Part 14
.
Pagi yang sempurna. Luke terbangun
dari tidurnya dan tubuhnya terasa segar. Luke tersenyum membayangkan konser
yang nantinya akan diadakan malam hari pukul setengah sembilan. Luke
benar-benar tidak sabar dan sangat-sangat bersemangat membuat fans-nya
berteriak karenanya. Luke yang sempurna. Tetapi baginya, ia hanyalah manusia
biasa dan banyak sekali memiliki kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna di
dunia ini.
Pintu kamarnya di ketuk oleh
seseorang. Sepertinya seorang pelayan yang mengantarkannya sarapan pagi. Luke
menyuruhnya masuk dan pelayan itu meletakkan sarapannya tepat di meja kecil
yang memang disediakan untuk tempat makan. Luke segera melahap makanan itu
karena ia sangat lapar.
Oke. Fokuskan ke konser dulu setelah
itu baru memikirkan tentang siapa dirinya dan dimana keluarganya. Ini masih
rahasia dan belum ada yang tau tentang rencananya mencari keluarganya. Tapi
akan lebih baik jika ia bocorkan ke internet. Siapa tau ada yang merasa bahwa
dia adalah keluarganya dan Luke lega karena sudah menemukan keluarganya. Tapi
entah mengapa Luke lebih memilih merahasiakannya dan menyelesaikan masalah ini
dengan tangannya sendiri.
Tok.. Tok.. Tok…
Ketukan yang kedua kalinya. Luke
yang sudah menghabiskan sarapannya bisa menebak bahwa yang mengetuk pintunya
adalah Tami karena Tami janji akan menemuinya pagi ini. Benar dugaannya. Tami
datang dan sudah terlihat cantik. Luke tersenyum. Sebenarnya banyak sekali
fans-nya yang marah dan cemburu dengan Tami karena Tami dekat sekali dengannya.
Ada juga gosip yang mengatakan bahwa ia dan Tami sedang menjalin hubungan
khusus.
“Sudah selesai sarapan?” Tanya Tami
lalu duduk di dekat Luke.
Luke mengangguk.
“Kau siap dengan konser malam
nanti?” Tanya Tami.
“Tentu saja! Aku tidak pernah tidak
siap.” Jawab Luke.
Tami tersenyum. Ia juga tidak
sabaran melihat aksi Luke yang dapat membuat mabuk para penonton. Walau Tami
sudah sering melihat aksi Luke di panggung, tetapi Tami belum puas juga.
Tiba-tiba gadis itu menemukan ada ekspresi berbeda di wajah Luke.
“Kau kenapa? Ada masalah?” Tanya
Tami.
Tami memang begitu. Selalu saja bisa
menebak ekspresi wajahnya. Apakah Luke sedang sedih, bahagia, gelisah, sakit,
bingung dan lain-lainnya. Luke masih memikirkan dua petunjuk aneh yang
membuatnya heran dan penasaran.
“Aku.. Aku menemukan dua petunjuk
tentang masalahku.” Jawab Luke.
“Ohya? Apa itu?” Tanya Tami.
“Pertama, aku tidak sengaja
menemukan acara TV yang menayangkan dua bocah kembar dan aku merasakan
keanehan. Kedua, aku menemukan berita di TV tentang kebakaran rumah dan aku
merasa ketakutan. Ku rasa dua hal yang aku sebutkan ada hubungannya dengan masa
laluku.” Jawab Luke.
Sebisa mungkin Tami mencari
kesimpulan yang dikatakan Luke. Bocah kembar, kebakaran rumah… Memangnya ada
hubungannya dengan masa lalu Luke? Tami tentu tidak bisa menduga atau
menyimpulkan apapun. Tami ingin Luke serius dengan konsernya nanti malam dan
melupakan sejenak masalahnya itu.
“Besok kita pikirkan. Sebaiknya kau
fokus dengan konsermu.” Ucap Tami.
***
Rasanya amat beda di pagi hari ini.
Hari rabu. Ashley sarapan bersama Liza dan Tristan dengan perasaan canggung.
Gimana ini? Ashley sudah memutuskan untuk segera pergi ke tempat konser dan
bolos sekolah. Kalau ia pergi siang nanti, pasti disana sudah sangat ramai dan
kemungkinan besar Ashley akan kehilangan posisinya sehingga ia tidak bisa
melihat Luke dari jarak yang dekat.
Intinya, Ashley berbekal dengan
kenekatan. Jika ia tidak nekat atau tidak berani, tentu semuanya akan berjalan
kacau dan Ashley ketahuan bohong. Ashley harus berani dan nekat. Percaya bahwa
semuanya baik-baik saja dan tidak membuat curiga Ibu dan kakaknya. Tapi
pastinya Liza dan Tristan heran dan khawatir karena ia akan pulang larut malam.
Konser akan diadakan pukul sembilan malam dan kemungkinan besar ia pulang ke
rumah sekitar jam dua belasan.
“Ma, Ashley berangkat dulu.” Ucap
Ashley sambil mencium telapak tangan Ibunya.
Setelah kepergian Ashley, Tristan
segera bangkit dan masuk ke dalam kamarnya. Sepertinya Tristan ingin melakukan
sesuatu. Sesuatu yang terdengar nekat.
***
“Jam berapa berangkat?” Tanya
Albert. Lelaki itu sudah siap dengan pakaian santainya.
Sekarang baru jam sembilan pagi.
Kata teman-teman Novela yang adalah penggemar berat Luke, seharusnya ia
berangkat sepagi mungkin. Kalau tidak, tentu area konser akan ramai dan susah
untuk masuk kesana meskipun konser diadakan pukul setengah tujuh. Sebelum Luke
naik ke panggung, ada beberapa band atau penyanyi pembuka konsernya.
“Sekarang saja deh.” Jawab Novela
dengan suara malas dan sangat terpaksa.
Senyum Albert melebar dan lelaki itu
langsung merangkul Novela. Tentu saja Novela menepis rangkulan itu dan bukannya
marah atau kesal. Albert malah tertawa ngakak melihat ekspresi cemberut Novela.
Setelah masuk ke mobil, Albert mulai
membuka pembicaraan. “Kalau boleh tau, kenapa kau ingin menonton konser seperti
itu?” Tanyanya.
Percuma Albert bicara toh Novela
tidak menanggapi ucapannya. Akhirnya Albert memilih untuk diam dan memfokuskan
ke depan sana. Novela. Gadis yang sangat ia cintai tetapi Novela sama sekali
tidak tertarik padanya. Novela hanya mencintai Tristan, si pemuda miskin dan
sama sekali tidak bisa menarik seorang wanita. Tetapi Novela dengan mudahnya
terpengaruh oleh pesona Tristan.
Area konser sudah mulai ramai dan
mendadak Novela bingung. Baru jam setengah sepuluh. Konser akan diadakan pukul
setengah tujuh. Jadi ia harus menunggu kurang lebih sembilan jam lagi. Menunggu
bersama Albert. Adakah hal yang lebih buruk dari ini?
Keduanya pun turun dan berjalan
menemui kerumunan yang pada heboh itu. Ada juga beberapa gadis yang siap dengan
spanduknya yang bertuliskan tentang Luke. Benar-benar seorang fans sejati dan
fanatik. Novela bukan tipe cewek seperti itu. Ia hanya ingin melihat Luke
secara langsung agar rasa penasarannya hilang. Kalau boleh ia ingin bertemu
Luke dan berfotoan dengan Luke.
Tepat di pinggiran yang terhindar
dari keramaian, Novela menemukan seorang gadis yang sedang kebingungan. Seorang
gadis yang membawa ransel. Seorang gadis yang sudah tidak asing lagi baginya.
***
Dering ponselnya berbunyi. Tristan
sudah ada di pusat kota Sydney dengan topi kupluknya yang menutupi poni-nya.
Ya. Tristan datang ke pusat kota Sydney dan ingin pergi menuju area konser Luke
karena tidak bisa menahan rasa penasarannya. Penampilan Tristan tidak
buruk-buruk amat. Tristan menenakan jaket hitamnya yang terlihat lusuh tetapi
masih bisa di pakai dan celana jeansnya yang di bagian lututnya robek sedikit.
Setelah menemukan tempat yang
tehindar dari keramaian, baru Tristan mengangkat telponnya. Ternyata Michael.
Cepat-cepat Tristan mengangkat telponnya. Siapa tau ada hal penting yang akan
Michael sampaikan padanya.
“Ya? Benarkah? Terus apa
tanggapannya? Aku tidak mengerti soal twitter. Aku sedang ada di pusat kota
Sydney. Oke.”
Ide Calum untuk menyepam tweet ke
Luke ternyata di balas Luke juga. Tetapi Luke membalas tweet Michael melalui Direct Message. Tristan tidak mengerti
soal twitter dan membiarkan Michael menyelesaikan twitter atau apalah yang
tidak dimengertinya. Pantesan saja suara Michael tadi terlalu bersemangat.
Bayangkan saja jika idola kamu membalas tweet kamu atau mem follow back twitter kamu. Pasti kamu
akan kesenangan bukan main.
Tristan melihat-lihat keadaan di
sekitarnya. Tapi rasanya ia akan mendatangi area konser malam nanti. Toh itu
tidak berpengaruh padanya mau datang jam berapa. Tristan tidak memiliki tiket
dan ia hanya berbekal uang seadanya. Ini baru pertama kalinya Tristan
mendatangi pusat kota dan ternyata suasananya sangat berbeda. Banyak sekali
kendaraan yang berlalu lalang.
Drtdrtdrt….
1
Message From: Michael
Jangan
lupa pakai kacamata. Aku takut jika ada yang mengira kau adalah Luke.
***
@lukehemmings
Are
you serious about the tweet you sent to me?
@michaelclifford
Yeah.
I have a friend named Tristan and he looks like you.
Sudah lama Luke menatap layar
ponselnya. Akun @michaelclifford itu baginya begitu misterius. Katanya, cowok
bernama Michael itu adalah salah satu dari fans fanatik-nya. Sejak pagi tadi
Michael mengirimnya tweet yang mengatakan bahwa ‘ada seseorang yang mirip denganmu. Dia tidak jauh berada disini’. Selain akun @michaelclifford, ada juga dua
akun lain yang menyepam ke twitternya dengan tweet yang sama, yaitu @calumhood
dan @ashtonirwin.
Tristan. Mengapa rasanya nama itu
begitu familiar dan sudah tidak asing lagi? Tristan. Tiba-tiba kepalanya
menjadi pusing dan Luke merasa mual. Tidak. Ia tidak boleh sakit. Malam ini
adalah konser pertamanya di Sydney dan Luke harus menampilkan kesan yang baik
dan tidak ingin membuat fans-nya kecewa. Tristan. Lagi-lagi nama itu.
Kata Michael, Tristan adalah teman
Michael dan mirip dengannya. Mirip. Tiba-tiba Luke teringat dengan petunjuk
pertama. Yaitu dua bocah kembar. Dua bocah kembar, ia dan Tristan. Astaga! Apa…
Apa ia dan Tristan saudara kembar? Tapi rasanya tidak mungkin! Bahkan Luke
belum pernah bertemu Tristan. Tapi tentu Luke tidak ingin dibilang mirip oleh
Tristan dan mempunyai saudara kembar. Luke tidak ingin hal itu terjadi.
Ingin sekali Luke menanyakan lebih lanjut
pada Michael. Tetapi Luke urungkan niatnya. Luke ingin memfokuskan dulu ke
konsernya baru kembali menanyakan soal Tristan pada Michael. Kalaupun harus
bertemu Tristan, Luke sanggup meski rasanya aneh dan sedikit takut.
***
@lukehemmings
Are
you serious about the tweet you sent to me?
@michaelclifford
Yeah.
I have a friend named Tristan and he looks like you.
Tidak sia-sia Michael sedari tadi
menyepam ke Luke dengan jumlah tweet sebanyak seribuan tweet dalam waktu yang
singkat. Calum dan Ashton juga melakukan spam ke Luke tetapi tidak tau berapa
jumlahnya. Mungkin hari ini adalah hari keberuntungannya. Luke tertarik dengan
tweetnya dan langsung mengirimkannya pesan melalui Direct Message. Kejutan lain yaitu Luke mem follow back akunnya. Pantesan saja jumlah followers-nya menjadi
banyak dan Michael menjadi terkenal di twitter.
Entahlah apa yang dilakukan Luke
disana. Michael merasa Luke tidak mau lagi membalas pesannya dan cukup sekali
saja. Atau Luke lebih ingin memfokuskan dulu tentang konsernya nanti malam
sehingga Luke melupakan sejenak tweet-tweetnya itu. Mungkin setelah konser
berakhir baru Luke menanyainya dengan berbagai pertanyaan.
Akhirnya Michael berhasil dekat
dengan sang idola dan itu berkat Tristan. Kemungkinan besar Michael akan
bertemu Luke dan Michael bingung harus berbuat apa tatkala melihat Luke secara
langsung. Jika saja ia seorang gadis, mungkin ia akan teriak dan pingsan.
Michael juga berterimakasih pada Calum karena ini adalah ide Calum. Sayang
sekali Calum yang memberikan ide sementara Michael yang mendapat follow back dari Luke dan bukan Calum.
Michael baru saja menelpon Tristan
untuk membicarakan soal ini dan ternyata Tristan ada di pusat kota. Entahlah
apa yang dilakukan Tristan disana. Apa jangan-jangan… Apa jangan-jangan Tristan
ingin menonton konser Luke? Tapi rasanya mustahil karena Tristan tidak
mempunyai tiket. Dan Michael penasaran sekali jika seandainya Luke dan Tristan
saling berhadapan, bagaimana ekspresi wajah keduanya. Pasti sama-sama terasa
aneh dan terasa tidak nyata.
***
“Kak Vela?”
Ashley begitu kaget melihat
kehadiran Novela di tempat ini. Apa Novela juga ingin menonton konser Luke?
Apakah Novela mengenal Luke? Di samping Novela, ada seorang cowok tampan dan
Ashley menduga cowok itu adalah pacar Novela. Tetapi mengapa seakan-akan Novela
menjaga jarak dengan cowok tampan itu?
“Lho Ashley? Sedang apa disini?
Tidak sekolah?” Tanya Novela heran.
Tiba-tiba keringat dingin membasahi
wajahnya. Ashley menjadi takut. Bagaimana jika Novela melaporkannya pada
Tristan? Pasti Liza akan kecewa dan marah padanya. Padahal Ashley berhasil
pergi ke area konser dengan sendiri walau awalnya ia bingung.
“Ashley… Ashley mau nonton konser
Luke.” Jawab Ashley malu-malu.
Novela tersenyum. “Wah sama kalau
gitu. Aku juga mau nonton konser Luke. Kenapa tidak bilang dari kemarin biar
kamu bisa bareng aku?” Tanyanya.
Ashley menggigit bibirnya. “Ng..
Ashley takut palingan Mama dan kak Tristan tidak mengizinkan Ashley untuk
menonton konser. Makanya Ashley pergi diam-diam. Ohya kak, jangan bilang ke
Mama atau kak Tristan ya..” Ucapnya.
“Oh iya-iya. Kau mengidolakan Luke
ya?” Tanya Novela.
Ashley baru sadar ternyata Novela
juga menonton konser Luke. Ashley merasa heran. Ternyata ada cewek seperti
Novela yang mau nonton konser seperti itu. Apa Novela mengidolakan Luke? Tapi
selama Ashley mengenal Novela, Novela sama sekali tidak pernah membahas soal
Luke. Apa ceritanya sama seperti kisahnya? Apa Novela baru saja mengidolakan
Luke?
“Gimana ya jelasinnya. Sebenarnya
aku tidak mengidolakan Luke. Hanya saja…” Ucap Novela.
Gadis itu mendadak terdiam dan
seperti sedang memikirkan sesuatu. Ashley dengan sabar menunggu Novela bicara.
Apa… Apa Novela juga merasa bahwa Luke mirip dengan Tristan? Kalau ya, berarti
tujuannya sama. Ashley juga penasaran akan sosok Luke dan kalau bisa ingin
bicara dengan Luke.
“Karena Luke mirip seperti kak
Tristan.” Ucap Ashley.
Novela menatap Ashley dengan pucat.
“Darimana kau tau?” Tanyanya.
‘Sudah aku duga.’ Batin Ashley.
“Menurut Ashley, kak Tristan memang mirip seperti Luke. Ah, kak Vela belum
mendengar rahasia keluarga kami kan?” Ucapnya.
‘Rahasia?’ Batin Novela heran.
“Ntar Ashley akan cerita banyak
tentang keluarga Ashley terutama kisah kak Tristan dan… Saudara kembar kak
Tristan…” Ucap Ashley.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar