expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 21 Juli 2015

Towers ( Part 15 )



Part 15

.

            “Jadi, Luke adalah saudara kembar Tristan yang sudah meninggal akibat kebakaran rumah?” Tanya Novela.

            Novela memutuskan mengajak Ashley ngobrol di café dan mentraktir Ashley. Tentu saja Ashley merasa senang karena ini baru yang pertama kalinya diajak makan oleh orang kaya dan di tempat yang baginya mahal. Dan Ashley bisa meminum vanilla oreo yang terasa enak dan manis. Cowok yang tadi bersama Novela tidak bergabung dengan mereka, melainkan duduk di meja yang lain tetapi tidak jauh dari mereka. Dan sepertinya cowok itu tengah mengawasi Novela.

            “Iya kak. Ohya, siapa laki-laki itu?” Tanya Ashley sambil menunjuk ke arah cowok yang dimaksudnya.

            “Bukan orang penting. Kalau begitu, Luke yang akan kita tonton nanti adalah saudara kembar Tristan?” Tanya Novela.

            Ashley menghela nafas panjang. “Ashley juga tidak tau. Ashley kan sudah bilang kak Luke sudah mati. Tidak mungkin kak Luke bangkit lagi.” Ucapnya.

            “Tapi mereka mirip sekali. Mungkin kak Luke-mu belum mati.” Ucap Novela.

            Ashley bergidik ngeri mendengar ucapan Novela. Luke belum mati. Kalau Luke belum mati, tentu petugas kebakaran pasti menemukan Luke. Tapi Luke seakan-akan menghilang di telan bumi. Apa sewaktu kejadian itu Luke sedang tidak ada di rumah? Atau… Luke sedang di culik? Tapi jika si Luke Flemmings tau darimana asalnya, tentu sudah sejak dulu Luke datang menemuinya dan semuanya menjadi beres. Apa jangan-jangan Luke tidak sudi mempunyai keluarga miskin sepertinya?

            “Ashley juga bingung kak. Kak Tristan juga bingung. Ashley ingin bicara sama Luke tapi bagaimana caranya? Jika saja Luke tidak terkenal, akan gampang bicara dengan Luke.” Ucap Ashley.

            “Jika Luke tidak terkenal, tentunya akan lebih susah karena kau tidak akan mengenali Luke, aku pun juga. Aku kenal Luke lewat lagunya yang berjudul Amnesia.” Ucap Novela.

            “Terus bagaimana?” Tanya Ashley.

***

            Tonight is the night!
           
Area konser tampak ramai dan penuh dengan teriakan-teriakan yang kebanyakan teriakan para gadis. Konser dimulai jam setengah tujuh. Ada band pembuka konser Luke. Tapi mereka benar-benar tidak sabaran menunggu Luke tampil di panggung bersama gitar birunya yang keren.

            Di luar area konser yang banyak di jaga oleh para penjaga, Tristan menatap area konser yang megah itu seperti area pertandingan sepak bola, tapi tertutup. Andaikan ia mempunyai tiket, ia pasti bisa masuk ke dalam dan melihat Luke. Sedaritadi kerjaan Tristan adalah bersembunyi dan keberadaannya tidak ingin diketahui oleh orang. Makan pun ia memilih di pinggiran jalan yang sepi.

            Tristan sempat melihat teriakan dan rasa semangat yang berlebihan terhadap fans-fans Luke. Luke benar-benar seseorang yang amat sempurna. Penyanyi memang begitu. Selalu dielu-elukan oleh para fansnya. Dan tentunya Luke sangat kaya dan sukses dengan album pertamanya yang laris terjual.

            “Hai!”

            Mendadak Tristan kaget dengan sentuhan tangan seseorang. Tristan mengelus-elus dadanya dan menatap kesal Michael. Bagaimana caranya Michael bisa menemukannya di tempat ini?

            “Kau ini membuatku kaget saja.” Kesal Tristan.

            Michael tertawa. “Wah kau beda sekali. Kau memakai kupluk. Aku punya foto Luke yang sedang memakai kupluk dan kalian memang mirip.” Ucapnya.

            Tristan tidak mempedulikan ucapan Michael. “Ada apa kau kemari?” Tanyanya.

            “Aku juga ingin menonton konser Luke walau dari jarak sejauh ini.” Jawab Michael.

            Tristan mengalihkan pandangan ke depan, tepat di area konser yang tertutup itu. Sekarang sudah jam delapan dan sebentar lagi Luke akan tampil di panggung. Seandainya ia ada di dalam dan berdiri di barisan paling depan.. Seandainya….

            “Tapi kau tenang saja. Luke sudah mem follow back twitter-ku dan kami sudah saling dm-dm-an.” Ucap Michael.

            I don’t understand.” Ucap Tristan dan di balas tawa oleh Michael.

***

            Ready?” Tanya Tami.

            Band pembuka yang disebut Three Summers telah selesai tampil di panggung dan mendapat sambutan baik oleh para penonton. Setelah inilah Luke akan masuk ke panggung dan mulai menciptakan teriakan yang lebih dahsyat lagi. Sudah jam setengah sembilan dan entah mengapa Luke merasa deg-degkan. Rasanya aneh dan Luke tidak yakin bisa melakukannya dengan baik.

            “Ada apa? Kau tidak seperti biasanya?” Tanya Tami khawatir.

            Luke menarik nafas dalam-dalam lalu tersenyum. “Aku baik-baik saja. Wish me luck.” Ucapnya.

***

            Area konser yang tadinya gelap kini berubah menjadi terang. Lampu-lampu mulai menyala dan musik mulai terdengar. Ashley. Gadis itu berdiri di barisan paling depan bersama Novela dan cowok yang ternyata bernama Albert. Ashley memerhatikan Novela yang tampaknya biasa-biasa saja. Beda dengan penonton lainnya yang berteriak seperti orang gila.

            Sebenarnya Ashley sudah merasa lelah dan takut akan Liza dan Tristan. Pasti mereka sedang khawatir padanya dan takut jika ia hilang. Tapi anehnya Tristan sama sekali tidak menelponnya atau mengirimya pesan. Kalau Ibunya sih tidak punya handphone.

            Kemudian, sosok itu muncul dan teriakan semakin terdengar jelas. Luke muncul dengan style-nya yang memukau banyak orang. Cowok itu membawa gitar birunya dan memainkannya dengan sangat mudah. Luke memang sudah biasa melakukannya bahkan berjam-jam Luke sanggup meski terkadang jarinya terasa sakit akibat terlalu sering dan terlalu bersemangat memetik senar gitar itu.

            Itu Luke! Itu Luke! Teriak Ashley dalam hati. Tuhan…. Ashley ingin pingsan. Ternyata Luke terlihat lebih cakep ketimbang di foto dan Ashley begitu terpesona dengan Luke dan gaya Luke yang benar-benar sempurna. Sampai-sampai Ashley lupa tentang tujuannya kemari selain ingin bertemu Luke, Ashley ingin membandingkan antara Tristan dengan Luke. Ashley benar-benar lupa.

            Sementara itu Novela masih tenang. Menurutnya, wajah Luke dengan Tristan tidak mirip atau karena ia sedang bingung? Tetapi Novela sempat melihat lesung pipit di kanan Luke yang sering muncul tatkala Luke menyanyi, dan suara Luke… Mirip dengan suara Tristan!

            How did we end up talking in the first place?

You said you liked my Cobain shirt

Now we’re walking back to your place

You’re telling me how you love that song

About living on a prayer

I’m pretty sure that we’re halfway there

And when I wake up next to you I wonder how

How did we end up here?

Bahkan saking teriakan penonton terlalu keras, mereka sampai tidak bisa mendengar suara Luke. Intinya, penampilan Luke malam itu terlihat begitu sempurna. Biasanya Luke menyanyikan lima belas lagu. Di awali dengan lagu End Up Here dan diakhiri dengan lagu She Looks So Perfect.

“Aku heran deh kok ada cowok seperti Luke, atau hanya aku saja yang terlalu kampungan sehingga jarang menemukan cowok-cowok seperti Luke?” Tanya Ashley pada dirinya sendiri.

Tapi malam itu benar-benar malam terbaiknya dan untuk sementara waktu Ashley melupakan Liza dan Tristan.

***

            Kembali dengan dua pemuda yang terlihat kasihan dan duduk pasrah. Kerjaan Michael hanya menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal. Sementara itu Tristan berusaha mencari cara agar bisa bertemu Luke. Tapi bagaimana caranya?

            “Mike, bagaimana cara agar kita bisa bertemu Luke?” Tanya Tristan frustasi.

            Mendengar pertanyaan Luke, Michael memberhentikan kegiatannya kemudian duduk tepat di hadapan Luke. Satu-satunya cara untuk bertemu Luke yaitu membuat Luke penasaran akan Tristan sampai Luke berniat ingin bertemu Tristan. Michael harus meyakinkan dirinya bahwa besok pasti Luke akan mengirimnya pesan.

            “Kau tenang saja. Aku pastikan kita semua bisa bertemu Luke.” Jawab Michael.

            “Caranya?” Tanya Tristan.

            “Tapi aku tidak yakin juga. Berdoa saja supaya rencanaku berjalan lancar.” Jawab Michael.

***

            When we both fall asleep underneath the same sky

            To the beat of our hearts in the same time

            So close but so far away



            She sleeps alone my heart wants to come home

            I wish I was I wish I was beside you

            She lies awake I’m trying find the words to say

            I wish I was I wish I was beside you..”

            Kali ini Luke membawa gitar akustiknya dan menyanyi dengan penuh penghayatan. Lagu yang berjudul Beside You yang merupakan lagu favoritnya. Nadanya terdengar slow dan bisa membuat siapa saja menangis mendengarnya. Di panggung sana Luke seperti sedang berusaha menahan air matanya agar tidak turun.

            Lagu ketiga belas yang membuat Ashley menitikkan air mata. Begitu pula dengan Novela. Lagu yang benar-benar membuat dadanya sesak. Karena lagu itu, Ashley teringat dengan Luke, kakaknya yang sudah meninggalkannya. Ashley merasa lagu itu seperti memiliki makna tersendiri dan lagu itu berbeda dengan lagu lainnya.

            Tidak terasa Luke memasuki lagu terakhir yang berjudul She Looks So Perfect. Ashley tidak terlalu hafal nada dan liriknya. Tapi menurutnya lagu itu bagus karena semua lagu di album L U K E tidak ada yang tidak bagus.

            Di panggung sana, tampak Luke yang sedang mengelap keringatnya. Rasanya lelah memang namun Luke merasa senang dan ini adalah lagu terakhirnya. Setelah itu, Luke akan off untuk beberapa bulan lamanya dan mencari siapa keluarganya. Luke masih ingat dengan Michael yang mempunyai teman bernama Tristan.

            “Sydney, thankyou for tonight! This is the last song for you. This is She Looks So Perfect!” Ucap Luke.

            Semua penonton pada berteriak seperti biasa. Ada juga yang terlihat sedih karena merasa belum puas melihat sang idola. Tentu Luke bisa memahami perasaan fans-nya. Musik pun mulai terdengar dan sebagian besar penonton bergerak mengikuti nada musik itu.

            “Wah aku tidak menyangka akan berakhir secepat ini.” Ucap Novela.

            “Aku juga. Eh, aku lupa. Aku bingung. Aku sudah melihat Luke secara langsung tapi aku tidak bisa menyamakan antara Luke dengan kak Tristan.” Ucap Ashley.

            “Sama. Kau tenang saja. Setelah ini kita akan bertemu Luke.” Ucap Novela penuh dengan misterius.

            Akhirnya konser berakhir tepat jam sepuluh dan sebagian besar penonton menangis. Bisakah waktu di ulang? Bisakah Luke kembali muncul di panggung dan mulai menyanyikan lagu End Up Here? Sebelum meninggalkan panggung, Luke menampilkan senyuman terbaiknya dan semua penonton pada berteriak. Bagi mereka, senyum Luke adalah hal terbaik dan sangat mahal.

            “Eh tadi kak Vela bilang kita akan bertemu Luke?” Tanya Ashley.

***

            Tampaknya konser sudah berakhir. Tristan merasa sia-sia menunggu di tempat ini. Percuma menunggu jika hasilnya seperti ini. Tetapi Michael berjanji untuk berusaha bertemu dengan Luke. Tetapi Tristan kurang yakin dengan janji Michael.

            “Sudah malam. Sudah jam sepuluh.” Ucap Tristan.

            “Bagiku jam sepuluh masih sore. Ke rumah ku aja yuk. Aku akan memberikanmu gitar lamaku.” Ucap Michael.

            Entah mengapa Tristan menjadi tidak tertarik dengan gitar. Tapi Tristan tidak ingin mengecewakan Michael. Michael sudah sangat baik padanya, juga Calum dan Ashton. Siapa tau kan lama-kelamaan Tristan tertarik dengan gitar dan akan mempelajarinya. Mungkin Ashley juga ingin bisa bermain gitar.

            “Ya sudah.” Ucap Tristan.

***

            Setelah mengganti pakaiannya dan beristirahat sebentar, Tami datang menemuinya dan rasanya begitu penting. Apa setelah ini akan ada talk show atau wawancara? Sebenarnya Luke ingin mengirim pesan ke Michael dan malam ini Luke benar-benar lelah.

            “Ada apa?” Tanya Luke dengan suara malas.

            “Kau tetap tampan saja meski lelah dan cemberut.” Goda Tami.

            Luke menatap Tami dengan tajam. “Aku sedang tidak ingin diajak bercanda!” Ucapnya setengah membentak. Kemudian Luke memijit kepalanya yang terasa sakit.

            “Sudah aku sarankan. Sebaiknya kau membentuk band saja jadi kau tidak merasa sendiri. Ayolah. Sony sudah memaksaku supaya aku bisa membujukmu.” Ucap Tami.

            “Jadi itu hal penting yang ingin kau sampaikan padaku?” Tanya Luke

            “Eh, bukan-bukan. Aku hanya ingin mengajakmu bertemu dengan salah satu gadis yang adalah putri dari Mrs. Mia yang pernah aku ceritakan itu. Pemilik Music Everyday sekaligus dosen kesenian di university of Sydney.” Jawab Tami.

            Luke melipatkan tangan di dadanya. “Untuk apa aku bertemu dengannya? Apa kau bermaksud untuk menjodohkanku dengannya?” Tanyanya.

            Tami tertawa mendengar ucapan Luke. “Ikut saja yuk!” Ucapnya lalu menarik lengan Luke dan memaksa Luke untuk keluar.

***

            Ashley benar-benar tidak percaya bisa melihat Luke dengan jarak sedekat ini. Di sampingnya ada Novela yang sedaritadi menampakkan senyum manisnya. Novela mampu menguasai dirinya sendiri sementara Ashley tidak bisa. Hari ini berjalan bagaikan sebuah mimpi indah.

            “Hai Luke!” Sapa Novela mencoba untuk ramah.

            Malam itu Novela tetap terlihat cantik meski sudah berjam-jam menonton konser Luke. Beda halnya dengan Ashley yang sudah sangat kacau dengan rambut yang acak-acakan. Diam-diam Ashley merasa malu berhadapan dengan Luke dengan kondisi buruk seperti ini. Penampilan Luke tidak kalah dengan Novela. Cowok itu mengenakan topi kupluk berwarna abu-abu dan terlihat begitu sempurna.

            Luke menatap Novela yang dimaksud oleh Tami. Benar-benar gadis yang sangat cantik dan ramah. Entah mengapa rasanya ia ingin terus menatap Novela dan tidak ingin mengalihkan pandangan ke arah lain. Novela… Mengapa Luke seakan-akan ingin menetahui lebih dekat dengan gadis itu?

            Sementara itu Novela memerhatikan Luke dari atas sampai bawah. Baru Novela sadar bahwa Luke memang banyak memiliki kemiripan dengan Tristan. Rasa penasarannya pun terjawab. Tetapi timbul pertanyaan lain. Mengapa mereka bisa mirip?

            “Nah Luke, ini Novela, gadis yang aku ceritakan. Nah Vela mau tidak fotoan dengan Luke?” Tanya Tami sambil merangkul Luke.

            Novela mengangguk sementara Luke tersenyum. Ashley masih tetap kaku dan rasanya ingin pingsan. Apalagi melihat senyuman Luke yang benar-benar membuatnya meleleh. Akhirnya ketiganya berfotoan dan Tami yang memotretnya. Luke berada di tengah sambil merangkul Novela dan Ashley. Ashley, gadis itu sangat beruntung. Padahal baru saja Ashley mengenali Luke. Jika ada yang tau foto itu, mungkin fans Luke menganggap Ashley adalah seorang carrot atau fans abal-abalan.

            “Hasil yang sempurna.” Ucap Tami.

            Dan lagi. Luke kembali menatap Novela yang juga sedang menatapnya. Pandangan keduanya bertemu. Cepat-cepat Luke mengalihkan pandangan ke arah lain. Novela… Ada apa dengan dirinya? Apa… Apa ia tertarik dengan Novela?

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar