expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 18 Maret 2016

Summer 2015: ( 21 ) Let Me Go



            Love that once hung on the wall

Used to mean something, but now it means nothing

            The echoes are gone in the hall

            But I still remember the pain of summer

            Theres isn’t one thing left you could say       

            I’m sorry it’s too late


            I’m breaking free from these memories gotta let it go just let it go

            I’ve said goodbye set it all on fire gotta let it go just let it go..”

***

Farah’s POV

            Aku pulang dan rasanya aku ingin menangis lagi. Aku sudah memutuskan untuk melupakan Luke dan merelakan semuanya. Tapi sungguh aku tidak bisa membenci Luke apapun yang dia lakukan padaku. Tugasku hanyalah melupakannya. Marie, Lily, Chloe dan Corine mendukung keputusanku untuk melupakan Luke karena aku tidak ingin hal buruk kembali datang menghampiriku. Aku sudah sangat ketakutan sekarang. Kata Lily, aku harus menemukan seseorang yang baru dan kata Lily, Michael-lah orang yang tepat. Tapi aku tidak bisa. Michael adalah sahabat Luke dan pastinya aku selalu teringat akan Luke jika aku bersama Michael.

            Genap dua bulan aku berada di London. Berarti tinggal dua bulan lagi. Tak apa. Aku siap menunggunya. Memang keputusan untuk melupakan Luke adalah keputusan yang tepat. Ingat Farah, meski Luke tak pernah menyakitimu tentu kau juga harus melupakannya karena kau tidak tau asal-usul Luke. Ya. Setidaknya aku bisa jatuh cinta dengan cowok Indonesia seperti Alex. Alex? Bagaimana kabarnya sekarang? Apa Alex masih menjalin hubungan dengan Selena?

            Sorenya, Michael menelponku dan ingin bertemu denganku. Setidaknya aku bisa bahagia bersama Michael walau aku hanya menganggap Michael sebagai sahabatku. Kami bertemu di cafee langganan Michael. Disana sudah ada Michael yang duduk kalem dan entahlah apa yang dia pikirkan namun air muka Michael tidak menandakan kebahagiaan. Apakah Michael sudah tau kalau aku sudah tidak suci lagi karena Luke?

            “Hai Mike!” Sapaku berusaha ceria.

            Michael tersenyum padaku dan aku duduk di depannya. Rambut Michael cukup berantakan tapi itu yang membuat Michael terlihat semakin keren. Aku menunggu Michael membuka suara tapi cowok itu masih belum membuka suara. Aku menjadi tidak enak. Baru kali ini aku merasa gugup berhadapan dengan Michael yang biasa terkesan ceria.

            “Luke kabur dari asrama dan persahabatan kami sudah berakhir.” Ucap Michael.

            Michael tidak bercanda kan? Padahal persahabatan mereka amatlah erat dan aku salut dengan persahabatan mereka. Dan mengapa Luke kabur dari asrama? Apa Luke sudah menceritakan kejadian di malam itu pada Michael kemudian Michael membenci Luke? Jadi apa karena aku persahabatan mereka berakhir?

            “Luke sudah menceritakan semuanya dan aku sangat membencinya. Luke sendiri yang meminta padaku, Calum juga Ashton untuk mengakiri persahabatan ini. Tapi aku tidak mau peduli dengannya. Semua itu salah Luke. Dia sudah membuatmu kehilangan hal yang sangat berharga yang kau miliki.” Ucap Michael.

            Aku menghela nafas panjang. Bukan hanya salah Luke, tapi salahku juga. Tapi sudahlah. Niatku sudah bulat untuk melupakan Luke dan tidak mau mempedulikan Luke lagi seperti apa yang tadi dikatakan Michael. Michael tidak salah membenci Luke, tetapi seharusnya Michael ikut membenciku juga.

            “Aku.. Aku sedang berusaha melupakan Luke.” Ucapku tiba-tiba.

            Mata Michael melebar tatkala mendengar suaraku yang bagi dia mustahil. Tapi sunggh aku ingin sekali melupakan Luke dan mencintai sosok yang nyata, sosok yang tidak akan menyakitiku. Aku yakin sekali Michael mendukung keputusanku. Lihat kan, cowok itu entah sejak kapan tersenyum lebar. Dasar Michael!

            “Akhirnya penantianku terkabul juga. Jujur saja, sejak pertama kali aku melihatmu, aku selalu berharap kalau kau bisa melupakan Luke.” Ucap Michael.

            Aku tersenyum. Tidak. Senyumku adalah senyum paksaan. Ucapan Michael tadi terasa menyakitkan bagiku. Mudah saja aku mengatakan kalau aku bisa melupakan Luke, tetapi pada saat aku melakukannya, rasanya sia-sia saja. Nama Luke sangat kuat di hatiku dan sangat sulit untuk aku hapus.

            “Aku mau mengakui sesuatu. Tapi kau jangan kaget dan harus percaya.” Ucap Michael.

            Aku terdiam menunggu Michael bicara. Mengakui sesuatu? Perasaanku menjadi tidak enak. Terlebih saat Michael menggenggam tanganku dengan erat dan tidak seperti biasanya Michael seperti ini. Michael menatapku dengan lekat dan itu sukses membuat jantungku berdebar-debar. Michael yang aku lihat saat ini bukanlah Michael yang aku kenal.

            “Aku.. Sebenarnya.. Sebenarnya aku jatuh cinta padamu.” Ucap Michael.

            Amat jelas Michael mengucapkan kalimat itu. Mulutku terasa kaku dan sungguh aku tidak percaya dengan ucapannya. Michael jatuh cinta padaku? Sejak kapan? Michael hanya bercanda kan? Michael tidak boleh jatuh cinta padaku karena aku tidak ingin menyakitinya. Jika Michael memintaku untuk menjadi pacarnya, tentu aku sudah mempersiapkan jawaban: tidak. Tapi selama ini Michael amat baik padaku dan aku tidak tega.

            “Farah, saat pertama kali aku melihatmu aku langsung tertarik padamu. Ternyata kau dipasangkan dengan Luke dan itu mampu membuatku cemburu. Lalu saat kau mengatakan kalau kau mencintai Luke, hatiku menjadi sakit tapi aku mencoba untuk baik-baik saja. Aku selalu ada untukmu agar kau sadar bahwa orang yang layak kau cintai adalah aku, bukan Luke. Luke amat jahat padamu sedangkan aku begitu baik padamu. Ini tidak adil.” Ucap Michael.

            Tiba-tiba saja air mataku menetes. Jadi ini alasan Michael? Michael mencintaiku dan berusaha mendekatiku agar aku sadar kalau dia-lah orang yang patut aku cintai? Pasti terasa menyakitkan. Aku bisa merasakan kesakitan yang Michael rasakan. Apalagi saat aku tidak sengaja berciuman dengan Luke dan Michael melihatnya, pasti sangat menyakitkan, seperti saat menyadari akan hubungan Luke dengan Ary. Tapi aku baik kan pada Michael sedangkan Luke suka membuatku sakit?

            “Mike, kau.. Kau tidak boleh mencintaiku.” Ucapku dengan suara yang bergetar.

            Michael tersenyum. “Aku tidak peduli. Cinta itu buta. Setiap orang bisa saja jatuh cinta dengan siapapun sekalipun itu salah. Termasuk aku. Aku tidak salah mencintaimu karena aku sangat yakin dengan perasaanku ini meski kau mengatakan kalau aku salah mencintai seseorang.” Ucapnya.

            Dengan gerakan cepat, Michael memelukku dan aku menangis dipelukannya. Masalahku bertambah lagi, kali ini Michael yang mendatangkan masalah. Tapi Mike, apa kau mau dengan cewek yang sudah tidak suci lagi? Aku sudah sangat kotor dan Michael tidak layak mencintaiku. Tapi bukankah dengan cara ini aku bisa melupakan Luke dan belajar mencintai Michael? Tapi waktunya hanya dua bulan.

            “Mike, aku bisa saja mencintaimu karena kau sangat baik padaku. Tapi sisa waktu hanya dua bulan sebelum musim panas berakhir.” Tangisku.

            Pelukan Michael semakin erat. “Aku tidak peduli. Aku akan selalu berada di sisimu. Aku tidak peduli.” Ucapnya.

            Aku tidak salah kan menerima cinta Michael? Aku harap Michael tidak salah memilih suatu keputusan untuk menjadikanku sebagai pacarnya. Dan aku harap Michael tidak menyesal karena akibat yang Michael putuskan, sama sepertiku saat bersama Luke di malam itu. Aku menyesal, sangat menyesal.


            “Bantu aku agar aku bisa melupakan Luke..” Lirihku.

***

            Intinya, aku harus merelakan semuanya. Aku harus merelakan Luke. Pagi-pagi sekali aku bangun dari tidurku dan aku tersadar kalau aku sudah tidak jomblo lagi aka aku sudah pacaran dengan Michael. Aku tidak tau jenis hubungan apakah yang kami jalani tapi aku berusaha untuk mencintai Michael dan melupakan Luke walau rasanya susah. Aku sudah menceritakan tentang malam itu pada Michael dan Michael tidak marah padaku. Dia semakin mencintaiku dan mengingatkanku untuk tak lagi berbuat kesalahan besar.

            You’re not single anymore! You have Mike!” Teriak Lily.

            Aku tersenyum pada Lily. Ya, seharusnya aku bahagia karena aku melepas status single-ku. Tapi mengapa rasanya biasa saja? Dan bagaimana jika aku bertemu dengan Luke nanti? Dan bagaimana jika Luke melakukan hal-hal yang dapat membuat pertahananku menjadi roboh? Relakan semua, relakan semua.. Buang semua memori-mu bersama Luke baik yang manis maupun buruk. Relakan semuanya…

            Ternyata di luar sana Michael sudah menungguku. Aku tersenyum sambil menghambur ke pelukannya. Michael mengatakan pagi ini aku cukup baik dan ceria. Iya Mike, aku berusaha sekuat mungkin agar aku terlihat ceria dan cuek saat berhadapan dengan Luke. Ya. Aku akan berusaha. Kami pun berjalan menuju sekolah dan sebisa mungkin aku mendatangkan kebahagiaan itu, bersama Michael.

            Saat tiba di kelas, aku terdiam melihat sosok yang sedang berusaha untuk aku lupakan. Dia.. Luke.. Cowok itu terlihat kalem dan penampilannya cukup rapi. Luke sedang membaca buku dan hatiku sakit melihatnya. Apakah Luke sudah tau kalau aku pacaran dengan Michael? Aku memberanikan diri untuk mendekatinya. Ketika Luke sadar akan kedatanganku, dia memberiku jalan masuk tanpa senyum sedikitpun. Sebenarnya aku ingin menyapa Luke tapi sebisa mungkin aku tahan. Baik, ini memang yang terbaik bagi kami berdua.

***

            Sore hari yang cerah. Entahlah yang jelas aku menikmati angin musim panas bersama Michael. Kami berdua berjalan sambil bergandengan tangan dengan mesra. Ayolah! Kebahagiaan datanglah! Ku lihat Michael sangat bahagia dan tiba-tiba saja aku menjadi sedih melihat wajah kebahagiaannya. Bagaimana jika aku tidak bisa melupakan Luke? Ku rasa Luke sudah berubah. Luke, ku mohon biarkan aku pergi dari perasaan-perasaan ini.

            “Mau permen kapas?” Tanya Michael.

            Aku mengangguk dan Michael langsung membeli permen kapas yang terlihat menggiyurkan. Sudah lama aku tidak memakan permen kapas itu, terakhir aku memakannya saat aku masih duduk di bangku SD. Saat Michael kembali dan membawakan permen kapas padaku, saat itulah dia datang. Maksudku Luke. Dia datang dan rasanya aku ingin kabur saat itu juga.

            “Mau apa kau kesini? Jangan ganggu hubunganku dengan Farah!” Bentak Michael.

            Luke menatap kami berdua tanpa ekspresi. Namun hatiku teriris-iris melihat wajahnya. Luke.. Aku.. Aku tidak bisa melupakanmu.. Luke berjalan mendekati kami lalu dia tersenyum dan lesung pipi-nya itu nampak jelas. Sial. Aku benar-benar tidak bisa melupakan Luke karena bagiku Luke terlalu istimewa di hatiku.

            “Maafkan aku. Aku tidak bermaksud menganggu kalian tapi aku sangat senang karena kalian bisa bersatu. Mike, kau adalah cowok yang tepat untuk Farah. Tolong jaga Farah baik-baik. Setelah ini aku berjanji untuk tidak menyakiti Farah, bahkan aku sudah tidak mau lagi mempedulikan Farah. Anggap saja aku dan Farah seperti close as strangers. Dan Farah, maafkan aku karena aku sudah menghancurkanmu. Ku mohon maafkan aku. Aku akan melakukan apapun agar kau mau memaafkanku meski rasanya aku tidak pantas untuk kau maafkan. Tapi Farah, kau-lah yang membuatku sadar akan hidup ini. Aku berjanji setelah ini akan menjadi anak yang baik, seperti diriku yang dulu. Itu semua karena kamu. Terimakasih karena telah menyelamatkanku dan merubah pikiranku.” Ucap Luke. Lalu cowok itu menatap Michael. “You’re my best friend. Juga Calum dan Ashton. Tapi aku berharap kau tidak akan mendapatkan sahabat seperti aku. Tolong jaga Farah baik-baik dan jangan pernah melakukan hal apapun karena nafsu. Oke. Aku senang bisa mengungkapkan semuanya pada kalian berdua. Be happy dan jangan pedulikan aku.” Sambungnya lalu pergi meninggalkaku dan Michael.

            Semakin lama punggung Luke semakin mengecil dan aku langsung menangis karena setiap perkataan yang Luke ucapkan sangat meyayat hatiku. Jadi aku berhasil menyelamatkan Luke dan mengembalikan Luke yang dulu? Aku menatap Michael dan sepertinya Michael tengah berusaha menyembunyikan wajah sedihnya itu.

            “Aku siap merelakan Luke.. Aku percaya Luke bisa menjadi dirinya yang dulu..” Ucapku pada Michael.

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar