expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juli 2015

Like Rain of Hearts ( Part 13 )



Part 13

.

            Happy birthday to you.. Happy birthday to you…

            Baru saja Disty membuka kelopak matanya dan dia sudah melihat Ayah, Ibu, dan Michael mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Disty tersenyum. Ya. Ia sudah berumur empat belas tahun. Tidak menyangka ia bisa tumbuh secepat ini. Dan Disty ingat hari ini adalah hari anniversary-nya yang ke satu tahun. Rio. Ia sudah mencintai Rio selama setahun.

            Disty ingat betul kejadian setahun yang lalu. Saat itu acara pesta ulang tahunnya dan Rio membuat suatu kejutan padanya. Betapa cepatnya malam berganti. Andaikan waktu bisa diputar kembali, Disty ingin kembali ke masa itu. Masa setahun yang lalu.

            “Anak Mama sudah berumur empat belas tahun.” Ucap Bella sambil tersenyum.

            Disty pun mencoba untuk duduk. “Terimakasih Ma. Disty tidak menyangka sudah berumur empat belas tahun.” Ucapnya.

            “Dan hari ini adalah hari anniversary-mu yang ke satu tahun. Selamat ya.” Ucap Michael.

            Disty tersenyum. “Iya makasih.” Jawabnya.

            Setelah itu, Disty membuka ponselnya. Disana ada satu pesan masuk dari Rio. Tentu saja Rio mengucapkan selamat ulang tahun padanya, juga hari anniversary mereka yang ke satu tahun. Satu tahun bukanlah waktu yang sangat singkat. Tuhan terimakasih.

            Tahun ini, Disty memilih untuk tidak merayakan ulang tahunnya. Ia lebih suka menghabiskan waktu bersama Rio sambil merayakan anniversary mereka. Setelah mandi dan sarapan, Disty pun berangkat sekolah. Tentunya di luar sana sudah ada Rio yang wajahnya sama seperti tahun lalu. Rio tetaplah ganteng dan keren.

            Happy birthday sayang.” Ucap Rio.

            “Iya makasih Yo. Disty senang sekali hari ini.” Ucap Disty.

            Motor Rio pun melaju dengan kecepatan sedang. Disty benar-benar bahagia. Ia bahagia dengan umurnya yang ke empat belas ini. Ia bahagia dengan hari anniversary-nya dengan Rio yang ke satu tahun. Rasa cintanya pada Rio sama seperti dulu. Disty sudah berjanji untuk selalu mencintai Rio apapun yang terjadi dan merasa hanya Rio-lah satu-satunya cowok yang dicintainya selain keluarganya.

            Setelah tiba di kelas, Disty merasa keanehan. Aneh karena dua sahabatnya seakan-akan tidak menyadari bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Juga Luke. Tadi Disty tidak sengaja berpapasan dengan Luke tetapi Luke cuek saja. Apa maksudnya ini? Mereka juga tidak mengucapkan selamat ulang tahun melalui sms. Alhasil selama jam pelajaran Disty murung terus dan tidak memerhatikan penjelasan guru.

            “Kau kenapa sih Dis daritadi murung saja?” Tanya Donna.

            Disty menatap Donna dengan malas. “Tidak enak badan.” Jawabnya asal.

            “Oh kalau tidak enak badan kenapa masuk sekolah?” Tanya Miley.

            Tuhan… Dua sahabatnya ini bagaimana sih? Kenapa mereka tidak sadar kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya? Kemudian Disty teringat dengan Rio. Ya. Pacarnya itu tentu saja ingat akan hari kelahirannya. Mana mungkin Rio lupa dengan hari kelahirannya yang bertepatan dengan hari jadian mereka?

            Sampai bel pulang, Disty masih murung. Mood-nya sedang tidak baik. Di tambah lagi Rio yang mendadak tidak bisa mengantarnya karena ada urusan sekolah. Terpaksa Disty pulang dengan Michael. Tetapi Disty tidak menemukan Michael di parkiran. Ketika ia menelpon Michael, Michael tidak mengangkat telponnya. Apa-apaan ini? Kenapa hari spesialnya berubah menjadi hari yang menyebalkan?

            “Dis ikut aku yuk.”

            Entah sejak kapan Miley ada di belakangnya dan langsung menarik tangannya. Tentu saja Disty kaget dengan perbuatan Miley. Kemudian Miley menyuruhnya untuk memejamkan mata. Hmm kira-kira apa yang selanjutnya terjadi? Apa mereka sedang membuat suatu rencana untuk ulang tahunnya? Ya! Kalau tidak, mengapa mereka kelihatan cuek aja dan sekarang ia disuruh menutup matanya?

            “Nah sekarang buka!” Seru Miley.

            Disty pun membuka matanya dan entah bagaimana perasaannya ketika melihat Luke membawa kue tart yang bertuliskan ‘Happy Birthday Disty’ dan lilin yang berbentuk angka empat belas. Di samping kanan dan kiri Luke ada Donna dan Michael. Tentu saja Disty merasa senang dan ternyata mereka diam-diam menyusun kejutan untuknya.

            Happy birthday to you.. Happy birthday to you..” Nyanyi Donna sambil bertepuk tangan.

            “Ayo Dis tiup lilinnya!” Seru Michael bersemangat.

            Tanpa menunggu lama, Disty langsung meniup lilin itu dan lilin itu mati. Tepuk tangan pun mulai terdengar dan Disty bahagia sekali. Meski hari ulang tahunnya sederhana dan tidak seperti tahun lalu, tapi Disty merasakan kebahagiaan yang tidak kalah dengan kebahagiaan tahun lalu.

            By the way, aku sendiri yang membuat kue ini.” Ucap Luke.

            Disty tertawa. “Ku harap kau tidak memberinya racun agar aku bisa jatuh cinta denganmu.” Ucapnya bercanda.

            Tanpa mereka sadari, sedari tadi Rio menyaksikan adegan itu. Tidak. Ia tidak merasa bahagia. Tetapi hatinya perih. Baginya, satu tahun bukanlah waktu yang singkat dan ia rasa ia bisa lolos selama satu tahun itu. Sebenarnya Rio tidak ada urusan di sekolah. Tetapi karena sudah tau tentang rencana Michael, Rio memilih untuk tidak ikut campur dan tidak pulang bersama Disty. Biarlah Disty berbahagia dengan mereka. Dan Luke. Alangkah bahagianya jika ia berada di posisi Luke meski Disty tidak mencintai Luke.

            Selanjutnya, Michael mulai terlihat jahil. Dia mencolek cream yang ada di kue tart itu lalu mengolesinya ke pipi Disty. Disty tidak mau kalah. Dia ikutan mengolesi Michael dengan cream yang lebih banyak. Kue tart yang kasihan. Luke juga menjadi korban. Hampir seluruh wajahnya ditutupi oleh cream itu dan rambutnya juga kena. Tapi Luke merasa bahagia karena sudah membahagiakan Disty dengan cara sederhana seperti ini, dan rencana ini adalah idenya, bukan ide Michael.

            “Hahahaha wajah Luke aneh sekali. Tumben aku lihat kau tertawa.” Ucap Disty.

            Luke berusaha untuk membersihkan wajahnya dari cream itu. “Hidup tidak hanya untuk belajar saja kan? Adakalanya kita tertawa dan bercanda.” Ucapnya.

            “Nah itu kau sudah sadar rupanya.” Ucap Disty.

            “Ya sudah. Ayo kita makan-makan! Luke yang traktir!” Ucap Donna senang.

            Semuanya pada bersorak senang. Tentu saja Luke kesal. Ia yang mentraktir mereka? Hari ini kan hari ulang tahun Disty, bukan dirinya. Seharusnya Disty yang mentraktir bukan dirinya. Oke. Kalau ingin terakhir, Luke hanya membelikan sebotol air saja. Itu kan namanya sudah mentraktir hehe..

***

            Cukup sederhana. Malam yang indah ini, Rio mengajak Disty jalan berdua hanya menggunakan kaki tanpa kendaraan. Ini sesuai dengan permintaan Rio. Di sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Rio merangkul Disty dan terkadang gadis itu jatuh di atas pundaknya. Disty begitu nyaman sekali berada di sisi Rio dan ingin selalu berada di samping Rio untuk selama-lamanya.

            “Aku ingat setahun yang lalu. Itu bagaikan sebuah mimpi indah.” Ucap Disty.

            “Iya. Aku juga tidak tau bagaimana aku bisa melakukannya. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya padamu.” Ucap Rio.

            “Hmm.. Memangnya apa yang membuat Rio jatuh cinta ke Disty? Kan di luar sana masih banyak cewek yang tidak kalah cantik dan sempurnanya dibanding Disty.”

            Rio tersenyum. Selalu saja Disty menanyakan pertanyaan seperti itu. Rio merasa Disty masih tidak percaya dengan dirinya yang mencintai Disty. Rasa cinta itu datang secara tiba-tiba dan Rio begitu nyaman bersama Disty. Sudah ia bilang. Disty itu berbeda dari lainnya. Disty itu istimewa, dan selalu akan menjadi yang teristimewa di dalam hatinya.

            “Disty sendiri kenapa bisa jatuh cinta dengan Rio?” Tanya Rio.

            Disty berpikir-pikir. “Entahlah. Tapi perasaan cinta itu berawal dari sebuah rasa kagum. Pertama kali Disty melihat Rio main gitar, Disty langsung suka. Disty sudah bilang kalau Disty suka banget sama cowok yang jago main gitar dan tidak akan ada yang bisa menggantikannya.” Ucapnya.

            “Artinya, Disty mencintai Rio hanya karena Rio bisa main gitar gitu?” Tanya Rio.

            Disty jadi salah tingkah. Bukan tapi.. Entahlah. Disty juga bingung dengan apa yang ia rasakan. Tapi ia mencintai Rio dan cinta itu datang secara tiba-tiba. Tidak tau apakah ia jatuh cinta dengan Rio tanpa alasan atau karena ada sebuah alasan.

            “Dis, kalau kau mencintai seseorang, jangan lihat dari penampilan atau apa yang dimiliki cowok itu. Kalau suatu hari nanti Rio tidak bisa main gitar lagi bagaimana? Apa Disty berhenti mencintai Rio?” Ucap Rio.

            Entah mengapa ucapan Rio terasa sesak. Iya, bagaimana? Apakah ia masih mencintai Rio? Tapi bagaimanapun juga, ia harus bisa menerima Rio apa adanya dan berusaha untuk tidak mencintai seseorang karena sebuah alasan. Ia harus mencintai orang itu apa adanya dan tidak perlu melihat tipe-tipe orang itu.

            “Rio jangan bicara seperti itu. Kita nikmati saja masa-masa indah ini.” Ucap Disty.

            Rio tersenyum. Bukan. Bukan senyum bahagia, melainkan senyum kesedihan. Ia takut jika suatu hari nanti Disty tak lagi mencintainya. Rio yakin Disty mencintainya karena beberapa alasan. Rio bersumpah jika ia tidak terkenal di sekolah, mustahil Disty menyukainya. Rio tau betul bagaimana tipe cowok Disty dan baginya Disty itu pemilih.

            “Ya sudah. Tapi Rio berharap hubungan kita ini akan baik-baik saja dan jangan pernah bosan untuk mencintai Rio.” Ucap Rio kemudian mengeratkan rangkulannya.

            Disty memejamkan matanya. Ucapan Rio tadi masih terekam jelas di dalam pikirannya. Apa benar ia mencintai Rio bukan karena isi hatinya yang sebenarnya? Apa benar ia mencintai Rio hanya karena Rio cakep, terkenal di sekolah dan jago main gitar? Entahlah..

***

            Inilah acara yang paling di tunggu-tunggu yaitu acara akhir tahun. Sekolah selalu mengadakan berbagai macam acara yang meriah khususnya penampilan band. Sayangnya kali ini James tidak bisa hadir karena tidak bisa pulang ke Inggris karena sibuk di Amerika walau sedang menikmati masa-masa liburan akhir tahun. Sebagai gantinya, Boys 124 lah yang akan tampil memeriahkan acara ini sekaligus sebagai penutup. Ya, band Rio!

            Untuk kesekian kalinya mereka tetap sukses dan banyak penggemar bahkan sekarang semakin sukses. Penampilan mereka selalu tampak keren. Apalagi usia mereka yang semakin bertambah dan perubahan mereka. Rio sudah berumur enam belas tahun dan sebentar lagi berumur tujuh belas tahun.

            Malam ini, tentu saja Disty, Donna, dan Miley wajib menonton acara wajib ini karena banyak sekali penampilan-penampilan yang seru dan menarik. Ada juga drama klasik yang menceritakan tentang kisah-kisah kerajaan Inggris pada zaman dulu. Intinya, acara pergantian tahun ini selalu menarik.

            Satu yang membuat Disty kecewa. Luke tidak ada disini. Cowok itu memang membenci acara seperti ini. Setiap pergantian tahun Luke memang tidak pernah mengikuti acara ini. Entah apa yang ada dipikirannya yang jelas Luke itu masih tetap aneh walau tidak seaneh seperti dulu.

            “Oke! Inilah acara terakhir kita yaitu penampilan dari Boys 124!!” Teriak si pembawa acara.

            Teriakan para gadis mulai terdengar kencang. Disty, Donna dan Miley berdiri di barisan paling depan. Teriakan mereka semakin kencang saat drummer Boys 124 muncul kemudian di susul oleh yang lain. Dan Rio! Cowok itu terlihat keren dengan gitarnya. Disty terus saja menatap Rio sambil menahan keras teriakannya. Sebagai pacar Rio, ia harus bisa menahan diri agar tidak berteriak. Sementara Donna dan Miley berteriak menyebut nama ‘Rio’.

            “Good night everyone! How are you?” Sapa Rio dan dibalas dengan teriakan keras oleh para penonton.

            Mereka pun mulai dengan aksinya dan semuanya ikutan bernyanyi mengikuti apa yang dinyanyika Rio. Suara Rio terdengar semakin bagus dan dengan style-nya yang benar-benar memukau para penonton.

            I used to wanna be living like there’s only me

            But now I spend my time thinking about a way to get you off my mind

            I used to be so tough never really gave enough

            And then you caught my eye giving me the feeling of lightining strike..”

            Disty benar-benar merasa beruntung mendapatkan cowok seperti Rio, dan merasa bahagia karena Rio mencintainya. Rio. Disty bersumpah akan selalu setia pada Rio apapun terjadi. Rio. Hanya nama Rio yang ada di hatinya. Hanya Rio.

            Look at me now I’m falling  

            I can’t even talk still stuttering

            This ground of mine keeps shaking oh.. oh.. oh.. now..

            Memasuki reff, serempak penonton sama-sama bernyanyi dan mereka tampak bahagia sekali. Rio. Sang bintang mereka setelah kepergian James. Rio. Satu-satunya yang membuat mereka betah sekolah karena bisa melihat wajah tampan Rio. Meski Rio sudah mempunyai pacar, tidak heran Rio bersikap ramah dengan siapapun dan suka tersenyum jika ada yang menyapanya. Ada yang bilang sikap Rio menjadi baik karena pacaran dengan Disty. Sebelum kenal Disty, sifat Rio sedikit sombong dan jarang tersenyum.

            All I wanna be yeah all I ever wanna be yeah yeah

            Is somebody to you

            All I wanna be yeah all I ever wanna be yeah yeah

            Is somebody to you

            Everybody’s tryna be a billionaire

            But everytime I look at you I just don’t care

            Cause all I wanna be yeah all I ever wanna be yeah yeah

            Is somebody to you..”

            Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat dan acara itu selesai. Langsung saja Disty berlari ke arah Rio dan langsung memeluk cowok yang dicintainya itu. Banyak yang melihat mereka dan tentu saja merasa iri. Tapi apa gunanya mereka marah dengan Disty? Disty adalah gadis pilihan Rio dan jika Rio memilih Disty ya harus Disty, bukan lainnya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar