expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 03 Februari 2015

Please, Don't Forget Me ( Prolog )






Dia menatapku dengan senyuman. Lalu, dia memalingkan wajah memandangi gadis di depannya. Malam ini, tepatnya di Restaurant Adindha, aku melihatnya dengan hati yang tertusuk-tusuk. Tuhan.. Apa salahku? Apa salahku sehingga dia lupa padaku? Mengapa dia tak ingat sedikitpun tentang aku?


Aku melihatnya sedang menyuapi gadisnya itu. Si gadis tersenyum bahagia merasakan kasih sayang dari sang pangeran. Jujur, aku ingin mati hari ini juga. Jujur, aku menyesal karena jatuh cinta padanya. Dia benar-benar telah melupakanku. Entah akan jadi apa hidupku setelah ini. Aku memang gadis yang paling malang di dunia ini.

Tapi tidak juga. Sahabatku pun juga mengalami nasib yang sama seperti aku. Tapi dia lebih tegar dibanding aku. Aku salut dengan dia.

“Hidup harus kita jalani dengan lapang dada. Sebesar apapun masalahmu, kau jangan lari begitu saja. Hadapilah masalahmu, tegarkanlah hatimu. Suatu saat nanti kau akan merasakan hasilnya. Ingat, Tuhan menyayangi hamba-Nya yang begitu sabar dan tak kenal putus asa. Seperti aku ini. Aku yakin suatu saat nanti seorang pangeran tampan datang melamarku dan menyatakan cinta padaku. Aku yakin itu.”

Itulah pesan dari sahabatku yang selalu aku ingat. Benar! Sahabatku juga tersakiti karena sebuah cinta. Cinta yang membuat aku sesakit ini.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar