expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 20 Desember 2016

My Everything ( Part 11 )



Baru menginjakkan kaki di kelas, Ariana melihat Vio yang sedang menguap tanpa ditutup oleh tangannya. Langsung saja Ariana mengagetkan Vio. Otomatis Vio berteriak sehingga banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka. Vio menatap kesal Ariana sedangkan Ariana memasang wajah innocent-nya.

            “Kemarin malam aku main skype sama Niall. Niall sudah menceritakan kisahnya padaku.” Ucap Ariana.

            “Ohya? Berarti kau adalah gadis hebat yang bisa membuka hati Niall untuk menceritakan masalah hidupnya yang paling berat. Jangan-jangan..” Ucap Vio menggantungkan suaranya. “Jangan-jangan Niall menyukaimu!” Sambungnya.

            Ariana tersenyum kecil mendengar ucapan Vio yang sudah sangat jelas tidak benar. Tidak mungkin Niall menyukainya sedangkan ia tidak menyukai Niall, maksudnya ia tidak memiliki rasa apapun pada Niall, bahkan sedikitpun. Kagum sama Niall sih iya tapi tidak berlebihan. Entahlah kapan Tuhan mengirimnya sosok pangeran yang berhasil membuatnya jatuh cinta.

            “Niall hanyalah temanku, lagipula aku tidak menyimpan perasaan apapun padanya.” Ucap Ariana.

            “Hmm.. Ngomong-ngomong, kemarin itu asyik lho. Niall betah makan di cafee kakakmu sampai melupakan kejadian menyakitkan yang dia alami kemarin.” Ucap Vio.

            Tentu saja Ariana tidak bisa melupakan kejadian kemarin yang sukses membuatnya kaget. “Kemarin itu Niall beneran tidak apa-apa kan? Kenapa seakan-akan dia merasa kesakitan?” Tanya Ariana.

            Vio terdiam sesaat. “Rasa sakit di telinganya suka kambuh. Aneh memang padahal Niall sudah tidak bisa mendengar apapun.” Ucapnya.

            Ariana tersenyum sedih. “Berat juga jadi Niall. Padahal aku tidak bisa hidup tanpa mendengarkan lagu.” Ucapnya.

            Mee too. Niall juga. Dia suka sekali musik. Dulu, Niall dan Luke sering duet bersama. Tapi semenjak Niall mengalami kecelakaan, Niall jadi pemurung lalu..” Ucap Vio lalu dihentikan oleh Ariana.

            “Jangan bicarakan hal itu, aku tidak mau menangis disini.” Ucap Ariana.

***

            Mengapa di dunia ini harus ada cobaan sih?

            Lama Ariana menatap tiga buah soal fisika yang harus ia kerjakan, kalau tidak Luke akan marah padanya. Niall ikut belajar dengannya. Kini jumlah total mereka adalah empat orang. Ariana iseng melirik kerjaan Niall. Cowok itu telah mengerjakan dua dari tiga soal yang cukup sulit padahal Luke sendiri yang membuat soal itu. Sedangkan Vio, sejak awal tadi memohon pada Luke agar ia tidak usah belajar.

            “Sudah jadi?” Tanya Luke pada Ariana.

            Ariana terhenyak. “Kau mengagetkanku saja.” Ucapnya.

            “Kau sedang memikirkan apa sih?” Tanya Luke.

            Ariana terdiam. Ia sendiri tidak tau apa yang ia pikirkan. Tapi Ariana masih merasa tak percaya apa yang terjadi pada Niall. Niall sudah tidak bisa mendengar lagi? Ariana tentu tidak bisa menahan rasa sesaknya setiap kali ia melihat Niall. Niall begitu kuat, Ariana salut dengan Niall. Ariana teringat akan ucapan Vio kalau Niall sangat mencintai musik. Tapi sekarang Niall tak akan pernah bisa lagi merasakan keindahan musik.

            “Selesai.” Ucap Niall sambil tersenyum puas menatap hasil kerjanya.

            Luke mengalihkan pandang ke arah Niall. Dia mengambil hasil pekerjaan Niall dan memeriksanya. Semenjak kecelakaan itu, Niall berubah menjadi anak yang pintar dan mau belajar. Sebelumnya, Niall adalah anak yang sangat sulit diajak belajar. Nilainya banyak yang hancur tapi sekarang nilai Niall tak pernah dibawah B. Niall sengaja menggunakan kacamata agar terlihat culun padahal mata Niall normal.

            “Bagaimana denganmu?” Tanya Niall pada Ariana.

            Ariana membiarkan Niall mengambil kertasnya. Cowok itu mengerutkan dahinya. Kertas itu masih bersih tanpa coretan apapun, padahal Niall mengira Ariana duluan berhasil mengerjakan soal itu dibandingkan dirinya.

            “Tumben kau malas belajar.” Ucap Niall.

            “Ariana ketularan virusku.” Ucap Vio.

            “Wah parah kau! Aku takut Ariana berubah menjadi dirimu yang aneh.” Ucap Luke.

            “Aku ingin keluar sebentar. Mungkin mencari makanan.” Ucap Ariana.

            “Aku ikut!” Seru Niall.

***

            Di cafee, Zayn membuka permintaan pertemanan di facebook. Tiba-tiba saja tangannya gemetaran melihat siapa yang meng-add-nya. Disana terpampang jelas wajah cowok yang sudah tidak asing lagi. Zayn memberanikan diri membuka profil orang itu. Benar saja. Dia adalah orang yang selama ini dicarinya dan Zayn sangat membenci orang itu, orang yang telah menghancurkan Ariana. Lalu mengapa orang itu mend-add-nya?

            Facebook cowok itu masih sepi. Tidak ada biodata yang pasti disana. Tapi tempat dan tanggal lahirnya benar. Cowok itu lahir di New York. Tiba-tiba Zayn teringat dengan Gigi yang juga berasal dari New York. Kenapa harus New York? Zayn membuka foto itu. Wajahnya sangat tampan seperti terakhir kali ia lihat dan itu hanya satu-satunya foto yang bisa ia temukan.

            Tiba-tiba orang itu mengirimnya pesan. Langsung saja Zayn menutup laptopnya walau ia ingin mengobrol dengan cowok itu. Siapa tau Zayn bisa menyuruh cowok itu bertemu dengannya. Tapi Zayn tidak yakin akan membunuh cowok itu habis-habisan. Dan mengapa rasa dendamnya pada cowok itu kian memudar?

            “Zayn!” Seru Gigi. Gadis itu baru pulang dari kuliahnya.

            “Hai!” Sapa Zayn dengan wajah yang dibuat-buat ceria.

            Gigi memberikan kantung plastik yang sepertinya isinya berupaka makanan. “Ini kebab buatanku. Aku tidak tau kenapa aku ingin sekali membuat makanan arab itu. Ku harap kau menyukainya.” Ucap Gigi.

            Zayn membuka plastik itu. Ternyata kekasihnya itu pandai memasak. Zayn menggigit kebab itu dan rasanya benar-benar nikmat. Gigi melihat ekspresi Zayn dan ia tersenyum puas dengan dirinya sendiri. Gigi berjanji akan terus belajar memasak dan membuat aneka makanan untuk Zayn.

            “Kebab buatanmu enak. Aku harap kau tidak berbohong kalau kau yang membuat kebab ini dengan tanganmu sendiri.” Ucap Zayn.

            Gigi cemberut lalu memukul pelan bahu Zayn. “Tadi aku perhatikan kau bermain laptop. Tapi kenapa kau langsung menutupnya?” Tanya Gigi.

            Zayn terdiam sesaat. Mungkin ia bisa memberitahu sedikit masalahnya pada Gigi. “Well, aku sedang membenci seseorang yang namanya sudah tidak mau aku sebut lagi. Orang itu adalah masa lalu adikku. Dulu, orang itu sangat mencintai Ariana. Orang itu adalah kekasih Ariana. Tapi sayangnya orang itu meninggalkan Ariana dengan alasan kalau orang itu sudah tidak mencintai Ariana lagi. Ariana menjadi stress dan dia mengalami kecelakaan saat diputus oleh orang yang sangat dicintainya itu. Kau belum tau kan kalau Ariana mengalami amnesia?” Jelas Zayn.

            Gigi menggelengkan kepalanya. Tapi kenapa cerita Zayn rasanya seperti… Ah sudahlah. Gigi tidak mau mengingat hal itu lagi. Gadis itu memilih fokus mendengarkan cerita Zayn tentang Ariana dan orang yang dibencinya.

            “Untunglah Ariana amnesia jadi Ariana sudah tidak mengingat cowok yang sudah menyakitinya itu. Karena itulah aku sangat membenci orang yang telah menghancurkan Ariana.” Ucap Zayn.

            “Bagaimana jika orang itu menyesal dan ingin meminta maaf?” Tanya Gigi. Suaranya sedikit bergetar.

            Itu juga yang menjadi pikirannya. Tuhan saja mau memaafkan hamba-Nya bahkan sebesar apapun kesalahan yang dilakukan hamba-Nya. Tapi Zayn tidak yakin apakah ia mau memaafkan orang itu sebelum Ariana mengetahui kejadian yang sebenarnya. Entah mengapa Zayn merasa suatu hari nanti ingatan Ariana akan kembali.

            “Aku tidak tau. Tapi jika ingatan Ariana sudah pulih dan Ariana mau memaafkannya, aku juga mau memaafkan orang itu.” Ucap Zayn.

            Gigi tersenyum. “Aku yakin sekali Ariana mau memaafkan siapapun sekalipun orang yang sudah menghancurkan hidupnya.” Ucapnya.

            “Tapi asal kau tau, orang itulah yang hampir membuat Ariana kehilangan nyawanya. Setelah orang itu membuang Ariana, Ariana menangis seperti orang gila lalu dia tertabrak mobil. Aku kurang paham mengenai kronologis kejadian kecelakaan Ariana tapi keterangan itu aku dapatkan dari polisi.” Ucap Zayn.

            “Tunggu lalu apa hubungannya antara kau menutup laptopmu dengan orang yang kau benci itu?” Tanya Gigi.

            Zayn tersenyum kecil. “Orang itu meng-add-ku lalu mengirim pesan padaku.” Jawabnya.

            “Kalau begitu kenapa kau tidak membalas pesannya? Siapa tau orang itu mau meminta maaf padamu, maksudku ke Ariana.” Ucap Gigi.

            “Entahlah.” Ucap Zayn.

            “Sebaiknya kau pertemukan Ariana dengan orang itu siapa tau hubungan mereka kembali menjadi baik.” Ucap Gigi.

            Dari ucapan Gigi, Zayn menyimpulkan bahwa Gigi lebih mendukung orang itu dan tidak merasa kesal sama sekali dengan orang itu. Seakan-akan Gigi mengenal orang itu walau rasanya mustahil. Baiklah. Zayn akan menuruti nasehat Gigi untuk mengobrol dengan cowok itu di facebook.

***

            Pertama kalinya Ariana jalan berdua dengan Niall. Di sepanjang perjalanan, Niall terus menggenggam tangan Ariana. Vio dan Luke sengaja membiarkan Ariana dan Niall jalan berdua. Apa mereka ingin menjodohkan Ariana dengan Niall? Kalau diperhatikan sih mereka cocok. Ariana dan Niall sama-sama imut serta Ariana bisa mensejajari tinggi Niall maksudnya Ariana tidak terlalu pendek bagi Niall. Kalau sama Luke sih jangan ditanya. Ariana bagaikan kurcaci jika berdiri di samping Luke.

            “Kita mau kemana?” Tanya Ariana dengan suara yang pelan dan jelas.

            “Intinya kita harus pergi ke tempat yang banyak makanannya.” Jawab Niall.

            Ariana tersenyum. Niall bisa dengan mudah menerjemahkan bahasa mulutnya. Setelah ini pasti semuanya akan berjalan mudah. Ariana memutuskan pergi ke kedai kopi yang akhir-akhir ini menjadi tempat favoritnya. Letaknya tidak jauh dari rumahnya dan harganya murah namun berkualitas.

            “Kita tidak membeli makanan, tapi kopi! K-O-P-I!” Seru Ariana.

            Gadis itu berlari lalu Niall mengejarnya. Entah apa yang ada di otak Ariana, tadi Niall tidak begitu memahami apa yang diucapkan Ariana. Ternyata Ariana berhenti tepat di kedai kopi yang bagi Niall tidak terlalu buruk. Niall juga pecinta kopi. Keduanya pun masuk ke dalam kedai yang cukup ramai itu.

            Niall memesan menu yang Ariana pesan. Seharusnya Luke dan Vio ikut kemari karena mereka belum pernah mendatangi kedai ini.

            “Niall..” Ucap Ariana ragu.

            “Kau bertanya padaku?” Tanya Niall.

            Ariana terdiam sesaat. “Lebih baik lewat skype saja biar jelas.” Ucapnya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar