Part 1
.
“Lukey! Lukey! Lukey!!”
Entah mengapa para penonton yang
kebanyakan gadis itu berteriak tanpa henti melihat penampilan sang idolanya
bernyanyi di panggung dengan gitar biru kerennya. Siapa yang tidak mengenali
Luke Flemmings? Sang bintang baru yang akhir-akhir ini menjadi idola bagi
pecinta musik. Bukan hanya di Amerika saja. Bahkan di Eropa sampai kedengaran
ketenaran seorang penyanyi muda bernama Luke.
Luke. Cowok delapan belas belas
tahun itu juga tidak menyangka bisa cepat terkenal seperti ini dan kini sedang
mengadakan tour pertamanya. Album pertama yang berjudul L U K E telah sukses
terjual dengan jumlah copy terbanyak. Awalnya, Luke iseng meng-upload lagu
ciptaannya di youtube. Lalu tiba-tiba saja ia ditawarin untuk bekerja sama dengan
Sony yang adalah salah seorang studio musik terkenal di Los Angeles. Tentu saja
Luke tidak menolak kesempatan besar itu.
Dan kini. Luke membuktikan pada
dunia bahwa ia bisa melakukannya. Luke sukses membuat mabuk para penonton
dengan penampilannya. Luke memang unik. Seharusnya ia cocok bergabung di band
namun Luke menolak. Awalnya Sony mengajak Luke bergabung di band Nevada tetapi
Luke menolak. Sepertinya cowok itu ingin sendiri. Memang sifatnya penyendiri
dan tidak suka bergaul.
“Luke oh my God! Lukey!!!”
Ketika selesai menyanyikan satu buah
lagu yang nadanya slow karena
lagu-lagu di albumnya kebanyakan pop-rock, semua penonton bertepuk tangan
sambil menangis. Menangis mendengar lagu yang dibawa Luke. Di tambah lagi suara
Luke yang sangat-sangat bagus dan dapat membuat hati mereka tersentuh walau
hanya sekali dengar.
Panggung berubah menjadi gelap.
Sudah sejama Luke memperlihatkan aktrasinya di panggung dan ini adalah lagu
terakhirnya. Area konser itu seketika terdiam dan deg-degkan. Ada juga yang masih sedih karena ini adalah
lagu terakhir. Mereka berharap Luke akan terus menyanyi, menyanyi dan menyanyi.
Kemudian lampu menyala. Semua
penonton berteriak melihat Luke kembali dan bersiap menyanyikan lagu terakhir.
Sebelumnya, Luke berbicara sedikit sambil mengucapkan terimakasih dengan konser
pertamanya ini.
“Thankyou
for everyone who comes to my show. It will be the best night ever I had.
Thankyou.” Ucap Luke.
Teriakan para penonton semakin keras
tatkala melihat Luke memainkan gitarnya dengan style-nya yang memukau semua
penonton. Terlebih ketika Luke berjalan mendekat ke arah mereka. Keberuntungan
bagi para penonton yang duduk paling depan sehingga bisa melihat wajah Luke
dengan jelas.
Akhirnya, konser itu berakhir dengan
teriakan dan tangisan para penonton. Tidak sia-sia mereka menonton konser Luke.
Tidak sia-sia mereka mengorbankan uang yang tidak sedikit dan izin orang tua.
Tidak semua fans Luke menjadi fans yang beruntung seperti mereka yang bisa
menonton konser Luke. Namun jangan salahkan juga jika ada fake fans yang seenaknya menonton tapi tidak menyukai Luke atau
tidak hafal lagu-lagu Luke.
Intinya, malam ini begitu sempurna
dan malam terbaik bagi Luke. Seperti apa yang dikatakan Luke. Ya. Luke telah
menemukan hidupnya yang sebenarnya.
***
“You
were very amazing! Penampilanmu mampu memukau banyak penonton. Kau sedang
berada di puncaknya sekarang.” Ucap Tami yang adalah asisten manager Luke
sekaligus orang terdekat Luke yang sudah Luke anggap sebagai kakaknya sendiri.
Luke tersenyum sambil mengelap
wajahnya yang dipenuhi keringat. Konser tadi banyak menguras tenaganya dan
badannya terasa remuk. Juga tenggorokannya sakit. Mungkin karena ia belum
terbiasa dengan semua ini.
“Aku ingin istirahat.” Ucap Luke.
Langsung saja Tami menarik tangan
Luke yang ingin masuk ke kamarnya. “Waktu istirahat hanya sepuluh menit setelah
itu ada talk show dan wawancara.
Jangan lama-lama!” Ucapnya.
Luke melengos. Padahal ia ingin
sekali tidur di atas kasur yang empuk sambil membuka twitter dan membaca
mention dari fansnya. Sadar. Sekarang sudah jam sepuluh malam. Tetapi Luke
professional dan tidak ingin membuat Tami marah.
“Oke.” Ucap Luke singkat.
***
“How
did we end up talking in the first place? You said you liked my Cobain shirt..”
Entah berapa lama ponelnya berdering
tetapi Luke masih saja asyik dengan mimpinya. Cowok itu benar-benar sangat
lelah dan baru bisa tidur jam satu pagi. Tapi akhirnya Luke terbangun dan
melihat siapa yang menelponnya. Langsung saja Luke me-reject dan mematikan ponselnya. Wanita itu. Luke sudah sangat muak
dengan wanita itu.
Luke melihat jam di dinding
kamarnya. Pukul sepuluh pagi dan Luke belum sarapan. Untunglah ada beberapa
makanan di kamarnya dan Luke langsung melahapnya sampai habis. Setelah itu Luke
mandi agar tubuhnya terasa segar.
“…penampilan
seorang penyanyi cowok berumur delapan belas tahun bernama Luke Flemmings telah
menarik perhatian dunia musik internasional. Penyanyi muda yang berasal dari
Amerika Serikat itu telah sukses dengan konser kemarin. Tak heran banyak
teriakan-teriakan para penonton di malam itu. Setelah meliris album pertamanya
yang bertitel L U K E dan single pertamanya yang berjudul End Up Here, Luke…”
Baru saja Luke menyetel TV disana
langsung ada berita tentangnya. Luke tersenyum puas. Inilah hidupnya yang
sebenarnya. Bebas dan tidak ada yang melarangnya. Termasuk wanita itu. Wanita
yang baginya begitu kejam dan baik padanya di saat waktu tertentu saja. Meski
wanita itu-lah yang mengajarkannya tentang musik, Luke tetap membenci wanita
itu. Apa bisa wanita itu dianggap sebagai seorang Ibu jika tidak pernah
merawatnya dan selalu sibuk dengan pekerjaannya?
Panggil saja Sara. Si wanita super
sibuk yang Luke tidak tau apa pekerjaannya yang sebenarnya. Selama ini Luke
dirawat oleh pembantu Sara yang bernama Margaret. Seorang wanita lembut yang
sangat pengertian padanya. Luke juga menyayangi Margaret. Bahkan Margaret lebih
baik dibanding Sara.
Ayahnya sudah lama meninggal. Itu
kata Sara. Tapi Luke tidak yakin. Jangan-jangan ia anak haram lagi karena Luke
sama sekali tidak menemukan kemiripan antara dirinya dengan Sara. Tidak
sedikitpun. Karena selama ini Luke merasa tidak memiliki seorang Ibu, hal itu
sangat memengarhui tingkah lakunya. Luke berbeda dengan anak-anak lainnya. Luke
selalu cemburu melihat teman-temannya yang mendapat kasih sayang dari seorang
Ibu. Meski ada Margaret, tetap saja Luke cemburu.
Masa kecil Luke begitu suram. Luke
tidak suka bergaul dengan anak-anak lain dan lebih suka bermain sendiri di
rumah. Oke. Sara adalah wanita janda yang sangat kaya dan mau memberikan apa
saja untuk Luke. Memiliki rumah yang mewah dan banyak penjaga disana. Tapi, apa
artinya hidup dengan kekayaan, harta, dan rumah mewah tanpa kasih sayang orang
tua?
Musik-lah yang menyelamatkannya.
Luke mengenal musik sejak berusia sepuluh tahun. Di mulai dari menemukan ruang
musik milik Sara dan Luke kecil sangat suka berada di ruang musik itu. Sampai
sekarang. Ya. Luke berbakat di bidang musik. Suaranya sangat bagus dan Luke
pandai memainkan berbagai alat musik terutama gitar.
Itulah yang membedakan Luke dengan
penyanyi solo lainnya. Setiap kali manggung, Luke selalu membawa gitarnya. Luke
pikir itu lebih baik karena itu keputusannya. Luke sangat membenci dance dan tidak suka jika ada penyanyi
lain atau para dancers ikut tampil di
panggungnya. Itu atas dasar permintaan Luke sendiri. Luke memang keras kepala
dan tidak mau mengalah. Segala keinginannya harus dipenuhi. Karena Luke sangat
berbakat dan sangat susah mencari orang seperti Luke, Sony selalu menuruti apa
kata Luke dan selalu memanjakan Luke.
Itu semua karena masa kecilnya yang
suram. Sekali lagi, Luke berbeda dari lainnya. Luke tidak suka bergaul,
berkelompok, bergaul, dan terkesan sombong. Tetapi Luke selalu ramah tehadap
fansnya. Bagi Luke, tanpa adanya fans tentu Luke tidak akan bisa menjadi
seperti ini. Diam-diam Luke sudah menemukan keluarga barunya. Yaitu Lukers yang
adalah nama dari fans-nya.
Namun, terkadang Luke merasa aneh
dengan dirinya sendiri. Sebenarnya, siapa dia? Apakah benar Sara adalah Ibu
kandungnya? Luke merasa dirinya telah lama dibuang dan dilupakan. Dan Luke
merasa ada sebagian dari dirinya yang menghilang. Entah itu siapa.
***
Hari ini Luke free. Luke ingin
merasakan kebebasan. Semenjak namanya terkenal dan diidolakan banyak gadis,
Luke merasa sudah tidak aman lagi. Jika sedikit saja ia dilihat oleh para
fansnya, mereka semua akan berteriak dan berburu meminta foto dan tanda
tangannya. Itulah kehidupannya dan Luke merasa senang dengan semua itu. Ia
tidak menyesali dengan apa yang telah terjadi.
Setidaknya Luke bisa mencari uang
sendiri. Selama ini ia selalu dimanjakan oleh Sara. Kali ini Luke harus mencari
uang sendiri. Kalaupun bisa menggantikan uang yang pernah Sara beri padanya
meski rasanya mustahil. Luke merasa dirinya sudah dewasa dan bisa mencari uang
sendiri. Dengan bantuan Sony, Luke kini bisa menjadi seorang penyanyi terkenal yang
album pertamanya berada di tangga paling atas mengalahkan penyanyi lain. Luke
cukup senang dengan semua itu.
Tentu saja dengan kaca mata hitamnya
dan topi kupluknya, Luke keluar dari apartemen dengan santai. Sebenarnya itu
bukan penyamaran karena Luke sering menggunakan penampilan seperti itu.
“Kau mau kemana?” Tanya Tami.
“Aku mau keluar sebentar.” Jawab
Luke.
“Hati-hati. Fans fanatikmu banyak
sekali diluar. Aku takut kalau kau mati dibuat mereka.” Ucap Tami sambil
bercanda.
Tami-lah yang menceriakan
hari-harinya dengan ocehannya yang aneh namun terdengar lucu. Tami berusia tiga
puluh empat tahun. Mungkin Tami satu-satunya gadis yang dekat dengannya karena
selama ini Luke belum pernah dekat dengan cewek manapun. Mungkin banyak gosip
yang beredar kalau ia dekat sama si A, si B, atau si C, namun Luke selalu
membantah gosip itu. Luke tidak akan mau pacaran, selain itu ia tidak mau
membuat hati fans-nya sakit karena Luke sayang banget sama fans-nya.
“Tadi Mama-mu menelponku. Katanya
dia ingin bertemu denganmu.” Ucap Tami.
Mendengar kata ‘Mama’, Luke menjadi
sedikit panas. Mama. Hah! “Wanita itu bukan Ibuku. Jangan sebut Sara adalah
Ibuku.” Ucap Luke.
Tami menatap Luke dengan heran.
“Luk, bagaimanapun juga, Sara adalah Ibumu dan kau harus menghormatinya.
Kasihan dia. Sara sangat merindukanmu.” Ucapnya.
“Ibu? Apa wanita itu bisa ku sebut
Ibu? Sara tidak pernah menunjukkan rasa keibuannya. Ia jarang menemuiku. Sara
seperti tak menganggapku karena sibuk dengan pekerjaannya. Karena itulah masa kecilku
suram dan aku iri dengan teman-temanku yang mempunyai Ibu yang sangat
menyayangi mereka.” Ucap Luke.
“Pasti Sara melakukan semua itu
karena suatu alasan.” Ucap Tami.
“Alasan? Alasan karena Sara tidak
suka akan kehadiranku di muka bumi ini?” Tanya Luke lalu pergi meninggalkan
Tami.
Tami menggeleng-gelengkan kepala
melihat sikap Luke. Luke memang anak yang keras kepala dan teguh pendirian.
Luke berbeda dengan anak-anak lain yang seusianya. Tami sudah tau bagaimana
kisah hidup Luke dan siapa Sara itu. Sara memang bukanlah figure seorang Ibu
yang baik. Pantas saja Luke menjadi seperti itu. Tapi Luke harus bersyukur
karena Luke terlihat begitu sempurna. Tubuh tinggi, cakep, keren, manis, punya
lesung pipit yang indah, pintar nyanyi, jago main gitar dan lain-lain. Kurang
apa coba Luke?
Sementara itu Luke tidak sengaja
melihat gerombolan gadis yang tidak lain adalah fansya. Luke tersenyum sambil
melambaikan tangannya. Tentu saja gadis-gadis itu berteriak heboh karena bisa
melihat langsung idola mereka. Namun sayangnya mereka tidak bisa mendekati Luke
karena tentunya Luke dijaga ketat oleh bodyguardnya.
Terkadang menjadi orang yang
terkenal itu susah ya?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar