Part 13
.
“Happy
birthday to you.. Happy birthday to you…”
Baru saja Disty membuka kelopak
matanya dan dia sudah melihat Ayah, Ibu, dan Michael mengucapkan selamat ulang
tahun padanya. Disty tersenyum. Ya. Ia sudah berumur empat belas tahun. Tidak
menyangka ia bisa tumbuh secepat ini. Dan Disty ingat hari ini adalah hari
anniversary-nya yang ke satu tahun. Rio. Ia sudah mencintai Rio selama setahun.
Disty ingat betul kejadian setahun
yang lalu. Saat itu acara pesta ulang tahunnya dan Rio membuat suatu kejutan
padanya. Betapa cepatnya malam berganti. Andaikan waktu bisa diputar kembali,
Disty ingin kembali ke masa itu. Masa setahun yang lalu.
“Anak Mama sudah berumur empat belas
tahun.” Ucap Bella sambil tersenyum.
Disty pun mencoba untuk duduk.
“Terimakasih Ma. Disty tidak menyangka sudah berumur empat belas tahun.”
Ucapnya.
“Dan hari ini adalah hari
anniversary-mu yang ke satu tahun. Selamat ya.” Ucap Michael.
Disty tersenyum. “Iya makasih.”
Jawabnya.
Setelah itu, Disty membuka
ponselnya. Disana ada satu pesan masuk dari Rio. Tentu saja Rio mengucapkan
selamat ulang tahun padanya, juga hari anniversary mereka yang ke satu tahun.
Satu tahun bukanlah waktu yang sangat singkat. Tuhan terimakasih.
Tahun ini, Disty memilih untuk tidak
merayakan ulang tahunnya. Ia lebih suka menghabiskan waktu bersama Rio sambil
merayakan anniversary mereka. Setelah mandi dan sarapan, Disty pun berangkat
sekolah. Tentunya di luar sana sudah ada Rio yang wajahnya sama seperti tahun
lalu. Rio tetaplah ganteng dan keren.
“Happy
birthday sayang.” Ucap Rio.
“Iya makasih Yo. Disty senang sekali
hari ini.” Ucap Disty.
Motor Rio pun melaju dengan
kecepatan sedang. Disty benar-benar bahagia. Ia bahagia dengan umurnya yang ke
empat belas ini. Ia bahagia dengan hari anniversary-nya dengan Rio yang ke satu
tahun. Rasa cintanya pada Rio sama seperti dulu. Disty sudah berjanji untuk
selalu mencintai Rio apapun yang terjadi dan merasa hanya Rio-lah satu-satunya
cowok yang dicintainya selain keluarganya.
Setelah tiba di kelas, Disty merasa
keanehan. Aneh karena dua sahabatnya seakan-akan tidak menyadari bahwa hari ini
adalah hari ulang tahunnya. Juga Luke. Tadi Disty tidak sengaja berpapasan
dengan Luke tetapi Luke cuek saja. Apa maksudnya ini? Mereka juga tidak
mengucapkan selamat ulang tahun melalui sms. Alhasil selama jam pelajaran Disty
murung terus dan tidak memerhatikan penjelasan guru.
“Kau kenapa sih Dis daritadi murung
saja?” Tanya Donna.
Disty menatap Donna dengan malas.
“Tidak enak badan.” Jawabnya asal.
“Oh kalau tidak enak badan kenapa
masuk sekolah?” Tanya Miley.
Tuhan… Dua sahabatnya ini bagaimana
sih? Kenapa mereka tidak sadar kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya?
Kemudian Disty teringat dengan Rio. Ya. Pacarnya itu tentu saja ingat akan hari
kelahirannya. Mana mungkin Rio lupa dengan hari kelahirannya yang bertepatan
dengan hari jadian mereka?
Sampai bel pulang, Disty masih
murung. Mood-nya sedang tidak baik. Di tambah lagi Rio yang mendadak tidak bisa
mengantarnya karena ada urusan sekolah. Terpaksa Disty pulang dengan Michael.
Tetapi Disty tidak menemukan Michael di parkiran. Ketika ia menelpon Michael,
Michael tidak mengangkat telponnya. Apa-apaan ini? Kenapa hari spesialnya
berubah menjadi hari yang menyebalkan?
“Dis ikut aku yuk.”
Entah sejak kapan Miley ada di
belakangnya dan langsung menarik tangannya. Tentu saja Disty kaget dengan
perbuatan Miley. Kemudian Miley menyuruhnya untuk memejamkan mata. Hmm
kira-kira apa yang selanjutnya terjadi? Apa mereka sedang membuat suatu rencana
untuk ulang tahunnya? Ya! Kalau tidak, mengapa mereka kelihatan cuek aja dan
sekarang ia disuruh menutup matanya?
“Nah sekarang buka!” Seru Miley.
Disty pun membuka matanya dan entah
bagaimana perasaannya ketika melihat Luke membawa kue tart yang bertuliskan
‘Happy Birthday Disty’ dan lilin yang berbentuk angka empat belas. Di samping
kanan dan kiri Luke ada Donna dan Michael. Tentu saja Disty merasa senang dan
ternyata mereka diam-diam menyusun kejutan untuknya.
“Happy
birthday to you.. Happy birthday to you..” Nyanyi Donna sambil bertepuk
tangan.
“Ayo Dis tiup lilinnya!” Seru
Michael bersemangat.
Tanpa menunggu lama, Disty langsung
meniup lilin itu dan lilin itu mati. Tepuk tangan pun mulai terdengar dan Disty
bahagia sekali. Meski hari ulang tahunnya sederhana dan tidak seperti tahun
lalu, tapi Disty merasakan kebahagiaan yang tidak kalah dengan kebahagiaan
tahun lalu.
“By
the way, aku sendiri yang membuat kue ini.” Ucap Luke.
Disty tertawa. “Ku harap kau tidak
memberinya racun agar aku bisa jatuh cinta denganmu.” Ucapnya bercanda.
Tanpa mereka sadari, sedari tadi Rio
menyaksikan adegan itu. Tidak. Ia tidak merasa bahagia. Tetapi hatinya perih.
Baginya, satu tahun bukanlah waktu yang singkat dan ia rasa ia bisa lolos
selama satu tahun itu. Sebenarnya Rio tidak ada urusan di sekolah. Tetapi
karena sudah tau tentang rencana Michael, Rio memilih untuk tidak ikut campur
dan tidak pulang bersama Disty. Biarlah Disty berbahagia dengan mereka. Dan
Luke. Alangkah bahagianya jika ia berada di posisi Luke meski Disty tidak
mencintai Luke.
Selanjutnya, Michael mulai terlihat
jahil. Dia mencolek cream yang ada di kue tart itu lalu mengolesinya ke pipi
Disty. Disty tidak mau kalah. Dia ikutan mengolesi Michael dengan cream yang
lebih banyak. Kue tart yang kasihan. Luke juga menjadi korban. Hampir seluruh
wajahnya ditutupi oleh cream itu dan rambutnya juga kena. Tapi Luke merasa
bahagia karena sudah membahagiakan Disty dengan cara sederhana seperti ini, dan
rencana ini adalah idenya, bukan ide Michael.
“Hahahaha wajah Luke aneh sekali.
Tumben aku lihat kau tertawa.” Ucap Disty.
Luke berusaha untuk membersihkan
wajahnya dari cream itu. “Hidup tidak hanya untuk belajar saja kan? Adakalanya
kita tertawa dan bercanda.” Ucapnya.
“Nah itu kau sudah sadar rupanya.”
Ucap Disty.
“Ya sudah. Ayo kita makan-makan!
Luke yang traktir!” Ucap Donna senang.
Semuanya pada bersorak senang. Tentu
saja Luke kesal. Ia yang mentraktir mereka? Hari ini kan hari ulang tahun Disty,
bukan dirinya. Seharusnya Disty yang mentraktir bukan dirinya. Oke. Kalau ingin
terakhir, Luke hanya membelikan sebotol air saja. Itu kan namanya sudah
mentraktir hehe..
***
Cukup sederhana. Malam yang indah
ini, Rio mengajak Disty jalan berdua hanya menggunakan kaki tanpa kendaraan.
Ini sesuai dengan permintaan Rio. Di sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya
Rio merangkul Disty dan terkadang gadis itu jatuh di atas pundaknya. Disty
begitu nyaman sekali berada di sisi Rio dan ingin selalu berada di samping Rio
untuk selama-lamanya.
“Aku ingat setahun yang lalu. Itu
bagaikan sebuah mimpi indah.” Ucap Disty.
“Iya. Aku juga tidak tau bagaimana
aku bisa melakukannya. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya
padamu.” Ucap Rio.
“Hmm.. Memangnya apa yang membuat
Rio jatuh cinta ke Disty? Kan di luar sana masih banyak cewek yang tidak kalah
cantik dan sempurnanya dibanding Disty.”
Rio tersenyum. Selalu saja Disty
menanyakan pertanyaan seperti itu. Rio merasa Disty masih tidak percaya dengan
dirinya yang mencintai Disty. Rasa cinta itu datang secara tiba-tiba dan Rio
begitu nyaman bersama Disty. Sudah ia bilang. Disty itu berbeda dari lainnya.
Disty itu istimewa, dan selalu akan menjadi yang teristimewa di dalam hatinya.
“Disty sendiri kenapa bisa jatuh
cinta dengan Rio?” Tanya Rio.
Disty berpikir-pikir. “Entahlah.
Tapi perasaan cinta itu berawal dari sebuah rasa kagum. Pertama kali Disty
melihat Rio main gitar, Disty langsung suka. Disty sudah bilang kalau Disty
suka banget sama cowok yang jago main gitar dan tidak akan ada yang bisa
menggantikannya.” Ucapnya.
“Artinya, Disty mencintai Rio hanya
karena Rio bisa main gitar gitu?” Tanya Rio.
Disty jadi salah tingkah. Bukan
tapi.. Entahlah. Disty juga bingung dengan apa yang ia rasakan. Tapi ia
mencintai Rio dan cinta itu datang secara tiba-tiba. Tidak tau apakah ia jatuh
cinta dengan Rio tanpa alasan atau karena ada sebuah alasan.
“Dis, kalau kau mencintai seseorang,
jangan lihat dari penampilan atau apa yang dimiliki cowok itu. Kalau suatu hari
nanti Rio tidak bisa main gitar lagi bagaimana? Apa Disty berhenti mencintai
Rio?” Ucap Rio.
Entah mengapa ucapan Rio terasa
sesak. Iya, bagaimana? Apakah ia masih mencintai Rio? Tapi bagaimanapun juga,
ia harus bisa menerima Rio apa adanya dan berusaha untuk tidak mencintai
seseorang karena sebuah alasan. Ia harus mencintai orang itu apa adanya dan
tidak perlu melihat tipe-tipe orang itu.
“Rio jangan bicara seperti itu. Kita
nikmati saja masa-masa indah ini.” Ucap Disty.
Rio tersenyum. Bukan. Bukan senyum
bahagia, melainkan senyum kesedihan. Ia takut jika suatu hari nanti Disty tak
lagi mencintainya. Rio yakin Disty mencintainya karena beberapa alasan. Rio
bersumpah jika ia tidak terkenal di sekolah, mustahil Disty menyukainya. Rio
tau betul bagaimana tipe cowok Disty dan baginya Disty itu pemilih.
“Ya sudah. Tapi Rio berharap
hubungan kita ini akan baik-baik saja dan jangan pernah bosan untuk mencintai
Rio.” Ucap Rio kemudian mengeratkan rangkulannya.
Disty memejamkan matanya. Ucapan Rio
tadi masih terekam jelas di dalam pikirannya. Apa benar ia mencintai Rio bukan
karena isi hatinya yang sebenarnya? Apa benar ia mencintai Rio hanya karena Rio
cakep, terkenal di sekolah dan jago main gitar? Entahlah..
***
Inilah acara yang paling di
tunggu-tunggu yaitu acara akhir tahun. Sekolah selalu mengadakan berbagai macam
acara yang meriah khususnya penampilan band. Sayangnya kali ini James tidak
bisa hadir karena tidak bisa pulang ke Inggris karena sibuk di Amerika walau
sedang menikmati masa-masa liburan akhir tahun. Sebagai gantinya, Boys 124 lah
yang akan tampil memeriahkan acara ini sekaligus sebagai penutup. Ya, band Rio!
Untuk kesekian kalinya mereka tetap
sukses dan banyak penggemar bahkan sekarang semakin sukses. Penampilan mereka
selalu tampak keren. Apalagi usia mereka yang semakin bertambah dan perubahan
mereka. Rio sudah berumur enam belas tahun dan sebentar lagi berumur tujuh
belas tahun.
Malam ini, tentu saja Disty, Donna,
dan Miley wajib menonton acara wajib ini karena banyak sekali
penampilan-penampilan yang seru dan menarik. Ada juga drama klasik yang
menceritakan tentang kisah-kisah kerajaan Inggris pada zaman dulu. Intinya,
acara pergantian tahun ini selalu menarik.
Satu yang membuat Disty kecewa. Luke
tidak ada disini. Cowok itu memang membenci acara seperti ini. Setiap
pergantian tahun Luke memang tidak pernah mengikuti acara ini. Entah apa yang
ada dipikirannya yang jelas Luke itu masih tetap aneh walau tidak seaneh
seperti dulu.
“Oke! Inilah acara terakhir kita
yaitu penampilan dari Boys 124!!” Teriak si pembawa acara.
Teriakan para gadis mulai terdengar
kencang. Disty, Donna dan Miley berdiri di barisan paling depan. Teriakan
mereka semakin kencang saat drummer Boys 124 muncul kemudian di susul oleh yang
lain. Dan Rio! Cowok itu terlihat keren dengan gitarnya. Disty terus saja
menatap Rio sambil menahan keras teriakannya. Sebagai pacar Rio, ia harus bisa
menahan diri agar tidak berteriak. Sementara Donna dan Miley berteriak menyebut
nama ‘Rio’.
“Good night everyone! How are you?”
Sapa Rio dan dibalas dengan teriakan keras oleh para penonton.
Mereka pun mulai dengan aksinya dan
semuanya ikutan bernyanyi mengikuti apa yang dinyanyika Rio. Suara Rio
terdengar semakin bagus dan dengan style-nya yang benar-benar memukau para
penonton.
“I
used to wanna be living like there’s only me
But
now I spend my time thinking about a way to get you off my mind
I
used to be so tough never really gave enough
And
then you caught my eye giving me the feeling of lightining strike..”
Disty benar-benar merasa beruntung
mendapatkan cowok seperti Rio, dan merasa bahagia karena Rio mencintainya. Rio.
Disty bersumpah akan selalu setia pada Rio apapun terjadi. Rio. Hanya nama Rio
yang ada di hatinya. Hanya Rio.
“Look
at me now I’m falling
I
can’t even talk still stuttering
This
ground of mine keeps shaking oh.. oh.. oh.. now..”
Memasuki reff, serempak penonton
sama-sama bernyanyi dan mereka tampak bahagia sekali. Rio. Sang bintang mereka
setelah kepergian James. Rio. Satu-satunya yang membuat mereka betah sekolah
karena bisa melihat wajah tampan Rio. Meski Rio sudah mempunyai pacar, tidak
heran Rio bersikap ramah dengan siapapun dan suka tersenyum jika ada yang
menyapanya. Ada yang bilang sikap Rio menjadi baik karena pacaran dengan Disty.
Sebelum kenal Disty, sifat Rio sedikit sombong dan jarang tersenyum.
“All
I wanna be yeah all I ever wanna be yeah yeah
Is
somebody to you
All I
wanna be yeah all I ever wanna be yeah yeah
Is
somebody to you
Everybody’s
tryna be a billionaire
But
everytime I look at you I just don’t care
Cause
all I wanna be yeah all I ever wanna be yeah yeah
Is
somebody to you..”
Tidak terasa waktu berjalan begitu
cepat dan acara itu selesai. Langsung saja Disty berlari ke arah Rio dan
langsung memeluk cowok yang dicintainya itu. Banyak yang melihat mereka dan
tentu saja merasa iri. Tapi apa gunanya mereka marah dengan Disty? Disty adalah
gadis pilihan Rio dan jika Rio memilih Disty ya harus Disty, bukan lainnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar