expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 21 Juli 2015

Towers ( Part 11 )



Part 11

.

            Disini-lah ia. Mempelampiaskan seluruh perasaannya tepat di sebuah bar yang sering didatangi Brandon dan kawan-kawan. Tristan sudah tidak peduli lagi. Tristan sudah tidak peduli pada janjinya yang mengatakan bahwa ia tidak ingin pergi ke bar dan meminum sesuatu yang membahayakannya meski pada dasarnya pemuda seusianya menganggap hal itu adalah biasa dan wajib dilakukan. Tristan memang anak yang alim.

            Di tempat ini Tristan bertemu dengan Brandon bersama beberapa gadis. Tristan menelan ludahnya. Katakan saja bahwa dia adalah anak yang bodoh karena ketakutan berada di tempat ini. Tapi sebisa mungkin Tristan tenang dan mencoba untuk meminum apa yang harusnya ia minum di tempat ini.

            Awalnya memang terasa aneh dan membuat tenggorokannya sakit. Tetapi Tristan tetap memaksakan diri dan meminum lebih banyak lagi. Tidak peduli dengan tenggorokannya yang sakit dan kepalanya yang sedang berputar-putar. Tetapi rasanya agak lebih tenang dan ternyata tempat ini ada gunanya juga.

            Seseorang menepuk bahunya. Tristan yang setengah sadar menatap si pemilik tangan. Ternyata Brandon yang sedang tersenyum padanya. Tristan membalas senyuman Brandon kemudian meminum sisa bir yang tadi belum ia habiskan.

            “Kau tidak cocok berada di tempat ini. Kau terlalu alim.” Ucap Brandon.

            “Terserah kau mau bicara apa. Yang penting aku ingin menenangkan diriku di tempat ini dan sepertinya berhasil.” Ucap Tristan.

            “Kalau Ibumu tau, dia pasti kecewa padamu.” Ucap Brandon.

            Walau kondisi Tristan parah seperti ini, Tristan masih bisa mengingat Liza dan Ashley. Tentu saja jika mereka tau, mereka akan marah padanya dan kecewa. Tristan sadar bahwa dirinya salah. Tapi mau bagaimana lagi?

            “Aku mau keluar.” Ucap Tristan lalu meninggalkan tempat itu.

***

            Malam yang memang penuh dengan air mata. Novela masih menangis di kamarnya dan tidak mau keluar kamar sejak kepulangannya dari bertemu Tristan. Tapi Novela lega karena sudah menyatakan perasaannya pada Tristan. Entahlah bagaimana reaksi Tristan saat mendengar kejujurannya. Novela tidak berani melihat reaksi Tristan dan memilih untuk meninggalkan Tristan.

            Sepertinya Ibunya sudah benar-benar marah padanya karena Tristan. Tapi Novela tidak peduli. Biarkan saja Ibunya marah. Toh hatinya sudah sakit dan kemarahan Ibunya itu tidak berarti apa-apa. Mengapa sih kisah cintanya serumit ini? Dulu, Novela amat mudah menemukan lelaki impiannya, dan sekarang?

            Tristan itu berbeda. Begitulah yang Novela pikirkan. Tristan itu berbeda dengan cowok-cowok yang pernah dicintainya dulu. Tristan itu terlihat agak misterius dan susah ditebak. Tapi bagaimanapun juga, Novela tidak menyesal karena sudah jatuh cinta pada Tristan.

            Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Apa sebaiknya ia melupakan Tristan dan mencari cinta yang baru? Seandainya ia bisa amnesia dan melupakan Tristan. Tiba-tiba ponselnya berdering. Satu pesan masuk dari Phoebe.

            From: Phoebe

            To: Novela

            Are you okay?

            Mungkin Novela sedang membutuhkan hiburan untuk mengobati kesedihannya ini. Satu-satunya hiburan yang dapat membuatnya tersenyum adalah musik. Entahlah apakah ia bermain piano, menyanyi atau mendengarkan lagu.

            To: Phoebe

            Request lagu biar bisa amnesia dong

            EntaHlah apa yang sedang dipikirkan Phoebe di sebrang sana. Tetapi Novela berharap mendapat balasan yang ia harapkan dari Phoebe. Setidaknya Novela bisa mendengar lagu baru yang dapat membuatnya tersenyum.

            To: Novela

            Ada. Luke Flemmings – Amnesia. Lagunya keren. Dijamin kau bisa tersenyum.

            Luke Flemmings? Sepertinya Novela sudah tidak asing lagi dengan nama itu. Ohya. Novela teringat sesuatu. Beberapa temannya pernah membicarakan tentang Luke Flemmings yang adalah penyanyi baru dari Amerika yang albumnya berada di urutan paling atas. Novela pun memutuskan untuk mendownload lagu itu dan berharap dirinya akan baik-baik saja setelah mendengar lagu itu.

***
 
            Setidaknya Tristan merasa lebih baik dari sebelumnya dan melupakan masalah-masalah yang dialaminya walau sementara. Meski ia merasa pusing dan kepalanya sakit karena pengaruh bir tadi, tapi Tristan masih bisa sadar dan pulang ke rumah tanpa adanya tatapan curiga baik dari Liza maupun Ashley.

            Hari ini memang benar-benar membuat Tristan merasa dibuat bingung oleh berbagai masalah. Entah itu Luke dan Novela. Rasanya seperti mimpi. Semua masalah-masalah yang tidak pernah di duganya bagaikan mimpi. Luke. Tristan sudah meyakini saudaranya itu meninggal akibat kebakaran rumah bersama Ayahnya. Mustahil jika Luke hidup atau bangkit lagi. Tetapi mengapa Tristan menjadi bingung ketika menemukan sebuah foto yang melukiskan sesosok Luke Flemmings yang entah mengapa mengingatkannya pada Luke Hemmings?

            Dan Novela. Tristan mengira gadis itu hanya bercanda. Tetapi tampaknya Novela begitu serius karena gadis itu tidak pernah serius. Setelah Novela menyatakan perasaannya, Novela langsung pergi dan membuat Tristan bingung. Oke. Anggap saja Novela tadi hanyalah sebuah gurauan dan Tristan berjanji untuk tidak menemui Novela dan menghindari Novela.

            Ketika Tristan berjalan, Tristan tidak sengaja menemukan tiga cowok yang sepertinya seumuran dengannya. Mereka, tiga cowok itu sedang tertawa bersama dan sepertinya mereka adalah sahabat sejati. Tristan selalu iri dengan siapapun yang mempunyai sahabat sejati. Selama ini Tristan tidak pernah memiliki seorang sahabat. Bahkan teman pun tidak.

            Tristan berniat untuk mendekati ketiganya. Siapa tau rumah mereka tidak jauh dari rumahnya. Dan ketika Tristan sudah berada dekat dengan mereka, salah satu diantara ketiganya sedang bermain gitar. Tepatnya seorang cowok dengan model rambut sasuke. Di tengahnya ada seorang cowok berambut hitam dan berwajah Asia. Selanjutnya ada cowok berambut agak gondrong yang tengah memukul benda entah itu apa. Tristan tidak tau. Tetapi sepertinya mereka menyukai musik.

            “Wah.. Wah.. Ada tamu rupanya..” Ucap cowok yang membawa gitar itu.

            Sebisa mungkin Tristan menampilkan senyum terbaiknya. “Hai. Namaku Tristan. Kalian sedang apa disini?” Tanyanya.

            Cowok berambut gondrong itu langsung saja berdiri dan memperkenalkan dirinya dan teman-temannya. Tristan dapat menyimpulkan bahwa mereka adalah orang-orang yang ramah dan mudah bergaul.

            “Namaku Ashton. Ini Calum, dan yang lagi bawa gitar itu Michael. Kedatanganmu kami sambut dengan baik.” Ucap Ashton.

            Tentu Tristan tidak bisa berhenti tersenyum melihat sikap Ashton yang menurutnya lucu dan berlebihan. Tetapi Tristan begitu senang bertemu dengan mereka yang adalah Ashton, Calum dan Michael. Lagipula mereka seumuran dengannya.

            “Hmm.. Sepertinya aku sudah tidak asing lagi dengan wajahmu..” Gumam Calum sambil menatap wajah Tristan dengan teliti.

            Tristan menatap Calum dengan heran. “Ohya? Tapi kita tidak pernah bertemu sebelumnya.” Ucapnya.

            Michael yang sedaritadi terdiam tiba-tiba mengangkat tangannya dan sepertinya telah menemukan sesuatu yang berhubungan dengan Tristan.

            “Aku tau! Kau mirip sekali dengan idolaku aka Luke Flemmings! Dia akan datang kesini dan mengadakan konser. Tiketnya terjual laris dan aku bisa dipasktikan tidak akan bisa menonton konsernya..” Ucap Michael.

            Mendengar Michael mengucapkan nama ‘Luke Flemmings’, mendadak Tristan gemetaran dan wajahnya menjadi pucat. Untung saja sekarang malam hari. Coba kalau siang, pasti Michael dan lainnya heran akan perubahan wajahnya. Dan keringat dingin mulai keluar membasahi wajahnya. Mengapa Michael dapat menyimpulkan secepat itu?

            “Mike benar! Kau mirip sekali dengan Luke. Lihat. Mata kalian, hidung kalian, senyum kalian.. Hanya rambut kalian saja yang berbeda.” Tambah Calum.

            Sebisa mungkin Tristan tenang. “Mungkin itu hanya kebetulan saja. Kalian terlalu berlebihan.” Ucapnya.

            “Memangnya kau tidak kenal Luke Flemmings? Dia terkenal lho disini.” Ucap Ashton.

            “Tidak. Mungkin aku terlalu kudet karena aku tidak suka membahas soal penyanyi ataupun musik.” Ucap Tristan jujur.

            “Jadi, kau tidak menyukai musik?” Tanya Calum.

            “Tidak. Bahkan aku jarang mendengarkan lagu.” Jawab Tristan.

            Ketiganya menggeleng-gelengkan kepala. Mungkin menurut mereka orang seperti Tristan adalah sesosok yang aneh karena tidak menyukai musik. Tentu saja. Calum, Ashton dan Michael sejak kecil sudah menyukai musik dan selalu bernyanyi bersama. Pernah terlintas di benak mereka bahwa mereka ingin membentuk sebuah band. Calum, Ashton dan Michael sudah bersahabat sejak kecil dan hobi mereka sama, yaitu musik. Makanya mereka kelihatan kompak sekali.

            “Tapi adikku, Ashley sedang terkena virus Luke. Kau bilang tadi Luke mau konser kesini?” Tanya Tristan.

            “Ya. Sayangnya kami bertiga tidak bisa menontonnya.” Ucap Calum sedih sambil merangkul dua sahabatnya. “Kami itu orang miskin. Orangtuaku sudah meninggal. Aku tinggal bersama Michael. Pekerjaan kami hanyalah menyanyi. Ya seperti inilah.” Sambungnya.

            Jadi, tadi si Ashley membicarakan seorang penyanyi Amerika yang akan datang kesini. Ternyata itu Luke. Tristan berani bertaruh adiknya ingin sekali menonton konser itu. Jujur, Tristan pun ingin menonton konser itu karena penasaran akan sosok Luke. Tristan ingin sekali melihat Luke secara langsung dan membuktikan bahwa Luke itu nyata, bukan ilusinya saja.

            “Aku juga orang miskin. Aku tinggal bersama Ibu dan satu adik perempuanku.” Ucap Tristan.

            “Kita sama. Sepertinya kau anak baik. Apa kau mau bergabung dengan kami?” Tanya Michael.

            Calum dan Ashton tampak setuju dengan usulan Michael. Menurut mereka Tristan cocok bergabung dengan mereka ya walau Tristan mengatakan bahwa dia tidak menyukai musik dan sudah dipastikan Tristan tidak bisa menyanyi. Tapi entah hal apa yang membuat mereka ingin mengajak Tristan bergabung dengan mereka.

            “Maksud kalian bergabung dengan band kalian?” Tanya Tristan.

            “Kalau kau mau. Kau bisa menjadi vokalisnya disini. Siapa tau kan suaramu mirip dengan Luke..” Ucap Ashton sambil tertawa.

            “Tapi, kalian melakukannya untuk mendapatkan uang kan?” Tanya Tristan.

***

            Lagu yang benar-benar membuat dada Novela menjadi sesak dan hampir menangis. Phoebe benar. Lagu yang berjudul Amnesia itu sesuai dengan apa yang ia rasakan walau tidak semuanya. Benar. Novela ingin amnesia dan ingin bisa melupakan Tristan. Novela berharap setelah terbangun dari tidur, ia ingin amnesia dan melupakan semua hal bodoh tentang Tristan. Apa perlu ia membenturkan kepalanya di tembok agar bisa amnesia?

            Suara Luke terdengar lembut di telinganya dan membuatnya nyaman. Bodoh sekali Novela tidak mengenai penyanyi muda yang sedang naik daun bernama Luke Flemmings. Flemmings? Langsung saja Novela teringat dengan nama keluarga Tristan. Tristan Hemmings. Mirip bukan? Mungkin hanya kebetulan saja.

            Setelah berkali-kali menyetel lagu itu dan rasanya sudah baikan, Novela membuka laptopnya dan langsung mencari tau sosok Luke Flemmings. Siapa tau kan Novela bisa menjadi salah satu fans dari Luke?

            Luke Flemmings. Klik. Loading sebentar kemudian Novela menemukan beberapa foto Luke disana dan tepat di bawah foto itu ada biodata singkat Luke. Tiba-tiba tubuhnya gemetaran. Jantungnya serasa berheni berdetak melihat beberapa foto Luke yang terlihat begitu sempurna. Kemudian Novela meng-klik images dan menemukan banyak foto Luke disana.

            Mata Luke, hidung Luke, senyum Luke…. Mengapa seakan-akan…. Mengapa seakan-akan Luke adalah Tristan? Dan lesung pipit yang ada di pipi kanan Luke sama seperti Tristan. Ya Tuhan… Apa ia salah lihat? Apa matanya yang salah?

            Apa karena terlalu sedih akan sosok Tristan sehingga membuatnya menganggap Luke adalah Tristan?

***

            Tristan pulang ke rumah tepat jam satu pagi. Tentu saja Liza khawatir. Wanita itu belum juga tidur. Berkali-kali Tristan meminta maaf dengan Ibunya dan berjanji untuk tidak akan mengulangi kesalahannya. Tapi Tristan mendapatkan berita bahagia.

            Bahwa mulai besok ia akan ikut dengan Calum cs untuk bernyanyi dan mencari uang. Tristan harap semuanya akan berjalan baik-baik saja dan membantu keuangan keluarganya sekaligus membuat Ibunya bangga.

            Hanya ada satu tantangannya. Yaitu Tristan harus mau menyanyi dan menghafal lagu-lagu yang diberikan oleh Calum. Lagu yang kebanyakan lagu milik Luke dan band-band rock lainnya karena mereka senang sekali lagu yang bergenre rock.

            Luke. Bisakah ia melihat sosok Luke secara langsung?

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar