expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 05 Juli 2015

Like Rain of Hearts ( Part 26 )



Part 26

.

            Miley dan Travis memang sudah pacaran dan Miley dianggap sebagai cewek yang paling beruntung di sekolah itu. Dulu, Miley cemburu dengan Disty karena Disty pacaran dengan Rio dan menjadi cewek yang paling beruntung. Sekarang giliran Miley yang menjadi cewek terberuntung di sekolah. Tapi bagi Disty, dirinya-lah yang paling beruntung karena memiliki seorang kekasih yang sangat sayang padanya bernama Harry Styles.

            “Coba kau masih pacaran sama Rio. Pasti aku ada saingannya.” Ucap Miley.

            Disty mencoba untuk tersenyum. Dan entah mengapa kepalanya terasa pening dan seakan-akan dunia berputar. “Rio tidak seperti dulu. Rio adalah cowok terbodoh di sekolah ini. Bahkan di seluruh dunia. Aku heran deh. Kenapa sih yang menjadi gadis terberuntung di sekolah ini adalah gadis yang bisa pacaran sama anak band atau seenggaknya cowok yang cukup dikenal dan jago bermain gitar? Aku heran. Kenapa tidak anak yang pintar saja yang menjadi idola walau tidak ganteng atau keren? Ingat. Kita tidak boleh menilai cowok dari luarnya saja.” Ucapnya. Sedikit mirip dengan perkataan Luke yang disampaikan padanya.

            “Aku kan sudah  bilang Dis. Cowok yang jago main gitar itu segala-galanya deh.” Ucap Miley.

            “Tidak. Mereka adalah sekumpulan cowok-cowok yang bodoh. Sama seperti Rio.” Ucap Disty.

            Miley menatap Disty heran. “Jangan samakan Travis atau cowok lainnya dengan Rio dong! Travis tidak seperti Rio! Travis anak yang baik dan ramah.” Ucapnya.

            “Terserah. Aku pusing.” Ucap Disty sambil memjiit kepalanya menggunakan tangannya.

            “Tadi kau bilang ‘kita tidak boleh menilai cowok dari luarnya saja’, lalu bagaimana dengan Harry? Kau mencintainya karena Harry manis, senyumnya indah dan punya lesung pipit. Kalau Harry jelek gimana? Tentu kau tidak akan mencintainya.” Ucap Miley.

            Disty tidak mengomentari ucapan Miley. Sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi dan Disty sudah tidak tahan lagi. Juga perutnya terasa mual dan Disty ingin sekali muntah. Dunianya sedang berputar-putar dan pandangannya tidak jelas. Bahkan suara Miley pun tidak bisa ia dengar dan seketika itu juga semuanya menjadi gelap.

***

            Tidak disangkanya mendadak Disty pingsan dan Disty sudah dibawa pulang ke rumahnya. Miley merasa berdosa karena detik-detik sebelum Disty pingsan, Miley seperti menekan gadis itu dan akhirnya Disty pingsan. Pulang sekolah ini, Miley bersama Travis ingin pergi ke rumah Disty untuk menjenguk Disty. Tapi melihat Harry yang wajahnya cukup panik, keduanya memilih untuk mengalah dan membiarkan Harry yang duluan menjenguk Disty.

            “Ini semua salahku. Saat Disty sakit aku tetap berdebat dengannya.” Ucap Miley.

            “Sudahlah. Temanmu itu mungkin butuh istirahat. Aku yakin pacarnya bisa membuatnya tenang.” Ucap Travis.

            “Tapi aku heran mengapa Disty bisa pingsan sedangkan fisik anak itu kuat dan selama ini Disty tidak pernah pingsan. Sakit pun jarang.” Ucap Miley.

            “Setauku, keadaan Disty yang seperti itu dikarenakan mempunyai masalah yang berat dan sters akhirnya bisa sakit seperti itu. Apa kau tidak tau kalau Disty punya masalah yang serius?”

            Ucapan Travis ada benarnya. Tapi apa benar Disty sedang stress? Apa benar Disty sedang mempunyai masalah yang berat? Sejak pacaran dengan Harry sikap Disty berubah dan itu semua karena Harry. Karena Harry. Juga karena Harry, Disty berani mengorbankan apapun untuk Harry. Apapun meski membuatnya sakit.

***

            Meski awalnya Harry merasa ragu untuk datang ke rumah Disty, tapi Harry memaksakan diri demi bertemu Disty dan ingin mengetahui kondisi Disty. Harry yakin sekali gadis itu sangat membutuhkannya. Baru kali ini Harry merasakan kekhawatiran yang besar. Memang sejak bertemu dengan Disty, Harry merasa dirinya berubah dan menjadi lebih baik. Itu semua karena Disty. Satu-satunya cahaya hidupnya.

            Namun sesampainya di rumah Disty, Harry melihat ada Michael dan Luke yang sedang duduk di teras dan Harry menjadi ragu sekaligus takut. Michael sangat tidak menyukainya dan senang sekali menyalahkannya, sama seperti Rio. Dan benar saja. Melihat kedatangan Harry, Michael menatap Harry dari kejauhan dengan tatapan permusuhan.

            “Tebak siapa yang datang. Cowok pujaan Disty yang telah membuat Disty seperti ini.” Ucap Michael.

            Harry berusaha untuk tenang dan menjaga emosinya. “Aku pacar Disty. Disty sedang membutuhkanku. Aku ingin menemuinya.” Ucapnya.

 “Seharusnya kau sadar bahwa dirimu yang sudah membuat Disty berubah dan sesakit ini! Kau yang menghancurkan kebahagiaannya! Dan kau yang menghancurkan hubungan Disty dengan Rio!” Bentak Michael.

Lama kelamaan Harry tidak tahan juga dengan ucapan Michael. “Aku bukan penghancur hubungan orang! Disty yang tiba-tiba menyukaiku dan akupun menyukainya! Sekalipun aku tidak pernah menghancurkan kebahagiaan Disty karena bagiku Disty itu penyelamat hidupku dan satu-satunya cahayaku. Dia yang menyelamatkanku dari kegelapan dan menceriakan hari-hariku.” Ucapnya.

“Kau tidak pernah sadar karena kau Disty jadi melupakan musik padahal baginya musik itu segala-galanya dan karena kau Disty sampai bisa kehilangan gitar kesayangannya! Itu semua karena kau!” Ucap Michael.

“Aku ingin masuk ke dalam.” Ucap Harry lalu masuk ke dalam pintu gerbang rumah Disty dan sampai di teras. Namun tentu saja Michael menghadangnya untuk masuk ke dalam.

“Kau telah menghilangkan satu-satunya barang kesayangan Disty dan aku tidak tau dimana sekarang dan kau bilang Disty sedang membutuhakanmu?” Ucap Michael.

Harry tidak merespon perkataan Michael. Cowok itu malah menatap Michael dengan tajam dan baru kali ini Michael melihat Harry dengan jarak yang sangat dekat. Michael tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa Harry benar-benar sangat menawan dan manis. Juga lesung pipit Harry yang mampu membuat Disty move on dari segalanya. Harry memang sempurna. Tapi Michael tidak senang karena Harry sudah merubah satu-satunya saudara perempuannya.

“Kau memang menawan. Kau memang manis dan Disty tidak bisa berpaling darimu. Aku salah menilaimu. Seharusnya aku menerima hubungan kalian. Tapi jika kau tidak merubah sikap Disty.” Ucap Michael dengan suara yang melunak.

“Terimakasih atas pujiannya. Tapi Disty melakukan ini semua atas dasar keinginannya sendiri. Aku tidak pernah memintanya untuk melupakan semua tentang musik dan memaksanya menjual gitarnya. Aku tidak pernah meminta semua itu. Disty melakukannya atas keinginannya sendiri.” Ucap Harry.

Michael tersenyum sinis. “Oke. Tapi aku ingin kau mengembalikan Disty yang dulu. Aku ingin kau membuat Disty kembali menyukai musik lagi.” Ucapnya.

Music is the stupid thing ever in the world. You don’t need to ask me why I very hate music. And you should know that music changed my life into the darkness and sadness. You never know that all.” Ucap Harry.

Stupid words.” Ucap Michael.

Luke yang sejak tadi terdiam akhirnya mulai menenangi keduanya agar tidak semakin parah. Luke tidak ingin Harry dan Michael berkelahi hanya karena masalah yang bagi Luke merupakan masalah kecil. Tidak seharusnya Michael seperti itu. Seharusnya Michael mendukung keputusan Disty walau bagi Disty itu bukanlah keputusan yang baik.

“Kau boleh masuk.” Ucap Luke pada Harry.

Mendengar ucapan Luke, tentu saja Michael menatap Luke dengan tajam. Memangnya siapa Luke? Kenapa Luke berani-beraninya member izin Harry masuk menemui Disty? Michael sadar bahwa Luke mendukung Harry dan tidak mendukungnya. Tiba-tiba Michael teringat sesuatu.

“Aku baru tau. Kau mendukung Harry karena kau termasuk golongan Harry.” Ucap Michael.

“Aku tidak mengerti maksudmu.” Ucap Luke.

“Sederhana saja. Kalian berdua sama-sama membenci musik dan mengatakan bahwa musik adalah hal yang paling buruk. Seharusnya sejak dulu aku membencimu, Luk. Atau lebih tepatnya lagi membenci orang-orang yang membenci musik karena bagiku musik adalah segala-galanya.” Ucap Michael lalu meninggalkan Harry dan Luke.

Setelah kepergian Michael, Harry menatap Luke. “Yang dikatakan Michael benar?” Tanyanya.

Luke tersenyum. “Kau sendiri bisa menyimpulkannya.” Ucapnya.

Harry ikutan tersenyum. “Jadi aku boleh menjenguk Disty?” Tanyanya.

***

Pelan-pelan Harry membuka pintu kamar Disty. Ternyata gadis itu sedang tertidur. Luke bilang sejak pingsan tadi Disty belum juga bangun tapi Disty baik-baik juga. Beda halnya dengan Luke. Luke anaknya baik dan ramah, tidak seperti Michael. Luke sama sekali tidak menampakkan wajah ketidaksukaan atau kemarahan. Mungkin memang begitu kepribadian Luke. Dia selalu ramah kepada siapapun.

Harry berjalan mendekati ranjang Disty dan tersenyum sedih melihat wajah pucat Disty. Apa semua ini karenanya? Sebenarnya Harry tidak ingin terjadi apa-apa pada Disty. Gadis itu sudah banyak berkorban untuknya. Sekalipun Harry tidak pernah memaksa Disty untuk membenci musik sama seperti dirinya. Disty. Gadis yang sangat hebat dan Harry tidak bisa melakukan apapun untuk membalas kebaikan Disty.

Perlahan, Harry meraih tangan Disty dan menggenggamnya. Berharap Disty membuka mata dan tersenyum padanya. Senyum Disty adalah kebahagiaannya. Kemudian Harry mengusap lembut kening Disty. Ingin sekali ia mencium kening Disty. Ingin sekali.

“Harry..” Lirih Disty.

Akhirnya Disty siuman. Harry bisa melihat kedua mata Disty yang bergerak dan menatapnya. Disty tersenyum dan Harry ikutan tersenyum. Gadis itu baik-baik saja dan Harry berjanji ingin membuat Disty bahagia. Bagaimanapun caranya.

“Aku habis bermimpi bertemu dengan seorang pangeran tampan yang memiliki senyum indah. Dia meraih tanganku dan mengajakku mengelilingi istananya. Padahal aku hanyalah seorang gadis biasa. Sesampai di taman, dia berlutut di hadapanku dan ingin menjadikan aku sebagai kekasihnya. Lalu aku terbangun dan merasa ada seseorang yang menggenggam tanganku. Ternyata itu kau.” Ucap Disty.

“Mimpi yang indah. Aku berharap bisa seperti pangeran dalam mimpimu.” Ucap Harry.

Disty tersenyum. “Tidak. Kau-lah si pangeran itu. Awalnya, aku hanyalah gadis biasa. Tapi aku menjadi gadis yang paling spesial karena dirimu. Aku mencintaimu.” Ucapnya.

Harry mendekatkan wajahnya dengan wajah Disty dan jarak diantara keduanya sangat dekat. “When you say you love me, no I love you more. More than you know. Maaf Dis karena aku sudah membuatmu seperti ini. Aku sadar Dis. Aku-lah orang yang telah merubah hidupmu dan memaksamu untuk melupakan musik. Maafkan aku. Tapi aku berharap kau mencintai musik lagi. Aku janji untuk tidak sakit atau membencimu.” Ucapnya.

Tak terasa air mata membasahi pipi Disty. Ini sudah keputusannya. Ini adalah jalan terbaiknya meskipun terasa pedih. Harry. Ia hanya membutuhkan Harry. Disty tidak membutuhkan apapun selain Harry. Hanya kehadiran Harry-lah yang ia butuhkan. Disty sudah tidak mau peduli lagi dengan masa lalunya. Entah itu Rio, musik, gitar, bahkan email yang diduganya dari Lintar. Disty sudah tidak mempedulikan semua itu.

“Tidak. Aku sudah berkorban untukmu. Aku sudah tidak mau melihat masa laluku. Biarkan masa lalu berlalu. Aku sudah tidak tertartik lagi dengan musik. Percayalah. Kau-lah yang aku butuhkan.” Ucap Disty.

Harry mengusap lembut air mata di pipi Disty. “Terimakasih. Aku sangat beruntung bertemu denganmu. Terimakasih. Aku akan selalu berada di sisimu. Selalu.” Ucapnya.

Di luar sana, Luke dapat melihat dan mendengar adegan itu dengan jelas. Disty sangat bahagia bersama Harry dan sudah tidak mau mempedulikan apapun. Mereka adalah pasangan yang romantis. Ya. Luke merasa dirinya baik-baik saja asalkan Disty bahagia. Kira-kira sudah hampir tiga tahun lamanya dan Luke masih tetap bertahan. Bertahan dengan keputusannya.

Kemudian, Luke melihat tangan Disty yang menyentuh lembut pipi kiri Harry denga senyuman terbaiknya. Dan Harry memegang lembut tangan Disty yang menyentuh pipinya. Itulah kebahagiaan Disty yang sebenarnya. Bersama Harry sekalipun Disty takut sewaktu-waktu perasaannya pada Harry bisa berubah.

Sekali lagi, siapa yang bisa menjamin perasaan seseorang?

***






Tidak ada komentar:

Posting Komentar