expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 07 Februari 2015

Friendship ( Part 11 )



Ele’s Wedding

“He’s not the kind of boy
Who should be rudely barging in on a white veil occasion
But you’re not kind of girl
Who should be marrying the wrong boy”


Kesedihan masih terlihat di wajahnya yang cantik. Sekarang ini, hanya ia dan Louis yang berada di tempat ini. Taylor memerhatikan wajah Louis yang sedaritadi menunduk dan sama sekali tidak diangkat. Baiklah Tay. Akhiri hubungan ini dan kau harus melupakan Louis. Inilah takdir yang harus kau lakukan, batinnya sekaligus menyemangati dirinya sendiri.

            “Lou, apa kau mencintai Ele dan tidak mencintaiku?” Tanya Taylor dengan suara yang tenang.

            “Ya. Maafkan aku.” Jawab Louis.

            Taylor merasa puas mendengar kejujuran Louis. “Lantas, kalau kau tidak mencintaiku, kenapa kau malah memberiku bunga mawar dan menjadikanku sebagai kekasihmu?” Tanyanya lagi.

            “Aku.. Aku tidak tau. Aku hanya…”

            Tiba-tiba saja tangisan Taylor terdengar di telinganya dan Louis tidak tega mendengar suara tangisan itu. Ia ingin memeluk tubuh Taylor tapi ia tidak berani. Louis berharap, hari ini cepat berlalu dan masalah-masalah yang dialaminya menjadi hilang.

            “Lou.. Hiks.. Hiks.. Aku.. Aku mencintaimu Lou.. Aku..”

            Louis memberanikan diri menatap wajah cantik yang tengah bersedih itu. Tapi keputusannya udah bulat yaitu ia memilih hidup bersama Ele dan bukan Taylor karena Ele adalah pilihan terbaiknya. Jadi, tidak ada gunanya Taylor menangis dan memohon padanya. Toh hatinya tetap memilih Ele.

            “Tay, maafkan aku. Maafkan aku. Ku harap kau mendapatkan pria yang lebih baik dariku.” Ucap Louis.

            Sebisa mungkin Taylor menghentikan isakannya. “Aku.. Aku tidak bisa Lou.. Aku..”

            Pada akhirnya Louis memeluk Taylor dengan segala kesalahan dan penyesalannya. Sulit sekali berbicara dengan Taylor karena gadis itu tidak bisa berhenti menangis. Ia baru sadar bahwa Taylor adalah gadis yang rapuh dan sedikit saja tersakiti akan membuat air matanya keluar dengan deras.

            “Tay.. Kau masih mempunyai sahabat-sahabat yang menyayangimu. Dan ku mohon, kau jangan membenci Ele. Aku yang salah dan dia tidak salah. Tay, ku mohon kau untuk lupakan aku. Aku tidak pantas kau cintai. Masih banyak lelaki lain yang pantas untukmu.” Ucap Louis.

            Merasa sadar di peluk oleh Louis, Taylor berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan itu lalu menatap Louis dengan sejuta kepedihan dan kesakitan. Sementara Louis kembali menunduk karena ia tidak sanggup melihat wajah sedih Taylor.

            “Ya. Aku tau Lou, dan aku sangat menyesal karena telah mencintaimu. Cinta memang menyakitkan. Sangat menyakitkan! Aku bersumpah untuk tidak lagi mencintai lelaki manapun!” Ucap Taylor lalu pergi meninggalkan Louis, masih dengan tangisannya.

            Setelah kepergian Taylor, Louis tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi ia lega karena urusannya dengan Taylor selesai dan senang jika Taylor membencinya. Yang menjadi masalahnya, jika Ele tau saat ini Taylor sedang terpuruk karenanya, apa gadis itu masih mau melihatnya lagi?

***

            “TAYLOR!! HARRY!! NIALL!!” Teriak Selena dengan nafas ngos-ngosan. Tentu saja Taylor, Harry dan Niall kaget mendengar teriakan Selena yang tidak biasa.

            “Ada apa Sel? Jangan membuatku panik!” Kata Harry.

            Sebelum bercerita, terlebih dahulu Selena mengatur nafasnya yang tadi sempat tidak beraturan. Lalu gadis itu menyempatkan diri melirik ke arah Taylor yang terlihat masih sedih, namun tidak seburuk hari kemarin.

            “Baiklah. Aku akan menceritakannya. Tapi ku harap kalian percaya dengan ceritaku.” Kata Selena.

            “Kau banyak bicara. To the point saja.” Kata Niall yang benar-benar penasaran.

            “Kalian kenal kan sepupuku yang bernama Zayn? Nah, aku dengar dari Zayn, sebentar lagi dia akan menikah dengan Ele! Apa maksudnya ini? Bukannya Zayn sudah punya kekasih dan dia tidak mau meninggalkan kekasihnya itu?” Kata Taylor.

            Mendengar penjelasan Selena yang tidak masuk akal itu, Niall langsung tertawa. “Tidak mungkin mereka menikah. Aku juga tidak yakin kalau Ele kenal dekat dengan Zayn.” Ucapnya.

            “Aku serius! Tanya aja ke Ele kalau kau tidak percaya!” Kata Selena.

            Sementara Taylor, ia berpikir jika ucapan Selena benar, pasti Ele melakukan semua itu hanya untuk melupakan Louis. Tapi jujur saja, ia ikhlas jika Ele bersama Louis ataupun menikah karena ia sudah tidak memiliki cinta lagi. Ia sudah tidak peduli dengan cinta dan siap jika selama-lamanya ia menjadi perawan tua.

            Tiba-tiba, Ele datang sehingga menimbulkan kekagetan. Selena menatap Ele dengan gugup. Dan Taylor, kedua matanya berkaca-kaca saat melihat sahabatnya itu. Ia berharap Ele tidak membencinya.

            “El..” Lirih Taylor.

            Ele tersenyum sambil memandangi satu per satu sahabatnya itu. “Aku kangen kalian. Sekarang kita jarang berkumpul seperti dulu.” Ucapnya.

            “Ya. Semakin bertambah umur, kita semakin jarang berkumpul.” Kata Selena.

            Niall menatap wajah Ele yang lain dari biasanya. Jangan-jangan Ele memang mau menikah dengan Zayn. “El, kau.. Kau mau menikah dengan Zayn?” Tanyanya.

            “Ya.” Jawab Ele dengan santai. “Kau pasti sudah tau dari Selena.” Sambungnya.

            Tiba-tiba Taylor berdiri sambil menatap Ele dengan tatapan yang sulit diartikan. “El! Mengapa kau memilih menikah dengan Zayn? Bagaimana dengan Louis? Lelaki itu mencintaimu El!” Ucapnya.

            Sebisa mungkin Ele tetap tenang dan berusaha agar air matanya tidak turun lagi. “Aku berikan Louis untukmu. Aku ingin kau bahagia dengan Louis.” Ucapnya.

            Taylor tau Ele berpura-pura tegar padahal hati gadis itu teramat sakit dan rapuh dan ia tidak menyangka Ele rela memberikan Louis untuknya. Namun betapa jahatnya jika ia menerima kebaikan hati Ele dan bersenang-senang dengan Louis. Taylor juga tau kalau Louis tidak mencintainya melainkan mencintai Ele.

            “Tapi El, Louis mencintaimu, bukan aku!” Ucap Taylor dengan suara bergetar.

            “Aku tidak peduli dia mencintai siapa. Yang jelas niatku sudah bulat yaitu menikah dengan Zayn.” Kata Ele.

            Langsung saja Taylor memeluk tubuh Ele. Ia begitu sedih dengan keputusan Ele yang tidak sesuai dengan hati Ele. Taylor tau kalau Ele masih mencintai Louis dan tidak bisa melupakan lelaki itu. Jika saja ia tidak mencintai Louis, tentu saja Ele tidak akan menikah dengan Zayn dan bahagia bersama Louis. Jadi, apa artinya ia adalah pengganggu hubungan Louis dengan Ele?

            “El, kalau secepat ini kamu menikah, kita tidak akan bersama lagi.” Kata Taylor sambil menahan tangisnya.

            Ele pun berusaha menahan tangisnya agar tidak di dengar Taylor. “Iya Tay, aku tau. Tapi aku sudah dewasa dan saatnya untuk menikah. Demikian pula denganmu Tay. Kau juga harus menikah.” Ucapnya.

            “Tidak! Aku tidak akan mau menikah!” Ucap Taylor dengan tegas.

            Dua sahabat itu kini menangis bersama. Selena pun ikut menangis terharu melihat dua sahabatnya menangis. Dia merasa senang karena Taylor dan Ele baik-baik saja meski ada satu hal yang dapat menyebabkan keduanya saling membenci. Selena tau kalau Taylor sangat mencintai sahabat-sahabatnya lebih dari apapun.

            “El, kau sungguh-sungguh akan menikah dengan Zayn?” Tanya Taylor sekali lagi. Gadis itu melepaskan pelukannya.

            Ele mengangguk. “Ya. Tapi aku berjanji untuk tidak akan pernah melupakanmu. Juga Harry, Selena dan Niall.” Ucapnya.

            Selena pun teringat sesuatu. Sesuatu yang sangat penting yang ada hubungannya dengan Zayn. “El, bukannya Zayn sudah mempunyai seorang kekasih? Kalau kau memutuskan untuk menikah dengannya, kasihan Zayn.” Ucapnya.

            “Tidak. Bukan aku yang meminta nikah. Tapi keluargaku dan keluarga Zayn sudah sejak dulu ingin menjodohkanku dengan Zayn. Jadi aku tidak peduli apa Zayn memiliki pacar atau tidak.” Ucap Ele.

            Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak menyetujui pernikahan Ele dengan Zayn. Terpaksa Taylor mengangguk dan tersenyum, pertanda kalau ia mendukung Ele. Tapi, ia tidak tau bagaimana nasib Louis saat mendengar kabar buruk ini. Walau Louis sudah menyakitinya, tapi ia tidak ingin melihat hati Louis sakit. Dan ia masih mencintai Louis dan sangat susah untuk melupakan lelaki itu.

***

            Lima hari berlalu. Selama lima hari ini, Taylor tidak tau bagaimana kabar Louis. Diam-diam, ia merindukan lelaki itu. Bunga mawar pemberian Louis sudah ia buang karena ia tidak sanggup lagi merawat bunga itu. Bunga yang malang, sama halnya seperti Ele yang memutuskan sebuah keputusan yang salah. Seharusnya Ele menolak perjodohannya dengan Zayn, bukannya malah menerima dan dijadikan sebagai pelarian. Hal itu sama saja membuat hati Ele sakit, juga Zayn yang kata Selena sudah mempunyai seorang cinta sejati.

            Cinta itu memang masalah. Masalah yang teramat sulit untuk diselesaikan. Taylor bersumpah untuk tidak lagi jatuh cinta denga lelaki manapun dan semoga Tuhan mau bersimpati padanya. Taylor tidak peduli bagaimana masa depannya nanti. Hidup sendiri tanpa adanya sang kekasih dan anak-anaknya.

            Dan hari ini Taylor mendapat sebuah undangan yang mampu membuat air matanya turun. Yaitu undangan pernikahan Ele dan Zayn. Jadi Ele benar-benar serius ingin menikah dengan Zayn karena menikah itu tidak main-main. Sahabat-sahabatnya yang lain pun juga mendapat undangan pernikahan Ele dengan Zayn. Tidak tau kalau Louis.

            “Entah mengapa aku mendapat firasat buruk saat pernikahan Ele nanti.” Kata Selena.

            “Aku juga. Aku tidak yakin pernikahan Ele nanti berjalan lancar.” Tambah Niall.

            Tiba-tiba, seorang lelaki yang sangat dirindukannya datang dann mendekatinya. Lelaki itu tersenyum sehingga membuat jantungnya berdebar-debar. Hatinya pun kembali berbunga-bunga. Louis? Apa lelaki itu sudah tau tentang pernikahan Ele dengan Zayn?

            “Lou, apa kau sudah tau kalau Ele..” Kata Taylor lalu dipotong oleh Louis.

            “Ya. Aku sudah tau semuanya dan aku menyesal.” Jawab Louis. Wajah lelaki itu terlihat sedih dan lesu. “Saat aku telah menemukan suatu keputusan yang terbaik, saat itulah dia meninggalkanku. Tapi aku berusaha untuk tidak sedih.” Sambungnya.

            Saat ini Louis tertunduk lesu sambil meratapi keadaannya yang mengenaskan. Taylor yang tidak sanggup melihat Louis bersedih langsung duduk di samping lelaki itu. Tidak mungkin setelah Ele menikah dengan Zayn ia bisa mendapatkan Louis kembali. Walau Taylor masih mencintai Louis, tetapi ia tidak mau berhubungan dengan lelaki itu. Lelaki yang pernah menyakiti hatinya.

            “Lou, kalau kau mencintai Ele, batalkan pernikahan Ele. Aku yakin Ele juga mencintaimu. Ku perhatikan, wajah Ele selalu sedih. Hanya kaulah yang dapat membuatnya kembali ceria.” Kata Taylor.

            Louis menatapnya dengan nanar. “Aku tidak bisa. Aku tidak berani bertemu Ele. Aku.. Aku ingin kau kembali menjadi kekasihku dan…”

            “Tidak!” Ucap Taylor dengan tegas. “Aku tidak mau menjadi kekasihmu lagi walau aku masih mencintaimu karena aku tidak mau disakiti untuk yang kedua kalinya.”

            Mendengar ucapan Taylor, hati Louis seperti disayat-sayat oleh pisau yang sangat tajam. Mungkin ini balasan atas segala yang pernah dilakukannya pada Taylor, juga Ele. Sekarang ia bisa merasakan kesakitan yang teramat sakit. Jika ia diberi satu permintaan, ia ingin mati saja agar tidak berurusan lagi dengan dunia yang membuatnya menderita seperti sekarang ini.

            Dan pernikahan Ele dengan Zayn, Louis tidak yakin apa ia sanggup untuk hadir. Lusa nanti.
***

            Malam yang indah, namun terasa menyakitkan. Malam ini adalah malam dimana akan dilangsungkannya pernikahan Ele dan Zayn. Ayah Zayn menyelenggarakan akad nikah di sebuah gedung serba guna yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Taylor terdiam di mobil Louis. Sebenarnya ia malas menerima ajakan Louis untuk ikut dengannya menuju pernikahan Ele. Tapi karena Louis memaksanya, akhirnya Taylor menerima. Padahal ia ingin sekali pergi bersama Harry, Selena dan Niall.

            Di perjalanan, keduanya sama-sama diam. Taylor sempat melirik ke arah Louis. Jelas-jelaslah wajah lelaki itu teramat sedih. Bagaimana tidak sedih jika gadis yang sangat dicintainya menikah dengan orang lain?

            Tiba-tiba Louis mengerem mendadak sehingga membuat Taylor kaget. Jantungnya berdetak kencang. Tapi syukurlah ia dan Louis baik-baik saja. Louis sengaja memberhentikan mobilnya sesaat, lalu kembali menjalankannya.

            “Lou, masih ada kesempatan untukmu. Batalkan pernikahan Ele. Aku yakin kau bisa.” Ucap Taylor.

            “Tidak! Betapa jahatnya aku jika sekenanya membatalkan pernikahan Ele. Lalu bagaimana dengan keluarga Zayn?” Ucap Louis.

            “Kau jangan pedulikan Zayn! Sebenarnya lelaki itu tidak mencintai Ele dan terpaksa menerima pernikahan ini hanya karena mereka dijodohkan. Kau mencintai Ele dan Ele mencintaimu. Aku yakin keluarga Zayn akan mengerti.”

            Namun Louis tidak menanggapi ucapan Taylor. Lelaki itu malah menambah kecepatan mobilnya sehingga membuat Taylor ketakutan. Ia takut jika terjadi apa-apa dan ia tidak akan pernah bisa melihat sahabat-sahabatnya lagi. Mulut gadis itu tak henti-hentinya berdoa agar ia dan Louis selamat sampai tujuan.

            Akhirnya, mereka sampai di tujuan dengan selamat. Cepat-cepat Taylor keluar dari mobil Louis yang baginya seperti nereka. Untunglah Harry, Niall dan Selena sudah datang dan menunggui kedatangannya.

            “Tay, ada apa? Mengapa wajahmu kelihatan mendung?” Tanya Selena.

            “Louis. Dia sedikit gila.” Jawab Taylor.

            Kemudian Louis datang sambil memasang senyum palsu. Lelaki itu tengah berusaha untuk tetap tenang dan tidak sedih. Dalam hati, ia menyesal karena mau menghadiri acara akad nikah Ele. Hal itu sama saja membuatnya sakit dan ingin segera pergi meninggalkan dunia ini dan tenang di alam sana.

            “Lou, kau mengikhlaskan Ele hidup bahagia bersama Zayn?” Tanya Niall.

            Bukannya Louis yang menjawab melainkan Taylor yang menjawab. “Ele tidak akan pernah bahagia dengan lelaki manapun kecuali Louis.” Jawabnya.

            Pernikaha Ele dengan Zayn sebentar lagi akan dilangsungkan. Dada Louis bergetar saat memasuki gedung itu lalu tidak sengaja bertatapan dengan wajah cantik Ele. Saat ini Ele juga melihatnya dengan mata yang berkaca-kaca. Ele, gadis itu salah memilih suatu keputusan. Tapi mau bagaimana lagi? Kalaupun Ele menolak, pernikaha ini bukan keinginannya melainkan keinginan keluarga Ele dan keluarga Zayn.

            “Lou..” Ucap Harry pelan.

            Louis menatap Harry dengan nanar. “Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Ele sudah pergi dan aku menyesal. Apa sebaiknya aku kembali dengan Taylor ya? Aku yakin gadis itu masih mencintaiku.” Ucapnya.

            “Taylor akan selalu mencintaimu.” Ucap Harry.

            Dan.. Akad nikah pun dilangsungkan. Dari jauh, Taylor bisa melihat kesedihan di wajah Ele. Sepertinya Ele ingin menangis. Taylor tau kalau sahabatnya itu sangat mencintai Louis dan tidak mau kehilangan Louis. Louis harus melakukan sesuatu! Batinnya.

            “Lou, cepat batalkan pernikahan Ele sebelum semuanya terlambat!” Ucap Taylor.

            Harry yang mendengarnya langsung bicara. “Tidak mungkin Louis bisa membatalkan pernikahan Ele. Itu tidak baik. Pernikahan yang susah-susah diadakan menjadi gagal dan tentu saja keluarga Zayn merasa seperti dipermainkan.” Ucapnya.

            Taylor langsung menatap tajam wajah Harry dan air mata yang mulai hadir itu sebentar lagi akan jatuh. “Harr! Kau tidak mengerti apa-apa tentang cinta! Jika kau berada di posisi Louis, tentu kau akan melakukan segala hal agar pernikahan Ele batal! Kau tidak usah mempedulikan hal-hal lain karena kekuatan cinta itu dahsyat sekali. Jika tadi kau mengatakan bahwa pernikahan yang susah-susah diadakan menjadi gagal, kenapa harus di gagalkan? Kenapa bukan Louis saja yang menggantikan posisi Zayn disana?!” Ucapnya dan saat itulah air mata yang ditahannya turun.

            Tentu saja Harry merasa tertegun saat mendapat bentakan dan kemarahan dari Taylor. Ini kali pertama Taylor marah padanya dan ia hanya bisa menunduk. Sementara Louis, ia tidak menyangka Taylor berbicara seperti itu yang sudah jelas-jelas membela dirinya dan tidak mempedulikan perasaan Taylor sendiri.

            Di depan sana, Zayn sudah menerima kalau ia siap menjadi suami Ele. Namun suaranya terdengar sedikit bergetar. Tinggal Ele sekarang yang menjawab apa ia siap menjadi istri Zayn atau tidak. Dan entah mengapa kepalanya sakit sekali dan ia merasa dunia berputar-putar. Di pikirannya hanya ada satu nama, yaitu Louis. Sungguh, ia sangat membutuhkan Louis dan berharap Zayn adalah Louis.

            “Lou! Cepat kau pergi kesana dan batalkan pernikahan Ele! Cepat Lou sebelum semuanya terlambat!” Ucap Taylor memaksa Louis.

            “Tay, sudahlah Tay. Jangan paksa Louis.” Kata Selena yang tengah berusaha menenangkan Taylor. Sementara Louis tetap diam dan tidak mau bertindak.

            “Tidak! Lou! Kau harus bisa Lou! Kau harus bisa! Aku tidak ingin melihatmu menyesal karena kau sudah terlambat untuk mendapatkan Ele. Cepat Lou batalkan pernikahan Ele!” Bentak Taylor sambil menangis.

            Sementara Ele, gadis itu tidak tau harus berbuat apa lagi. Setelah Zayn menerima kalau dia siap menjadi suami Ele, kini gilirannya yang bicara. Sebelum ia menjawab, Ele berusaha mencari Louis. Ternyata Louis berada di depan bersama Taylor, Niall, Selena dan Harry. Gadis itu bisa merasakan kesedihan yang dirasakan Louis.

            “Lou! Cepat batalkan pernikahan Ele!” Bentak Taylor lagi. Kali ini gadis itu benar-benar menangis seperti saat ia menangis ketika tau kalau Louis tidak mencintainya.

            Akhirnya Louis bicara. “Tay, kalau aku kesana, bagaimana denganmu? Aku tidak mau melihatmu bersedih. Aku juga bisa merasakan kesedihanmu saat kau melihatku bersama Ele. Aku tidak ingin hatimu sakit lagi.” Ucapnya.

            “Jangan pedulikan aku Lou! Aku baik-baik saja disini. Percayalah..” Ucap Taylor dengan suara yang lemas.

            Bagi Louis, ini adalah saat-saat tersulit yang harus is selesaikan dengan cepat. Bagaimana ini? Ia memang mencintai Ele dan tidak rela Ele menikah dengan lelaki lain. Tapi di sisi lain, ia tidak ingin menyakiti Taylor untuk yang kedua kalinya. Akhirnya, Louis menemukan suatu keputusan. Suatu keputusan yang dianggapnya adalah keputusan terbaiknya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar