“Aku.. Aku mencintaimu..”
Kalimat itu sampai sekarang masih terngiang-ngiang
di otaknya. Niall? Niall mencintainya? Kenapa? Kenapa Niall mencintainya? Tentu
saja Ariana tak pernah menduganya tapi gadis itu benar-benar kaget. Niall tidak
boleh mencintainya karena ia sudah dimiliki oleh orang lain. Ariana yakin sekali
tadi itu Niall hanya bercanda.
Drdrtdrt…
1
Message From: Harry
Hai,
maafkan aku karena kejadian tadi.
Seharusnya Ariana yang meminta maaf
pada Harry, bukan Harry yang meminta maaf padanya. Ariana merasa bodoh dan
takut kalau-kalau Harry sakit hati karenanya. Ariana tidak ingin kehilangan
Harry.
To:
Harry
Aku
yang salah. Maafkan aku. Tadi itu aku emang aneh.
Lama menunggu balasan, Ariana
memutuskan membuka buku pelajaran. Tiba-tiba gadis itu merindukan saat-saat
dimana ia sering belajar bersama dengan Luke, Niall, dan Vio. Ariana kangen
akan ocehan Luke melihat Vio yang malas belajar. Kedatangan Harry di hidupnya
ternyata bisa membuat waktunya menjadi kurang untuk Vio, Luke dan Niall.
Drdrtdrt…
From:
Harry
Ari,
besok aku tidak sekolah. Mungkin dalam beberapa hari kedepannya aku tidak
sekolah. Tapi jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja.
Jantung Ariana berdegup kencang
membaca pesan Harry. Kenapa Harry tidak sekolah? Kenapa Harry menyembunyikan
alasannya? Ia kan kekasih Harry dan ia tidak ingin ada rahasia diantara mereka.
Oke. Harry emang misterius sejak awal.
To:
Harry
Kenapa?
Beritahu aku alasannya.
Tidak ada balasan. Semoga Harry
baik-baik saja walau Ariana merasa kecewa karena Harry tidak mau membalas
pesannya.
***
Kedatangan Ariana di sore hari ini
membuat Luke kaget. Tidak mungkin Ariana kemari untuk belajar karena gadis itu
tidak membawa buku. Luke menatap Ariana dan menemukan ketidakberesan di wajah
Ariana. Padahal jujur saja sore ini Luke sedang sibuk dengan gitarnya demi
menemukan kunci-kunci yang pas yang nantinya akan ia ajarkan ke Niall.
“Kau sedang sibuk ya?” Tanya Ariana.
Luke tersenyum lalu menggelengkan
kepala. “Tidak. Apa kabar? Vio entahlah kemana.” Ucap Luke.
“Aku.. Aku.. Nggg.. Aku bingung..”
Ucap Ariana.
Apakah mengenai hubungan Ariana
dengan Harry? Batin Luke. Padahal hubungan mereka baru berjalan sebentar. Tapi
bukankah sebuah hubungan pasti ada masalahnya? Lagipula Ariana dan Harry masih
labil.
“Harry?” Tebak Luke.
Sebenarnya Ariana juga ingin
membicarakan tentang Harry dan perasaan anehnya yang semakin lama semakin tidak
bisa ia tahan. Juga Harry yang tiba-tiba tidak masuk sekolah tanpa alasan yang
jelas. Tatapan Harry, sentuhan Harry, semua sikap yang Harry lakukan padanya…
“Ini tentang Niall.” Ucap Ariana.
“Ada apa dengan Niall?” Tanya Luke.
Ariana menghela nafas panjang.
“Dia.. Dia mengatakan kalau dia mencintaiku.” Jawab Ariana.
Luke tidak kaget mendengar jawaban
Ariana. Cowok itu malah bersyukur akhirnya Niall berani menyatakan perasaannya
meski di saat yang tidak tepat. Intinya Niall sudah berani untuk menyatakan
perasaannya.
“Ya. Sudah lama Niall menyukaimu,
tapi dia lebih memendamnya.” Ucap Luke.
“Kenapa? Kenapa tidak bilang sejak
awal? Niall sangat baik. Dia adalah sahabatku. Bisa saja aku jatuh cinta
padanya jika tidak ada Harry.” Ucap Ariana.
“Cinta itu emang rumit.” Ucap Luke.
“Lantas apa yang harus aku lakukan?
Kau tau Harry, dia tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas. Aku khawatir
padanya dan merasakan sebuah perasaan aneh yang aku sendiri tidak tau apa itu.”
Ucap Ariana.
Luke berpikir sesaat. “Sudah aku
bilang Harry itu misterius. Harusnya kakakmu melarangmu pacaran dengan Harry.”
Ucapnya.
“Kok begitu? Kak Zayn tidak ada hak
melarangku pacaran sama siapapun.” Ucap Ariana.
“Karena Harry adalah masa lalumu!
Dia cowok yang telah menyakitimu, membuangmu, membuatmu amnesia seperti ini!”
Ucap Luke.
Oke. Sepertinya Luke sedang meracau
tidak jelas. Ariana tentu tidak percaya sebelum ada bukti. Lagian, kalau Harry
adalah masa lalunya pasti Zayn sudah duluan membunuh Harry, masuk akal kan?
“Maafkan aku. Seharunya aku tidak
mencampuri urusanmu.” Ucap Luke.
Ariana terdiam sesaat. “Ohya, kau
sedang membuat lagu?” Tanyanya kembali ceria.
“Iseng saja.” Jawab Luke.
“Baiklah. Aku pulang dulu.” Ucap
Ariana lalu pergi meninggalkan rumah Luke.
***
Ini buruk. Sudah seminggu Harry
tidak sekolah ditambah lagi Harry yang tak pernah menghubunginya. Nomor Harry
tidak aktif dan itu membuat rasa khawatirnya menjadi besar. Ariana hanya
memikirkan Harry saja selama seminggu itu dan tak peduli dengan nilainya yang
anjlok. Bahkan Vio sendiri ia abaikan.
“Aku penasaran juga, dimana Harry?”
Ucap Vio.
“Untuk apa memikirkan Harry? Sejak
awal dia itu misterius. Siapa tau kan Harry tiba-tiba pindah sekolah dan
menyakiti hati Ariana?” Ucap Luke.
Sementara itu Niall tau bagaimana
sedihnya Ariana akan kepergian Harry. Andai saja ia dapat mengobati luka yang
dialami Ariana karena baginya kebahagiaan Ariana adalah nomor satu. Jika Ariana
bahagia, ia ikut bahagia. Bagi Niall, Ariana seakan-akan sudah tak mengenalinya
lagi sejak ia mengaku kalau ia mencintai Ariana.
“Niall?” Tanya Luke.
“Kau memanggilku?” Tanya Niall.
Luke tersenyum. “Semuanya sudah
beres.” Ucapnya sambil mengangkat jempol kanannya.
***
“Kita
putus!”
“T..Tapi
kenapa? Aku sangat mencintaimu. Kau berjanji untuk tidak akan meninggalkanku.”
Ucap gadis itu.
“Aku
sudah bosan denganmu. Mulai sekarang kau bukan kekasihku lagi!”
“Kau
jahat! Kau jahat! “Jadi hubungan ini sia-sia?”
Ariana terbangun dari mimpinya yang
tidak biasa. Seperti serpihan dari ingatannya yang hilang. Dan rasanya ia ingin
menangis saat itu juga. Ariana memutuskan untuk bangun karena ia tidak ingin
terlambat sekolah. Setelah mandi dan berpakaian rapi, Ariana berjalan menuju
meja makan. Tetapi…..
“Kak Zayn..”
Yang dipanggil langsung kaget lalu
menjatuhkan ponsel yang tadi ia pasang di telinganya. Zayn, lelaki tampan itu
merasa syok melihat Ariana yang matanya sudah berkaca-kaca. Sialan! Zayn memaki
kesalahannya dalam hati.
“Ari, aku tak bermaksud..” Ucap
Zayn.
Seketika itu juga Ariana pingsan.
***
Secepat mungkin Vio, Luke dan Niall
pergi ke rumah sakit yang dimaksud Zayn. Ketiganya terpaksa bolos sekolah walau
Luke pengennya jenguk Ariana setelah pulang sekolah tapi kata Vio lebih cepat
lebih baik. Ketiganya melihat Zayn juga Ibunya yang duduk dengan tegang.
“Bagaimana Ariana? Kenapa dia bisa
sampai dibawa ke rumah sakit?” Tanya Vio.
Yang terlintas dibenak Vio adalah Ariana
yang mengalami kecelakaan lalu ingatannya pulih. Tapi tidak mungkin sahabatnya
itu mengalami kecelakaan lagi.
“Itu salahku.” Ucap Zayn.
Ketiganya diizinkan masuk ke ruang
rawat Ariana. Dokter yang menangani Ariana mengatakan bahwa Ariana hanya syok
saja. Tidak ada penyakit lain yang ada dalam tubuh gadis itu.
“Dia baik-baik saja.” Ucap Luke
melihat wajah cantik itu yang tengah tertidur.
“Kak, tadi kak Zayn bilang kalau kak
Zayn yang salah. Memangnya ada apa?” Desak Vio.
Zayn terdiam. Lelaki itu seperti
enggan memberitahu pada Vio. Tapi gadis itu keras kepala. Luke mencoba
menenangkan Vio yang terkesan tidak sopan pada Zayn. Tapi Zayn maklum saja. Vio
memang begitu dan sampai sekarang Zayn masih heran kenapa adiknya yang lembut
itu bisa berteman dengan gadis seperti Vio.
“Maaf aku baru datang..” Ucap
seseorang.
Seorang gadis yang tidak lain adalah
Gigi memasuki ruangan itu dan melihat keadaan Ariana. Syukurlah Ariana
baik-baik saja. Ini salahnya, batin Gigi. Ia takut hanya karena masalah ini
Zayn membencinya dan Gigi tidak mau hal itu terjadi.
“Zayn, maafkan aku. Ini salahku,
jadi maafkan aku.” Ucap Gigi.
Ucapan Gigi membuat Luke dan Vio
menjadi bingung sementara Niall hanya penasaran dengan air muka Gigi yang tidak
baik. Tadi Zayn mengatakan kalau dia yang salah sekarang Gigi mengatakan kalau
dia yang salah.
“Coba jelaskan..” Lirih Vio.
Baru saja Gigi membuka mulutnya,
Zayn langsung menahannya. “Ini semua tentang masa lalu Ariana. Kalian berhak
tau.” Ucap Zayn.
***
“Harry..” Lirih Ariana.
Zayn yang terkantuk-kantuk sambil
menemani Ariana langsung hilang kantuknya mendengar lirihan itu. Zayn melihat
Ariana yang ternyata sudah membuka matanya. Wajah adiknya itu cukup sayu dan
sedih.
“Kau baik-baik saja Ari..” Ucap Zayn.
“Aku..” Ucap Ariana.
“Sudahlah. Jangan dipikirkan hal
itu, oke? Semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Zayn.
Tampaknya Ariana ingin menangis.
Zayn bisa melihat dari wajah adiknya itu. Ariana.. Adiknya itu cukup lemah.
Jika saja.. Jika saja… Ah sudahlah.
“Mana Harry?” Tanya Ariana.
***
Seminggu lagi adalah ulang tahun
sekolah. Tentu saja akan banyak acara untuk mengisi hari ulang tahun itu,
terutama musik. Siapa sih yang tidak suka denga musik? Apalagi band! Niall
sudah menyiapkan lagunya dan berhasil menyanyikannya dengan sempurna. Juga
cowok itu mengiringinya dengan kunci gitar yang susah payah dibuat oleh Luke.
Bagaimanapun juga Luke heran dengan
Niall. Heran sekaligus aneh. Niall emang sangat berbakat di bidang musik dan
jago bermain gitar. Tapi kemampuan permainan gitar Niall menurun saat menyadari
dirinya sudah tidak bisa mendengar lagi.
“Suaramu.. Dan petikan gitar itu
amat pas.” Ucap Vio.
“Ku harap aku tidak akan merusak
hari ulang tahun sekolah dengan permainan burukku ini.” Ucap Niall.
“Jangan merendahkan diri. Justru
mereka nantinya akan kagum padamu. Kau tidak bisa mendengar tapi kau bisa
menemukan nada-nada yang indah.” Ucap Luke.
“Dari mimpi..” Sambung Vio.
Tiba-tiba Niall teringat sesuatu.
Sesuatu yang penting. “Bagaimana kabar Ariana?” Tanya Niall.
“Sejauh ini aku belum mendapat kabar
dari Zayn.” Ucap Vio.
“Sudah aku duga.” Ucap Luke.
“Apa?” Tanya Vio.
“Aku ingin membunuh anak itu.” Jawab
Luke.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar