Epilog
.
Hujan.
Siang yang sebenarnya bisa dikatakan cerah ini sedang dituruni hujan. Matahari
masih terlihat sinarnya di atas langit. Disty heran. Mengapa hujan sedangkan
matahari masih ada di atas sana? Apa karena sang matahari ingin menyatu dengan air
hujan sehingga menciptakan pelangi.
Sudah tahun 2015. Disty teringat
dengan acara yang awalnya ia anggap acara yang mengecewakan karena tidak ada
kehadiran Luke. Tapi ternyata, Luke punya maksud lain. Sebuah rencana yang
sangat-sangat tidak di duganya, begitu juga dengan orang lain. Selama ini Luke
menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya. Entah alasannya apa.
Namun kini, Disty telah menemukan
apa yang dicarinya. Kebahagiaan yang sebenarnya. Disty kembali menemukan
hidupnya yang sebenarnya. Mungkin saja jawaban dari semua masalah ini sangat
sederhana. Yaitu Luke. Disty tersenyum mengingat nama itu. Luke. Anak laki-laki
berponi yang hidupnya menyebalkan lalu berubah menjadi seseorang yang sangat
menyayanginya dan selalu ada untuknya tanpa ia sadari.
Disty tidak menginginkan atau
memaksa Luke menjadi apa. Disty hanya ingin Luke terus menyayanginya dan
menjadikannya gadis yang spesial di hatinya. Disty tidak meminta Luke untuk
mencintainya. Disty tidak peduli apakah Luke tertarik dengan cewek lain. Asalkan
Luke masih menyayanginya, itu sudah cukup membuatnya bahagia. Karena
kebahagiaan yang sebenarnya adalah Luke.
“Wah, aku lupa mencarimu kemarin.”
Ucap suara seseorang.
Jantung Disty berdebar-debar
mendengar suara yang begitu lembut di telinganya. Ya, Luke. Disty bisa melihat
senyum Luke dari kejauhan. Senyum yang begitu manis. Bahkan Disty mengakui
senyum Luke lebih manis dari senyum Rio.
Luke berjalan mendekati Disty. “Happy new year! Ku harap di tahun ini
lebih baik dari tahun sebelumnya.” Ucapnya.
Disty tersenyum. Entah mengapa
lidahnya kelu untuk mengeluarkan suara. “Ya. Semoga di tahun 2015 ini akan
banyak kebahagiaan dan keajaiban.” Ucapnya.
Tiba-tiba Luke merangkul Disty dan
mengajak Disty menerobos air hujan yang tidak terlalu deras. Rangkulan itu
terasa berbeda dari rangkulan Luke sebelumnya. Rangkulan itu mampu membuat
hatinya tenang dan Disty merasakan kebahagiaan yang tidak terkira. Orang lain
tidak bisa membuatnya merasakan seperti ini.
“Aku sudah mendengar lagumu dan aku
hampir menangis dibuatnya. Maaf Dis karena aku tidak bisa melihatmu bersama
Michael dan lainnya.” Ucap Luke. Mereka berhenti di dekat pohon besar.
“Tidak apa-apa. Tapi Luke sudah
membuat jantung Disty copot. Kenapa Luke merahasiakan semua ini?” Tanya Disty.
Luke tidak menjawab pertanyaan
Disty. Di tangan kirinya ada sebuah buku yang cukup tebal. Sepertinya buku itu
adalah diary Luke. Hahaha.. Ada ya cowok yang suka nulis diary. Disty kira
hanya cewek saja yang bisa menulis diary.
“Sama seperti jawabanmu. Aku
menyanyi hanya untuk diriku sendiri dan tidak suka dilihat orang lain.” Jawab
Luke.
Senyum Disty melebar. “Akan lebih
baik jika kita bisa menyenangkan orang lain dengan lagu kita. Disty sudah
merasakannya kemarin. Disty senang semua orang merasa sedih mendengar lagu
Disty.” Ucapnya.
“Ohya, lagu itu kau tulis untuk
Lintar, Rio dan Harry kan?” Tanya Luke.
Disty terdiam sesaat sambil
berpikir. “Tidak juga. Lagu itu bisa Disty nyanyikan untuk Luke karena waktu
itu Disty berharap Luke datang melihat Disty sayangnya Luke tidak datang dan
Luke malah sibuk dengan rencana Luke.” Jawabnya.
“Aku cuma merasa tersanjung saja
karena kau membuat judul lagu itu. L. R. H. Aku senang sekali.” Ucap Luke.
“Maksudmu?” Tanya Disty.
“Iya. L. R. H. Itu namaku. Luke Robert
Hemmings. Ini bukan hanya kebetulan saja. Tapi tempatmu memang ada disini. Di
hatiku.” Ucap Luke sedikit menggombal.
Disty tertawa kemudian memukul bahu
Luke dengan halus. “Ahahahaha.. Aku baru sadar sekarang. Kau memang sempurna.
Kau menyempurnakan semuanya. Kau memiliki apa yang Lintar, Rio dan Harry
miliki. Tuhan baik sekali menciptakan makhluk seperti dirimu yang termasuk
kategori langka.” Ucapnya.
Giliran Luke tertawa. “Nobody’s perfect. But when I’m with you, I
feel myself be perfect because you complete me.” Ucapnya.
“Ya. Kita sama-sama melengkapi untuk
menjadi sempurna karena cinta itu bukan untuk menyakiti karena cinta adalah
melengkapi untuk menjadi sempurna.” Ucap Disty.
“Ohya Dis, aku kasih buku ini ke
kamu. Kau boleh baca kapan saja.” Ucap Luke lalu memberikan buku itu ke Disty.
Disty menerima buku itu. “Aku berani
bertaruh setelah membaca semua isi di buku ini, aku tidak bisa tidur
semalaman.” Ucapnya.
Keduanya sama-sama tertawa kemudian
berlarian di bawah guyuran air hujan dan sinar matahari. Disty tidak peduli
dirinya basah bahkan buku yang diberi Luke basah karena bungkusan buku itu
adalah plastik. Setidaknya tulisan-tulisan Luke di dalam sana masih bisa
terbaca.
Luke. Luke-lah jawaban dari semua
misteri ini?
***
Drop everything now meet me in the pouring rain
Kiss me on the sidewalk take away the pain
'Cause I see sparks fly whenever you
smile
Get me with those blue eyes, baby, as
the lights go down
Give me something that'll haunt me
when you're not around
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar