expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 18 Maret 2016

Summer 2015: ( 20 ) Half Alive





            I’m almost alive and I need you to try and save me

            It’s okay that we’re dying but I need to survive tonight, tonight

            Well excuse me while I get killed softly

            Heart slows down and I can hardly tell you I’m okay

            At least ‘till yesterday you know you got me off my highest guard

            Believe me when I say it’s hard we’ll get through this tonight

            And I know one day you and I will be free


            And you touch my hand ever so slightly

            And the deadly looks you cast upon me

            I won’t regret, I won’t regret..”

***

            Luke’s POV

            Sampai malam tiba aku ragu kembali ke asrama. Berkali-kali Michael memiscall-ku tetapi aku tolak. Aku masih bingung dengan apa yang aku rasakan, terlebih pada malam itu. Aku tidak tau mengapa tiba-tiba aku mengajak Farah pergi ke rumah tua yang dulunya adalah rumah milik Paman-ku. Rumah itu bebas digunakan siapa saja oleh keluargaku. Namun banyak dari mereka telah melupakan rumah itu dan menganggap rumah itu berhantu. Saat aku melihat ketakutannya, aku menjadi ragu untuk melakukan apa yang ingin aku lakukan padanya. Tapi rasanya aku ingin terus memeluk Farah. Gadis itu mampu membuat perasaanku menjadi lebih baik dan seakan-akan aku telah melupakan Aleisha. Namun rasanya Farah membenciku karena aku telah melakukan suatu kesalahan besar padanya.

            Aku tentu tidak bisa membohongi diriku kalau Farah sangat membuatku ingin terus melakukannya dan Farah sangat begitu menggoda. Aku tau kalau aku susah sekali menahan nafsu namun Farah juga sama denganku. Gadis itu seperti menginginkan lebih dan aku tidak bisa menolaknya. Dan jadilah malam itu dimana kami berdua melupakan segalanya dan asyik dengan apa yang kami lakukan tanpa memikirkan apa konsekuensinya. Aku bahkan sudah melihat Farah tanpa busana dan itu membuatku untuk tidak bisa menahan diri. Mom pasti marah dengan perubahanku dan apa yang sudah aku lakukan. Sungguh, baru pertama kalinya aku menodai seorang gadis dan gadis itu adalah Farah sedangkan Ary, you know-lah cewek itu sudah tidak suci lagi saat pertama kali aku bertemu dengannya.

            Terlintas dibenakku jika hal yang aku takutkan terjadi, apa yang harus aku lakukan? Aku berharap Farah tidak hamil. Aku bersumpah untuk tak lagi menyakiti gadis manapun dan kembali menjadi diriku yang dulu. Tapi aku masih dihantui rasa bersalahku pada Farah. Jika saja Farah membenciku, entahlah apa yang bisa aku lakukan karena selama aku bersamanya, Farah selalu baik padaku dan aku curiga kalau Farah menyimpan perasaan padaku. Tidak. Farah tidak boleh mencintaiku karena aku sudah terlalu jahat padanya.

            Akhirnya aku putuskan untuk kembali ke asrama karena aku sangat mengantuk. Aku harap Michael dan lainnya tidak menyerbuku dengan berbagai pertanyaan yang tidak bisa aku jawab. Namun saat aku membuka pintu kamar dan menemukan Michael disana…

            BUG!!

            Satu tinjuan keras dari Michael dan sukses membuat mulutku berdarah dan Michael berhasil melepaskan lipring yang aku pasang di bibirku. Tinjuan yang sangat keras memang tapi entahlah aku enggan membalas perbuatan yang telah dilakukan Michael. Aku merasa Michael sudah mengetahuinya dan dia sangat membenciku.

            “Sudahlah Mike! Jangan sakiti Luke!” Ucap Calum lalu menghampiriku dan membantuku.

            “Apa yang sudah kau lakukan bersama Farah kemarin malam? Jam dua belas malam aku telpon teman Farah dan mereka mengatakan Farah tidak ada di asrama, dan kau juga tidak ada!” Bentak Michael.

            Aku tersenyum miris sambil menahan rasa sakit akibat tinjuan Michael. Michael amat menyayangi Farah dan Michael tidak ingin ada orang yang berani menyakiti Farah sekalipun itu aku. Aku memang jahat Mike dan aku tidak pantas berteman denganmu, juga Calum dan Ashton. Dan aku tau kalau sebenarnya Michael menyimpan rasa pada Farah dan kurasa Farah dengan Michael amat cocok. Tiba-tiba saja hatiku menjadi perih membayangkan jika Farah pacaran dengan Michael.

            “Kau boleh membenciku, Mike. Aku memang pantas dibenci oleh siapapun.” Ucapku.

            “Jangan mengatakan hal itu. Kau adalah sahabat kami. Aku benar-benar tidak tau apa masalah kalian berdua.” Ucap Ashton.

            Michael menatap Ashton dengan tajam. “Pikirlah pakai otak! Coba tebak apa yang dilakukan Luke saat membawa Farah ke suatu tempat dan esoknya saat aku mengetahui keadaan Farah sangat buruk.” Ucap Michael.

            Ashton terdiam. Baiklah. Aku akan mengatakan yang sejujur-jujurnya dan setelah ini aku tak lagi tinggal di asrama ini karena aku terlalu jahat dan rasanya tidak sanggup bertemu dengan Michael, Calum dan Ashton.

            “Aku tidur dengan Farah dan berhubungan intim dengannya.” Ucapku.

            Michael hendak menyerangku namun Ashton berusaha menenangkan Michael. Michael benar-benar marah dan aku siap dengan segala kebencian, kemarahan, dan ketidaksukaannya padaku. Aku memang jahat, sekali lagi aku memang jahat. Tidak seharusnya aku menyakiti Farah karena bagiku Farah terlalu berharga dan bukan cewek sembarangan yang tidak mau menjaga diri dengan baik.

            “Kau benar-benar keterlaluan Luk! Hanya karena kau putus dengan Aleisha kau berubah seperti ini! Kau seperti anak-anak saja! Teganya kau menyakiti Farah dan aku sangat membencimu. Aku kira Farah adalah orang yang tepat untuk mengembalikan dirimu menjadi dirimu yang dulu dan membantu Farah untuk mendapatkan cowok yang sangat dicintainya! Sayangnya kau sudah keterlaluan pada Farah! Aku menyesal menjadi sahabatmu.” Ucap Michael.

            Aku kurang paham dengan ucapan Michael yang mengatakan kalau dia membantu Farah untuk mendapatkan cowok yang sangat dicintainya. Apa itu aku? Tapi kata demi kata yang diucapkan Michael sangat terdengar menyakitkan di telingaku.

            “Asal kamu tau Luk, Farah sangat mencintaimu dan sangat mengharapkanmu. Pantas saja dia mau melakukan apapun termasuk tidur bersamamu! Padahal.. Padahal aku juga mencintai Farah tapi sayangnya Farah salah mencintai orang lain. Farah sering curhat padaku dan isi curhatnya adalah tentangmu! Bahkan Farah sampai menangis karena tidak tahan dengan sikapmu yang seperti bunglon, kadang-kadang baik, kadang-kadang jahat, tapi Farah tetap bertahan untuk terus mencintaimu meskipun itu menyakitkan! Tapi aku juga sakit Luk, sakit melihat orang yang aku cintai disakiti oleh orang lain yang tidak lain adalah sahabatku sendiri!” Ucap Michael.

            Jika saja aku diizinkan untuk menangis, aku ingin menangis saat itu juga. Jadi Farah mencintaiku? Tidak. Dia tidak boleh mencintaiku. Farah tidak boleh masuk ke dalam kisah hidupku. Jadi apa yang harus aku lakukan setelah ini? Apa lebih baik aku melupakan Farah? Tapi rasanya.. Farah… Dia seperti berhasil merubah hidup dan pikiranku, tentunya menjadi lebih baik.

            “Aku memang salah. Sampaikan permintamaafanku pada Farah dan jaga Farah baik-baik.” Ucapku lalu mengambil semua barang-barangku, memasukkannya ke dalam tasku dan semua pakaianku aku masukkan di koper.

            “Kau mau kemana Luk? Musim panas masih dua bulan lagi dan kau akan pergi?” Tanya Calum.

            Aku menatap Calum miris. “Kita bukan sahabat lagi, oke? Tapi aku masih tetap disini sampai musim panas berakhir. Terimakasih Cal, Ash, Mike karena sudah mau menjadi sahabatku dalam suka maupun duka. Ku mohon maafkan aku karena sikapku yang buruk.” Ucapku lalu meninggalkan mereka.

            Kuharap Calum dan Ashton tidak memanggil namaku dan aku bisa pergi dengan bebas. Aku masih punya banyak uang dan aku harus memesan hotel atau apartemen yang akan aku tinggali selama musim panas ini. Ku harap Calum, Michael atau Ashton tidak melaporkan hal ini pada Mom karena aku tidak ingin mengkhawatirkan Mom. Dan pada akhirnya aku berhasil menemukan apartemen yang akan aku tinggali kurang lebih selama dua bulan dan disini aku bisa tenang sambil memikirkan semua yang telah terjadi sejak kedatanganku di London.

***

            Pagi-pagi sekali aku terbangun dan alangkah kagetnya aku mendapati Ary yang tidur di sampingku tanpa menggunakan busana sedikitpun. Cepat-cepat aku bangun dan memasang kaus dan celanaku. Darimana Ary tau kalau aku tinggal disini? Aku melihat kelopak mata Ary yang bergerak dan dia membuka matanya lalu tersenyum padaku. Sudah aku putuskan untuk mengakhiri hubunganku dengannya.

            Morning my sunshine! Ah aku tidak tega mengajakmu berhubungan karena kau tampak lelah. Tapi sekarang masih ada waktu dan aku ingin sekali merasakan...” Ucap Ary sambil menggodaku dengan gaya andalannya namun aku sama sekali tak tertarik lagi padanya. Dengan gerakan cepat Ary meraih leherku dan melingkarkan tangannya di leherku. Kedua kakinya berada diantara pinggangku dan Ary langsung menciumku.

            Dalam detik-detik pertama aku menerima ciumannya dan memegang pinggangnya dengan erat. Ary memang begitu. Dia amat pandai memanfaatkan cowok yang diajaknya untuk berhubungan. Ary pernah mengatakan kalau dia pernah hamil tapi Ary langsung melakukan aborsi. Aku bingung dan penasaran bagaimana hidupnya dan apa yang membuat Ary menjadi seperti itu padahal Ary sangat cantik dan sempurna. Kemudian Ary seperti ingin menyuruhku membuka bajuku dan aku langsung membukanya. Ciuman kami semakin ganas tapi demi Tuhan aku melakukannya tanpa nafsu dan tidak tau mengapa aku mau meladeninya.

            Dan ketika Ary menyentuh ‘milikku’ dan memegangnya dengan penuh nafsu, saat itu juga aku mendorong tubuhnya sehingga Ary jatuh kebelakang dan Ary tampak kaget. Cepat-cepat aku memakai kaosku dan menatapnya dengan tajam.

            “Luke apa yang telah kau lakukan padaku? Bukankah tadi itu sangat mengasyikkan? Aku tau kau sangat ingin sekali.” Tanya Ary.

            “Mulai sekarang kau bukan pacarku lagi dan saat ini juga kau harus pergi dari kamarku!” Ucapku dengan suara yang tegas.

            “Apa? Aku sangat mencintaimu Luk dan aku benar-benar menikmati kebersamaanku  saat bersamamu. Jangan tinggalkan aku. Aku sangat mencintaimu.” Ucap Ary.

            “Kau mencintaiku karena nafsu dan tampangku. Jika aku jelek tentu kau tidak mencintaiku. Sekarang kau harus pergi dan jangan lupa memakai bajumu!” Ucapku.

            Aku benar-benar serius dengan perkataanku dan Ary tidak tau harus berkata apa lagi. Tiba-tiba saja wajah Ary berubah menjadi merah dan sepertinya Ary tampak sangat marah. Dia menatapku seperti seekor singa betina menatap mangsanya. Tapi aku tidak takut padanya.

            “Pasti karena gadis itu kan? Akan ku pastikan gadis yang kau cintai itu tidak terselamatkan.” Ancam Ary lalu memakai bajunya dan meninggalkanku.

            Ancaman Ary tidak membuatku takut karena aku yakin kalau Farah amat terlindungi dan Michael pasti bisa melindunginya. Aku pun bergegas mandi dan aku tersadar kalau hari ini ada jam sekolah dan mau tidak mau aku harus cepat-cepat datang ke sekolah.

***

            Farah terlambat datang juga! Aku mempersilahkan Farah masuk dan duduk. Farah amat diam dan berantakan. Kesedihan masih tersisa di wajahnya dan aku merasa sangat berdosa dengan apa yang telah aku lakukan. Farah seperti menjaga jarak dariku dan menganggapku seperti sebuah penyakit yang harus dia hindari. Aku pun sama. Aku menjauhkan diri dari Farah karena aku tau kalau Farah membenciku dan tidak ingin dekat denganku. Tapi kenapa rasanya begitu sakit? Biasanya aku memikirkan Aleisha namun sekarang nama gadis itu sudah tidak berarti lagi dan telah tergantikan oleh nama Farah.

            Ketika jam pulang tiba, aku sengaja membiarkan Farah keluar duluan sehingga aku bisa mengikutinya. Saat di pintu gerbang, aku terdiam menyaksikan Michael yang memeluk Farah dengan erat dan disana Farah amat bahagia. Ya. Michael adalah cowok yang pantas untuk Farah. Mustahil Farah mencintaiku, pasti ucapan Michael hanya bohongan. Cukup lama aku memandangi mereka, aku memutuskan pulang ke apartemen dan berusaha melupakan segalanya.

            Tapi, aku tidak bisa memejamkan mataku dan berusaha untuk tidur karena pikiranku tidak bisa lepas dari Farah. Rasanya seperti hidup dalam nyawa yang setengah. God! Mengapa aku sangat mengharapkan kedatangan Farah? Mengapa aku ingin sekali menangis dipelukannya? Farah membencimu dan dia tidak akan sudi melihatmu. Ya. Inilah kisah hidupku yang menyakitkan dan aku bersumpah untuk membuang semua perasaan-perasaan yang berhubungan dengan Farah.

***
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar