expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 18 Maret 2016

Summer 2015: ( 1 ) Jet Lag























What time is it where you are? I miss you more than anything

And back at home you feel so far waiting for the phone to ring

It's getting lonely living upside down I don't even wanna be in this town

Trying to figure out the time zones making me crazy


You say good morning when it's midnight

Going out of my head alone in this bed

I wake up to your sunset and it's driving me mad

I miss you so bad and my heart, heart, heart is so jet-lagged

Heart, heart, heart is so jet-lagged heart, heart, heart is so jet-lagged, is so jet-lagged..”
***

Bunyi lagu itu terus saja terdengar di kamar si sialan Rachel yang memang suka menggodaku. Untuk apa dia menyetel lagu itu keras-keras? Untuk menyindirku? Aku tau lirik di lagu itu memang cocok dengan perasaanku saat ini. Aku, Farah Sarasvati Watson yang sudah dua tahun menjalani hubungan jarak jauh dengan seorang pemuda culun namun IQ-nya hampir sama seperti Pak Habibie bernama Alexander Septian. Ya, hubungan kita memang berbeda dari hubungan lainnya. Lihat saja teman-temanku pada malam mingguan dengan pacar-pacarnya, sedangkan aku sendirian di kamar sambil menatap bulan ( kalo ada bulan juga ).

Pertama-tama, aku ingin memperkenalkan diri pada kalian. Namaku Farah Sarasvati Watson, panggil saja Farah. Aku sepupunya Emma Watson walau Emma tidak pernah mengakuinya. Umurku tujuh belas tahun tapi aku masih merasa seperti anak kecil. Mengenai keluargaku, aku mempunyai Dad, Mommy dan satu adik perempuan yang nakalnya tidak terhingga. Namanya Rachel. Umur kami hanya selisih dua tahun dan Rachel sering mengejekku dengan Alex. Alex, kata Rachel Alex tidak ganteng sama sekali. Badannya kurus, tidak atletis, memakai kacamata dan gayanya tidak banget. Memangnya kita menilai cowok harus dari penampilan gitu ya? Jawabannya: tidak! Aku menilai Alex dari sikap ramahnya yang suka menolongku dan dia begitu sopan. Bahkan Mom dan Dad sudah jatuh cinta pada Alex! Yuhu artinya Mom dan Dad meresteui hubungan kami.

Aku katakan tadi bahwa aku dan Alex menjalani hubungan jarak jauh dan itu memang benar. Aku tinggal di Indonesia sedangkan Alex tinggal di Inggris. Jangan anggap hubungan kami mudah! Setiap hari aku merindukannya dan setiap malam aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Senyum Alex, suara Alex, sikap Alex.. Memang sih Alex bukan warga Inggris karena AKU TIDAK MENYUKAI BULE. Alex adalah warga asli Indonesia. Sedangkan aku…

Actually, aku malas mengakuinya tapi mau bagaimana lagi? Maksudku aku tidaklah keturunan Indonesia murni karena Dad bukan warga Indonesia melainkan warga asli Australia yang jatuh cinta dengan Mom yang warga asli Indonesia. Dan dari pernikahan mereka, lahirlah aku. Kata orang-orang sih aku lebih mirip orang Australia bukan Indonesia karena aku mirip sekali dengan Dad, bukan Mom sedangkan Rachel baru mirip dengan Mom. Mataku saja tidak berwarna hitam melainkan ada cokelat-cokelatnya, hehe..

Aku ini cantik loh. Terserah apa pendapat kalian dan kalau kalian mengatakan aku ini sombong. Tapi memang ini kenyataannya. Aku punya sahabat bernama Gina dan Gina pernah bilang kalau dia sangat beruntung memiliki teman sepertiku. Yaiyalah aku kan beda dari lainnya dan satu hal lagi. Aku jago berbahasa Inggris dan ini menjadikanku sebagai sosok yang dimanfaatkan oleh lainnya. Maksudnya, teman-temanku pada datang padaku kalau ada maunya terutama saat ada tugas bahasa Inggris. Nah kalau pelajaran lain mereka pelit sekali. Di sekolah aku hanya pintar bahasa Inggris dan nilai-nilai lainnya begitu menyedihkan.

Tapi kalian tau, Alex sering mengirim email padaku dan dia sering menyemangatiku. Alex pernah mengancam jika nilaiku ada yang merah dia tidak segan-segan untuk memutusiku. Tentu saja ini tidak adil. Otakku tidak bisa dibandingkan dengan otaknya, tapi aku yakin sekali Alex hanya bercanda. Alex sangat sayang padaku dan dia tidak ingin kehilanganku. Baguslah. Rasanya bahagia jika ada cowok yang menyayangimu.

Lagu itu kembali di stel ulang dan itu membuatku gila! Ah Rachel tolong hentikan lagu itu! Seharusnya lagu itu cocok untuk Alex karena sudah sangat jelas Alex yang meninggalkanku, bukan aku yang meninggalkan Alex. Karena tidak tahan, akhirnya aku mendobrak pintu Rachel dan langsung merebut Iphone kesayangannya yang baru saja dia dapatkan kemarin. Hah! Apa bagusnya Iphone? Aku saja tidak tau apa merk handphone-ku asalkan internetannya lancar dan aku lebih suka browsing di laptop. Karena perbuatanku yang tidak sopan ( tapi Rachel jauh-jauh tidak lebih sopan dariku ), Rachel langsung merebut Iphone-nya yang kini sedang berada di ambang kematian.

“Lepaskan Iphone-ku! Itu adalah hadiah ulang tahunku yang ke lima belas!” Teriak Rachel.

Tentu saja aku tidak peduli dengan ucapannya. Tapi aku kasihan juga padanya. Tubuh Rachel ehem terlihat pendek bagiku sekitar seratus lima puluhan sedangkan aku seratus tujuh puluh lima karena aku mengikuti tinggi Ayahku. Bahkan tinggiku sama dengan Alex dan Alex tidak menyukai jika aku menggunakan high hells karena tentunya aku akan lebih tinggi darinya dan sepanjang jalan kami ditertawakan.

“Ini!” Ucapku akhirnya dan Rachel langsung mengambilnya dari tanganku lalu menciumnnya.

Sudah dipastikan adikku itu lebih menyayangi Iphone-nya ketimbang diriku. Kami memang sering bertengkar dan Mom serta Dad sesekali tidak tahan dengan sikap kami. Yang paling mengesalkan, Mom sering membela Rachel karena aku lebih tua dari Rachel. Hah menyebalkan! Padahal jelas-jelas Rachel yang salah.

“Kau tau, menjalani Long Distance Relationship itu sangat menyakitkan.” Ucap Rachel menyindirku.

Mendengar suaranya yang sangat aku bencikan, aku langsung menarik rambutnya itu tetapi Rachel sudah pergi duluan. Aku kalah dan Rachel tertawa. Tapi apa yang diucapkan Rachel barusan memang benar. Menjalani hubungan jarak jauh itu memang menyakitkan dan membunuhku. Kalian tau, aku begitu iri melihat teman-temanku yang setiap hari bertemu dengan pacar mereka, termasuk Gina. Apalagi pacar Gina sangat keren. Namanya adalah Rey dan dia adalah kapten basket SMA Faraday. Satu lagi. Rey memiliki band dan dia jago bermain gitar. Astaga selama ini aku bermimpi memiliki cowok ganteng yang jago bermain gitar seperti Rei-lah tapi rasanya mimpiku tidak akan terwujud. Alex? Apakah kalian kira cowok itu jago main gitar? Tentu saja tidak. Alex memang jago di sains, matematika, bahasa, tapi dia sama sekali tidak bisa bermain gitar.

Puihhh.. Untuk apa juga membanding-bandingkan Alex dengan lainnya? Bagiku, Alex begitu sempurna dan tidak ada cowok seperti Alex yang mencintaiku apa adanya. Aku tau mereka yang nekat menyatakan cinta padaku karena fisikku. Coba saja aku jelek, pasti tidak ada satupun yang mau melirikku.

Tidak terasa makan malam tiba. Disana sudah ada Mom, Dad, dan uhh si Rachel yang menyebalkan itu. Awas saja jika mulutnya tidak bisa berhenti mengejek Alex. Demi Tuhan aku begitu merindukan Alex. Sudah enam bulan aku tidak melihat wajahnya dan itu sangat menyakitkan. Aku pernah merasakan lelah dengan hubungan ini tapi Alex pernah bilang padaku kalau kekuatan cinta itu sangat besar. Alex akan selalu menjaga cintanya dan akan selalu mencintaiku meski terkadang dia lelah.

“Alexander Setiawan..” Ucap Rachel sedangkan di mulutnya masih ada makanan yang membuatku jijik.

Aku pun duduk di sampingnya yang mencoba untuk tenang. “Tumben Alex tidak pulang ke Jakarta.” Ucap Mom.

Uhukk.. Mom langsung membicarakan Alex dan kesedihan serta kerinduan hari ini terasa sempurna. Mom tidak pernah menjalani hubungan yang menyakitkan seperti ini karena itulah Mom selalu bilang semuanya baik-baik saja dan hadapilah dengan ringan. Kayak Mom bisa saja. 

“Bisakah kita tidak membicarakan tentang Alex?” Tanyaku kesal.

“Mom, kak Farah sangat merindukan si jenius kak Alex. Aku heran kenapa kak Farah bisa jatuh cinta sama kak Alex. Sudah jelek, culun, tidak keren..” Ucap Rachel.

Baru saja aku menarik rambutnya, Mom langsung menyela. “Jangan ucapkan kalimat tidak baik itu, bahkan ke kakakmu sendiri. Seharusnya kau banyak belajar darinya. Lihat. Walau kakakmu dengan Alex menjalani hubungan jarak jauh kurang lebih selama dua tahun, tetapi mereka masih bisa menjaga cinta mereka. Meski terkadang kakakmu merasa sedih dan rindu denga Alex, tetapi kakakmu begitu kuat dan mama salut dengannya.” Ucap Mom.

Saatnya Mom membelaku. Aku tersenyum puas ke arah Rachel sambil melipat kedua tangan di dada. Rachel langsung cemberut dan anak itu memilih untuk melanjutkan makan. Dua tahun. Waktu yang cukup lama dan selama dua tahun itu aku hanya empat kali bertemu dengan Alex, sebelumnya ketika Alex menyatakan cinta padaku, dia sudah diterima di Universitas terkenal yang ada di London.

Memang sih aku menyukainya, sungguh. Dulu kami sangat dekat dan Alex suka membantuku mengerjakan tugas. Akhirnya kami sama-sama merasakan suatu perasaan yang sama. Namun sayangnya, Alex sudah kadung diterima kuliah di luar negeri dan aku tidak bisa melarangnya. Awalnya sih aku merasa ragu menjalani hubungan jarak jauh ini tapi mau bagaimana lagi? Ku lihat cinta di mata Alex begitu besar dan aku harus percaya padanya, hingga saat ini.

“Ku harap aku tidak akan mendapat pacar seperti Kak Alex..” Ucap Rachel hendak mencari gara-gara lagi.

Aku pun membalasnya. “Dan ku harap aku tidak akan pernah memiliki seorang adik seperti dirimu.” Balasku.

***

Di kamar aku merasa bosan. Aku bosan menonton TV, malas mengerjakan tugas padahal tugas untuk besok banyak sekali. Ponsel-ku terlihat menyedihkan. Beda dengan ponsel Gina yang selalu ramai ataupun isi BBM-nya dengan Rey dan terkadang bahasa yang mereka gunakan terdengar jijik bagiku. Semisal: Sudah makan belum? Lagi apa? Dan lain-lain. Sungguh itu membuatku merasa jijik.

Malam ini aku benar-benar merasa bosan, apa ini karena efek dari kegalauanku? Apakah karena aku terus-terusan memikirkan Alex hingga menjadi seperti ini? Tidak baik memang terus-terusan memikirkannya, kalaupun pikiranku baik, bagaimana kalau tidak? Aku tidak jarang memimpikan hal-hal yang tidak wajar bersama Alex. Aku tau kalau aku adalah anak yang alim dan aku tidak mau di cium oleh siapapun selain keluargaku. Selama ini Alex tidak pernah menciumku. Dia hanya memelukku dan itulah salah satu hal yang aku suka darinya. Tidak suka berciuman bukan berarti Alex tidak benar-benar mencintaiku. Kalau cowok lain, aku tidak yakin apakah mereka bisa menjaga diri mereka atau tidak. Yang kutau, cowok-cowok di zaman sekarang sangatlah berbahaya apalagi di luar negeri sana.

Demi Tuhan apakah Alex sanggup berada di Inggris? Pergaulan di Inggris tentu berbeda dengan Indonesia. Gadis-gadis di Inggris sangatlah cantik dan aku tidak ingin Alex terperangkap dengan gadis-gadis itu. Namun kalau boleh jujur, aku ingin sekali pergi ke Inggris dan menikmati musim panas disana. Kata Alex, musim panas adalah hal terbaiknya. Ya. Selama ini aku tidak pernah merasakan musim-musim yang ada di negara lain.

Seingatku, Alex pernah mengatakan kalau suatu hari nanti dia akan mengajakku berlibur ke London. Tentu saja aku begitu bersemangat. Tapi sadarlah. Jarak antara Indonesia dengan Inggris sangat jauh dan butuh waktu yang lama untuk tiba disana. Walau transportasi sekarang ini canggih, tapi belum ada pesawat yang bisa terbang dari Indonesia ke Inggris dalam waktu satu jam. Diam-diam aku mengharapkan pintu ajab doraemon yang bisa membawaku kemana saja dan tidak perlu repot-repot memikirkan uang atau segalanya. Tapi sadarlah, ini dunia nyata bukan fantasy.

Aku membuka ponselku dan disana ada fotoku bersama Alex. Foto enam bulan yang lalu. Memang menyakitkan ya. Seandainya Alex tidak perlu pergi jauh misalnya dia kuliah di Singapura atau di Australia saja deh. Aku bersumpah jika Alex kuliah di Sydney aku akan tinggal disana dan semuanya akan baik-baik saja.

Tiba-tiba ada pesan dari Whatsapp-ku dan saat aku buka disana ada pesan dari Alex yang mengucapkan “Selamat Siang”. Haha menyedihkan sekali. Aku terjebak oleh zona waktu yang menyakitkan. Tapi aku tau Alex hanya bercanda karena disana Alex selalu memasang jam dengan zona waktu di Indonesia yang lebih cepat tujuh jam dari Inggris.

Aku menghela nafas panjang.

Ku harap Alex cepat lulus dan kami akan menjalani hubungan dengan normal seperti lainnya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar