Part 26
.
Miley dan Travis
memang sudah pacaran dan Miley dianggap sebagai cewek yang paling beruntung di
sekolah itu. Dulu, Miley cemburu dengan Disty karena Disty pacaran dengan Rio
dan menjadi cewek yang paling beruntung. Sekarang giliran Miley yang menjadi
cewek terberuntung di sekolah. Tapi bagi Disty, dirinya-lah yang paling
beruntung karena memiliki seorang kekasih yang sangat sayang padanya bernama
Harry Styles.
“Coba kau masih
pacaran sama Rio. Pasti aku ada saingannya.” Ucap Miley.
Disty mencoba untuk
tersenyum. Dan entah mengapa kepalanya terasa pening dan seakan-akan dunia
berputar. “Rio tidak seperti dulu. Rio adalah cowok terbodoh di sekolah ini.
Bahkan di seluruh dunia. Aku heran deh. Kenapa sih yang menjadi gadis
terberuntung di sekolah ini adalah gadis yang bisa pacaran sama anak band atau
seenggaknya cowok yang cukup dikenal dan jago bermain gitar? Aku heran. Kenapa
tidak anak yang pintar saja yang menjadi idola walau tidak ganteng atau keren?
Ingat. Kita tidak boleh menilai cowok dari luarnya saja.” Ucapnya. Sedikit
mirip dengan perkataan Luke yang disampaikan padanya.
“Aku kan sudah bilang Dis. Cowok yang jago main gitar itu
segala-galanya deh.” Ucap Miley.
“Tidak. Mereka adalah
sekumpulan cowok-cowok yang bodoh. Sama seperti Rio.” Ucap Disty.
Miley menatap Disty
heran. “Jangan samakan Travis atau cowok lainnya dengan Rio dong! Travis tidak
seperti Rio! Travis anak yang baik dan ramah.” Ucapnya.
“Terserah. Aku
pusing.” Ucap Disty sambil memjiit kepalanya menggunakan tangannya.
“Tadi kau bilang ‘kita
tidak boleh menilai cowok dari luarnya saja’, lalu bagaimana dengan Harry? Kau
mencintainya karena Harry manis, senyumnya indah dan punya lesung pipit. Kalau
Harry jelek gimana? Tentu kau tidak akan mencintainya.” Ucap Miley.
Disty tidak
mengomentari ucapan Miley. Sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi dan Disty
sudah tidak tahan lagi. Juga perutnya terasa mual dan Disty ingin sekali
muntah. Dunianya sedang berputar-putar dan pandangannya tidak jelas. Bahkan
suara Miley pun tidak bisa ia dengar dan seketika itu juga semuanya menjadi
gelap.
***
Tidak disangkanya
mendadak Disty pingsan dan Disty sudah dibawa pulang ke rumahnya. Miley merasa
berdosa karena detik-detik sebelum Disty pingsan, Miley seperti menekan gadis
itu dan akhirnya Disty pingsan. Pulang sekolah ini, Miley bersama Travis ingin
pergi ke rumah Disty untuk menjenguk Disty. Tapi melihat Harry yang wajahnya
cukup panik, keduanya memilih untuk mengalah dan membiarkan Harry yang duluan
menjenguk Disty.
“Ini semua salahku.
Saat Disty sakit aku tetap berdebat dengannya.” Ucap Miley.
“Sudahlah. Temanmu itu
mungkin butuh istirahat. Aku yakin pacarnya bisa membuatnya tenang.” Ucap
Travis.
“Tapi aku heran
mengapa Disty bisa pingsan sedangkan fisik anak itu kuat dan selama ini Disty
tidak pernah pingsan. Sakit pun jarang.” Ucap Miley.
“Setauku, keadaan
Disty yang seperti itu dikarenakan mempunyai masalah yang berat dan sters
akhirnya bisa sakit seperti itu. Apa kau tidak tau kalau Disty punya masalah
yang serius?”
Ucapan Travis ada
benarnya. Tapi apa benar Disty sedang stress? Apa benar Disty sedang mempunyai
masalah yang berat? Sejak pacaran dengan Harry sikap Disty berubah dan itu
semua karena Harry. Karena Harry. Juga karena Harry, Disty berani mengorbankan
apapun untuk Harry. Apapun meski membuatnya sakit.
***
Meski awalnya Harry
merasa ragu untuk datang ke rumah Disty, tapi Harry memaksakan diri demi
bertemu Disty dan ingin mengetahui kondisi Disty. Harry yakin sekali gadis itu
sangat membutuhkannya. Baru kali ini Harry merasakan kekhawatiran yang besar.
Memang sejak bertemu dengan Disty, Harry merasa dirinya berubah dan menjadi
lebih baik. Itu semua karena Disty. Satu-satunya cahaya hidupnya.
Namun sesampainya di
rumah Disty, Harry melihat ada Michael dan Luke yang sedang duduk di teras dan
Harry menjadi ragu sekaligus takut. Michael sangat tidak menyukainya dan senang
sekali menyalahkannya, sama seperti Rio. Dan benar saja. Melihat kedatangan
Harry, Michael menatap Harry dari kejauhan dengan tatapan permusuhan.
“Tebak siapa yang
datang. Cowok pujaan Disty yang telah membuat Disty seperti ini.” Ucap Michael.
Harry berusaha untuk
tenang dan menjaga emosinya. “Aku pacar Disty. Disty sedang membutuhkanku. Aku
ingin menemuinya.” Ucapnya.
“Seharusnya kau sadar bahwa dirimu yang sudah
membuat Disty berubah dan sesakit ini! Kau yang menghancurkan kebahagiaannya!
Dan kau yang menghancurkan hubungan Disty dengan Rio!” Bentak Michael.
Lama kelamaan Harry tidak tahan juga dengan
ucapan Michael. “Aku bukan penghancur hubungan orang! Disty yang tiba-tiba
menyukaiku dan akupun menyukainya! Sekalipun aku tidak pernah menghancurkan
kebahagiaan Disty karena bagiku Disty itu penyelamat hidupku dan satu-satunya
cahayaku. Dia yang menyelamatkanku dari kegelapan dan menceriakan hari-hariku.”
Ucapnya.
“Kau tidak pernah sadar karena kau Disty jadi
melupakan musik padahal baginya musik itu segala-galanya dan karena kau Disty
sampai bisa kehilangan gitar kesayangannya! Itu semua karena kau!” Ucap
Michael.
“Aku ingin masuk ke dalam.” Ucap Harry lalu
masuk ke dalam pintu gerbang rumah Disty dan sampai di teras. Namun tentu saja
Michael menghadangnya untuk masuk ke dalam.
“Kau telah menghilangkan satu-satunya barang
kesayangan Disty dan aku tidak tau dimana sekarang dan kau bilang Disty sedang
membutuhakanmu?” Ucap Michael.
Harry tidak merespon perkataan Michael. Cowok
itu malah menatap Michael dengan tajam dan baru kali ini Michael melihat Harry
dengan jarak yang sangat dekat. Michael tidak bisa membohongi dirinya sendiri
bahwa Harry benar-benar sangat menawan dan manis. Juga lesung pipit Harry yang
mampu membuat Disty move on dari segalanya. Harry memang sempurna. Tapi Michael
tidak senang karena Harry sudah merubah satu-satunya saudara perempuannya.
“Kau memang menawan. Kau memang manis dan
Disty tidak bisa berpaling darimu. Aku salah menilaimu. Seharusnya aku menerima
hubungan kalian. Tapi jika kau tidak merubah sikap Disty.” Ucap Michael dengan
suara yang melunak.
“Terimakasih atas pujiannya. Tapi Disty
melakukan ini semua atas dasar keinginannya sendiri. Aku tidak pernah
memintanya untuk melupakan semua tentang musik dan memaksanya menjual gitarnya.
Aku tidak pernah meminta semua itu. Disty melakukannya atas keinginannya
sendiri.” Ucap Harry.
Michael tersenyum sinis. “Oke. Tapi aku ingin
kau mengembalikan Disty yang dulu. Aku ingin kau membuat Disty kembali menyukai
musik lagi.” Ucapnya.
“Music is the stupid thing ever in the
world. You don’t need to ask me why I very hate music. And you should know that
music changed my life into the darkness and sadness. You never know that all.”
Ucap Harry.
“Stupid words.” Ucap Michael.
Luke yang sejak tadi terdiam akhirnya mulai
menenangi keduanya agar tidak semakin parah. Luke tidak ingin Harry dan Michael
berkelahi hanya karena masalah yang bagi Luke merupakan masalah kecil. Tidak
seharusnya Michael seperti itu. Seharusnya Michael mendukung keputusan Disty
walau bagi Disty itu bukanlah keputusan yang baik.
“Kau boleh masuk.” Ucap Luke pada Harry.
Mendengar ucapan Luke, tentu saja Michael
menatap Luke dengan tajam. Memangnya siapa Luke? Kenapa Luke berani-beraninya
member izin Harry masuk menemui Disty? Michael sadar bahwa Luke mendukung Harry
dan tidak mendukungnya. Tiba-tiba Michael teringat sesuatu.
“Aku baru tau. Kau mendukung Harry karena kau
termasuk golongan Harry.” Ucap Michael.
“Aku tidak mengerti maksudmu.” Ucap Luke.
“Sederhana saja. Kalian berdua sama-sama
membenci musik dan mengatakan bahwa musik adalah hal yang paling buruk.
Seharusnya sejak dulu aku membencimu, Luk. Atau lebih tepatnya lagi membenci
orang-orang yang membenci musik karena bagiku musik adalah segala-galanya.”
Ucap Michael lalu meninggalkan Harry dan Luke.
Setelah kepergian Michael, Harry menatap Luke.
“Yang dikatakan Michael benar?” Tanyanya.
Luke tersenyum. “Kau sendiri bisa
menyimpulkannya.” Ucapnya.
Harry ikutan tersenyum. “Jadi aku boleh
menjenguk Disty?” Tanyanya.
***
Pelan-pelan Harry membuka pintu kamar Disty.
Ternyata gadis itu sedang tertidur. Luke bilang sejak pingsan tadi Disty belum
juga bangun tapi Disty baik-baik juga. Beda halnya dengan Luke. Luke anaknya
baik dan ramah, tidak seperti Michael. Luke sama sekali tidak menampakkan wajah
ketidaksukaan atau kemarahan. Mungkin memang begitu kepribadian Luke. Dia
selalu ramah kepada siapapun.
Harry berjalan mendekati ranjang Disty dan
tersenyum sedih melihat wajah pucat Disty. Apa semua ini karenanya? Sebenarnya
Harry tidak ingin terjadi apa-apa pada Disty. Gadis itu sudah banyak berkorban
untuknya. Sekalipun Harry tidak pernah memaksa Disty untuk membenci musik sama
seperti dirinya. Disty. Gadis yang sangat hebat dan Harry tidak bisa melakukan
apapun untuk membalas kebaikan Disty.
Perlahan, Harry meraih tangan Disty dan
menggenggamnya. Berharap Disty membuka mata dan tersenyum padanya. Senyum Disty
adalah kebahagiaannya. Kemudian Harry mengusap lembut kening Disty. Ingin
sekali ia mencium kening Disty. Ingin sekali.
“Harry..” Lirih Disty.
Akhirnya Disty siuman. Harry bisa melihat
kedua mata Disty yang bergerak dan menatapnya. Disty tersenyum dan Harry ikutan
tersenyum. Gadis itu baik-baik saja dan Harry berjanji ingin membuat Disty
bahagia. Bagaimanapun caranya.
“Aku habis bermimpi bertemu dengan seorang
pangeran tampan yang memiliki senyum indah. Dia meraih tanganku dan mengajakku
mengelilingi istananya. Padahal aku hanyalah seorang gadis biasa. Sesampai di
taman, dia berlutut di hadapanku dan ingin menjadikan aku sebagai kekasihnya.
Lalu aku terbangun dan merasa ada seseorang yang menggenggam tanganku. Ternyata
itu kau.” Ucap Disty.
“Mimpi yang indah. Aku berharap bisa seperti
pangeran dalam mimpimu.” Ucap Harry.
Disty tersenyum. “Tidak. Kau-lah si pangeran
itu. Awalnya, aku hanyalah gadis biasa. Tapi aku menjadi gadis yang paling
spesial karena dirimu. Aku mencintaimu.” Ucapnya.
Harry mendekatkan wajahnya dengan wajah Disty
dan jarak diantara keduanya sangat dekat. “When you say you love me, no I
love you more. More than you know. Maaf Dis karena aku sudah membuatmu
seperti ini. Aku sadar Dis. Aku-lah orang yang telah merubah hidupmu dan
memaksamu untuk melupakan musik. Maafkan aku. Tapi aku berharap kau mencintai
musik lagi. Aku janji untuk tidak sakit atau membencimu.” Ucapnya.
Tak terasa air mata membasahi pipi Disty. Ini
sudah keputusannya. Ini adalah jalan terbaiknya meskipun terasa pedih. Harry.
Ia hanya membutuhkan Harry. Disty tidak membutuhkan apapun selain Harry. Hanya
kehadiran Harry-lah yang ia butuhkan. Disty sudah tidak mau peduli lagi dengan
masa lalunya. Entah itu Rio, musik, gitar, bahkan email yang diduganya dari
Lintar. Disty sudah tidak mempedulikan semua itu.
“Tidak. Aku sudah berkorban untukmu. Aku sudah
tidak mau melihat masa laluku. Biarkan masa lalu berlalu. Aku sudah tidak
tertartik lagi dengan musik. Percayalah. Kau-lah yang aku butuhkan.” Ucap Disty.
Harry mengusap lembut air mata di pipi Disty.
“Terimakasih. Aku sangat beruntung bertemu denganmu. Terimakasih. Aku akan
selalu berada di sisimu. Selalu.” Ucapnya.
Di luar sana, Luke dapat melihat dan mendengar
adegan itu dengan jelas. Disty sangat bahagia bersama Harry dan sudah tidak mau
mempedulikan apapun. Mereka adalah pasangan yang romantis. Ya. Luke merasa
dirinya baik-baik saja asalkan Disty bahagia. Kira-kira sudah hampir tiga tahun
lamanya dan Luke masih tetap bertahan. Bertahan dengan keputusannya.
Kemudian, Luke melihat tangan Disty yang
menyentuh lembut pipi kiri Harry denga senyuman terbaiknya. Dan Harry memegang
lembut tangan Disty yang menyentuh pipinya. Itulah kebahagiaan Disty yang
sebenarnya. Bersama Harry sekalipun Disty takut sewaktu-waktu perasaannya pada
Harry bisa berubah.
Sekali lagi, siapa yang bisa menjamin perasaan
seseorang?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar