expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 18 Maret 2016

Summer 2015: ( 14 ) Save You



            Take a breath I pull myself together

Just another step till I reach the door

You'll never know the way it tears me up inside to see you

I wish that I could tell you something

To take it all away


Sometimes I wish I could save you

And there're so many things that I want you to know

I won't give up till it's over

If it takes you forever I want you to know..”

***

            Michael’s POV

            Aku pulang dan sudah aku duga Luke sedang asyik bermain game. Setiba di London, Luke sama sekali tidak pernah membuka buku. Entahlah bagaimana keadaannya di kelas. Jujur saja, aku sangat merindukan sosok Luke yang dulu. Sekarang, Luke sama sekali tidak pernah tersenyum dan tidak menganggapku sebagai temannya. Sudah satu bulan lebih kami berada di Inggris dan aku satu kamar dengan Luke, juga temanku yang lain yaitu Calum. Aku tidak tau dimana keberadaan Calum. Mungkin sebentar lagi dia akan pulang.

            Jam menunjukkan pukul tiga. Sebentar lagi sore. Aku duduk perlahan di kasurku dan membayangkan peristiwa yang baru saja terjadi. Tadi aku bertemu Farah dan aku sangat senang. I really don’t know why suddenly I like her. Maksudnya aku kagum lho dengan Farah. Dia sangat cantik dan lembut. Aku tidak tau darimana asal negaranya tapi dia sudah membuatku jatuh cinta saat pertama kali aku melihatnya. Sayangnya Farah tidak melihatku.

            Ku lihat Luke yang masih asyik bermain game tanpa mempedulikanku. Aku menghela nafas panjang. Tidak asyik jika tidak ada Calum disini karena tentunya Luke tidak mau diajak bicara padahal aku adalah teman dekatnya. Sejak SMP kita mulai bersahabat. Aku tau apa penyebabnya dan kurasa itu hanya masalah sepele walau memang terasa sakit. Yang aku kagetkan, baru saja kami tiba di London, Luke sudah mendapatkan pacar seorang cewek seksi bernama Ary. Entahlah bagaimana caranya mendapatkan gadis itu tapi menurutku Ary bukanlah gadis yang baik walau pesona dan lekuk tubuhnya tidak jauh dengan Kendall Jenner. Dan Luke sering pulang malam dengan wajah yang berantakan. Aku bisa menebak kalau Luke habis mabuk dengan Ary. Aku tidak peduli. Umurnya sudah delapan belas dan Luke bisa menjaga dirinya sendiri.

            Yang paling aku sedihkan, Luke ditempatkan satu kelas dengan Farah dan menjadi pasangan Farah. What the hell is it? Bahkan sudah kutebak Farah langsung suka dengan Luke. Apalagi saat pentas kemarin Farah terlihat sangat bahagia. Aku takut jika dugaanku benar, tentunya Farah akan tersakiti. Aku tidak tau mengapa aku bisa jatuh cinta dengan Farah dengan cepat padahal aku tipe orang yang susah jatuh cinta. Luke memang anak yang beruntung. Dia kaya, orangtuanya sangat menyayanginya, punya dua kakak cowok yang pintar-pintar, wajahnya manis dan Luke banyak sekali memiliki bakat.

            Aku lupa menjelaskan sejak awal kalau aku dan Luke satu band, juga Calum. Nah satu  lagi temanku yang bernama Ashton, dia juga bagian dari band kami, mungkin saat ini Ashton sedang pergi bersama Calum.

            “Aku peringatkan padamu, jangan sekali-kali mendekati Farah!” Bentak Luke.

            What the hell Luke? Dia adalah anak yang sangat cuek dan Luke mengucapkan kalimat itu dari mulutnya sendiri? Apa jangan-jangan Luke menyukai Farah? Tidak mungkin! Farah bilang mereka seperti tidak saling kenal mengenal. Juga Luke sudah punya pacar, apa Ary hanya sebagai pelampiasannya saja? Aku tau tipe cewek Luke bagaimana. Luke menyukai cewek yang cerdas, berpakaian sopan, dan dewasa. Sedangkan Ary?

            What do you mean? Mengapa kau tidak melarang Ary agar tidak selingkuh ke cowok lain?” Tanyaku.

            Luke menatapku dengan tajam tapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin tau bagaimana reaksinya. Walau Luke suka kesal dan marah padaku, Luke tidak sampai menghajarku karena aku tau Luke sangat menjaga persahabatan walau dia tidak menyukai sahabatnya. Aku bisa memahami Luke dan aku berjanji untuk mengembalikan Luke yang dulu.

            “Jangan sebut nama itu lagi!” Bentak Luke.

            Aku pun mendekati Luke dan merebut Iphone-nya. “Kau belum menjawab pertanyaanku. Asal kau tau Luk, sejak pertama kali aku melihat Farah, aku jatuh cinta padanya. Farah adalah gadis yang baik dan pengertian.” Ucapku jujur.

            Entahlah bagaimana ekspresi Luke mendengar pengakuanku. Kemudian dia bangkit dan mengambil jaketnya lalu pergi meninggalkanku. Saat Luke membuka pintu, ternyata diluar sana sudah ada Ashton dan Calum yang tampak kaget. Luke melewati keduanya tanpa harus melihat wajah keduanya. Calum dan Ashton datang mendekatiku.

            “Luke kenapa lagi?” Tanya Calum

            Aku mengangkat bahuku. Sudah bisa kutebak Luke akan pergi ke pelariannya: Ary.

***

            Sedang apa Farah sekarang? Sore hari yang cerah ini aku bingung mau kemana. Aku menyesal karena lupa meminta nomor telpon Farah atau apalah yang bisa membuatku menghubungi Farah. Sejak bertemu dengan Farah dan berbicara langsung dengan gadis itu, bayangan Farah tidak bisa hilang dari pikiranku. Jadi apa sebaiknya aku ungkapkan perasaanku padanya? Tapi bagaimana jika Farah beneran menyukai Luke? Tentu aku tidak bisa menyalahkan Luke. Luke adalah sahabat baikku dan aku tidak ingin kehilangan sahabatku hanya karena Farah.

            “Mike, kau sedang memikirkan Farah ya?” Tanya Calum.

            Dengan Calum-lah aku bercerita mengenai perasaanku pada Farah dan Calum memahaminya. Calum enak diajak bicara dan dia adalah pendengar yang baik. Biasanya Luke ikutan nimbrung dan memberi masukan yang luar biasa. Diantara kami berempat memang Luke yang paling pintar dan bijaksana. Namun sekarang? Aku jadi kehilangan sebagian diriku yang lain. Entah bagaimana caranya agar aku bisa menyelamatkan Luke dari semua ini. Aku ingin cepat-cepat kembali ke rumahku, tapi Farah?

            “Aku akan menemuinya.” Ucapku walau tidak yakin dengan apa yang aku katakan.

            Tentu saja aku tau dimana letak asrama Farah. Tapi aku tidak berani pergi kesana karena tentu tidak diizinkan kecuali pergi secara diam-diam. Jadi dimana aku akan menemui Farah? Aku begitu merindukannya. Oh shit! Jika Farah menolak perasaanku, maka hancurlah aku. Tapi aku berjanji untuk tetap tersenyum dalam kondisi apapun.

            Aku tiba di sebuah taman yang cukup ramai. Musim panas sangatlah indah. Musim panas adalah musim favoritku. Aku terdiam melihat para pedagang menjual berbagai makanan yang lezat. Tiba-tiba mataku mengarah pada sesosok gadis yang menggunakan kaus putih dan rok hitam ketat. Farah?

            “Mike!”

            Astaga gadis itu adalah Farah dan Farah memanggil namakuku sambil melambaikan tangannya. Langsung saja aku berlari menuju Farah. Gadis itu sendirian dan astaga Farah sangatlah cantik walau tidak menggunakan make-up. Gadis sederhana yang cantik. Tiba-tiba saja jantungku berdebar-debar apalagi saat melihat senyumannya yang sangat menawan. Seandainya aku berada di posisi Luke, seandainya aku yang menjadi pangeran di drama Snow White. Pastinya aku akan mencium Farah dan itulah hal yang sejak tadi aku tahan.

            “Aku tidak menyangka bisa menemukanmu disini.” Ucapku.

            Lagi-lagi Farah tersenyum sambil mengatur poni miringnya yang jatuh di dahinya. Cantik. “Me too. Aku bosan di rumah dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat ini.” Ucap Farah.

            Farah terus menatapku dan itu membuat perasaanku semakin kuat. Tapi sungguh aku tidak berani mengatakan tentang perasaanku padanya. Kami baru saja bertemu dan pastinya Farah akan kaget dengan pengakuanku dan hubungan kami selanjutnya pasti tidak akan baik. Setidaknya aku bisa menjadi teman dekatnya selama musim panas ini. Aku memutuskan mengajaknya berkeliling di taman ini dan Farah mengangguk setuju. Ku raih tangannya dan dia tampak senang-senang saja.

            “Aku suka musim panas. Tapi you know-lah. Aku cepat merasa bosan dan musim panas sudah tidak berarti lagi bagiku.” Ucap Farah.

            “Iya. Aku sangat merindukan rumah. Waktu kita tinggal tiga bulan kurang. Masih lama dan masih banyak waktu kita untuk menikmati hari-hari di London.” Ucapku.

            Kami berhenti di sebuah jembatan yang di bawahnya ada sungai yang sangat luas. Mungkin sungai itu adalah sungai Thames. Ah aku kurang mengerti soal London dan masih awam dengan Inggris. Bahkan negaraku sendiri aku tidak tau. Kulihat Farah terdiam sambil menatap sungai itu. Entah apa yang ada dipikirannya. Aku tidak bisa membaca pikiran Farah. Tapi semoga Farah tidak memikirkan Luke karena tentunya itu akan menyakitkan.

            “Jadi kau sudah lama berteman dengan Luke?” Tanya Farah.

            Sial. Jadi Farah sedang memikirkan Luke? Untuk apa dia memikirkan Luke? Entah mengapa aku jadi kesal. Selalu saja Luke. Aku ingin sekali mengeluarkan segala emosiku tentang Luke, tapi sebisa mungkin aku tahan. Sekali lagi aku tidak ingin persahabatan kami terputus hanya karena kecemburuan yang tidak berarti.

            “Iya. Kami bersahabat sejak SMP. Selain Luke, aku juga punya dua sahabat yaitu Calum dan Ashton dan kami ditempatkan di satu kamar.” Jawabku.

            Mata cokelatnya menatap lebar ke arahku. “Jadi kalian berempat mendapatkan pendidikan gratis di Inggris?” Tanyanya.

            Aku tersenyum. “Sebenarnya tidak. Hanya Luke saja yang akan dikirim tetapi kami ikut-ikutan. Mama Luke adalah pemilik sekolah SMA kami dan dia banyak memiliki teman di London. Jadi intinya mudah bagi kami untuk ikut dalam sekolah selama musim panas.” Jawabku.

            Farah mengangguk-angguk lalu kembali menatap sungai itu. Dilihat dari wajahnya, gadis itu sepertinya sedang sedih. Ayolah mengapa kau memikirkan Luke? Aku bersumpah jika Luke tetap menjadi Luke yang dulu dan ramah kepada siapapun, aku mengikhlaskan Farah bahagia bersama Luke. Tapi ceritanya berbeda. Luke bukanlah Luke yang aku kenal. Saat ini Luke sedang bermesraan dengan Ary dan aku ragu jika Luke pernah tidur dengan gadis itu karena sudah lima kali ku hitung Luke tidak pulang ke asrama dan ketika pagi harinya kondisi Luke sangat tidak baik.

            “Mike, pernah tidak kau mengagumi seseorang tetapi orang itu sama sekali tidak melihatmu? Atau orang itu sudah punya kekasih?” Tanya Farah.

            Hell! Actually I really wanna cry hearing her voice. Farah is talking about Luke! Aku harus kuat, aku harus kuat. Dari ucapannya saja mampu membuat hatiku teriris oleh pisau yang tajam. Andaikan aku bisa membuat Farah tersenyum. Andaikan aku adalah Luke. Dalam hidup ini, tidak selamanya kita mendapatkan apa yang kita inginkan dan terkadang kita harus merasakan kekecewaan dan kesakitan.

            I think… No.” Jawabku entah jujur atau tidak. Tapi kurasa aku berbohong karena aku menyukai Farah dan kusimpulkan kalau Farah tidak menyukaiku. “Apakah kau sedang memikirkan… Luke?” Tanyaku hati-hati.

            Damn! She’s crying! Hatiku semakin sakit melihat Farah menangis. Tapi gadis itu berusaha menutupi tangisnya dan mencoba untuk tegar. Sial. Farah memang menyukai Luke bahkan mengangumi Luke berlebihan. Apakah aku harus memberitahu soal ini pada Luke? Apakah setelah ini aku akan menjadi kuat?

            “Mike, aku tidak tau kenapa aku bisa jatuh cinta pada Luke. Padahal aku sudah memiliki pacar dan aku sangat mencintai pacarku. Tapi sayangnya pacarku yang bernama Alex selingkuh dengan gadis lain. Bukankah itu membuatku semakin menyukai Luke? Mungkin jika aku masih pacaran dengan Alex, mungkin Alex bisa menyelamatkanku dari perasaan ini.” Ucap Farah.

            Jadi saat tiba di London Farah sudah memiliki pacar? Aku tidak menyangka. Tapi berpikirlah Mike, Farah sangat cantik pastinya tidak ada cowok yang tidak tertartik padanya. Oke lupakan soal itu. Artinya Alex sudah menjadi mantan Farah dan Farah tidak ingin mengungkitnya lagi. Kembali ke Luke. Sudah sangat jelas dari ucapannya kalau Farah jatuh cinta pada Luke. Oke. I’ll study to respect it. Bahkan jika boleh aku akan membantu Farah agar Luke mau melihatnya. Oh really? :’(

            Farah menatapku dan bisa kulihat air matanya yang sebentar lagi akan tumpah. “Apakah benar Ary adalah kekasih Luke? Jadi begitu ya tipe cewek Luke.” Tanyanya.

            Aku menelan ludahku. “Ya. Ary is Luke’s girlfriend and Luke very loves her. Tapi jika kau mau aku akan membantumu agar Luke mau melihatmu. Siapa tau kan hubungan mereka putus dan Luke akan tertartik padamu?” Ucapku. You’re stupid Mike!

            Entahlah bagaimana ekspresi Farah saat mendengar ucapanku. Tapi dia langsung memelukku dan aku membalas pelukannya dengan erat. Oh God! So this is feeling where you feel so sad to thinking about somenone that you love but they don’t care about you because they’re thinking about someone that they love. So fuckin’ confused! Tapi aku begitu nyaman dengan pelukan ini dan aku ingin terus memeluk Farah.

            “Mike, I don’t know what should I say to you. But you’re the first person who makes me smile between my sadness. You can save me.” Ucap Farah.

            Ku harap aku tidak berbohong padanya, batinku miris.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar