expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 20 Desember 2016

My Everything ( Part 15 )



BRAKKK !!!!!

            Samar-samar Vio melihat bayangan yang mengerikan. Langsung  saja Vio bangun dari tidurnya. Sial. Gadis itu ketiduran di rumah Luke sementara masih banyak tugas yang belum ia kerjakan. Perasaan baru kemarin ia ada di Desa Cheddar, memakan keju sepuasnya dan sekarang ia sudah kembali ke kehidupan normalnya.

            “Kau ganggu aja!” Bentak Vio. Dia menguap lalu Luke memukulnya dengan buku.

            “Aw! Sakit tau!” Ucap Vio sambil mengelus hidungnya yang sakit akibat pukulan itu.

            Ariana melihat Vio dan Luke sambil berusaha menahan tawanya. Saat ini mereka tengah sibuk mengerjakan soal yang entah kenapa bisa menumpuk seperti ini. Ariana merasa bersyukur karena bisa mengerjakan soal bersama teman-temannya. Jika ada soal yang tidak dimengertinya, tentu Ariana bisa menanyakannya dengan Luke ataupun Niall.

            “Eh tau tidak?” Tanya Vio. Wajahnya berubah menjadi serius.

            “Apa?” Tanya Ariana.

            “Kalian benar-benar tidak tau?” Tanya Vio.

            “Kau kenapa sih?” Tanya Luke heran.

            Vio menggeleng-gelengkan kepalanya. “Kemarin itu sekolah kita kedatangan murid baru dan murid baru itu… “ Ucap Vio dengan gaya yang dilebih-lebihkan. “Murid baru itu ganteng sekali! Aku sudah melihatnya kemarin. Rambutnya cokelat tapi tidak terlalu cokelat sih mungkin hitam kecokelatan kali, terus tubuhnya ting..” Sambungnya lalu dipotong oleh Luke.

            “Coba tulis persamaan Gay Lussac!” Ucap Luke.

            Vio langsung kesal karena ucapannya yang baginya sangat penting di potong oleh Luke hanya karena Gay Lussac yang menyebalkan itu. “Masa kau tidak tau ada murid baru kemarin?” Tanya Vio pada Ariana.

            Ariana mengedikkan bahunya. “Untuk apa membicarakan hal yang tidak penting itu?” Tanyanya.

            Luke tersenyum puas lalu mengacak-acak rambut Ariana. “Satu-kosong!” Ucapnya.

            Vio tersenyum sinis. “Aku bersumpah kalau kau ketemu murid baru itu kau akan menjadi gay!” Ucapnya.

            “Gay Lussac leh ugha.” Ucap Luke sambil nyengir.

            Langsung saja Vio melempar buku fisikanya ke Luke dan lemparannya tepat mengenai sasaran. Luke mengambil buku itu. Mana tega dia melempar buku yang isinya penuh dengan ilmu walau ia ingin membalas perbuatan Vio.

            “Sebaiknya kita lanjut mengerjakan tugas. Kalau kau masih malas, kau tidak boleh mencontek tugas kami!” Ancam Ariana pada Vio.

***

            Benar memang apa yang dikatakan Vio bahwa sekolah mereka kedatangan murid baru. Murid baru itu sangatlah tampan bahkan bisa mengalahkan ketampanan Luke. Tapi Luke cuek-cuek saja. Dia tidak mempedulikan murid baru itu dan tidak mau tau asalkan murid baru itu tidak menganggunya.

            Saat itu mereka duduk di kantin. Vio sibuk membahas murid baru itu tapi teman-temannya tidak ada minat dengan tema pembicaraan Vio. Murid baru? Apa pentingnya.

            “Memangnya nama murid baru itu siapa sih?” Tanya Ariana.

            Vio menggaruk rambutnya yang tak gatal. Memang sih gadis itu dengan bodohnya tidak tau siapa nama murid baru itu. Dia hanya tau wajahnya saja. Seharusnya ia tau namanya.

            “Hai.” Ucap sebuah suara yang terdengar kaku.

            Semuanya menatap sosok cowok yang bagi mereka asing, kecuali Vio. Vio terngaga lebar melihat cowok itu. Ingin sekali ia berteriak namun ia tidak sanggup melakukannya. Cowok itu bingung karena tidak ada yang mau membalas sapaannya. Lalu dia tersenyum dan senyumannya itu sangatlah manis.

            "K..Kau murid baru itu kan?” Tanya Vio.

            “Iya. Aku Harry.” Jawab cowok itu.

            Harry? Batin Ariana. Tiba-tiba saja matanya bertatapan dengan mata murid baru yang bernama Harry. Mata Harry berwarna hijau. Mendadak Ariana menjadi malu lalu gadis itu menunduk. Rasanya tadi itu sangat memalukan bertatapan dengan orang yang baru ia lihat bahkan orang itu belum tau siapa namanya. Sementara Niall, dia mulai merasakan bau-bau tidak enak. Entah mengapa Niall membenci murid baru itu.

            “Aku boleh duduk disini kan?” Tanya Harry.

            “Tidak!” Bentak Niall.

            Luke langsung menatap Niall dengan tatapan takjub. “Kau bisa mengetahui apa yang dia bicarakan?” Tanya Luke.

            Niall sendiri bingung kenapa kata itulah yang keluar dari mulutnya. “Lupakan saja.” Ucapnya.

            “Tentu saja kau boleh duduk disini.” Ucap Vio girang. Dia menarik tangan Harry lalu mengajak Harry duduk di sampingnya, dan disamping Harry ada Ariana.

            Mengapa jantungku berdebar-debar? Batin Ariana. Harry, emang sih cowok itu kelihatan asing tapi kenapa jantungnya berdebar-debar seperti ini? Dan kenapa ia merasa gugup? Sebisa mungkin Ariana menormalkan semua anggota tubuhnya yang bekerja tidak seperti biasanya.

            Where are you from?” Tanya Vio pada Harry.

            Well, untuk saat ini aku tidak ingin memberitahu darimana asalku.” Jawab Harry.

            “Kenapa?” Tanya Luke ikutan.

             Harry menatap Luke. “Aku tidak berhak untuk menjawabnya.” Ucapnya.

            “Kalau begitu kenapa kau duduk disini? Kau bukan temanku!” Ucap Luke dengan suara sedikit membentak.

            Vio yang emang sejak awal udah naksir sama Harry menjadi tidak enak dengan Harry. “Luk jangan begitu! Harry boleh menjadi teman kita!” Ucap Vio.

            Luke menatap tajam Vio. “Kau lebih membela Harry ketimbang aku. Kau pasti menilai Harry dari segi fisik, ya kan?” Ucap Luke.

            Ariana yang tadi diam membuka suaranya. “Kenapa jadi bertengkar? Dia boleh bergabung dengan kita. Aku tidak keberatan. Lagipula Harry sama sepertiku. Kami sama-sama murid baru. Mungkin Harry juga ketinggalan pelajaran dan dia membutuhkan bantuan Luke.” Ucap Ariana.

            “Satu sama!” Ucap Vio menyindir Luke.

            “Terserah.” Ucap Luke.

            Sebenarnya Harry boleh-boleh saja bergabung dengan mereka. Tapi mengapa terkesan karena ada alasannya ya? Kenapa Harry tidak bergabung dengan temannya yang lain setidaknya teman kelasnya? Dan kenapa Harry tidak mau memberitahu darimana asalnya?

            “Baiklah Harr. Kau mau kan menjadi teman kita?” Tanya Vio dengan mata yang berbinar-binar.

            Harry tersenyum. Seklilas muncul lesung pipit di pipi kirinya. “Astaga itu lesung pipit termanis yang pernah aku lihat!” Ucap Vio heboh.

            “Vio gila.” Ucap Luke. Heran juga dia kenapa bisa mendapatkan teman seperti Vio.

            Ternyata Harry itu terkesan misterius dan kalau bicara hati-hati. Luke pandai menebak sifat seseorang dan Luke menyimpulkan Harry adalah anak yang misterius. Seperti ada maksud tertentu bagi Harry, khusunya bergabung dengannya. Harry memang tampan, Luke mengakuinya. Pasti gadis-gadis itu akan berpindah dan Harry-lah yang menjadi bintang disini. Dasar mereka! Luke tak habis pikir kenapa soal tampang yang menjadi nomor satu di sekolah ini.

***

            “Luke..” Lirih Niall.

            Sepulang sekolah Niall sengaja pulang ke rumah Luke. Cowok itu tidur-tiduran di ruang tengah sambil menonton TV. Luke melihat ekspresi Niall yang berbeda dari biasanya. Apa karena murid baru itu? Apa jangan-jangan….

            “Kau tidak suka jika Harry mendekati Ariana?” Tanya Luke.

            Niall tersenyum sedih. “Kau benar. Entah apa hanya perasaanku atau tidak aku merasa Harry ingin mendekati Ariana. Aku takut jika Ariana terjun ke dalam pesona Harry. Aku takut kalau-kalau mereka saling suka lalu pacaran.” Ucapnya.

            “Niall, kenapa kau memikirkan hal itu? Ayolah. Ariana masih menjadi tema kita. Jangan takut jika Ariana menyukai orang lain. Masih ada aku dan Vio yang selalu ada untukku.” Ucap Luke.

            “Tapi Ariana segala-galanya bagiku. Dia yang menerangi duniaku yang gelap. Dia yang membuatku menjadi anak yang normal seperti anak lainnya.” Ucap Niall.

            “Aku tau kau sangat mencintainya tapi kau ragu mengatakannya.” Ucap Luke.

            Itulah salah satu hal yang membuat Luke malas jatuh cinta dengan seseorang. Luke akan dipusingkan dengan masalah seperti yang dialami Niall. Tapi jika ia berada diposisi Niall, Luke akan menyatakan perasaannya pada Ariana dan selalu siap dengan jawaban yang diberikan Ariana.

            “Kau tau, aku merasa seakan-akan Harry mengenal Ariana, begitu pula sebaliknya. Tadi aku perhatikan di kantin, Harry sering melirik Ariana, tapi Ariana tidak mempedulikannya.” Ucap Niall.

            “Atau mungkin…” Ucap Luke.

            “Harry adalah masa lalu Ariana.” Ucap Niall menyimpulkan.

***

            Sedih rasanya tidak mendapatkan skype dari Niall. Sepertinya Niall tidak online. Ariana menarik nafas dalam-dalam. Pikirannya tertuju pada Harry, murid baru yang memiliki mata yang sangat indah. Ariana tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa selama ia berada di kantin tadi, Harry sering melirik ke arahnya tapi Ariana mencoba untuk tidak mempedulikannya. Ariana merasa Harry mengenalinya. Tapi mungkin itu hanya perasaannya saja.

            Ariana membuka skype-nya. Chocoban menambahkan Anda sebagai teman. Siapa Chocoban? Tapi Ariana langsung mengklik ‘ya’ dan ia pun berteman dengan pemilik akun skype yang tidak dikenalinya itu.

            Chocoban: Terimakasih karena sudah menerima pertemananku J

            ArianaGrk: Kau siapa? Darimana kau mendapat skype-ku? Apakah aku mengenalmu?

            Chocoban: Tentu saja. Kau sangat mengenaliku.

            Ariana menyesal menerima pertemanan dari akun Chocoban karena akun itu terlihat misterius. Ariana yakin sekali akun itu sangat mengenalinya namun ia tidak mengenali akun itu atau ia mengenali akun itu hanya saja ia tidak tau siapa pemilik akun itu.

            ArianaGrk: Memangnya kau siapa?

            Chocoban: Tebak saja.

            ArianaGrk: Aku paling benci jika disuruh menebak.

            Akun itu tidak membalas skype-nya. Ariana menghela nafas panjang. Siapa tau pemilik akun itu salah satu murid nakal yang ingin mengerjainya. Who knows? Iphone-nya berdering. Ariana tersenyum lebar mendapatkan skype dari Niall. Akhirnya cowok itu online juga.

            Nialljmms: Apa kabar cantik? Maaf aku telat ngobrol denganmu. Aku sibuk membuat lagu.

            ArianaGrk: Aku baik-baik saja setelah mendapatkan skype darimu sebelumnya aku sedih. Benarkah kau membuat lagu? Apakah sudah jadi?

            Niall memang song-writer yang baik. Otaknya kreatif menciptakan lirik-lirik lagu yang indah dan menyentuh hati. Seandainya Niall bisa mendengar, mungkin Niall juga bisa menentukan nada yang tepat untuk lagunya. Ya. Bagaimana bisa Niall membuat lagu jika Niall tidak bisa menentukan nada di lirik lagu yang ia buat?

            Nialljmms: Sebenarnya aku sudah banyak membuat lirik lagu. Tapi aku ingin membuat lagu yang benar-benar bagus.

            ArianaGrk: Semua lirik yang kau buat bagus kok.

            Nialljmms: Memangnya kau sudah pernah membaca lirik lagu yang aku buat?

            Ariana pernah membaca lirik lagu yang dibuat Niall. Liriknya bagus. Ariana sangat menyukainya dan liriknya kebanyakan bertema tentang perjuangan. Seandainya ia bisa menciptakan lirik lagu seperti Niall. Jadi apa perlu ia berguru pada Niall agar ia pandai membuat lirik lagu?

            ArianaGrk: Tentu saja. Tapi aku ingin sekali melihatmu tampil sambil membawakan lagu yang kau buat.

            Nialljmms: Aku juga ingin. Tapi aku tidak bisa. Aku hanya penulis lagu dan aku tidak bisa menentukan nada-nya.

            Ariana menjadi tidak enak dengan Niall.

            ArianaGrk: Maafkan aku Niall. Pasti kau sangat sedih kan?

            Nialljmms: Tidak apa-apa. Aku akan berjuang menentukan nada lagu untuk lagu spesial-ku.

            ArianaGrk: Bagaimana caranya?

            Nialljmms: Aku akan mencari nada-nada itu dengan hatiku, bukan telingaku.

***







Tidak ada komentar:

Posting Komentar