expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 21 Juli 2015

Towers ( Part 13 )



Part 13

.

            “Ini.”

            Ashton membagikan uang berupa hasil kerja mereka di malam ini. Ashton benar-benar tidak menyangka ternyata suara Tristan tidak buruk-buruk amat. Suara Tristan malah bagus dan mirip dengan Luke walau terdengar serak. Tristan sudah menghafal beberapa lagu yang disarankan Ashton terutama lagunya Luke. Tristan sudah mendengar lagu-lagu Luke di handphone Ashley dan ternyata suara Luke mampu membuat hatinya tenang. Luke.

            Calum merangkul pundak Tristan. “Suaramu bagus. Sekarang kau harus bisa bermain gitar.” Ucapnya.

            Bermain gitar? Batin Tristan. Tentu saja bermain gitar itu sangat sulit. Dulu Tristan pernah melihat teman kelasnya bermain gitar dan rasanya susah sekali. Belum lagi jari-jarinya yang nantinya kesakitan. Melihat Michael yang sudah sangat jago membuat Tristan tidak berani atau lebih tepatnya lagi malas belajar bermain gitar.

            “Aku tidak bisa bermain gitar. Sungguh.” Ucap Tristan.

            Michael tertawa. “Mudah kok.” Ucapnya.

            “Iya mudah bagimu. Kalau kalian tidak menyukaiku karena aku tidak bisa bermain gitar, sebaiknya aku keluar saja.” Ucap Tristan.

            Mendengar ucapan Tristan, Ashton langsung bertindak. “Jangan! Nanti Michael akan mengajarimu bermain gitar atau kau belajar sendiri. Kami tidak memaksamu. Tapi akan terlihat lebih keren jika kau bisa bermain gitar.” Ucapnya.

            Tristan berpikir sesaat. Tapi tidak ada salahnya kan belajar bermain gitar? Ashley juga pasti senang jika ia bisa bermain gitar. Akhirnya Tristan mengangguk walau tidak yakin.

            “Aku punya satu gitar di rumah dan kau boleh mengambilnya.” Ucap Michael.

***

            “Mama senang lho dengan kerjaanmu yang sekarang.” Ucap Liza.

            Malam ini Tristan pulang tidak terlalu larut malam. Uang yang ia dan teman-temannya hasilkan tidak seberapa tetapi Tristan puas dengan hasil yang ia dapati. Ternyata, menyanyi itu sungguh mengasyikkan dan Tristan baru menyadari hal itu. Tristan juga sudah mendengarkan beberapa lagu Luke yang memang enak di dengar. Pantas saja Luke banyak sekali memiliki fans termasuk adiknya.

            “Ash, kalau aku main gitar gimana?” Tanya Tristan di malam itu.

            Ashley yang sedang mendengarkan lagu lewat headset tentu tidak mendengar ucapan Tristan. Headset itu juga pemberian Vee. Gadis itu merasa asyik dengan dunianya sendiri. Sudah lima belas menit yang lalu Ashley mendengarkan lagu milik Luke. Lagu favoritnya yaitu Beside You yang mampu membuat dada Ashley sesak.

            Merasa dicuekkan, langsung saja Tristan melepaskan headset itu sehingga membuat Ashley kaget. Kak Tristan ini tidak mengerti bahwa ia sedang asyik dengan dunianya. Akhirnya Ashley memutuskan untuk menyetop playlistnya dan berbicara dengan Tristan.

            “Nanti telingamu sakit tau rasa!” Ucap Tristan menaku-nakuti Ashley.

            “Ya jangan bicara seperti itu kak..” Ucap Ashley.

            “Hmmm..” Tiba-tiba Tristan teringat dengan konser Luke yang akan diadakan lusa malam. “Kau berniat menonton konser Luke?” Tanyanya.

            Ashley menatap kakaknya dengan heran sekaligus kaget. Timbul niatnya untuk memberitahu Tristan bahwa ia akan menonton konser Luke dan sudah mendapatkan tiket. Tapi Ashley merasa ragu untuk mengatakan. Maka Ashley pun berbohong.

            “Gimana mau nonton kak sementara Ashley tidak punya tiket. Lagipula Ashley masih dibawah umur.” Jawab Ashley.

            Akhirnya Tristan membicarakan soal foto yang ia lihat di kamar Ashley karena Tristan sudah tidak bisa menahan perasaannya. Mengenai konser itu, jujur Tristan ingin sekali melihatnya dan menyaksikan seorang Luke Flemmings secara langsung. Bahkan jika bisa Tristan mau ngobrol dengan Luke untuk menghilangkan rasa penasarannya.

            “Ash.. Jujur padaku. Foto-foto itu… Kamu dapat dimana?” Tanya Tristan dengan suara pelan dan lambat.

            Tentu saja Ashley kaget mendengar pertanyaan Tristan. Benar dugaannya. Ternyata Tristan diam-diam pergi ke kamarnya ketika ia tidak ada di rumah dan menemukan foto-foto Luke. Nah sekarang apa yang harus ia jawab?

            “Ng.. Ashley nemu dan cetak sendiri.” Jawab Ashley jujur.

            Tristan menarik nafas dalam-dalam. “Kau tau, awalnya aku kaget menemukan foto-foto itu. Tapi karena foto-foto itu, aku jadi berani melihat wajahku sendiri di depan cermin.” Ucapnya.

            “Ashley juga kaget kak. Luke.. Apa dia saudara kita?” Tanya Ashley.

            Tristan menatap Ashley aneh. “Tentu saja tidak! Luke, saudara kita sudah mati tiga tahun yang lalu bersama Ayah. Lagipula, sifat Luke saudara kita berbeda dengan sifat Luke Flemmings. Dulu Luke tidak tau apa-apa tentang musik.” Ucapnya.

            Entah mengapa dada Ashley terasa sesak mendengar ucapan Tristan. “Ya Ashley tau. Tetapi Luke mirip dengan kak Tris. Kalian banyak sekali memiliki kesamaan. Namanya saja sudah Luke. Ashley penasaran kak. Ashley ingin melihat Luke secara langsung kebetulan Luke sedang ada di Sydney.” Ucapnya.

            Ashley juga sama seperti Calum, Ashton dan Michael. Mereka sama-sama mengatakan bahwa ia mirip dengan Luke. Apa yang harus ia lakukan? Satu-satunya cara untuk memecahkan misteri ini yaitu bertemu dengan Luke secara langsung. Tapi bagaimana caranya? Bahkan fans fanatik Luke pun susah untuk bertemu Luke secara langsung, apalagi dirinya!

            “Tidak mungkin aku pergi ke konser itu.” Ucap Tristan.

            ‘Mungkin saja’, batin Ashley jika ia memberikan tiket konsernya ke Tristan dan Tristan bisa menontonnya. Tetapi Ashley tidak ingin memberikan tiketnya itu ke Tristan karena Ashley pun penasaran. Ashley ingin melihat Luke secara langsung. Harus!

***

            Suasana Kota Sydney di pagi hari amatlah damai. Luke berjalan mengelilingi apartemennya dengan perasaan tenang. Sony menyewa apartemen di daerah yang sepi sehingga Luke menjadi bebas. Inilah tempat yang akan ia tinggali untuk beberapa bulan lamanya, atau mungkin sampai Luke menemukan keluarganya.

            Sesekali Luke menyedot cappucinonya yang diam-diam ia pesan. Padahal jika Tami tau, tentu Tami akan marah karena gadis itu sudah mengatakan bahwa Luke tidak boleh minum sembarangan dan harus banyak minum air putih. Maksud Tami baik. Tetapi Luke masih saja nakal dan masih membeli minuman-minuman favoritnya yang kebanyakan dari kopi dan gula yang manis.

            Luke hampir lupa kalau ia sedang membawa gitar yang ia taruh di punggungnya. Luke pun berhenti di sebuah bangku yang panjang dan terlihat sepi. Luke begitu suka dengan suasana sepi seperti ini. Biasanya jika ada dia, pasti akan menjadi ramai bahkan heboh. Hidupnya emang berbeda dengan kehidupan lamanya.

            Setelah duduk, Luke membuang cappucinonya dan mulai memainkan gitarnya dengan serius. Entahlah lagu apa yang ia nyanyikan tetapi nada-nada yang ia bentuk terdengar indah dan mampu mententramkan hati.

            Are you somewhere feeling lonely even though he's right beside you?

When he says those words that hurt you, do you read the ones I wrote you?

Sometimes I start to wonder, was it just a lie?

If what we had was real, how could you be fine?

'Cause I'm not fine at all

Entahlah sudah berapa lama Luke asyik dengan dunianya sendiri. Tetapi pada dasarnya Luke sedang memikirkan hal lain. Memikirkan dua hal yang menurutnya ada hubungannya dengan masa lalunya.

Pertama, dua bocah kembar. Maksudnya apa? Apa hubungannya dengan dua bocah kembar itu? Apa dulu ia mempunyai saudara kembar? Tapi kalau ya, tentu dunia akan heboh karena ada ‘Luke’ lain selain dirinya.

Kedua, tentang kebakaran itu. Memangnya apa yang dilakukan kebakaran pada masa lalunya? Tapi Luke tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia takut dengan api. Luke selalu merasa ngeri ketika melihat api. Karena itulah jika ia memasak, Luke sangat hati-hati karena takut jika api menyerangnya. Apa karena api ia menjadi amnesia?

Seandainya Sara masih hidup mungkin Luke bisa menanyakan hal ini pada Sara. Pasti Sara akan tau semuanya. Untuk pertama kalinya Luke memohon agar Sara tidak mati atau setidaknya Sara meninggalkan semacam surat untuknya yang berisi tentang segala jawaban dari pertanyaan yang saat ini belum ia pecahkan.

Rasanya, amat sulit untuk menemukan siapa jati dirinya yang sebenarnya meski sudah ada dua petunjuk. Luke belum membicarakan soal ini pada Tami. Luke rasa ia saja yang harus menyelesaikan masalah ini tanpa bantuan orang lain.

Tapi bagaimana caranya?

***

I'm over this I'm over you

I'm not gonna waste my life away

This is my independence day

I'm moving on there's no excuse

And I can't take away your pain

This is my independence day..’

Setelah sukses menyanyikan lagu itu, tentu saja penonton bertepuk tangan dan memberikan mereka uang. Menurut mereka, band Ashton semakin sempurna ketika Tristan hadir. Beberapa dari mereka terlihat berbisik-bisik mengenai Tristan. Memangnya ada yang aneh dengan Tristan?

“Suaramu semakin bagus. Mirip seperti Luke.” Ucap Michael ketika istirahat.

Sore menjelang malam ini, mereka beristirahat dan sudah mendapatkan uang yang cukup banyak. Tentu Tristan merasa bahagia dengan hidup barunya ini yang terasa lebih berwarna dibanding sebelum ia mengenali Ashton, Calum dan Michael. Mungkin kali ini Tuhan berpihak padanya.

“Kau terlalu mengagumi Luke sampai-sampai kau mengatakan suaraku mirip seperti Luke.” Ucap Tristan.

Michael tertawa. “Aku serius. Jangan-jangan Luke punya saudara kembar lagi..” Ucapnya.

Tristan terdiam mendengar ucapan Michael. Saudara kembar katanya. Memang. Luke memang mempunyai saudara kembar. Tetapi bukan Luke yang dimaksud Michael, melainkan Luke saudaranya yang sudah meninggal. Ya. Ia dan Luke adalah saudara kembar dan dulu saat masih bersama, susah sekali membedakan antara Luke dengan Tristan karena keduanya kembar identik.

“Aku.. Aku ingin menanyakan pada kalian mengenai Luke.” Ucap Tristan sedikit serius.

“Ohya? Tentang apa? Kami pasti bisa menjawabnya dengan benar.” Ucap Ashton.

Sebelum menjawab, Tristan menarik nafas dalam-dalam dan berharap dengan bantuan mereka, rasa penasarannya semakin berkurang walau tidak semua pertanyaan bisa terjawab.

“Luke… Apakah dia memang berasal dari Amerika?” Tanya Tristan.

Diantara ketiganya, yang paling tau soal Luke adalah Michael yang suka mengaku bahwa dirinya adalah sepupu Luke. Kemungkinan besar Michael mengetahui semua tentang Luke dan berita terhangat mengenai Luke.

“Aku dengar, ada berita heboh tentang Luke. Tapi aku tidak tau benar atau tidak.” Ucap Michael.

“Ohya?” Tanya Tristan penasaran.

“Sara, wanita itu adalah Ibu Luke. Tetapi aku dengar Sara bukanlah Ibu Luke dan Sara sudah meninggal. Anehnya, setelah meninggalkan Sara, Luke langsung mengadakan konser di Australia padahal jadwal konsernya yang sebenarnya yaitu ada di Eropa, bukan di Australia.” Jelas Michael.

Tristan terdiam mendengar penjelasan Michael dan berusaha mencermati setiap kata yang diucapkan oleh Michael. Sara, bukanlah Ibu Luke setelah Sara meninggal Luke langsung mengadakan konser di Australia. Apakah ada hubungan kematian Sara dengan konser di Australia? Terus, siapa Ibu kandung Luke?

“Bagiku Luke itu sosok yang misterius. Tapi Luke amat baik terhadap fansnya. Sampai sekarang Luke masih singel dan tidak mau pacaran karena tidak ingin membuat fansnya sakit.” Ucap Calum.

Tristan masih terdiam dan entah mengapa kepalanya menjadi sakit. Luke. Sungguh ia ingin sekali bertemu dengan Luke dan melihat Luke secara langsung. Tristan begitu penasaran akan sosok Luke. Tetapi sekali lagi, bagaimana caranya bertemu Luke? Mustahil kan jika ia menonton konser Luke besok malam?

“Aku ingin bertemu Luke. Aku penasaran.” Ucap Tristan.

“Penasaran?” Tanya Ashton heran.

Tristan menatap Ashton. “Ya. Kalian kan mengatakan kalau aku mirip Luke, sama seperti kata adikku. Adikku bilang aku mirip dengan Luke dan aku merasa aneh dengan Luke.” Ucapnya.

Wajah Calum langsung berubah menjadi serius, atau sok serius? Cowok itu menatap Tristan dengan lekat sehingga membuat Tristan bergidik ngeri. Calum kenapa? Kenapa wajah Calum aneh seperti itu?

“Kau.. Kau punya saudara kembar?” Tanya Calum.

Jantung Tristan berdetak tak karuan. Mungkin memang seharusnya ia menceritakan rahasianya dan segala rasa penasarannya terhadap sosok Luke Flemmings. Mungkin Calum, Michael dan Ahston bisa membantunya untuk menyelesaikan masalah ini.

“Ya. Aku punya saudara kembar. Namanya Luke.” Jawab Tristan.

Otomatis ketiganya menadak kaget dan ingin mendengar penjelasan lebih dalam dari Tristan. Jadi, Tristan mempunyai saudara kembar yang bernama Luke? Tristan bisa memahami kekagetan tiga temannya. Sama. Ia juga merasa kaget ketika menemukan foto-foto Luke di kamar Ashley.

“Tapi dia sudah meninggal saat kami berusia lima tahun. Luke meninggal karena kebakaran rumah bersama Ayah. Semenjak itu, aku menjadi sedih dan mulai melupakan Luke. Dulu, kami sangat dekat dan hatiku hancur menyadari Luke sudah pergi. Tiga belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Aku berhasil melupakannya dan mengharamkan menyebut namanya sekaligus mengharamkan diriku menatap cermin karena aku takut aku melihat Luke disana karena kami kembar identik. Namun ketika aku menemukan foto-foto Luke di kamar Ashley, aku jadi penasaran akan sosoknya dan aku menyadari bahwa aku dan dia banyak memiliki kesamaan.” Jelas Tristan.

Michael, Ashton dan Calum mendengar cerita Tristan dengan takjub dan seperti tidak percaya dengan apa yang dikatakan Tristan. Siapa tau Tristan ada hubungannya dengan Luke. Michael yang paling tau tentang Luke menyimpulkan bahwa Luke, saudara kembar Tristan adalah Luke si idolanya meski masih ragu.

“Artinya, kita harus bertemu Luke! Aku penasaran sekali.” Ucap Michael.

“Kau kira bertemu Luke semudah seperti membalikkan telapak tangan?” Tanya Ashton.

Michael nyengir mendengar ucapan Ashton. “Tapi bagaimanapun juga kita harus bertemu Luke! Ku rasa Luke seperti sedang mencari siapa keluarganya karena Sara bukanlah Ibu kandungnya! Semua ini bukan kebetulan!” Ucapnya.

“Iya tapi bagaimana caranya?” Tanya Ashton gemas.

Calum yang sedaritadi diam angkat bicara. “Coba kirim tweet ke dia. Spam aja ke Luke. Aku yakin Luke pasti membaca tweet kalian karena dia suka menstalk tweet fansnya.” Sarannya.

“Kau yakin?” Tanya Michael ragu.
           
A little bit not sure. But we should try it.” Jawab Calum.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar