expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 05 Juli 2015

Like Rain of Hearts ( Epilog )



Epilog

.

Hujan. Siang yang sebenarnya bisa dikatakan cerah ini sedang dituruni hujan. Matahari masih terlihat sinarnya di atas langit. Disty heran. Mengapa hujan sedangkan matahari masih ada di atas sana? Apa karena sang matahari ingin menyatu dengan air hujan sehingga menciptakan pelangi.

            Sudah tahun 2015. Disty teringat dengan acara yang awalnya ia anggap acara yang mengecewakan karena tidak ada kehadiran Luke. Tapi ternyata, Luke punya maksud lain. Sebuah rencana yang sangat-sangat tidak di duganya, begitu juga dengan orang lain. Selama ini Luke menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya. Entah alasannya apa.

            Namun kini, Disty telah menemukan apa yang dicarinya. Kebahagiaan yang sebenarnya. Disty kembali menemukan hidupnya yang sebenarnya. Mungkin saja jawaban dari semua masalah ini sangat sederhana. Yaitu Luke. Disty tersenyum mengingat nama itu. Luke. Anak laki-laki berponi yang hidupnya menyebalkan lalu berubah menjadi seseorang yang sangat menyayanginya dan selalu ada untuknya tanpa ia sadari.

            Disty tidak menginginkan atau memaksa Luke menjadi apa. Disty hanya ingin Luke terus menyayanginya dan menjadikannya gadis yang spesial di hatinya. Disty tidak meminta Luke untuk mencintainya. Disty tidak peduli apakah Luke tertarik dengan cewek lain. Asalkan Luke masih menyayanginya, itu sudah cukup membuatnya bahagia. Karena kebahagiaan yang sebenarnya adalah Luke.

            “Wah, aku lupa mencarimu kemarin.” Ucap suara seseorang.

            Jantung Disty berdebar-debar mendengar suara yang begitu lembut di telinganya. Ya, Luke. Disty bisa melihat senyum Luke dari kejauhan. Senyum yang begitu manis. Bahkan Disty mengakui senyum Luke lebih manis dari senyum Rio.

            Luke berjalan mendekati Disty. “Happy new year! Ku harap di tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.” Ucapnya.

            Disty tersenyum. Entah mengapa lidahnya kelu untuk mengeluarkan suara. “Ya. Semoga di tahun 2015 ini akan banyak kebahagiaan dan keajaiban.” Ucapnya.

            Tiba-tiba Luke merangkul Disty dan mengajak Disty menerobos air hujan yang tidak terlalu deras. Rangkulan itu terasa berbeda dari rangkulan Luke sebelumnya. Rangkulan itu mampu membuat hatinya tenang dan Disty merasakan kebahagiaan yang tidak terkira. Orang lain tidak bisa membuatnya merasakan seperti ini.

            “Aku sudah mendengar lagumu dan aku hampir menangis dibuatnya. Maaf Dis karena aku tidak bisa melihatmu bersama Michael dan lainnya.” Ucap Luke. Mereka berhenti di dekat pohon besar.

            “Tidak apa-apa. Tapi Luke sudah membuat jantung Disty copot. Kenapa Luke merahasiakan semua ini?” Tanya Disty.

            Luke tidak menjawab pertanyaan Disty. Di tangan kirinya ada sebuah buku yang cukup tebal. Sepertinya buku itu adalah diary Luke. Hahaha.. Ada ya cowok yang suka nulis diary. Disty kira hanya cewek saja yang bisa menulis diary.

            “Sama seperti jawabanmu. Aku menyanyi hanya untuk diriku sendiri dan tidak suka dilihat orang lain.” Jawab Luke.

            Senyum Disty melebar. “Akan lebih baik jika kita bisa menyenangkan orang lain dengan lagu kita. Disty sudah merasakannya kemarin. Disty senang semua orang merasa sedih mendengar lagu Disty.” Ucapnya.

            “Ohya, lagu itu kau tulis untuk Lintar, Rio dan Harry kan?” Tanya Luke.

            Disty terdiam sesaat sambil berpikir. “Tidak juga. Lagu itu bisa Disty nyanyikan untuk Luke karena waktu itu Disty berharap Luke datang melihat Disty sayangnya Luke tidak datang dan Luke malah sibuk dengan rencana Luke.” Jawabnya.

            “Aku cuma merasa tersanjung saja karena kau membuat judul lagu itu. L. R. H. Aku senang sekali.” Ucap Luke.

            “Maksudmu?” Tanya Disty.

            “Iya. L. R. H. Itu namaku. Luke Robert Hemmings. Ini bukan hanya kebetulan saja. Tapi tempatmu memang ada disini. Di hatiku.” Ucap Luke sedikit menggombal.

            Disty tertawa kemudian memukul bahu Luke dengan halus. “Ahahahaha.. Aku baru sadar sekarang. Kau memang sempurna. Kau menyempurnakan semuanya. Kau memiliki apa yang Lintar, Rio dan Harry miliki. Tuhan baik sekali menciptakan makhluk seperti dirimu yang termasuk kategori langka.” Ucapnya.

            Giliran Luke tertawa. “Nobody’s perfect. But when I’m with you, I feel myself be perfect because you complete me.” Ucapnya.

            “Ya. Kita sama-sama melengkapi untuk menjadi sempurna karena cinta itu bukan untuk menyakiti karena cinta adalah melengkapi untuk menjadi sempurna.” Ucap Disty.

            “Ohya Dis, aku kasih buku ini ke kamu. Kau boleh baca kapan saja.” Ucap Luke lalu memberikan buku itu ke Disty.

            Disty menerima buku itu. “Aku berani bertaruh setelah membaca semua isi di buku ini, aku tidak bisa tidur semalaman.” Ucapnya.

            Keduanya sama-sama tertawa kemudian berlarian di bawah guyuran air hujan dan sinar matahari. Disty tidak peduli dirinya basah bahkan buku yang diberi Luke basah karena bungkusan buku itu adalah plastik. Setidaknya tulisan-tulisan Luke di dalam sana masih bisa terbaca.

            Luke. Luke-lah jawaban dari semua misteri ini?

***

Drop everything now meet me in the pouring rain

Kiss me on the sidewalk take away the pain

'Cause I see sparks fly whenever you smile

Get me with those blue eyes, baby, as the lights go down

Give me something that'll haunt me when you're not around


'Cause I see sparks fly whenever you smile..

END






Tidak ada komentar:

Posting Komentar