expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 21 Juli 2015

Towers ( Part 14 )



Part 14

.

            Pagi yang sempurna. Luke terbangun dari tidurnya dan tubuhnya terasa segar. Luke tersenyum membayangkan konser yang nantinya akan diadakan malam hari pukul setengah sembilan. Luke benar-benar tidak sabar dan sangat-sangat bersemangat membuat fans-nya berteriak karenanya. Luke yang sempurna. Tetapi baginya, ia hanyalah manusia biasa dan banyak sekali memiliki kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

            Pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang. Sepertinya seorang pelayan yang mengantarkannya sarapan pagi. Luke menyuruhnya masuk dan pelayan itu meletakkan sarapannya tepat di meja kecil yang memang disediakan untuk tempat makan. Luke segera melahap makanan itu karena ia sangat lapar.

            Oke. Fokuskan ke konser dulu setelah itu baru memikirkan tentang siapa dirinya dan dimana keluarganya. Ini masih rahasia dan belum ada yang tau tentang rencananya mencari keluarganya. Tapi akan lebih baik jika ia bocorkan ke internet. Siapa tau ada yang merasa bahwa dia adalah keluarganya dan Luke lega karena sudah menemukan keluarganya. Tapi entah mengapa Luke lebih memilih merahasiakannya dan menyelesaikan masalah ini dengan tangannya sendiri.

            Tok.. Tok.. Tok…

            Ketukan yang kedua kalinya. Luke yang sudah menghabiskan sarapannya bisa menebak bahwa yang mengetuk pintunya adalah Tami karena Tami janji akan menemuinya pagi ini. Benar dugaannya. Tami datang dan sudah terlihat cantik. Luke tersenyum. Sebenarnya banyak sekali fans-nya yang marah dan cemburu dengan Tami karena Tami dekat sekali dengannya. Ada juga gosip yang mengatakan bahwa ia dan Tami sedang menjalin hubungan khusus.

            “Sudah selesai sarapan?” Tanya Tami lalu duduk di dekat Luke.

            Luke mengangguk.

            “Kau siap dengan konser malam nanti?” Tanya Tami.

            “Tentu saja! Aku tidak pernah tidak siap.” Jawab Luke.

            Tami tersenyum. Ia juga tidak sabaran melihat aksi Luke yang dapat membuat mabuk para penonton. Walau Tami sudah sering melihat aksi Luke di panggung, tetapi Tami belum puas juga. Tiba-tiba gadis itu menemukan ada ekspresi berbeda di wajah Luke.

            “Kau kenapa? Ada masalah?” Tanya Tami.

            Tami memang begitu. Selalu saja bisa menebak ekspresi wajahnya. Apakah Luke sedang sedih, bahagia, gelisah, sakit, bingung dan lain-lainnya. Luke masih memikirkan dua petunjuk aneh yang membuatnya heran dan penasaran.

            “Aku.. Aku menemukan dua petunjuk tentang masalahku.” Jawab Luke.

            “Ohya? Apa itu?” Tanya Tami.

            “Pertama, aku tidak sengaja menemukan acara TV yang menayangkan dua bocah kembar dan aku merasakan keanehan. Kedua, aku menemukan berita di TV tentang kebakaran rumah dan aku merasa ketakutan. Ku rasa dua hal yang aku sebutkan ada hubungannya dengan masa laluku.” Jawab Luke.

            Sebisa mungkin Tami mencari kesimpulan yang dikatakan Luke. Bocah kembar, kebakaran rumah… Memangnya ada hubungannya dengan masa lalu Luke? Tami tentu tidak bisa menduga atau menyimpulkan apapun. Tami ingin Luke serius dengan konsernya nanti malam dan melupakan sejenak masalahnya itu.

            “Besok kita pikirkan. Sebaiknya kau fokus dengan konsermu.” Ucap Tami.

***

            Rasanya amat beda di pagi hari ini. Hari rabu. Ashley sarapan bersama Liza dan Tristan dengan perasaan canggung. Gimana ini? Ashley sudah memutuskan untuk segera pergi ke tempat konser dan bolos sekolah. Kalau ia pergi siang nanti, pasti disana sudah sangat ramai dan kemungkinan besar Ashley akan kehilangan posisinya sehingga ia tidak bisa melihat Luke dari jarak yang dekat.

            Intinya, Ashley berbekal dengan kenekatan. Jika ia tidak nekat atau tidak berani, tentu semuanya akan berjalan kacau dan Ashley ketahuan bohong. Ashley harus berani dan nekat. Percaya bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak membuat curiga Ibu dan kakaknya. Tapi pastinya Liza dan Tristan heran dan khawatir karena ia akan pulang larut malam. Konser akan diadakan pukul sembilan malam dan kemungkinan besar ia pulang ke rumah sekitar jam dua belasan.

            “Ma, Ashley berangkat dulu.” Ucap Ashley sambil mencium telapak tangan Ibunya.

            Setelah kepergian Ashley, Tristan segera bangkit dan masuk ke dalam kamarnya. Sepertinya Tristan ingin melakukan sesuatu. Sesuatu yang terdengar nekat.

***

            “Jam berapa berangkat?” Tanya Albert. Lelaki itu sudah siap dengan pakaian santainya.

            Sekarang baru jam sembilan pagi. Kata teman-teman Novela yang adalah penggemar berat Luke, seharusnya ia berangkat sepagi mungkin. Kalau tidak, tentu area konser akan ramai dan susah untuk masuk kesana meskipun konser diadakan pukul setengah tujuh. Sebelum Luke naik ke panggung, ada beberapa band atau penyanyi pembuka konsernya.

            “Sekarang saja deh.” Jawab Novela dengan suara malas dan sangat terpaksa.

            Senyum Albert melebar dan lelaki itu langsung merangkul Novela. Tentu saja Novela menepis rangkulan itu dan bukannya marah atau kesal. Albert malah tertawa ngakak melihat ekspresi cemberut Novela.

            Setelah masuk ke mobil, Albert mulai membuka pembicaraan. “Kalau boleh tau, kenapa kau ingin menonton konser seperti itu?” Tanyanya.

            Percuma Albert bicara toh Novela tidak menanggapi ucapannya. Akhirnya Albert memilih untuk diam dan memfokuskan ke depan sana. Novela. Gadis yang sangat ia cintai tetapi Novela sama sekali tidak tertarik padanya. Novela hanya mencintai Tristan, si pemuda miskin dan sama sekali tidak bisa menarik seorang wanita. Tetapi Novela dengan mudahnya terpengaruh oleh pesona Tristan.

            Area konser sudah mulai ramai dan mendadak Novela bingung. Baru jam setengah sepuluh. Konser akan diadakan pukul setengah tujuh. Jadi ia harus menunggu kurang lebih sembilan jam lagi. Menunggu bersama Albert. Adakah hal yang lebih buruk dari ini?

            Keduanya pun turun dan berjalan menemui kerumunan yang pada heboh itu. Ada juga beberapa gadis yang siap dengan spanduknya yang bertuliskan tentang Luke. Benar-benar seorang fans sejati dan fanatik. Novela bukan tipe cewek seperti itu. Ia hanya ingin melihat Luke secara langsung agar rasa penasarannya hilang. Kalau boleh ia ingin bertemu Luke dan berfotoan dengan Luke.

            Tepat di pinggiran yang terhindar dari keramaian, Novela menemukan seorang gadis yang sedang kebingungan. Seorang gadis yang membawa ransel. Seorang gadis yang sudah tidak asing lagi baginya.

***

            Dering ponselnya berbunyi. Tristan sudah ada di pusat kota Sydney dengan topi kupluknya yang menutupi poni-nya. Ya. Tristan datang ke pusat kota Sydney dan ingin pergi menuju area konser Luke karena tidak bisa menahan rasa penasarannya. Penampilan Tristan tidak buruk-buruk amat. Tristan menenakan jaket hitamnya yang terlihat lusuh tetapi masih bisa di pakai dan celana jeansnya yang di bagian lututnya robek sedikit.

            Setelah menemukan tempat yang tehindar dari keramaian, baru Tristan mengangkat telponnya. Ternyata Michael. Cepat-cepat Tristan mengangkat telponnya. Siapa tau ada hal penting yang akan Michael sampaikan padanya.

            “Ya? Benarkah? Terus apa tanggapannya? Aku tidak mengerti soal twitter. Aku sedang ada di pusat kota Sydney. Oke.”

            Ide Calum untuk menyepam tweet ke Luke ternyata di balas Luke juga. Tetapi Luke membalas tweet Michael melalui Direct Message. Tristan tidak mengerti soal twitter dan membiarkan Michael menyelesaikan twitter atau apalah yang tidak dimengertinya. Pantesan saja suara Michael tadi terlalu bersemangat. Bayangkan saja jika idola kamu membalas tweet kamu atau mem follow back twitter kamu. Pasti kamu akan kesenangan bukan main.

            Tristan melihat-lihat keadaan di sekitarnya. Tapi rasanya ia akan mendatangi area konser malam nanti. Toh itu tidak berpengaruh padanya mau datang jam berapa. Tristan tidak memiliki tiket dan ia hanya berbekal uang seadanya. Ini baru pertama kalinya Tristan mendatangi pusat kota dan ternyata suasananya sangat berbeda. Banyak sekali kendaraan yang berlalu lalang.

            Drtdrtdrt….

            1 Message From: Michael

            Jangan lupa pakai kacamata. Aku takut jika ada yang mengira kau adalah Luke.

***

            @lukehemmings

            Are you serious about the tweet you sent to me?

            @michaelclifford

            Yeah. I have a friend named Tristan and he looks like you.

            Sudah lama Luke menatap layar ponselnya. Akun @michaelclifford itu baginya begitu misterius. Katanya, cowok bernama Michael itu adalah salah satu dari fans fanatik-nya. Sejak pagi tadi Michael mengirimnya tweet yang mengatakan bahwa ‘ada seseorang yang mirip denganmu. Dia tidak jauh berada disini’.  Selain akun @michaelclifford, ada juga dua akun lain yang menyepam ke twitternya dengan tweet yang sama, yaitu @calumhood dan @ashtonirwin.

            Tristan. Mengapa rasanya nama itu begitu familiar dan sudah tidak asing lagi? Tristan. Tiba-tiba kepalanya menjadi pusing dan Luke merasa mual. Tidak. Ia tidak boleh sakit. Malam ini adalah konser pertamanya di Sydney dan Luke harus menampilkan kesan yang baik dan tidak ingin membuat fans-nya kecewa. Tristan. Lagi-lagi nama itu.

            Kata Michael, Tristan adalah teman Michael dan mirip dengannya. Mirip. Tiba-tiba Luke teringat dengan petunjuk pertama. Yaitu dua bocah kembar. Dua bocah kembar, ia dan Tristan. Astaga! Apa… Apa ia dan Tristan saudara kembar? Tapi rasanya tidak mungkin! Bahkan Luke belum pernah bertemu Tristan. Tapi tentu Luke tidak ingin dibilang mirip oleh Tristan dan mempunyai saudara kembar. Luke tidak ingin hal itu terjadi.

            Ingin sekali Luke menanyakan lebih lanjut pada Michael. Tetapi Luke urungkan niatnya. Luke ingin memfokuskan dulu ke konsernya baru kembali menanyakan soal Tristan pada Michael. Kalaupun harus bertemu Tristan, Luke sanggup meski rasanya aneh dan sedikit takut.

***

            @lukehemmings

            Are you serious about the tweet you sent to me?

            @michaelclifford

            Yeah. I have a friend named Tristan and he looks like you.

            Tidak sia-sia Michael sedari tadi menyepam ke Luke dengan jumlah tweet sebanyak seribuan tweet dalam waktu yang singkat. Calum dan Ashton juga melakukan spam ke Luke tetapi tidak tau berapa jumlahnya. Mungkin hari ini adalah hari keberuntungannya. Luke tertarik dengan tweetnya dan langsung mengirimkannya pesan melalui Direct Message. Kejutan lain yaitu Luke mem follow back akunnya. Pantesan saja jumlah followers-nya menjadi banyak dan Michael menjadi terkenal di twitter.

            Entahlah apa yang dilakukan Luke disana. Michael merasa Luke tidak mau lagi membalas pesannya dan cukup sekali saja. Atau Luke lebih ingin memfokuskan dulu tentang konsernya nanti malam sehingga Luke melupakan sejenak tweet-tweetnya itu. Mungkin setelah konser berakhir baru Luke menanyainya dengan berbagai pertanyaan.

            Akhirnya Michael berhasil dekat dengan sang idola dan itu berkat Tristan. Kemungkinan besar Michael akan bertemu Luke dan Michael bingung harus berbuat apa tatkala melihat Luke secara langsung. Jika saja ia seorang gadis, mungkin ia akan teriak dan pingsan. Michael juga berterimakasih pada Calum karena ini adalah ide Calum. Sayang sekali Calum yang memberikan ide sementara Michael yang mendapat follow back dari Luke dan bukan Calum.

            Michael baru saja menelpon Tristan untuk membicarakan soal ini dan ternyata Tristan ada di pusat kota. Entahlah apa yang dilakukan Tristan disana. Apa jangan-jangan… Apa jangan-jangan Tristan ingin menonton konser Luke? Tapi rasanya mustahil karena Tristan tidak mempunyai tiket. Dan Michael penasaran sekali jika seandainya Luke dan Tristan saling berhadapan, bagaimana ekspresi wajah keduanya. Pasti sama-sama terasa aneh dan terasa tidak nyata.

***

            “Kak Vela?”

            Ashley begitu kaget melihat kehadiran Novela di tempat ini. Apa Novela juga ingin menonton konser Luke? Apakah Novela mengenal Luke? Di samping Novela, ada seorang cowok tampan dan Ashley menduga cowok itu adalah pacar Novela. Tetapi mengapa seakan-akan Novela menjaga jarak dengan cowok tampan itu?

            “Lho Ashley? Sedang apa disini? Tidak sekolah?” Tanya Novela heran.

            Tiba-tiba keringat dingin membasahi wajahnya. Ashley menjadi takut. Bagaimana jika Novela melaporkannya pada Tristan? Pasti Liza akan kecewa dan marah padanya. Padahal Ashley berhasil pergi ke area konser dengan sendiri walau awalnya ia bingung.

            “Ashley… Ashley mau nonton konser Luke.” Jawab Ashley malu-malu.

            Novela tersenyum. “Wah sama kalau gitu. Aku juga mau nonton konser Luke. Kenapa tidak bilang dari kemarin biar kamu bisa bareng aku?” Tanyanya.

            Ashley menggigit bibirnya. “Ng.. Ashley takut palingan Mama dan kak Tristan tidak mengizinkan Ashley untuk menonton konser. Makanya Ashley pergi diam-diam. Ohya kak, jangan bilang ke Mama atau kak Tristan ya..” Ucapnya.

            “Oh iya-iya. Kau mengidolakan Luke ya?” Tanya Novela.

            Ashley baru sadar ternyata Novela juga menonton konser Luke. Ashley merasa heran. Ternyata ada cewek seperti Novela yang mau nonton konser seperti itu. Apa Novela mengidolakan Luke? Tapi selama Ashley mengenal Novela, Novela sama sekali tidak pernah membahas soal Luke. Apa ceritanya sama seperti kisahnya? Apa Novela baru saja mengidolakan Luke?

            “Gimana ya jelasinnya. Sebenarnya aku tidak mengidolakan Luke. Hanya saja…” Ucap Novela.

            Gadis itu mendadak terdiam dan seperti sedang memikirkan sesuatu. Ashley dengan sabar menunggu Novela bicara. Apa… Apa Novela juga merasa bahwa Luke mirip dengan Tristan? Kalau ya, berarti tujuannya sama. Ashley juga penasaran akan sosok Luke dan kalau bisa ingin bicara dengan Luke.

            “Karena Luke mirip seperti kak Tristan.” Ucap Ashley.

            Novela menatap Ashley dengan pucat. “Darimana kau tau?” Tanyanya.

            ‘Sudah aku duga.’ Batin Ashley. “Menurut Ashley, kak Tristan memang mirip seperti Luke. Ah, kak Vela belum mendengar rahasia keluarga kami kan?” Ucapnya.

            ‘Rahasia?’ Batin Novela heran.

            “Ntar Ashley akan cerita banyak tentang keluarga Ashley terutama kisah kak Tristan dan… Saudara kembar kak Tristan…” Ucap Ashley.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar