
Michael. Kata Michael, dulu sekali, tepatnya tiga belas tahun yang lalu,
terjadi sebuah kebakaran rumah yang hebat dan memakan dua korban. Pertama, Ayah
Tristan dan kedua, saudara kembar Tristan yang bernama Luke. Karena itulah
hidup Tristan berubah 180 derajat dan Tristan begitu sedih atas meninggalnya
Luke.
Dulu, Tristan dan Luke sangat dekat
dan tidak bisa hidup jika tidak bersama. Wajah keduanya sangat mirip dan susah
membedakan antara Tristan dengan Luke. Keduanya sama-sama saling menyayangi dan
tidak pernah bertengkar walau terkadang satu dari keduanya pernah egois. Namun
keduanya amat mudah akur dan saling memaafkan.
Tapi jika Luke sudah mati, kenapa ia
masih hidup? Apakah api itu tidak memakannya? Tapi sungguh, Luke sangat takut
dengan api ataupun kebakaran. Dan apa benar ia adalah saudara kembar Tristan?
Apa benar Ashley adalah adik kandungnya? Dan apa benar Liza adalah Ibu
kandungnya?
“Kita hampir menyelesaikan misteri
ini. Golongan darahmu apa? Siapa tau sama dengan Tristan.” Ucap Calum.
“AB.” Jawab Luke singkat.
Michael langsung memukul bahu Calum.
“Jangan membicarakan golongan darah. Bahkan kita tidak tau apa golongan darah
Tristan.” Ucapnya.
“Terus bagaimana?” Tanya Calum.
Semuanya terdiam. Lalu Luke bicara
sambil tersenyum. “Waktu kita masih banyak. Aku ingin merasakan seperti apa
rasanya menjadi seorang Tristan. Jadi, bisakah kalian merubah penampilanku
seperti Tristan?” Tanyanya.
***
Ternyata Luke tinggal di apartemen
yang mewah dan Tristan benar-benar kagum dan tidak percaya berada di tempat
ini. Luke benar-benar kaya dan ia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan
Tristan. Tapi Tristan merasa berdosa karena sedang menyamar menjadi Luke. Tapi
bukan sepenuhnya salahnya. Tentu itu salah Tami, gadis yang memaksanya kembali
pulang dan menganggap ia adalah Luke.
“Jangan kabur lagi.” Ucap Tami.
Keduanya pun masuk ke dalam
apartemen itu dan Tristan berjalan di belakang Tami karena ia sama sekali tidak
tau seluk beluk apartemen itu. Tami sedikit merasa heran dengan perilaku Luke.
Tapi gadis itu tidak peduli. Ia tidak ingin Luke kabur secara diam-diam.
Dan keduanya berhenti tepat di
sebuah ruangan yang sepertinya adalah kamar Luke. Sebelum meninggalkan Luke,
Tami berbicara singkat pada Luke.
”Sebentar lagi ada acara talk show dan pertemuan dengan
orang-orang penting di kota ini. Kau harus bersiap-siap. Satu jam lagi!” Ucap
Tami lalu meninggalkan Tristan.
Tentu saja Tristan menjadi bingung
dan ketakutan. Talk show apaan? Ah
sudahlah. Tristan masuk ke dalam kamar Luke dan terkagum-kagum melihat isi
kamar Luke yang luasnya tidak jauh beda dengan luas rumahnya. Di dinding kamar
Luke, banyak sekali poster Luke sewaktu konser dan Tristan begitu kagum dengan
Luke. Tristan juga banyak menemukan gitar-gitar Luke yang ditaruh secara asal.
Baginya, Luke benar-benar hebat dan
Tristan tidak akan bisa menjadi Luke. Kemudian Tristan menemukan sebuah cermin
besar dan disana Tristan bisa melihat wajahnya. Wajahnya yang kata Tami mirip
sekali dengan Luke. Tristan menelan ludahnya. Mau tidak mau, ia harus bertemu
Luke dan memberitahu soal ini pada Liza dan Ashley. Tapi bagaimana caranya
untuk keluar?
Baru kali ini Tristan merasakan
kepanikan yang tidak biasa.
***
“Ma…”
Liza yang setengah sadar langsung
bangun mendengar lirihan suara seorang gadis yang tidak lain adalah Ashley.
Liza menjadi lega melihat Ashley yang sadar. Wajah Ashley terlihat pucat dan
lemas. Perlahan Liza mengelus rambut Ashley.
“Ma.. Maafin Ashley..” Ucap Ashley.
Liza tersenyum. “It’s okay. Yang penting kamu cepat
sembuh dan keluar dari rumah sakit.” Ucapnya.
Ashley tersenyum lemah. Kemudian ia
teringat tentang satu hal yang membuatnya tidur di ranjang rumah sakit yang
menyakitkan ini. Dan siapa yang akan membayarnya? Biaya rumah sakit kan mahal.
Dan dimana Tristan?
“Ma.. Kak Luke.. Kak Luke masih
hidup…” Ucap Ashley.
Bukannya kaget, tetapi Liza tetap
tenang sambil membelai rambut Ashley. Mungkin Ashley sedang lelah dan banyak
pikiran. Baginya, Luke sudah mati dan Luke tidak akan bisa hidup lagi meski
Ashley mengatakan bahwa Luke masih hidup.
“Jangan dipikirkan. Sekarang kamu
istirahat saja.” Ucap Liza.
Tiba-tiba Ashley berubah menjadi
tidak tenang dan sepertinya Ashley ingin menangis. Tentu saja Liza menjadi
bingung dan takut dengan keadaan Ashley. Sebenarnya, apa yang ada dipikiran
Ashley? Mengapa seakan-akan bagi Ashley Luke masih hidup?
“Ma.. Kak Luke masih hidup.. Ashley
mimpi Kak Luke tidak terbakar api! Kak Luke diculik Ma! Kak Luke diculik Ma!”
Tangis Ashley.
***
“Already!”
Seru Calum.
Entah apa yang Calum lakukan pada
Luke tetapi Luke terlihat pasrah. Ketika Luke menatap wajahnya di depan cermin,
Luke kaget bukan main. Luke merasa bukan bayangan dirinya di cermin itu,
melainkan… Tristan! Luke memang ingin berpenampilan seperti Tristan dan gaya
rambutnya harus dipotong persis seperti Tristan. Ternyata Calum ahli soal
memotong rambut.
“Tristan Hemmings..” Gumam Ashton
sambil tersenyum menatap Luke.
Luke ikutan tersenyum. “Aku
bersyukur Calum tidak membotakkan kepalaku.” Ucapnya.
Calum tertawa mendengar ucapan Luke.
Ternyata Luke anaknya menyenangkan walau menurut Luke dirinya sangat
membosankan dan tidak suka bergaul. Sejak kecil Luke lebih senang hidup sendiri
dan di cap sebagai anak yang sombong. Mungkin mulai detik ini ia akan berubah
menjadi seorang Luke yang lebih baik dibanding Luke yang dulu. Menjadi seorang
Luke yang lebih ceria, periang dan mudah bergaul.
“Kau benar-benar Tristan, bukan
Luke! Kalian memang saudara kembar!” Ucap Calum.
Jika memang benar Tristan adalah
saudara kandungnya, maka Luke akan menerimanya bagaimanapun keadaan keluarga
Tristan. Tetapi Luke masih penasaran. Menurut cerita Michael, Luke sudah mati
terbakar api. Dan kenapa ia masih hidup? Apa jangan-jangan ia bangkit kembali?
Jawaban satu-satunya adalah memori ingatannya yang entahlah kapan akan pulih.
Luke begitu kesal dengan dirinya sendiri dan merutuki ke-amnesiaan yang ia
alami.
Michael merangkul Luke. “Kami akan
membantu mengembalikan ingatanmu. Dan sekarang.. Kau akan menikmati kehidupan
Tristan dan menjadi seorang Tristan.” Ucapnya.
“Hmm.. Jika Tristan tau bagaimana?
Aku tau bahwa sekarang aku sedang dicari dan mungkin saja ada berita terbaru
yang mengatakan bahwa seorang penyanyi bernama Luke Flemmings menghilang.” Ucap
Luke.
“Ya setidaknya kau baik-baik saja
kan?” Ucap Ashton.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar