expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 05 Juli 2015

Like Rain of Hearts ( Part 32 )



Part 32

.

             Sejak kepindahan Harry dari sekolahnya, Disty jarang bertemu Harry dan Disty tidak tau bagaimana kabar Harry. Apakah Harry baik-baik saja atau malah sebaliknya? Disty berharap Harry baik-baik saja. Setiap malam, Disty selalu mengkhawatirkan Harry dan takut kehilangan Harry. Di tengah malam, Disty sering terbangun kemudian menangis memikirkan Harry. Disty tau semua itu berlebihan. Tapi itu menandakan bahwa cintanya pada Harry tidak main-main.

            Pagi itu, baru saja Disty keluar dari kamar mandi dan rambutnya basah karena habis sampoan. Hari ini hari libur jadi pagi ini Disty bisa bebas. Di kamar tengah, Disty melihat Michael yang sedang menonton acara wajib hari Minggu. Yaitu drama yang berjudul Forever Love. Disty tidak terlalu menyukai drama karena ceritanya bersambung terus. Kalau film baru lumayan suka. Apalagi film action yang diperankan oleh cowok-cowok ganteng seperti Theo James, Taylor Lautner, Robert Pattison dan lain sebagainya.

            Di layar TV itu, berubah menjadi berita penting. Maksudnya berita mendadak yang bisa muncul kapan saja. Disty bisa melihat layar TV itu dan menyaksikan berita apa yang bakal disiarkan oleh penyiar itu.

            Kamis, 2 Oktober 2015

            Sebuah pesawat Singapore Airlines tujuan Singapore-London menghilang dan bangkai pesawat belum juga ditemukan sampai saat ini. Diperkirakan seluruh penumpang tewas. Keluarga korban histeris dan menangis mendengar kabar itu dan…

            “Tumben ada pesawat jatuh dari Singapura kesini.” Ucap Michael.

            Disty menatap layar TV itu dengan perasaan tidak enak dan sedikit takut. Ia pernah mengalami hal yang buruk ketika naik pesawat. Tentunya dari Singapura menuju London. Tetapi ia selamat sampai di tujuan.

            Salah satu korban yaitu warga yang berasal dari Indonesia atas nama Halilintar Morgen bersama dengan Pamannya yang adalah salah satu warga penting di Inggris. Keluarga…

            Halilintar Morgen? Apa Disty tidak salah dengar? Atau si penyiar itu yang salah menyebut nama? Yang dilihatnya dan yang didengarnya merupakan sebuah kebohongan kan?

            “Lintar? Lintar?” Tanya Michael bingung lalu menatap Disty yang juga bingung.

            Tiba-tiba Disty tertawa. “Hahaha.. Lelucon apalagi itu? Lintar. Dia baik-baik saja di Indonesia.” Ucapnya.

            Michael menatap Disty dengan serius. “Aku serius Dis! Itu nama asli Lintar. Halilintar Morgen! Cinta pertamamu!” Ucapnya.

            “Sudahlah kak. Berita bohongan.” Ucap Disty lalu pergi meninggalkan Michael yang masih kelihatan bingung.

            Lintar? Halilintar Morgen? Cinta pertama Disty?

***

            Tentu saja di sekolah pada heboh membicarakan pesawat yang jatuh kemarin. Disty duduk termenung sambil memainkan pulpennya. Tidak. Itu bukan Lintar. Mustahil Lintar kemari meski ia sering mendapatkan email dari Lintar. Tidak mungkin Lintar, cinta pertamanya.

            “Kenapa Dis?” Tanya Donna.

            Langsung saja Disty terserentak kaget. “Eh Na, tidak ada kok.” Ucapnya.

            Perasaan tidak enak itu menemaninya hingga ia sampai di rumahnya. Ternyata Michael sudah duluan datang dan menatapnya dengan tatapan yang berbeda dari biasanya. Di tangannya ada koran yang sangat jarang dipegang oleh Michael.

            “Dis, baca.” Ucap Michael dengan suara sedikit serak sambil menyerahkan koran itu ke Disty.

            Disty menerima koran itu lalu membacanya dengan teliti. Salah satu korban pesawat Singapore Airlines adalah Halilintar Morgen yang berasal dari Indonesia. Tidak. Itu bukan Lintar. Itu bukan Lintar, cinta pertamanya.

            Secepat mungkin Disty berlari menuju kamarnya dan membanting pintu keras-keras. Tidak. Itu bukan Lintar. Kalaupun Lintar, itu hanyalah berita bohongan yang hanya untuk membuatnya menangis dan gila seperti itu. Lintar tidak mati. Lintar aman di Indonesia. Sekarang sudah bulan Oktober. Lintar berjanji datang ke Inggris bulan September. Jadi tidak mungkinlah Lintar datang bulan Oktober.

            Disty butuh Harry. Gadis itu benar-benar membutuhkan Harry saat ini juga.

***

            Siapa seseorang yang sangat ia butuhkan tatkala ia tengah menangis dan hancur? Siapa? Disty hanya membutuhkan Harry. Tapi dimana cowok itu? Disty sudah mencari Harry di rumahnya. Tetapi rumah Harry sepi. Tetangganya bilang sudah dua hari Harry tidak ada di rumah dan apa gunanya mencari Harry? Tetangga Harry bilang bahwa perumahan mereka menjadi kacau karena Harry dan mereka ingin mengusir Harry.

            Sekali lagi Disty mencoba menghubungi Harry. Tersambung! Tadi Disty gagal-gagal saja menghubungi Harry. Jantung Disty berdebar-debar. Berharap Harry mau mengangkatnya.

            “Siapa?” Tanya suara di sebrang sana dengan malas. Suara cewek!

            Disty berusaha mengatur nafasnya dan berprasangka baik. “Aku Disty, kekasih Harry. Siapa kau? Dimana Harr?” Tanyanya.

            Di sebrang sana, terdengar tawaan yang cukup keras. “Disty ya? Hahaha.. Sejak kapan kau jadi pacar Harry? Akulah kekasih Harry yang sebenarnya. Benar kan Harr?” Ucapnya.

            Bisa Disty dengar suara Harry yang mengatakan bahwa perkataan gadis itu benar. Tapi suara Harry sangat serak dan Disty berani bertaruh bahwa Harry sedang mabuk. Seharusnya Disty tau konsekuensinya. Harry berbeda. Terkadang Harry baik padanya, terkadang Harry buruk padanya dan seakan-akan melupakannya. Saat inilah Harry melupakannya. Dan apakah besok Harry akan mengucapkan perminta maafan lagi?

            “Hei gadis aneh! Sebaiknya jangan ganggu kami. Sebentar lagi kami akan… Ya kau tau sendiri kan tapi ku harap kau cukup dewasa untuk memahaminya karena anak kecil sepertimu tidak akan bisa mengerti.” Ucap cewek itu lalu memutus sambungan.

            Sambungan terputus dan kesedihan Disty semakin menjadi-jadi. Sikap dan tingkah laku Harry semakin buruk. Tapi ia tidak bisa untuk membenci Harry. Disty sangat menyayangi Harry dan ingin sekali merubah sikap buruk Harry. Bagaimana caranya agar ia bisa membenci Harry? Bagaimana? Disty sudah terlalu cinta kepada Harry dan tidak bisa melihat ke yang lain. Tidak bisa.

            Bolehkah Tuhan mencabut nyawanya saat ini juga?

***

            Berita pesawat itu memang benar. Sayangnya bangkai pesawat belum juga di temukan. Sudah dua hari Disty jarang bicara, pucat dan nafsu makannya berkurang. Tentu saja Bella dan Thomas khawatir dengan keadaan putrinya. Tapi Disty mengatakan dirinya baik-baik saja. Disty hanya membutuhkan ketenangan. Dan ketenangan itu ia dapatkan disini. Di teras rumahnya.

            “Michael ada?” Tanya Luke.

            Entah sejak kapan Luke berdiri di terasnya. Disty menatap Luke dengan malas. Saat ini ia tidak membutuhkan Luke meski Disty yakin Luke dapat membuat keadaannya lebih baik.

            “Sedang keluar. Sebentar lagi balik.” Jawabnya agak ketus.

            “Aku sudah mendengar berita itu. Apakah kau sudah mengecek emailmu? Siapa tau ada email dari Lintar.” Ucap Luke.

            Mendengar ucapan Luke, badan Disty langsung tegak dan matanya melebar. Kenapa? Kenapa ia bisa melupakan email itu? Disty memang belum mengecek emailnya setelah mendengar berita pesawat jatuh. Cepat-cepat Disty berlari ke kamarnya dan Luke menyusulnya dari belakang.

            “Aku boleh pinjam laptopmu sebentar karena aku ada tugas dari sekolah. Di rumah pulsa modem-ku habis dan tidak ada wifi.” Ucap Luke.

            Disty tidak mempedulikan ucapan Luke. Tangan gadis yang lincah itu membuka email dan melihat ada satu pesan masuk disana. Disty tidak yakin itu pesan dari Lintar. Dan saat ia membukanya….. Bukan. Bukan email dari skyfull888@yahoo.com. Melainkan dari lintarmorgen19@yahoo.com! Email Lintar sendiri! Email yang sering Lintar gunakan saat mengirimnya pesan. Memang sedikit terasa janggal. Disty ragu untuk membukanya.

            Lintar mengirimnya email sehari sebelum berita pesawat jatuh. Apakah ia harus membukanya atau menghapusnya? Di belakang sana ada Luke yang menyuruhnya untuk membuka saja dan Luke mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Disty pun membukanya dengan tangan yang gemetaran.

            To: Lintar <lintarmorgen19@yahoo.com>

            From: Disty <distyC224@yahoo.com>

            Subject: Hi

            Hi Dis how are you? Btw bahasa inggrisku lumayan bagus. Tidak sia-sia aku les bahasa inggris dan akhirnya aku jago berbahasa inggris. Kau pasti penasarankan dengan email yang sering kau dapatkan? Itu emailku. Tentunya aku selalu menulis inisial L setelah aku menulis pesan singkat untukmu. Maaf ya Dis jika email itu membuatmu khawatir dan heran. Tapi tentu kau tak lagi mengkhawatirkanku karena mungkin kau sudah melupakanku dan kau pasti mempunyai seorang pacar yang manis.

            Email ini aku tulis di Singapore. Ya. Sebentar lagi aku akan berangkat ke Inggris dan aku tidak sabar melihat Kota London yang katamu sangat indah. Awas ya kalau tidak indah, hehe. Mungkin kau bertanya-tanya pada dirimu sendiri. Mengapa aku tega tidak mengirimu kabar dan membalas emailmu. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud melupakanku atau marah padamu. Hanya saja aku ingin menahan diriku untuk tidak selalu mengingatmu karena itu cukup membuatku sakit. Dis, aku tidak akan pernah melupakanmu. Aku hanya menunggu waktu yang tepat dan sekarang-lah waktu yang tepat karena sebentar lagi aku akan tiba di London. Aku juga tidak ingin membuat kau gelisah. Aku ingin kau sementara melupakanku dan mencari penggantiku yang lebih baik. Siapa? Rio ya. Dia anak yang baik J

            Ada hal penting yang ingin aku kasih tau ke kamu. Ada hubungannya dengan Rio. Sebenarnya, aku adalah sepupu Rio. Kau sudah tau kan kalau Rio blasteran Indo-Inggris? Ibunya dari Indonesia dan Ayahnya dari Inggris? Ibunya Rio adalah adik Ibuku. Kami bersahabat baik dan akhirnya Rio datang ke Indonesia. Sebenarnya dulu Rio sering datang ke Indonesia. Tapi aku tidak tau apakah Rio memberitahumu kalau dia sering datang ke Indonesia dan menemuiku.

            Terakhir kali Rio ke Indonesia setelah putus denganmu. Jujur. Aku sedih mendengar berita itu. Kenapa kalian putus? Padahal aku ingin Rio yang menjagamu. Kalian adalah pasangan yang sangat cocok. Waktu itu Rio sedih sekali dan aku kasihan padanya. Dis, kau adalah gadis yang sangat spesial dan banyak sekali yang mencintaimu. Jangan pernah menyesal menjadi dirimu sendiri. Kau adalah gadis terhebat yang pernah aku temui. Semua orang beruntung bertemu denganmu.

            Satu hal yang aku dapatkan dari Rio dan mungkin ini cukup membuatmu tersenyum. Selama Rio di Indonesia, Rio banyak mengajariku tentang musik. Rio sangat pandai bermain gitar dan aku ingin sekali menjadi seperti dirinya. Saat aku melihatnya bermain gitar dan mendengar nada-nada yang lembut, hatiku menjadi tersentuh lalu tiba-tiba aku teringat padamu. Hatiku menjadi sedih. Lalu aku berkeinginan untuk belajar main gitar dengan Rio dan Rio senantiasa mengajariku, sampai aku bisa. Ya. Sekarang aku bisa bermain gitar dengan baik dan aku sudah menepati janjiku.

            Ternyata, musik adalah segala-galanya. Kau benar Dis. Aku memang suka mendengarkan lagu. Tapi aku tidak begitu menjiwai seperti kau menjiwai musik dan lagu apapun yang kau dengar. Rio yang mengajariku apa itu makna musik yang sebenarnya. Musik bukanlah hanya sebagai sahabat kita. Tapi juga sebagai bagian dari jiwa kita dan tentunya kita tidak akan bisa hidup tanpanya. Aku mencoba membuat beberapa lagu. Awalnya aku frustrasi, tapi akhirnya aku bisa menciptakan satu buah lagu yang aku khususkan untukmu.

            Aku benar-benar tidak sabar bertemu denganmu. Aku di bandara Singapura dan sebentar lagi aku akan terbang menuju Inggris. Dis, apa kau membenciku? Apa kau tidak suka jika aku datang ke Inggris? Kalaupun kau tidak menyukai rencanaku ini karena mungkin kau sudah mempunyai pacar, dan pastinya kau sangat membenci dengan kedatanganku. Tapi aku hanya ingin menepati janjiku bahwa suatu hari nanti aku akan menyusulmu ke Inggris. Entah itu kapan. Yang jelas aku akan datang menyusulmu.

            Ah sebentar lagi pesawat-ku akan berangkat. Aku tidak bisa menulis banyak disini tapi ku harap tulisan bahasa Inggris-ku ini baik dan benar. Intinya, di dalam hatiku, kau masih yang paling spesial dan aku tidak sabar ingin bertemu denganmu walau kita pastinya hanya berteman saja. Dan, aku sekarang sangat mencintaimu musik dan ku harap kau juga masih mencintai musik karena musik adalah segala-galanya. Ohya, gitar-mu masih ada kan? Soalnya disana ada satu-satunya kenanganku untukmu, yaitu stiker huruf L. Ku harap masih ada disana karena aku takut jika itu hilang, maka diriku ikut hilang juga.

            Ohya Dis, aku rasa aku tidak bisa bernyanyi langsung dan bermain gitar dihadapanmu. Tidak tau kenapa. Apakah aku nervous atau belum siap. Tapi tenang saja. Aku sudah mengunggah video-ku di youtube yang isinya aku, yang sedang bermain gitar dan menyanyikan satu lagu ciptaanku yang ku khusus-kan untukmu. Ku harap kau masih ingat bahasa Indonesia karena lagunya berbahasa Indonesia.

            Dan yang paling penting, jangan menyesal atau jangan marah pada Tuhan karena Tuhan menciptakanmu seperti ini. Mungkin kau pernah merasa bahwa hidup ini tidak adil dan kau ingin Tuhan mencabut nyawamu. Jangan. Jangan pernah berpikiran seperti itu. Kau adalah gadis yang sangat beruntung.

            Salamkan ke Rio ya kalau aku sangat menyayanginya. Ku harap kalian bisa bersatu lagi karena ku rasa hanya Rio yang bisa membuatmu bahagia. Aku ingin melihat kalian berdua tersenyum dalam bingkaian cinta. Rio sangat mencintaimu Dis lebih dari yang kau tau dan dia akan selalu mencintaimu meski kau tidak lagi mencintainya.

            Link nya menyusul ya Dis J aku sangat menyayangimu.

            Goodbye J

            All the Love .L

            Beberapa saat kemudian, Disty menemukan sebuah link youtube. Itu adalah video Lintar. Tapi Disty ragu untuk membukanya. Air matanya sudah tidak sanggup keluar lagi. Inilah kesedihan yang sebenarnya. Bukan kesedihan karena terlalu sering memikirkan Harry. Lintar. Kenapa? Kenapa Tuhan?

            Katanya Lintar menyukai musik dan menganggap musik adalah segala-galanya. Sedangkan ia? Disty merasa dirinya adalah gadis yang paling bodoh di muka bumi ini. Bodoh!

             “Bukalah Dis. Tahan semua kesedihanmu. Nanti kau boleh menangis sepuasnya di pelukanku.” Ucap Luke. Luke juga sudah membaca email Lintar yang memang menggunakan bahasa Inggris dan Luke benar-benar sedih membaca email itu. Luke merasa ia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Lintar.

            Perlahan dan dengan tangan yang gemetaran, Disty membuka link video itu dan menemukan Lintar yang bersama gitarnya. Jantung Disty berdetak-detak hebat. Air matanya semakin banyak dan rasanya sangat sulit untuk bernafas. Lintar. Lintar agak berbeda dari terakhir kali ia lihat. Tapi senyum Lintar masih sama seperti dulu.

            Video pun di putar dan entahlah bagaimana perasaan Disty. Lintar. Dia sudah menepati janjinya. Lintar. Tuhan… Disty salah. Disty menyalahkan dirinya sendiri dan lupa akan dimana asalnya. Harry. Semua karena cowok itu. Semua karena Harry. Karena senyum Harry dank arena lesung pipit bodohnya itu. Semua karena Harry!

            Mungkin kau bertanya-tanya arti perhatianku terhadapmu

            Pasti kau menerka-nerka apa yang tersirat dalam gerakku

            Akulah serpihan kisah masa lalumu

            Yang sekedar ingin tahu keadaanmu..”

            Suara Lintar sangatlah bagus dan ternyata Lintar berbakat di bidang musik. Dan Lintar benar-benar pandai bermain gitar. Disty heran. Dulu sekuat mungkin ia mengajari Lintar bermain gitar tetapi gagal-gagal saja. Sementara Rio berhasil. Lintar. Disty sadar sekarang siapa dirinya dan apa yang dia inginkan.

            Disty tidak membutuhkan siapa-siapa. Bahkan Disty tidak membutuhkan Lintar, Rio, ataupun Harry. Yang ia butuhkan hanyalah musik. Setiap kali ia mendengarkan lagu, semuanya menjadi baik-baik saja dan itu bisa membuat Disty tersenyum meski awalnya hatinya sakit. Dan gitar itu…. Hilang. Hilang karena kebodohannya! Tenang Dis, tenang. Setelah video ini selesai baru kau boleh menangis sekencang-kencangnya.

            Tak pernah aku bermaksud mengusikmu

            Mengganggu setiap ketentraman hidupmu

            Hanya tak mudah bagiku lupakanmu dan pergi menjauh

            Beri sedikit waktu agar ku terbiasa bernafas tanpamu…”

            ( Ket: Lagu ini pernah dinyanyikan Lintar saat pentas idola cilik 3, tapi ini bukan lagu Lintar. Tetapi Lyla. )

            Setelah video itu selesai, tiba-tiba Disty membungkukkan tubuhnya dan menangis hingga dadanya sesak. Luke bisa merasakan apa yang Disty rasakan. Tapi sepertinya Disty ingin dirinya pergi karena Disty ingin sendirian.

            Disty ingin sendirian dan Luke harus pergi saat ini juga walau ia ingin sekali memeluk gadis itu dan membiarkan Disty menangis di pelukannya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar