expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juli 2015

Like Rain of Hearts ( Part 17 )



Part 17

.

            Oktober 2013…..

            Tidak ada yang berubah. Disty masihlah Disty yang dulu. Disty yang ceria. Disty yang tampil apa adanya. Disty yang masih sayang dengan Rio. Menjadi Disty memang beruntung. Selain memiliki pacar ganteng seperti Rio, Disty dekat dengan Luke yang tidak tau kenapa sedang diburu oleh banyak gadis. Ya. Luke yang dulu suka di bully mendadak menjadi seorang bintang yang dicari oleh siapapun.

            Penampilan memang nomor satu yang di nilai oleh kebanyakan cewek. Kebanyakan cewek memilih cowok karena penampilannya. Jika cowok itu jelek, mana mau cewek itu suka dengan cowok itu. Tapi Disty belajar untuk tidak menilai cowok dari luarnya saja. Disty sudah banyak belajar dari Luke dan ia mengerti sekarang.

            Hubungan Disty dengan Rio baik-baik aja walau terkadang mereka bertengkar, tapi Rio-lah yang memadamkan api kemarahan Disty sehingga api di gadis itu padam. Rio memang pandai menghilangkan amarah Disty. Desember nanti adalah anniv mereka yang ke dua tahun. Sangat tidak di sangkanya hubungannya dengan Rio sudah selama itu.

            Disty telah bersumpah untuk tidak melirik cowok lain karena di hatinya hanya ada satu: Rio. Mungkin Disty banyak mempunyai cowok-cowok ganteng namun hanya menjadi idolanya saja seperti Taylor Lautner, Theo James, Ansel Elgort dan lain-lain. Rio tidak akan marah jika ia menyimpan foto idola-idolanya itu.

            Karena Disty tidak mengikuti tes Kimia seminggu yang lalu karena sakit, Mrs. Ella menyuruhnya membuat soal Kimia sebanyak sepuluh soal dan harus dikumpulkan sekarang. Tentu saja Disty kesal karena tidak ada yang membantunya. Luke? Cowok itu sedang belajar di kelasnya sedangkan ia diberi kesempatan oleh Mrs. Ella untuk mengerjakan tugasnya di perpustakaan. Terpaksa Disty pergi ke perpustakaan daripada tidak mendapatkan nilai sama sekali.

            Perpustakaan cukup sepi. Disty mengedarkan pandangannya ke seluruh isi perpustakaan itu dan hanya ada lima anak yang sedang membaca buku. Membaca bukanlah hobinya karena Disty malas sekali kalau disuruh membaca buku apalagi buku yang tebal. Disty memilih tempat duduk paling ujung agar nyaman.

            Sesuatu yang tidak diduganya pun terjadi. Tepat di belakang rak buku, Disty tidak sengaja menemukan seorang cowok yang tengah tertidur pulas dengan buku yang terbuka di samping cowok itu. Siapa cowok itu? Diam-diam Disty memperhatikan cowok itu, terutama rambutnya yang gondrong. Entah setan apa yang menyuruhnya untuk membangunkan cowok itu.

            “Hei!” Ucap Disty sambil menggoyangkan tubuh cowok itu.

            Alhasil, cowok itu terbangun sambil mengucek-ngucek matanya kemudian menatap Disty. Tepat saat itu Disty juga menatap cowok itu. Tatapan keduanya bertemu dan entah bagaimana perasaan Disty tatkala melihat cowok yang sama sekali tidak dikenalinya itu. Tapi Disty merasa malu lalu cepat-cepat menunduk.

            “Aku Harry. Harry Styles. Murid baru kelas 11-5.” Ucap cowok itu.

            Harry Styles? Murid baru? Pantasan saja Disty tidak mengenali wajah cowok itu karena cowok itu adalah murid baru di sekolah ini. Tapi kenapa cowok itu maksudnya Harry bisa sampai tertidur di perpustakaan?

            My name is Adisty Clifford. Just call me Disty.” Ucap Disty memperkenalkan diri.

            “Disty. Nice to meet you.” Ucap Harry sambil tersenyum.

            Deg! Seketika itu juga Disty merasa sedang dihanyutkan oleh senyum itu. Manis sekali senyuman itu… Sekilas Disty mendapati sebuah lesung pipit yang muncul di pipi kiri Harry dan itu menjadikan senyuman Harry terlihat sangat sempurna. God! Selama ini Disty tidak pernah menemukan senyuman semanis itu ditambah lesung pipit yang manis. Bahkan Disty mengaku senyumannya tidak seindah senyum Harry.

            “Haloo..” Ucap Harry menyadarkan Disty.

            “Eh..” Kaget Disty.

            “Sedang apa disini?” Tanya Harry.

            Entah mengapa Disty menjadi deg-degkan dan malu. Rasanya ia ingin kabur dari tempat ini namun terasa tidak ikhlas. Jujur, ia ingin sekali mengetahui Harry lebih lanjut. Siapa tau ia dan Harry bisa menjadi teman baik.

            “Aku sedang mengerjakan tugas Kimia. Dan kau?”

            “Oh aku tadi ketiduran. Aku malas berada di kelas musik.” Jawab Harry.

            “Musik?” Tanya Disty heran.

            “Ah sudahlah. Bagaimana jika aku membantumu mengerjakan kimia?”

***

And you've got a smile that could light up this whole town..”

“Hei!”

Tidak tau kapan Luke datang menemuinya dan Disty sedikit kaget. Sejak tadi ia tidak bisa berhenti memikirkan pertemuannya dengan Harry. Harry Styles. Masih diingatannya senyuman manis Harry dan lesung pipitnya. Ternyata Harry cukup pintar di pelajaran Kimia dan Harry membantunya membuat soal. Benar-benar hari yang indah dan sempurna.

“Ini..” Ucap Luke sambil memberikan Disty sekotak minuman teh dan Disty menerimanya.

“Aku ingin membuat lagu tapi aku masih bingung. Sekarang perasaanku sedang bahagia.” Ucap Disty sambil memainkan gitarnya asal.

“Bahagia? Apa Rio memberikanmu kejutan lagi?” Tanya Luke.

Rio? Astaga! Kenapa Disty bisa sampai melupakan Rio? Memang tadi ia tidak pulang dengan Rio dan ponselnya sejak tadi ia matikan. Barangkali Rio berusaha menghubunginya dan gagal karena ponselnya mati. Kenapa ia bisa melupakan Rio? Dan Harry? Disty menjadi bingung. God! Apa yang sedang terjadi dengan dirinya?

“Aku.. Aku bingung.” Ucap Disty.

“Bingung kenapa? Apa hubungan kalian sedang tidak baik?”

Luke memang sering menanyakan hubungannya dengan Rio dan suka memberinya nasehat agar hubungannya dengan Rio semakin baik. Luke memang mendukung hubungannya dengan Rio, dan Disty merasa Rio dekat dengan Luke.

Okay. I just met a boy named Harry Styles and he helped me to finish my Chemistry’s test.” Ucap Disty.

Then?” Tanya Luke.

“Ya.. Aku tidak tau harus bagaimana. Tapi aku bingung saat aku bertemu dengan Harry. Rasanya berbeda ketika aku bertemu cowok lain.” Jawab Disty.

Ucapan Disty terdengar ganjil dan Luke merasakan perasaan yang tidak enak. Luke hafal betul bagaimana wajah setiap gadis yang akan menyukai seorang cowok dan jelas sekali disana wajah Disty yang sedang kebingungan. Tetapi Disty masih mempunyai cowok dan Disty tidak boleh melirik cowok lain. Berteman saja boleh dan tidak lebih.

“Dia anak baru?” Tanya Luke.

“Iya. Harry Styles. Rambutnya gondrong tapi manis. Dia murid 11-5.” Jawab Disty.

Luke hanya meng’o’kan ucapan Disty dan tidak mengomentari ucapan gadis itu. Sementara itu Disty tengah berpikir dan seperti sedang berusaha untuk mencari satu jawaban pasti.

***

            Let it go, let it go can't hold you back anymore

Let it go, let it go turn my back and slam the door..”

Ponselnya berdering dan Disty malas mengangkatnya. Tapi karena ponselnya terus saja bernyanyi, cepat-cepat Disty mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya. Rio? Entah mengapa Disty merasa tidak bersemangat kemudian ia mematikan ponselnya itu. Tiba-tiba Disty teringat dengan mimpinya tentang Harry. Disty tersenyum.

“Kau terlambat bangun. Untung hari ini libur sekolah.” Ucap Michael.

Disty memang masih mengantuk karena semalam begadang demi menonton film terbaru Taylor Lautner. Akhirnya pagi ini Disty menjadi tidak bersemangat dan mengantuk. Gadis itu mengambil sepotong roti lalu memakannya.

“Tadi Rio menelponku, katanya kenapa kau tidak mengangkat telponnya dan kenapa kau mematikannya?” Tanya Michael.

Langsung saja Disty menghentikan makannya. “Disty tidak sadar kali saking ngantuknya.” Ucapnya.

Michael menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian di luar sana Rio datang dan Michael mempersilahkan Rio masuk ke dalam. Rio melihat Disty yang sedang sarapan dengan lahap. Rio tersenyum lalu menghampiri Disty.

“Biar aku tebak. Kau pasti telat bangun kan?” Tanya Rio.

“Oh.. Hmm.. Iya. Maaf aku matikan ponselku karena aku setengah sadar.” Ucap Disty.

Rio tertawa lalu mengacak-ngacak rambut Disty. “Sana mandi lalu aku akan mengajakmu jalan-jalan.” Ucapnya.

***

Entah mengapa Disty merasa tidak bersemangat jalan berdua dengan Rio. Biasanya ia bersemangat sekali. Dan Disty tidak merasa sedikit kehangatan dan kenyamanan saat Rio merangkulnya. Mengapa dipikirannya Harry Harry saja? Kenapa?

“Kau tidak sehat?” Tanya Rio melihat perbedaan wajah Disty.

Disty menatap Rio. “Yeah, maybe. Can we back to my home?”

Rio tersenyum. “Oke.” Ucapnya.

Bahkan senyuman Rio tidak semanis senyuman Harry. Oh ayolah Dis! Kenapa kau bisa seperti ini? Kenapa kau berani membeda-bedakan Rio dengan Harry? Disty akui Harry jauh lebih menawan dibanding Rio tetapi bagaimanapun juga Rio adalah pacarnya dan Harry adalah seseorang yang baru dikenalnya.

“Banyak-banyak istirahat ya. Aku pulang dulu.” Ucap Rio lalu pergi meninggalkan Disty.

Sebenarnya Disty tidak sakit. Hanya saja Disty malas keluar rumah bersama Rio. Tiba-tiba ponsel yang tadi sudah ia hidupkan berbunyi dan ada satu pesan masuk dari nomor asing. Cepat-cepat Disty membukanya dan tersenyum.

From: +047xxxxx ( Nomor ponsel Harry Styles privat wooiii !!! :v )

Hi Dis! I’m Harry. Do u still remember me? Save nomor-ku ya dan jangan tanya aku dapat nomor-mu dari mana.

By. Harry Styles

Disty tersenyum. Disty rasa hubungannya dengan Harry akan menjadi baik dan mungkin saja ia bisa menjadi teman dekat Harry. Mungkin saja.

***

Di kelas, Disty sibuk membaca buku. Buku tebal yang ia Harry berikan padanya dua hari yang lalu. Ternyata Harry suka membaca buku dan Disty iseng meminjam buku-buku Harry yang berupa novel tebal. Ya, Disty membaca novel yang berjudul Percy Jackson dan Disty rasa kisahnya sangat menarik. Tentu saja Donna dan Miley heran dengan kerjaan Disty.

“Kau kan benci baca novel tebal seperti itu. Baca novel tipis saja kau tidak suka.” Ucap Miley.

“Karena ceritanya menarik.” Ucap Disty.

Diam-diam Miley membuka halaman novel pertama karena ia ingin sekali tau siapa si pemilik novel itu. Dan di halaman pertama Miley menemukan sebuah nama yang sudah tidak asing di dengarnya. Harry Styles. Disty pernah bercerita tentang Harry padanya dan Miley takut jika Disty tertarik dengan Harry. Miley akui Harry begitu menawan dan manis.

“Harry lagi? Sadar Dis! Kau masih memiliki Rio! Kalau Rio tau kau dekat dengan Harry, hubungan kalian akan retak.” Ucap Miley.

Disty menatap Miley heran. “We are just friends, okay? Bagiku, Harry itu anaknya menyenangkan dan enak diajak ngobrol. Apa salahnya sih aku berteman dengan Harry? Toh semenjak aku pacaran dengan Rio aku juga suka dekat dengan cowok lain. Luke contohnya. Kenapa kalian tidak memarahiku kalau aku dekat dengan Luke?” Ucapnya.

“Tapi ceritanya beda. Kami sudah lama mengenal Luke dan sudah tau bagaimana sifat Luke. Sedangkan Harry, ku rasa Harry ingin merebutmu dari tangan Rio.” Ucap Miley.

Mendengar ucapan Miley, Disty langsung menatap Miley tajam. “Jangan men-judge orang seperti itu dong! Kau memang belum tau bagaimana sifat Harry sedangkan aku sudah tau bagaimana sikapnya. Sudahlah. Kalau kau tidak suka aku dekat dengan Harry, simpan saja rasa ketidaksukaanmu itu. Gitu-gitu hidupku juga.” Ucapnya lalu melanjutkan bacaannya.

Baru kali ini Miley merasa sangat kesal hanya karena ucapan Disty. Disty berubah ketika mengenali Harry. Disty lebih sering memikirkan dan membicarakan Harry dibanding Rio. Apa perasaan Disty sudah berubah?

“Apa yang dikatakan Disty benar. Kalaupun Disty menyukai Harry dan putus dengan Rio, itu adalah keputusannya dan kita tidak bisa berbuat apa-apa.” Ucap Donna.

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar