expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 22 Desember 2016

My Everything ( Part 16 )



“Hati-hati.” Ucap Zayn saat hendak meninggalkan Ariana di pintu gerbang sekolah.
            Zayn emang yang mengantar Ariana sekolah, bukan Ibunya karena Ibunya sedang tidak enak badan. Pantas saja beberapa teman Ariana berbisik-bisik satu sama lain melihat lelaki tampan yang bersama Ariana.

            “Memangnya kenapa kak?” Tanya Ariana heran.

            Zayn terdiam sesaat. “Intinya kau harus hati-hati.” Ucap Zayn.

            “ARI!!” Teriak Vio dari kejauhan.

            “Ya sudah kalau gitu aku pergi dulu.” Ucap Zayn lalu meninggalkan Ariana.

            Vio, Luke dan Niall datang menemui Ariana. Zayn sudah pergi beberapa detik yang lalu dan itu membuat Vio cemberut. Diam-diam gadis itu jadi membanding-bandingkan lebih tampan mana Zayn atau Harry? Tapi Harry itu ada manis-manisnya sedangkan Zayn.. hmmm.. lebih dewasa gitu dan walau tidak semanis Harry, tapi Zayn jauh lebih ganteng dibanding Harry.

            “Tumben kak Zayn yang nganter.” Ucap Luke.

            “Hi guys!” Seru sebuah suara.

            Mata Vio melebar. “Harry! Aku senang kau kesini!” Ucap Vio yang ingin sekali memeluk Harry.

            Harry sudah menjadi bagian dari mereka dan baik Niall maupun Luke harus menerimanya meski mereka merasa aneh. Tapi mereka tidak ingin bertanya lebih lanjut karena mereka tau Harry tidak akan menjawabnya. Mereka pun berjalan menuju kelas mereka.

            “Kau ada waktu tidak sepulang sekolah?” Bisik Harry di telinga Ariana.

            Niall melihatnya dengan jelas tapi Niall tidak bisa mendengarnya. Sementara Ariana jantungnya mulai kambuh. Aku kenapa sih? Kenapa hanya karena Harry aku jadi seperti ini? Ada apa juga Harry mengajaknya pergi seakan-akan ia dan Harry sudah sangat akrab.

            “Kemana?” Tanya Ariana.

            “Aku hanya ingin mengajakmu makan siang.” Jawab Harry.

            Ariana menjadi ragu. Meski dari luar Harry terlihat ramah, tapi Ariana tidak bisa menjamin apakah Harry benar-benar baik atau tidak. Tapi anehnya Ariana mengangguk.

            “Baiklah. Tapi setelah itu jangan kemana-mana. Hanya makan siang saja.” Ucap Ariana.

***

            Seandainya Ariana mengatakan yang sebenarnya pada Ibunya, pasti Ibunya tidak akan mengizinkannya. Jadi Ariana harus berbohong agar ia bisa makan siang dengan Harry. Ariana mengatakan kalau sepulang sekolah ia akan makan siang bersama teman-temannya. Untunglah teman-temannya mau mengerti.

            Ariana menemukan Harry di luar gerbang sekolah. Harry tersenyum manis pada Ariana. Hal itu membuat pipi Ariana memerah. Astaga senyuman itu sangat indah, apalagi lesung pipit Harry yang kata Vio bisa membuat orang yang melihatnya ingin terus melihatnya. Ariana harus menceritakan hal ini pada Vio.

            “Aku senang kau mau makan siang denganku.” Ucap Harry.

            Bahkan saat Harry bicara lesung pipitnya itu sering muncul dan hal itu membuat Ariana menjadi gila. Jika saja Vio ada disini, pasti Vio lebih gila lagi dibandingkan dirinya. Ariana pun naik di motor Harry dan memeluk pinggang Harry dengan ragu. Motor itu melaju dengan kecepatan sedang dan berhenti di salah satu warung makan yang sederhana namun banyak pengunjungnya. Ariana tentu tau warung makan itu. Dia pernah kesana dan menunya cukup murah namun lezat.

            “Aku sering kesini. Makanan disini enak-enak.” Ucap Ariana.

            Harry tersenyum. Sial. “Berarti aku tidak salah memilih tempat.” Ucapnya.

            Keduanya memilih duduk di meja yang terletak di dekat jendela agar keduanya bisa melihat pemandangan di luar jendela. Harry memesan apa yang dipesan Ariana karena Harry tidak terlalu mengerti makanan-makanan yang ada di Manchester.

            “Sebenarnya kau darimana sih?” Tanya Ariana.

            “Harus ya aku menjawab?” Tanya Harry.

            “Aku tidak mengharuskan kau menjawab. Tapi lebih baik kau menjawabnya.” Ucap Ariana.

            Harry terdiam. Lalu tiba-tiba wajahnya menjadi sedih dan pucat. “Maaf aku tidak bisa menjawabnya.” Ucap Harry.

            Ariana sedikit kecewa dengan Harry. Tapi apa susahnya sih menjawab? Harry seakan-akan tidak ingin indentitasnya terbongkar. Apa jangan-jangan Harry adalah pembunuh bayaran yang diburu banyak orang?

            “Tapi tenang saja, aku anak baik-baik.” Ucap Harry seakan-akan bisa membaca pikiran Ariana.

            Well, aku sangat menyukai senyummu. Terutama lesung pipitmu yang indah itu. Bikin aku geregetan. Aku baru sadar ternyata cowok yang manis itu yang mempunyai lesung pipit seperti yang kau miliki.” Ucap Ariana.

            Harry terkekeh. “Kau juga Ar. Kau juga memiliki lesung pipit yang manis. Kalau kita menikah, pasti anak-anak kita akan memiliki lesung pipit yang lebih manis lagi.” Ucap Harry.

            Bahkan Ariana baru sadar kalau dirinya juga memiliki lesung pipit yang sama persis dengan Harry. Mendadak pipi Ariana memerah. Menikah? Yang benar saja. Tapi kalau boleh, Ariana ingin mengenal Harry lebih dekat. Barangkali ia bisa jatuh cinta dengan Harry. Harry?

            “Aku merasa beruntung kau mengajakku berteman. Padahal masih banyak anak-anak lain yang ingin menjadi temanmu. Kalau boleh tau, kenapa kau mau berteman dengan kami? Maksudku aku, Vio, Luke dan Niall?” Ucap Ariana.

            “Haruskah aku menjawabnya?” Tanya Harry.

            Langsung saja Ariana mencubit punggung tangan Harry. “Ya.. Ya.. Kau anak yang misterius dan aku harus mencari jawabannya sendiri.” Ucap Ariana.

            Harry tertawa. Tapi bukan tawa bahagia, melainkan tawa hambar. “Aku hanya ingin berteman denganmu, hanya kamu. Aku tak bermaksud berteman dengan mereka jika mereka tidak ingin berteman denganku.” Ucap Harry.

            “Kenapa? Kenapa rasanya kau sangat mengenaliku?” Tanya Ariana.

            “Aku memang sangat mengenalimu.” Jawab Harry.

            Tiba-tiba Ariana teringat akan akun Chocoban yang sama misteriusnya seperti Harry. Apa jangan-jangan akun itu milik Harry?

            “Apa nama skype-mu?” Tanya Ariana.

            “Chocoban.” Jawab Harry.

***

            Dengan kesal Niall memetik gitarnya hingga jari-jarinya sakit. Sungguh Niall membenci hidup yang sangat tidak adil ini. Tadi, Niall dengan ditemani Luke mengikuti Harry yang membawa Ariana menuju rumah makan. Disana Ariana tampak bahagia dan Niall mulai takut. Sepertinya Ariana mulai menyukai Harry dan sebentar lagi ia akan kehilangan Ariana.

            “Secangkir teh hangat mungkin bisa membantumu.” Ucap Luke sambil menyodorkan teh itu dihadapan Niall.

            “Persetan dengan teh! Aku ingin membunuh Harry!” Ucap Niall dengan suara keras.

            Sebisa mungkin Luke menenangkan Niall. “Niall, tatap aku.” Ucap Luke sambil mencoba membuat Niall agar mau menatapnya.

            Niall pun menatap Luke. “Kau mau apa Luk? Mau memberiku nasehat?” Tanya Niall dengan suara parau.

            “Niall, jika Harry adalah lelaki yang tepat untuk Ariana, mau tidak mau kau harus merelakannya.” Ucap Luke.

            Niall yang tidak fokus dengan gerakan mulut Luke akhirnya mengubah topik pembicaraan. “Aku harus membuat lagu! Aku ingin membuktikan Ariana kalau aku bisa melakukannya dan tampil di depan banyak orang meski aku tidak bisa mendengar! Aku akan berusaha menemukan nada-nada untuk lagu-ku tanpa melalui gitar sialan ini! Dan yang paling penting, aku ingin membuktikan kalau aku lebih pantas untuk Ariana dibandingkan Harry!” Ucap Niall.

            Luke bingung harus bicara apa. Tapi sepertinya Niall sangat marah dengan Harry. Niall benar-benar takut jika Ariana jatuh cinta pada Harry lalu Ariana jarang bertemu dengannya.

            “Kau masih ingat kan dugaanku tentang Harry?” Tanya Niall.

            Luke mengangguk.

            “Semoga Harry adalah masa lalu Ariana. Pastinya Ariana akan membenci Harry.” Ucap Niall.


***
            “VIO!!!”

            Baru kali ini Ariana berteriak sekencang itu. Gadis itu tiba di rumah Niall lalu langsung memeluk Vio. Niall bisa menduga Ariana sebahagia itu karena Harry.

            “Aku iri denganmu. Kau bisa makan siang dengan Harry.” Ucap Vio.

            Ariana tersenyum lebar. “Kau tau, ternyata lesung pipi Harry sangat manis! Saat melihatnya bicara, aku benar-benar tidak fokus karena lesung pipitnya itu! Vio, aku curiga kalau aku jatuh cinta dengan Harry..” Ucap Ariana. Untunglah Niall tidak mendengar ucapan Ariana.

            “Wah bagus dong! Aku ikhlas kau pacaran dengan Harry! Memang sih Ar cowok yang punya lesung pipit itu yang paling best!” Ucap Vio.

            “Lebay.” Ucap Luke tiba-tiba.

            Vio menatap Luke. “Kau kenapa sih? Kau cemburu sama Harry?” Tanya Vio.

            Luke tersenyum sinis. “Untuk apa aku cemburu dengannya?” Tanyanya.

            “Whoa Niall! Kau lagi membuat lagu ya?” Tanya Ariana sambil mendekati Niall. Kebetulan Niall sedang bermain gitar walau nada yang dia bentuk tidak beraturan.

            Sebisa mungkin Niall terlihat seperti biasanya. Dia mengerti apa yang ditanyakan Ariana. “Aku sudah membuat lirik lagu, tapi aku tidak tau bagaimana nadanya.” Ucap Niall.

            “Itu sih gampang. Kau bisa menyuruh Luke membantumu menentukan nada-nada yang tepat.” Ucap Ariana.

            “Mustahil. Kalau begitu bagaimana cara Niall menyanyikan lagu itu?” Ucap Luke.

            Ariana menjadi sedih, lalu ia teringat dengan skype Niall. “Niall akan menentukan nada-nada itu dari hatinya.” Ucapnya.

            “Kau serius?” Tanya Luke pada Niall.

“Apa?” Tanya Niall.

“Hati. Kau melakukannya dengan hatimu.” Jawab Luke.

Sure.” Jawab Niall walau tidak yakin.

“Aku yakin kau bisa melakukannya.” Ucap Vio.

***

            Malam ini Ariana tampak bingung karena ada dua akun skype penting yang ingin ngobrol dengannya. Tapi Ariana lebih dulu memilih membalas skype Chocoban yang tidak lain adalah milik Harry. Dasar Harry! Tapi darimana Harry mendapatkan akunnya?

            ArianaGrk: Hallo Harry!

            Chocoban: Hallo cantik! Lagi apa?

            Cantik? Bukankah itu sapaan yang sering dikirim Niall untuknya? Atau jangan-jangan Harry mendapatkan akunnya dari Niall? Mungkin saja.

            ArianaGrk: Lagi main skype sama cowok manis.

            Chocoban: Hahaha..

            Rasanya garing dan membosankan skype bersama Harry. Akhirnya Ariana memutuskan membalas skype Niall.

            ArianaGrk: Malam juga Niall!

            Nialljmms: Ga ganggu?

            ArianaGrk: Tentu saja tidak.

            Nialljmms: Tadi kau makan siang sama Harry ya? Pasti kau sangat senang. Seandainya tadi aku bisa mendengar pembicaraan hebohmu sama Vio.

            ArianaGrk: Aku juga heran kenapa tiba-tiba Harry mengajakku makan siang. Kau tau, senyum Harry adalah senyuman terbaik yang pernah aku liat. Apalagi lesung pipit Harry. Manis bangeeet. Jika kau cewek, kau tentu akan tergila-gila sama Harry.

            Nialljmms: Cowok yang punya lesung pipit sudah biasa.

            ArianaGrk: Tapi jarang Niall. Mungkin saja punya tapi tidak semanis Harry.

            Nialljmms: Well, kurasa kau sangat tergila-gila sama cowok yang punya lesung pipit.

            ArianaGrk: Tentu saja!

            Nialljmms: Andaikan saja aku punya.

            ArianaGrk: Yaaa jangan begitu dong Niall. Kau juga hebat. Kau jago bermain gitar dan aku juga senang melihat cowok yang sedang bermain gitar.

            Nialljmms: Nah, kalau disuruh memilih kau mau pilih apa: Cowok yang punya lesung pipit atau jago main gitar?

            Kenapa Niall menanyakan pertanyaan seperti itu seakan-akan Ariana harus memilih antara Harry atau Niall? Tapi jika disuruh memilih, tentu Ariana tidak bisa memilihnya.

            ArianaGrk: Aku tidak bisa memilihnya Niall. Kalau bisa aku berharap Harry bisa bermain gitar. Sempurna kan? Sudah punya lesung pipit sama jago main gitar :D

            Nialljmms: Ku harap Harry tidak bisa bermain gitar :D

            ArianaGrk: Kau jahat! :’v

            Tiba-tiba ada skype dari Harry. Ariana langsung membukanya.

            Chocoban: Kau.. amnesia ya?

            ArianaGrk: Iya, darimana kau tau?

            Harry tidak membalas skype-nya. Dasar cowok misterius! Akhirnya Ariana mematikan wifi di Iphone-nya lalu tertidur dengan lelap.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar