Part 35
.
“Wau! Pangeran penyelamat hidupmu!
Aku penasaran dengan orangnya.” Ucap Donna setelah mendengar cerita Disty
tentang kembalinya gitarnya itu.
“Setidaknya aku bisa tersenyum
setelah menerima kesakitan, kemalangan dan kesedihanku. Tapi aku tidak yakin
apakah aku bisa bermain gitar lagi.” Ucap Disty.
Miley menatap Disty dengan serius.
“Harus! Kau harus bisa! Dan kau harus membuat lagu. Entah lagu apa. Dan kau
harus tampil di acara akhir tahun nanti. Oh astaga! Besok sudah bulan November
dan sebulan lagi adalah bulan Desember. Kau harus tampil Dis!” Ucapnya.
Tampil? Selama ini Disty hanya bisa
bersembunyi dan tidak berani tampil dimanapun. Apalagi di lihati banyak orang.
Rasanya sungguh aneh dan pastinya Disty gemetaran bukan main. Ia tidak suka
jika ada orang yang melihatnya bernyanyi dan bermain gitar. Ia tidak suka.
“Aku tidak suka tampil di acara
umum. Aku tidak berani. Nanti penampilanku kacau dan banyak yang
menertawakanku.” Ucap Disty.
Donna tertawa mendengar ucapan
Disty. “Jangan pesimis begitu dong. Aku yakin kau bisa melakukannya. Ayolah!
Kau harus bangkit dari semua kesedihan ini. Disty yang ku kenal adalah Disty
yang kuat dan selalu tersenyum dalam keadaan apapun.” Ucapnya menyemangati
Disty.
Disty sedikit tersenyum mendengar
ucapan Donna. “Terimakasih. Tapi aku tidak akan mau tampil di acara manapun.
Tapi aku janji setelah ini aku akan bangkit dan tersenyum menghadapi dunia. Aku
janji.” Ucapnya.
***
November. Disty tersenyum bahagia
dan penuh semangat menyambut bulan November. Bulan yang penuh dengan cahaya.
Bulan yang penuh dengan kebahagiaan. Disty merasa sudah bisa mengikhlaskan
semuanya. Entah itu Lintar, Rio dan Harry. Tentunya Lintar tenang di alam sana.
Rio, bahagia bersama Tara yang selalu mencintainya. Dan Harry, bahagia dengan
pilihannya meski itu salah.
Disty juga begitu. Inilah hidupnya.
Walau tidak ada yang menjadi pangerannya, tapi satu hal yang menjadi belahan
jiwanya. Yaitu musik. Disty mulai bisa mencintai musik lagi dan mencoba
memainkan gitarnya. Awalnya terasa aneh memang. Tapi Disty akan terus berusaha
agar bisa kembali menjadi dirinya yang dulu dan menciptakan banyak lagu.
“DISTY!”
Teriakan aneh dari Michael membuat
perasaannya menjadi tidak enak. Ada apa dengan Michael? Langsung saja Disty
turun ke bawah dan suasana di ruang tengah sedang tidak baik dan kelihatan
panic. Apalagi Ayahnya!
“Ada apa kak? Ada apa?” Tanya Disty
ikutan panik.
“Rio.. Rio..” Jawab Michael.
“Rio kenapa?” Tanya Disty.
Perasaannya benar-benar tidak enak dan semua ini ada hubungannya dengan Rio.
Dan rasanya air matanya kembali
turun walau Disty memaksanya untuk tidak turun.
***
Dear
Adisty Christina Clifford…
Disty..
Kau adalah gadis terhebat yang pernah aku temui. Kau adalah gadis tercantik,
termanis, terpintar, terspesial yang pernah aku temui. Kau sangat berbeda dari
gadis lainnya. Bagiku, kau yang paling spesial dan aku tidak menyesal bertemu
denganmu. Lebih tepatnya lagi, aku tidak menyesal jatuh cinta denganmu, meski
cinta kita terlarang.
Terlarang.
Inilah yang paling aku takuti dan aku harus memberitahukannya padamu tentang
rahasia itu. Rahasia besarku. Mengapa aku mengatakan cinta kita terlarang?
Karena aku adalah kakakmu. Ya. Kakakmu! Ayahmu adalah ayahku. Kita satu Ayah,
tapi lain Ibu. Itulah mengapa aku sangat membenci Ayah kandungku yang adalah
ayahmu. Maaf, tapi ini ku katakan dengan sejujurnya. Dulu, Ayah tidak sengaja
menyakiti Mum dan lahirlah aku. Lahirlah aku di dunia ini. Sedangkan waktu itu
Ayah sudah menikah. Ayah sudah menikah dengan Ibumu sendiri.
Saat
itu aku sedih dan sakit. Mengapa harus kami? Mengapa? Mengapa kita cinta
terlarang padahal aku sangat mencintaimu. Bukan sebagai adik-kakak, namun
sepasang kekasih yang saling mencintai. Maaf Dis. Aku baru mengatakannya
sekarang karena aku tidak sanggup. Waktu kita mau putus, sebenarnya aku ingin
mengatakan hal ini padamu. Tapi keduluan kau yang minta mengakhiri hubungan ini
dan aku terima, karena aku tau cinta kita terlarang.
Sebenarnya
sudah lama aku mengetahui bahwa kita adalah adik-kakak. Sebelum aku mengenalmu.
Tapi karena aku jatuh cinta padamu, seakan-akan rahasia itu aku lupakan. Maaf
Dis. Maaf karena aku tidak mengatakan yang sebenarnya. Maaf.
Saat
kau mulai menyukai Harry, hatiku sangat sakit dan marah. Saat kalian pacaran,
aku benar-benar marah dan rasanya ingin mati saja. Karena aku tidak bisa
menahan emosiku, aku melampiaskannya dengan cara mengganggu hubungan kalian dan
mengatakan bahwa Harry adalah anak yang tidak baik. Aku tau kalau aku salah.
Tapi aku tidak bisa menahan semuanya. Waktu itu aku sudah sangat terlalu sakit.
Sampai
aku memutuskan untuk meminta maaf padamu dan kita menjadi teman baik. Ya. Kita
menjadi teman baik. Dan saat aku mendapat satu pukulan hebat tentang pesawat
yang ditumpangi Lintar mengalami kecelakaan, aku sangat sedih. Sangat sedih.
Dan kau datang padaku menceritakan isi email Lintar. Kau meminta padaku untuk
mengembalikan semangatmu karena hanya aku yang bisa membuatmu bahagia dan
menjadikanku sebagai Disty yang dulu.
Oke.
Aku terima kalau kau mau mengakhiri hubunganmu dengan Harry dan kita akan
menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai seperti dulu. Kau melakukan
permintaanmu dengan baik. Kau dan Harry putus dan aku bisa merasakan kesakitan
yang kau rasakan. Maafkan aku. Maafkan aku. Aku tau kau masih mencintai Harry
dan mau melakukan apapun demi Harry. Kau gadis yang sangat hebat dan kuat. Maka
aku beri satu ujian lagi. Aku pacaran dengan Tara hanya untuk membuatmu sakit
dan menertawakanmu. Maafkan aku. Aku melakukannya karena aku ingin kau membenciku.
Aku
ingin kau membenciku dan tidak menangisi kepergianku. Rasanya Tuhan ingin aku
kembali ke pangkuan-Nya. Seperti Lintar. Aku ingin menyusul Lintar. Aku lelah
hidup di dunia. Aku lelah menghadapi semuanya. Aku bahkan lebih lemah dibanding
dirimu. Aku adalah cowok yang lemah.
Aku
pergi dan kau tidak boleh menangis. Dis, kau harus menjalankan hidupmu dengan
penuh semangat karena masa depanmu masih panjang. Banyak sekali orang-orang
yang mencintai dan menyayangimu. Ada Mum, Dad, Michael, James, Luke, Donna,
Miley… Mereka adalah orang-orang yang paling penting di hatimu. Masih ada
mereka yang setia menemani dan memberimu kekuatan.
Aku
sangat mencintaimu meski menurutmu aku adalah cowok jahat dan hanya bisa
mempermainkan perasaan cewek. Maafkan aku. Itu terserah padamu. Tapi asal kau
tau Dis, kau adalah gadis terhebat yang pernah aku temui. Aku sayang padamu dan
berharap setelah ini kau bisa menjalani hidupmu tanpa ada kesedihan sediktpun.
Ohya,
acara akhir tahun sebentar lagi diadakan. Ku harap kau mau tampil di panggung
dan aku janji akan melihatmu. Walau melalui dunia yang lain. Aku sangat
mencintaimu. Sangat mencintaimu.
Dari
orang bodoh yang sangat mencintaimu,
Mario
Haling
***
Entah sudah berapa lama Disty
bersimpuh di dekat makam Rio. Ya. Cowok itu meninggal karena kecelakaan maut.
Motor Rio tidak sengaja di serempet mobil dan mobil itu tidak mau bertanggung
jawab. Parahnya lagi Rio tidak menggunakan helm. Rio sudah mati di tempat dan
tidak bisa diselamatkan di rumah sakit. Itulah yang diributkan oleh Michael,
Ayah dan Ibunya. Apalagi Ayahnya yang adalah Ayah kandung Rio. Pantas saja
Ayahnya begitu khawatir pada Rio.
Jadi, inilah arti dari semua
mimpi-mimpi buruk yang ia alami? Jadi seseorang dalam mimpinya itu merupakan
peringatan untuknya bahwa selama ini hubungannya dengan Rio adalah terlarang
karena ia dan Rio adik-kakak. Disty harus mengakhiri hubungan itu mau tidak
mau. Ini juga merupakan alasan mengapa Ayahnya sangat tidak menyukai
hubungannya dengan Rio. Ayahnya tidak membenci Rio, melainkan membenci
hubungannya dengan Rio. Satu lagi. Pertama kali bertemu Rio, Disty sudah merasa
tidak asing lagi dengan wajah Rio karena ternyata Rio mirip dengan Ayahnya,
artinya Rio juga mirip dengan dirinya.
Bagaimanapun juga, Disty tidak bisa
menyalahkan dan membenci Ayahnya. Ayahnya yang tega menyakiti Ibu Rio dan
menuduh Ibunya karena telah berselingkuh dengan lelaki lain. Bagaimanapaun juga
Thomas adalah Ayahnya dan Disty tidak bisa membenci Ayahnya. Michael juga baru
tau semua ini dan Michael sadar bahwa ia dan Rio adalah adik-kakak. Sementara
Bella sudah tau sejak tiba di Inggris tapi Bella tidak marah.
Sampai sore hari ini Disty masih
belum bisa meninggalkan tempat ini. Di sampingnya ada Luke yang selalu
menemaninya. Luke tidak akan mau pergi jika Disty tidak pergi. Padahal Disty
sudah mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan menyuruh Luke pulang. Tapi Luke
menolak dan ingin terus menemani Disty. Menemani apa yang dirasakan Disty.
Menemani kesedihan yang dirasakan Disty.
“Ku kira di bulan November ini tidak
akan ada kesedihan lagi, tapi dugaanku salah.” Ucap Disty.
“Dis, di setiap kehidupan tentu ada
saja kesedihan. Tidak selama-lamanya kita bahagia. Jika hidup ini tidak ada
kesedihan, tantangan atau cobaan, pasti tidak akan seru. Seperti cerita dalam
novel. Tidak akan seru cerita itu jika tidak ada konflik yang dalam kehidupan
nyata adalah seperti sebuah cobaan atau tantangan hidup.” Ucap Luke.
“Iya, aku tau. Tapi kesedihan ini
terus saja menemaniku. Aku sudah bahagia karena menemukan gitarku. Dan sekarang
Rio meninggalkanku. Aku sudah cukup ikhlas ditinggal Lintar dan aku tidak mau
Rio meninggalkanku.” Ucap Disty.
“Tuhan tidak akan memberi cobaan di
luar kemampuan makhluk-Nya. Kau cukup kuat menghadapi cobaan ini.” Ucap Luke.
Disty menghela nafas berat. “Kenapa?
Kenapa kau tidak mau memberitahuku?” Tanyanya.
Entah mengapa jantung Luke
berdebar-debar. “Memberitahumu apa?” Tanyanya.
“Tentang Rio. Rio sudah menceritakan
padamu kalau aku dan dia saudara. Kenapa kau tidak mau memberitahuku?” Tanya
Disty.
“Bukannya aku tidak mau
memberitahukanmu. Tapi Rio yang menyuruhku untuk tidak memberitahumu. Biarkan
Rio yang nantinya memberitahumu. Sama seperti Ayahmu. Selama ini dia menyimpan
erat rahasia itu dan membiarkan Rio yang menceritakannya padamu.” Jawab Luke.
“Tapi kenapa Rio harus meninggal?
Kenapa?” Tanya Disty. Air matanya kembali turun membasahi pipinya.
Baru saja Luke bicara, seorang cowok
datang mendekati keduanya dan entahlah apa yang dirasakan Disty. Harry. Cowok
itu datang mendekatinya dan Disty tidak tau harus berbuat apa. Tapi Disty ingin
Harry menjauh darinya.
“Aku turut berduka cita atas
meninggalnya Rio. Semoga dia tenang di alam sana.” Ucap Harry.
“Kapan kau menjadi seseorang yang
pengertian terhadap orang lain?” Tanya Disty dengan suara yang sedikit
tertekan.
“Aku.. Maafkan aku. Karena aku,
semuanya menjadi seperti ini. Tapi tenang saja. Kali ini aku janji akan
berubah. Besok, aku dan Gemma pindah ke Manchester dan memulai hidup baru
disana. Aku akan belajar memahami apa arti hidup yang sebenarnya.” Ucap Harry.
Air mata Disty semakin banyak keluar
dan terdengar suara isakan kecil. Lintar, seseorang yang dicintainya sudah
meninggalkannya dan ia tidak bisa melihat wajah Lintar lagi. Rio, seseorang yang
dicintainya juga sudah meninggalkannya dan ia tidak bisa melihat wajah Rio
lagi. Dan sekarang, Harry yang akan meninggalkannya? Disty pun berdiri dan
menatap Harry dengan rasa sesak di dadanya.
“Harr, aku sudah kehilangan dua
cowok yang aku cintai, dua cowok yang pernah mengisi hatiku. Dan sekarang kau
yang akan meninggalkanku? Aku beri kau satu kesempatan. Aku akan kembali
mencintaimu asalkan kau beneran mau berubah. Tidak perlu pindah ke Manchester.”
Ucap Disty.
Harry tersenyum dan Disty masih bisa
melihat lesung pipit Harry yang indah. “Maafkan aku. Aku tidak bisa. Ini
keputusan finalku dan kami harus bersiap-siap untuk keberangkatan besok. Aku
janji Dis akan berubah menjadi lebih baik dan menemukan kehidupan baruku. Aku
mencintaimu, tapi aku harus meninggalkanmu.” Ucapnya.
Keduanya pun berpelukan. Disty
menangis di pelukan Harry dan Disty berharap ia akan selalu berada di pelukan
hangat itu. Kenapa? Kenapa? Disty tersadar. Dia sudah kehilangan tiga cowok
yang sangat dicintainya. Lintar, Rio dan Harry.
Setelah melepaskan pelukannya,
terakhir Harry menampilkan senyuman terbaiknya untuk menjadi kenang-kenangannya
dengan Disty. “Maafkan aku. Ku harap kau tidak menyimpan rasa kebencian padaku
agar aku bisa pergi dengan tenang. Manchester pasti terlihat indah dan siap
merubahku menjadi anak yang baik. Aku tidak akan pernah melupakanku dan semua
yang telah kita lalui serta semua yang telah kau lakukan untukku. Kau adalah
gadis yang terhebat.” Ucapnya.
Disty berusaha menampilkan senyuman
terbaiknya sebagai balasan dari senyum Harry. Kemudian Disty memegang pipi kiri
Harry sambil mengelus lembut pipi itu. Air matanya masih mengalir dan entah
kapan bisa berhenti. Jika ini yang terbaik.. Jika ini adalah keputusan dan
takdir Tuhan, Disty akan menerima dengan ikhlas.
“Jaga dirimu baik-baik. Disty tidak
akan benci pada Harry. Disty akan selalu menyayangi Harry. Jangan lupakan
Disty. Tapi Harry harus menemukan gadis lain, yang tentunya lebih baik dari
Disty. Disty baik-baik saja disini.” Ucap Disty.
Harry mengangguk-angguk. “Ya. Kau
juga harus menemukan kebahagiaanmu. London adalah kota indah. Banyak cinta
disini. Aku juga akan mencari cinta baru di Manchester. Aku janji. Dan aku
janji berubah menjadi Harry yang baik yang selalu kau inginkan. Aku janji.”
Ucapnya.
Setiap pertemuan tentunya ada
perpisahan. Kemudian Harry berjalan menjauhi Disty dan ia benar-benar pergi
meninggalkan Disty. Bukan. Bukan hanya Disty saja. Tetapi meninggalkan semua
kenang-kenangan di Kota London ini. Harry berharap ia bisa berubah seperti apa
yang diinginkan Disty. Manchester. Kota masa depannya.
Tiba-tiba Luke menyentuh pundaknya.
“Good job. Kau bisa tersenyum dalam
keadaan apapun. Inilah Disty yang sebenarnya. Disty yang selalu ceria,
tersenyum, semangat dalam hal apapun. Harry akan baik-baik saja disana.”
Ucapnya.
“Iya aku tau. Tapi rasanya susah
sekali melupakan semua kesedihan itu. Dan rasanya aku tidak ingin kehilangan
Harry. Maksudku kehilangan Lintar, Rio, dan Harry. Mereka sangat berarti
untukku. Aku tidak bisa melupakannya. Jika saja aku bisa bertemu dari salah
satu diantara mereka, aku ingin mendekap mereka, aku ingin memeluk mereka lebih
erat lagi agar mereka tak akan pergi dari sisiku.” Ucap Disty.
Suasana menjadi sedikit gelap dan
agak mendung. Suara geluduk kecil mulai terdengar di atas langit abu dan
sebentar lagi turun hujan. Hujan. Disty tidak akan pernah melupakan saat hujan
turun karena ia dan Harry bermain-main air disana sampai Harry sakit dan ia
sangat khawatir dengan Harry.
Dan hatinya seakan-akan seperti
hujan, yang selalu menjadi air kesedihan tetapi dapat menceriakan banyak hal.
***
If today I woke up with you right
beside me
Like
all of this was just some twisted dream
I’d
hold you closer than I ever did before
And
you’d never slip away
And
you’d never hear me say..
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar