expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 22 Desember 2016

My Everything ( Part 20 )



“Aku.. Aku mencintaimu..”

            Kalimat itu sampai sekarang masih terngiang-ngiang di otaknya. Niall? Niall mencintainya? Kenapa? Kenapa Niall mencintainya? Tentu saja Ariana tak pernah menduganya tapi gadis itu benar-benar kaget. Niall tidak boleh mencintainya karena ia sudah dimiliki oleh orang lain. Ariana yakin sekali tadi itu Niall hanya bercanda.

            Drdrtdrt…

            1 Message From: Harry

            Hai, maafkan aku karena kejadian tadi.

            Seharusnya Ariana yang meminta maaf pada Harry, bukan Harry yang meminta maaf padanya. Ariana merasa bodoh dan takut kalau-kalau Harry sakit hati karenanya. Ariana tidak ingin kehilangan Harry.

            To: Harry

            Aku yang salah. Maafkan aku. Tadi itu aku emang aneh.

            Lama menunggu balasan, Ariana memutuskan membuka buku pelajaran. Tiba-tiba gadis itu merindukan saat-saat dimana ia sering belajar bersama dengan Luke, Niall, dan Vio. Ariana kangen akan ocehan Luke melihat Vio yang malas belajar. Kedatangan Harry di hidupnya ternyata bisa membuat waktunya menjadi kurang untuk Vio, Luke dan Niall.

            Drdrtdrt…

            From: Harry

            Ari, besok aku tidak sekolah. Mungkin dalam beberapa hari kedepannya aku tidak sekolah. Tapi jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja.

            Jantung Ariana berdegup kencang membaca pesan Harry. Kenapa Harry tidak sekolah? Kenapa Harry menyembunyikan alasannya? Ia kan kekasih Harry dan ia tidak ingin ada rahasia diantara mereka. Oke. Harry emang misterius sejak awal.

            To: Harry

            Kenapa? Beritahu aku alasannya.

            Tidak ada balasan. Semoga Harry baik-baik saja walau Ariana merasa kecewa karena Harry tidak mau membalas pesannya.

***

            Kedatangan Ariana di sore hari ini membuat Luke kaget. Tidak mungkin Ariana kemari untuk belajar karena gadis itu tidak membawa buku. Luke menatap Ariana dan menemukan ketidakberesan di wajah Ariana. Padahal jujur saja sore ini Luke sedang sibuk dengan gitarnya demi menemukan kunci-kunci yang pas yang nantinya akan ia ajarkan ke Niall.

            “Kau sedang sibuk ya?” Tanya Ariana.

            Luke tersenyum lalu menggelengkan kepala. “Tidak. Apa kabar? Vio entahlah kemana.” Ucap Luke.

            “Aku.. Aku.. Nggg.. Aku bingung..” Ucap Ariana.

            Apakah mengenai hubungan Ariana dengan Harry? Batin Luke. Padahal hubungan mereka baru berjalan sebentar. Tapi bukankah sebuah hubungan pasti ada masalahnya? Lagipula Ariana dan Harry masih labil.

            “Harry?” Tebak Luke.

            Sebenarnya Ariana juga ingin membicarakan tentang Harry dan perasaan anehnya yang semakin lama semakin tidak bisa ia tahan. Juga Harry yang tiba-tiba tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas. Tatapan Harry, sentuhan Harry, semua sikap yang Harry lakukan padanya…

            “Ini tentang Niall.” Ucap Ariana.

            “Ada apa dengan Niall?” Tanya Luke.

            Ariana menghela nafas panjang. “Dia.. Dia mengatakan kalau dia mencintaiku.” Jawab Ariana.

            Luke tidak kaget mendengar jawaban Ariana. Cowok itu malah bersyukur akhirnya Niall berani menyatakan perasaannya meski di saat yang tidak tepat. Intinya Niall sudah berani untuk menyatakan perasaannya.

            “Ya. Sudah lama Niall menyukaimu, tapi dia lebih memendamnya.” Ucap Luke.

            “Kenapa? Kenapa tidak bilang sejak awal? Niall sangat baik. Dia adalah sahabatku. Bisa saja aku jatuh cinta padanya jika tidak ada Harry.” Ucap Ariana.

            “Cinta itu emang rumit.” Ucap Luke.

            “Lantas apa yang harus aku lakukan? Kau tau Harry, dia tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas. Aku khawatir padanya dan merasakan sebuah perasaan aneh yang aku sendiri tidak tau apa itu.” Ucap Ariana.

            Luke berpikir sesaat. “Sudah aku bilang Harry itu misterius. Harusnya kakakmu melarangmu pacaran dengan Harry.” Ucapnya.

            “Kok begitu? Kak Zayn tidak ada hak melarangku pacaran sama siapapun.” Ucap Ariana.

            “Karena Harry adalah masa lalumu! Dia cowok yang telah menyakitimu, membuangmu, membuatmu amnesia seperti ini!” Ucap Luke.

            Oke. Sepertinya Luke sedang meracau tidak jelas. Ariana tentu tidak percaya sebelum ada bukti. Lagian, kalau Harry adalah masa lalunya pasti Zayn sudah duluan membunuh Harry, masuk akal kan?

            “Maafkan aku. Seharunya aku tidak mencampuri urusanmu.” Ucap Luke.

            Ariana terdiam sesaat. “Ohya, kau sedang membuat lagu?” Tanyanya kembali ceria.

            “Iseng saja.” Jawab Luke.

            “Baiklah. Aku pulang dulu.” Ucap Ariana lalu pergi meninggalkan rumah Luke.

***

            Ini buruk. Sudah seminggu Harry tidak sekolah ditambah lagi Harry yang tak pernah menghubunginya. Nomor Harry tidak aktif dan itu membuat rasa khawatirnya menjadi besar. Ariana hanya memikirkan Harry saja selama seminggu itu dan tak peduli dengan nilainya yang anjlok. Bahkan Vio sendiri ia abaikan.

            “Aku penasaran juga, dimana Harry?” Ucap Vio.

            “Untuk apa memikirkan Harry? Sejak awal dia itu misterius. Siapa tau kan Harry tiba-tiba pindah sekolah dan menyakiti hati Ariana?” Ucap Luke.

            Sementara itu Niall tau bagaimana sedihnya Ariana akan kepergian Harry. Andai saja ia dapat mengobati luka yang dialami Ariana karena baginya kebahagiaan Ariana adalah nomor satu. Jika Ariana bahagia, ia ikut bahagia. Bagi Niall, Ariana seakan-akan sudah tak mengenalinya lagi sejak ia mengaku kalau ia mencintai Ariana.

            “Niall?” Tanya Luke.

            “Kau memanggilku?” Tanya Niall.

            Luke tersenyum. “Semuanya sudah beres.” Ucapnya sambil mengangkat jempol kanannya.

***

            “Kita putus!”

            “T..Tapi kenapa? Aku sangat mencintaimu. Kau berjanji untuk tidak akan meninggalkanku.” Ucap gadis itu.

            “Aku sudah bosan denganmu. Mulai sekarang kau bukan kekasihku lagi!”

            “Kau jahat! Kau jahat! “Jadi hubungan ini sia-sia?”

            Ariana terbangun dari mimpinya yang tidak biasa. Seperti serpihan dari ingatannya yang hilang. Dan rasanya ia ingin menangis saat itu juga. Ariana memutuskan untuk bangun karena ia tidak ingin terlambat sekolah. Setelah mandi dan berpakaian rapi, Ariana berjalan menuju meja makan. Tetapi…..

            “Kak Zayn..”

            Yang dipanggil langsung kaget lalu menjatuhkan ponsel yang tadi ia pasang di telinganya. Zayn, lelaki tampan itu merasa syok melihat Ariana yang matanya sudah berkaca-kaca. Sialan! Zayn memaki kesalahannya dalam hati.

            “Ari, aku tak bermaksud..” Ucap Zayn.

            Seketika itu juga Ariana pingsan.

***

            Secepat mungkin Vio, Luke dan Niall pergi ke rumah sakit yang dimaksud Zayn. Ketiganya terpaksa bolos sekolah walau Luke pengennya jenguk Ariana setelah pulang sekolah tapi kata Vio lebih cepat lebih baik. Ketiganya melihat Zayn juga Ibunya yang duduk dengan tegang.

            “Bagaimana Ariana? Kenapa dia bisa sampai dibawa ke rumah sakit?” Tanya Vio.

            Yang terlintas dibenak Vio adalah Ariana yang mengalami kecelakaan lalu ingatannya pulih. Tapi tidak mungkin sahabatnya itu mengalami kecelakaan lagi.

            “Itu salahku.” Ucap Zayn.

            Ketiganya diizinkan masuk ke ruang rawat Ariana. Dokter yang menangani Ariana mengatakan bahwa Ariana hanya syok saja. Tidak ada penyakit lain yang ada dalam tubuh gadis itu.

            “Dia baik-baik saja.” Ucap Luke melihat wajah cantik itu yang tengah tertidur.

            “Kak, tadi kak Zayn bilang kalau kak Zayn yang salah. Memangnya ada apa?” Desak Vio.

            Zayn terdiam. Lelaki itu seperti enggan memberitahu pada Vio. Tapi gadis itu keras kepala. Luke mencoba menenangkan Vio yang terkesan tidak sopan pada Zayn. Tapi Zayn maklum saja. Vio memang begitu dan sampai sekarang Zayn masih heran kenapa adiknya yang lembut itu bisa berteman dengan gadis seperti Vio.

            “Maaf aku baru datang..” Ucap seseorang.

            Seorang gadis yang tidak lain adalah Gigi memasuki ruangan itu dan melihat keadaan Ariana. Syukurlah Ariana baik-baik saja. Ini salahnya, batin Gigi. Ia takut hanya karena masalah ini Zayn membencinya dan Gigi tidak mau hal itu terjadi.

            “Zayn, maafkan aku. Ini salahku, jadi maafkan aku.” Ucap Gigi.

            Ucapan Gigi membuat Luke dan Vio menjadi bingung sementara Niall hanya penasaran dengan air muka Gigi yang tidak baik. Tadi Zayn mengatakan kalau dia yang salah sekarang Gigi mengatakan kalau dia yang salah.

            “Coba jelaskan..” Lirih Vio.

            Baru saja Gigi membuka mulutnya, Zayn langsung menahannya. “Ini semua tentang masa lalu Ariana. Kalian berhak tau.” Ucap Zayn.

***

            “Harry..” Lirih Ariana.

            Zayn yang terkantuk-kantuk sambil menemani Ariana langsung hilang kantuknya mendengar lirihan itu. Zayn melihat Ariana yang ternyata sudah membuka matanya. Wajah adiknya itu cukup sayu dan sedih.

            “Kau baik-baik saja Ari..” Ucap Zayn.

            “Aku..” Ucap Ariana.

            “Sudahlah. Jangan dipikirkan hal itu, oke? Semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Zayn.

            Tampaknya Ariana ingin menangis. Zayn bisa melihat dari wajah adiknya itu. Ariana.. Adiknya itu cukup lemah. Jika saja.. Jika saja… Ah sudahlah.

            “Mana Harry?” Tanya Ariana.

***

            Seminggu lagi adalah ulang tahun sekolah. Tentu saja akan banyak acara untuk mengisi hari ulang tahun itu, terutama musik. Siapa sih yang tidak suka denga musik? Apalagi band! Niall sudah menyiapkan lagunya dan berhasil menyanyikannya dengan sempurna. Juga cowok itu mengiringinya dengan kunci gitar yang susah payah dibuat oleh Luke.

            Bagaimanapun juga Luke heran dengan Niall. Heran sekaligus aneh. Niall emang sangat berbakat di bidang musik dan jago bermain gitar. Tapi kemampuan permainan gitar Niall menurun saat menyadari dirinya sudah tidak bisa mendengar lagi.

            “Suaramu.. Dan petikan gitar itu amat pas.” Ucap Vio.

            “Ku harap aku tidak akan merusak hari ulang tahun sekolah dengan permainan burukku ini.” Ucap Niall.

            “Jangan merendahkan diri. Justru mereka nantinya akan kagum padamu. Kau tidak bisa mendengar tapi kau bisa menemukan nada-nada yang indah.” Ucap Luke.

            “Dari mimpi..” Sambung Vio.

            Tiba-tiba Niall teringat sesuatu. Sesuatu yang penting. “Bagaimana kabar Ariana?” Tanya Niall.

            “Sejauh ini aku belum mendapat kabar dari Zayn.” Ucap Vio.

            “Sudah aku duga.” Ucap Luke.

            “Apa?” Tanya Vio.

            “Aku ingin membunuh anak itu.” Jawab Luke.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar