Baru
menginjakkan kaki di kelas, Ariana melihat Vio yang sedang menguap tanpa
ditutup oleh tangannya. Langsung saja Ariana mengagetkan Vio. Otomatis Vio
berteriak sehingga banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka. Vio menatap
kesal Ariana sedangkan Ariana memasang wajah innocent-nya.
“Kemarin malam aku main skype sama
Niall. Niall sudah menceritakan kisahnya padaku.” Ucap Ariana.
“Ohya? Berarti kau adalah gadis
hebat yang bisa membuka hati Niall untuk menceritakan masalah hidupnya yang
paling berat. Jangan-jangan..” Ucap Vio menggantungkan suaranya. “Jangan-jangan
Niall menyukaimu!” Sambungnya.
Ariana tersenyum kecil mendengar
ucapan Vio yang sudah sangat jelas tidak benar. Tidak mungkin Niall menyukainya
sedangkan ia tidak menyukai Niall, maksudnya ia tidak memiliki rasa apapun pada
Niall, bahkan sedikitpun. Kagum sama Niall sih iya tapi tidak berlebihan.
Entahlah kapan Tuhan mengirimnya sosok pangeran yang berhasil membuatnya jatuh
cinta.
“Niall hanyalah temanku, lagipula
aku tidak menyimpan perasaan apapun padanya.” Ucap Ariana.
“Hmm.. Ngomong-ngomong, kemarin itu
asyik lho. Niall betah makan di cafee kakakmu sampai melupakan kejadian
menyakitkan yang dia alami kemarin.” Ucap Vio.
Tentu saja Ariana tidak bisa
melupakan kejadian kemarin yang sukses membuatnya kaget. “Kemarin itu Niall
beneran tidak apa-apa kan? Kenapa seakan-akan dia merasa kesakitan?” Tanya
Ariana.
Vio terdiam sesaat. “Rasa sakit di
telinganya suka kambuh. Aneh memang padahal Niall sudah tidak bisa mendengar
apapun.” Ucapnya.
Ariana tersenyum sedih. “Berat juga
jadi Niall. Padahal aku tidak bisa hidup tanpa mendengarkan lagu.” Ucapnya.
“Mee
too. Niall juga. Dia suka sekali musik. Dulu, Niall dan Luke sering duet
bersama. Tapi semenjak Niall mengalami kecelakaan, Niall jadi pemurung lalu..”
Ucap Vio lalu dihentikan oleh Ariana.
“Jangan bicarakan hal itu, aku tidak
mau menangis disini.” Ucap Ariana.
***
Mengapa di dunia ini harus ada
cobaan sih?
Lama Ariana menatap tiga buah soal
fisika yang harus ia kerjakan, kalau tidak Luke akan marah padanya. Niall ikut
belajar dengannya. Kini jumlah total mereka adalah empat orang. Ariana iseng
melirik kerjaan Niall. Cowok itu telah mengerjakan dua dari tiga soal yang
cukup sulit padahal Luke sendiri yang membuat soal itu. Sedangkan Vio, sejak
awal tadi memohon pada Luke agar ia tidak usah belajar.
“Sudah jadi?” Tanya Luke pada
Ariana.
Ariana terhenyak. “Kau mengagetkanku
saja.” Ucapnya.
“Kau sedang memikirkan apa sih?”
Tanya Luke.
Ariana terdiam. Ia sendiri tidak tau
apa yang ia pikirkan. Tapi Ariana masih merasa tak percaya apa yang terjadi
pada Niall. Niall sudah tidak bisa mendengar lagi? Ariana tentu tidak bisa
menahan rasa sesaknya setiap kali ia melihat Niall. Niall begitu kuat, Ariana
salut dengan Niall. Ariana teringat akan ucapan Vio kalau Niall sangat
mencintai musik. Tapi sekarang Niall tak akan pernah bisa lagi merasakan
keindahan musik.
“Selesai.” Ucap Niall sambil
tersenyum puas menatap hasil kerjanya.
Luke mengalihkan pandang ke arah
Niall. Dia mengambil hasil pekerjaan Niall dan memeriksanya. Semenjak
kecelakaan itu, Niall berubah menjadi anak yang pintar dan mau belajar.
Sebelumnya, Niall adalah anak yang sangat sulit diajak belajar. Nilainya banyak
yang hancur tapi sekarang nilai Niall tak pernah dibawah B. Niall sengaja
menggunakan kacamata agar terlihat culun padahal mata Niall normal.
“Bagaimana denganmu?” Tanya Niall
pada Ariana.
Ariana membiarkan Niall mengambil
kertasnya. Cowok itu mengerutkan dahinya. Kertas itu masih bersih tanpa coretan
apapun, padahal Niall mengira Ariana duluan berhasil mengerjakan soal itu
dibandingkan dirinya.
“Tumben kau malas belajar.” Ucap
Niall.
“Ariana ketularan virusku.” Ucap
Vio.
“Wah parah kau! Aku takut Ariana
berubah menjadi dirimu yang aneh.” Ucap Luke.
“Aku ingin keluar sebentar. Mungkin
mencari makanan.” Ucap Ariana.
“Aku ikut!” Seru Niall.
***
Di cafee, Zayn membuka permintaan
pertemanan di facebook. Tiba-tiba saja tangannya gemetaran melihat siapa yang meng-add-nya.
Disana terpampang jelas wajah cowok yang sudah tidak asing lagi. Zayn
memberanikan diri membuka profil orang itu. Benar saja. Dia adalah orang yang
selama ini dicarinya dan Zayn sangat membenci orang itu, orang yang telah
menghancurkan Ariana. Lalu mengapa orang itu mend-add-nya?
Facebook cowok itu masih sepi. Tidak
ada biodata yang pasti disana. Tapi tempat dan tanggal lahirnya benar. Cowok
itu lahir di New York. Tiba-tiba Zayn teringat dengan Gigi yang juga berasal
dari New York. Kenapa harus New York? Zayn membuka foto itu. Wajahnya sangat
tampan seperti terakhir kali ia lihat dan itu hanya satu-satunya foto yang bisa
ia temukan.
Tiba-tiba orang itu mengirimnya
pesan. Langsung saja Zayn menutup laptopnya walau ia ingin mengobrol dengan
cowok itu. Siapa tau Zayn bisa menyuruh cowok itu bertemu dengannya. Tapi Zayn
tidak yakin akan membunuh cowok itu habis-habisan. Dan mengapa rasa dendamnya
pada cowok itu kian memudar?
“Zayn!” Seru Gigi. Gadis itu baru
pulang dari kuliahnya.
“Hai!” Sapa Zayn dengan wajah yang
dibuat-buat ceria.
Gigi memberikan kantung plastik yang
sepertinya isinya berupaka makanan. “Ini kebab buatanku. Aku tidak tau kenapa
aku ingin sekali membuat makanan arab itu. Ku harap kau menyukainya.” Ucap
Gigi.
Zayn membuka plastik itu. Ternyata
kekasihnya itu pandai memasak. Zayn menggigit kebab itu dan rasanya benar-benar
nikmat. Gigi melihat ekspresi Zayn dan ia tersenyum puas dengan dirinya
sendiri. Gigi berjanji akan terus belajar memasak dan membuat aneka makanan untuk
Zayn.
“Kebab buatanmu enak. Aku harap kau
tidak berbohong kalau kau yang membuat kebab ini dengan tanganmu sendiri.” Ucap
Zayn.
Gigi cemberut lalu memukul pelan
bahu Zayn. “Tadi aku perhatikan kau bermain laptop. Tapi kenapa kau langsung
menutupnya?” Tanya Gigi.
Zayn terdiam sesaat. Mungkin ia bisa
memberitahu sedikit masalahnya pada Gigi. “Well,
aku sedang membenci seseorang yang namanya sudah tidak mau aku sebut lagi.
Orang itu adalah masa lalu adikku. Dulu, orang itu sangat mencintai Ariana. Orang
itu adalah kekasih Ariana. Tapi sayangnya orang itu meninggalkan Ariana dengan
alasan kalau orang itu sudah tidak mencintai Ariana lagi. Ariana menjadi stress
dan dia mengalami kecelakaan saat diputus oleh orang yang sangat dicintainya
itu. Kau belum tau kan kalau Ariana mengalami amnesia?” Jelas Zayn.
Gigi menggelengkan kepalanya. Tapi
kenapa cerita Zayn rasanya seperti… Ah sudahlah. Gigi tidak mau mengingat hal
itu lagi. Gadis itu memilih fokus mendengarkan cerita Zayn tentang Ariana dan
orang yang dibencinya.
“Untunglah Ariana amnesia jadi
Ariana sudah tidak mengingat cowok yang sudah menyakitinya itu. Karena itulah
aku sangat membenci orang yang telah menghancurkan Ariana.” Ucap Zayn.
“Bagaimana jika orang itu menyesal
dan ingin meminta maaf?” Tanya Gigi. Suaranya sedikit bergetar.
Itu juga yang menjadi pikirannya.
Tuhan saja mau memaafkan hamba-Nya bahkan sebesar apapun kesalahan yang
dilakukan hamba-Nya. Tapi Zayn tidak yakin apakah ia mau memaafkan orang itu
sebelum Ariana mengetahui kejadian yang sebenarnya. Entah mengapa Zayn merasa
suatu hari nanti ingatan Ariana akan kembali.
“Aku tidak tau. Tapi jika ingatan
Ariana sudah pulih dan Ariana mau memaafkannya, aku juga mau memaafkan orang
itu.” Ucap Zayn.
Gigi tersenyum. “Aku yakin sekali
Ariana mau memaafkan siapapun sekalipun orang yang sudah menghancurkan
hidupnya.” Ucapnya.
“Tapi asal kau tau, orang itulah
yang hampir membuat Ariana kehilangan nyawanya. Setelah orang itu membuang
Ariana, Ariana menangis seperti orang gila lalu dia tertabrak mobil. Aku kurang
paham mengenai kronologis kejadian kecelakaan Ariana tapi keterangan itu aku
dapatkan dari polisi.” Ucap Zayn.
“Tunggu lalu apa hubungannya antara
kau menutup laptopmu dengan orang yang kau benci itu?” Tanya Gigi.
Zayn tersenyum kecil. “Orang itu
meng-add-ku lalu mengirim pesan padaku.” Jawabnya.
“Kalau begitu kenapa kau tidak
membalas pesannya? Siapa tau orang itu mau meminta maaf padamu, maksudku ke
Ariana.” Ucap Gigi.
“Entahlah.” Ucap Zayn.
“Sebaiknya kau pertemukan Ariana
dengan orang itu siapa tau hubungan mereka kembali menjadi baik.” Ucap Gigi.
Dari ucapan Gigi, Zayn menyimpulkan
bahwa Gigi lebih mendukung orang itu dan tidak merasa kesal sama sekali dengan
orang itu. Seakan-akan Gigi mengenal orang itu walau rasanya mustahil. Baiklah.
Zayn akan menuruti nasehat Gigi untuk mengobrol dengan cowok itu di facebook.
***
Pertama kalinya Ariana jalan berdua
dengan Niall. Di sepanjang perjalanan, Niall terus menggenggam tangan Ariana.
Vio dan Luke sengaja membiarkan Ariana dan Niall jalan berdua. Apa mereka ingin
menjodohkan Ariana dengan Niall? Kalau diperhatikan sih mereka cocok. Ariana
dan Niall sama-sama imut serta Ariana bisa mensejajari tinggi Niall maksudnya
Ariana tidak terlalu pendek bagi Niall. Kalau sama Luke sih jangan ditanya.
Ariana bagaikan kurcaci jika berdiri di samping Luke.
“Kita mau kemana?” Tanya Ariana
dengan suara yang pelan dan jelas.
“Intinya kita harus pergi ke tempat
yang banyak makanannya.” Jawab Niall.
Ariana tersenyum. Niall bisa dengan
mudah menerjemahkan bahasa mulutnya. Setelah ini pasti semuanya akan berjalan
mudah. Ariana memutuskan pergi ke kedai kopi yang akhir-akhir ini menjadi
tempat favoritnya. Letaknya tidak jauh dari rumahnya dan harganya murah namun
berkualitas.
“Kita tidak membeli makanan, tapi
kopi! K-O-P-I!” Seru Ariana.
Gadis itu berlari lalu Niall
mengejarnya. Entah apa yang ada di otak Ariana, tadi Niall tidak begitu
memahami apa yang diucapkan Ariana. Ternyata Ariana berhenti tepat di kedai
kopi yang bagi Niall tidak terlalu buruk. Niall juga pecinta kopi. Keduanya pun
masuk ke dalam kedai yang cukup ramai itu.
Niall memesan menu yang Ariana
pesan. Seharusnya Luke dan Vio ikut kemari karena mereka belum pernah
mendatangi kedai ini.
“Niall..” Ucap Ariana ragu.
“Kau bertanya padaku?” Tanya Niall.
Ariana terdiam sesaat. “Lebih baik
lewat skype saja biar jelas.” Ucapnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar