expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 22 Desember 2016

My Everything ( Part 19 )



“Bagaimana hubunganmu dengan Harry?” Tanya Zayn.

            Ariana baru saja pulang sekolah langsung mendapatkan pertanyaan seperti itu. Well, hubungannya dengan Harry baik-baik saja. Sudah seminggu ia pacaran dengan Harry dan selama itulah ia merasakan kebahagiaan yang tidak biasa. Harry semakin memperlihatkan rasa cinta padanya hal itu membuat Ariana semakin cinta dengan Harry dan yakin kalau Harry adalah cowok pilihannya.

            “Baik. Dia sangat baik padaku.” Ucap Ariana lalu bersiap-siap masuk ke dalam kamarnya.

            Namun Zayn langsung menarik tangan Ariana dan hal itu membuat Ariana menoleh ke arah Zayn dengan tatapan aneh. “Ada apa kak?” Tanya Ariana.

            Zayn terdiam sesaat. Bagi Ariana, tatapan Zayn kali ini berbeda dari tatapan Zayn lainnya. Entahlah. “Well, kalau kau merasa tidak nyaman atau menyembunyikan sesuatu harus kasih tau ke aku.” Ucap Zayn.

            Ariana mengangkat sebelah alisnya. “Emangnya ada apa sih kak? Kenapa tatapan kak Zayn aneh? Harusnya kak Zayn yang kasih tau ke aku soalnya kak Zayn kelihatan aneh. Apa kak Zayn tidak suka akan hubunganku dengan Harry?” Ucap Ariana.

            “Bukan. Bukan itu maksudku. Hanya saja..” Tiba-tiba Zayn menjadi frustrasi. “Aku tidak tau harus menjelaskannya darimana. Intinya aku bingung sekali.” Sambungnya.

            “Sebaiknya kak Zayn temui kak Gigi biar tenang.” Ucap Ariana lalu meninggalkan Zayn.

            Gadis itu masuk ke dalam kamarnya yang tertata rapi. Saat ia membuka ponselnya, ada satu pesan masuk dari Harry. Isinya sederhana saja. Hanya ingetin sudah makan siang atau belum. Halah! Bagi Ariana itu terlalu berlebihan. Tentu saja ia tidak mau diperhatikan seperti itu.

            Entahlah apa yang membuatnya mengingat Niall dan keinginan Niall untuk membuat lagu. Ariana yakin sekali cowok itu bisa menciptakan lagu yang bagus. Yaa beginilah dampak tidak enak semenjak pacaran dengan Harry, ia jadi jarang bertemu dengan tiga sahabatnya dan Ariana sangat merindukan Niall. Entah apakah ini perasaannya atau tidak semenjak kedatangan Harry, Niall jadi terlihat pemurung dan berwajah sebal.

            Well, Ariana harap semuanya akan berjalan dengan baik. Hubungannya dengan Harry baik dan juga hubungannya dengan teman-temannya.

***

            “LUKE !!!”

            Sepertinya Luke sedang mendapatkan mimpi yang indah sampai-sampai ia susah dibangunkan oleh Niall. Tapi sumpah ini pagi-pagi buta dan Niall sudah ada di rumah Luke. Untunglah kunci rumah Luke sudah dibuka sehingga Niall bisa masuk ke dalam.

            “Lukey! Wake up! Wake up!” Ucap Niall seperti Anna yang sedang berusaha membangunkan Elsa *apaini*

            Dan pada akhirnya usaha Niall berhasil. Luke terbangun dengan penuh kekagetan karena melihat Niall yang ada di pinggir kasurnya dengan wajah yang nggg sedikit panik. Luke mengucek-ngucek matanya.

            “Ini jam berapa? Kenapa kau sudah ada disini? Memangnya kita ada janji?” Tanya Luke sebal.

            “Luk! Ini penting! Ini.. Sebelum ini berakhir!” Ucap Niall panik.

            “Kau kenapa sih?” Tanya Luke yang sudah 100% sadar.

            “Kau tau semalaman aku tidak bisa tidur. Tapi aku merasa mendapatkan mimpi aneh yang ada hubungannya dengan lagu yang aku buat.” Ucap Niall.

            “Ohya?” Tanya Luke.

            “Kau pasti tidak akan menyangka Luk! Aku sudah menemukan nada-nada untuk lagu yang aku buat!” Ucap Niall.

***

            Pagi ini Harry mengajak Ariana ke rumahnya karena hari ini libur. Rumah Harry sederhana namun terasa nyaman. Ternyata Harry disini hanya tinggal bersama bibi-nya saja. Entahlah dimana orangtua Harry. Ariana ragu menanyakan hal itu karena baginya Harry masih misterius.

            “Jika ada Vio, Niall dan Luke pasti akan lebih menyenangkan.” Ucap Ariana. Ups!

            “Kau sangat merindukan sahabat-mu itu ya? Apa karena aku kau jadi jarang bertemu dengan mereka?” Tanya Harry.

              Mendadak Ariana menjadi bersalah. “Eh tidak-tidak. Aku-nya mungkin yang salah. Sebenarnya aku banyak memiliki waktu bersama mereka hanya saja..” Ucapnya.

            Lalu tiba-tiba Harry mendekatkan wajahnya ke Ariana sehingga memotong ucapan Ariana. Jujur saja, Ariana sangat membenci saat-saat seperti ini. Rasanya seperti… Aneh. Saat Harry menatapnya seperti ini ia merasakan suatu hal seperti…

            “Harry..” Lirih Ariana.

            Harry menaruh jari telunjuknya di bibir Ariana pertanda ia tidak ingin Ariana bicara lagi. Kemudian Harry melingkarkan tangannya di pinggang Ariana. Harry terlihat amat menikmati apa yang dia lakukan sedangkan Ariana menjadi bingung. Ada perasaan lain yang hadir di dalam hatinya tapi ia tidak bisa menebak apa perasaan itu.

            “Harry!” Ucap Ariana yang tiba-tiba saja melepaskan diri dari Harry.

            Harry menatap Ariana bingung.

            “Maaf. Hanya saja aku merasa aneh.” Ucap Ariana.

            “Kau.. Kau merasa tidak nyaman?” Tanya Harry.

            Tiba-tiba Ariana teringat akan ucapan Zayn. “Kau.. Apakah sebelumnya kau pernah mengenal kakakku?” Tanya Ariana.

            Harry terdiam sesaat. “Tidak.” Jawabnya.

            “Tapi kurasa kau sangat mengenaliku! Aku merasa kita dulu pernah bertemu! Kenapa semuanya terasa aneh dan membingungkan?” Ucap Ariana.

            “Ah..” Ucap Harry tiba-tiba.

            Tubuh Harry sedikit linglung, hal itu membuat Ariana panik. Sebisa mungkin Ariana menjaga keseimbangan tubuh Harry agar cowok itu tidak jatuh. Ariana mengajak Harry duduk di sofa ruang tamu.

            “Kau kenapa?” Tanya Ariana.

            “Itu.. Aku hanya pusing saja.” Jawab Harry. 

            “Kau tidak baik-baik saja.” Ucap Ariana.

            Kemudian Harry menatap Ariana dengan tatapan yang mampu membuat semua gadis takluk, termasuk Ariana. Mata hijau Harry membuat seluruh syaraf-nya mati. Harry menggenggam tangan Ariana dan Ariana merasakan genggaman tangan Harry dingin. Harry baik-baik aja kan?

            “Ari, kau mau kan berjanji padaku?” Tanya Harry.

            Ariana mengangguk.

            “Jangan tinggalkan aku apapun yang terjadi. Apapun yang terjadi.” Ucap Harry.

***

            Sudah satu jam Niall mengeluarkan isi di otaknya, maksudnya nada-nada keajaiban yang ia dapatkan dari mimpinya. Aneh memang. Niall mendapatkan nada-nada itu langsung dari mimpinya dan melekat di otaknya. Niall berusaha mencocokkan nada-nada itu dengan lirik lagu yang ia buat.

            “Jangan dipaksakan kalau kau tidak kuat.” Ucap Vio. Jujur saja ia merasa kasihan dari Niall. Tapi nada-nada yang dinyanyikan Niall mampu menyentuh hatinya.

            “Sedikit lagi. Aku hampir menyelesaikannya. Setelah ini aku akan merekamnya sehingga kalian bisa mendengarkannya.” Ucap Niall.

            “Aku masih tidak percaya kau melakukan ini. Kau mendapatkan nada-nada untuk lagumu dari mimpimu sendiri dan kau hampir menyempurnakan lagu yang kau buat! Bagaimana caranya kau bisa tau nada-nada itu maksudnya bagaimana caranya kau mencocokkannya?” Ucap Luke.

            Niall yang tidak melihat Luke menjadi tidak tau apa yang dikatakan Luke. Beberapa menit kemudian Niall menatap kedua sahabatnya. “Kau tau, aku memang tidak bisa mendengar. Telingaku sudah tidak berfungsi lagi. Tapi hatiku-lah yang menjadi pengganti telingaku. Melalui hati, aku bisa mendengar nada-nada yang aku dapatkan dari mimpiku. Ternyata, lagu itu memang sangat indah. Aku.. Aku bisa mendengar lagu-lagu favoritku melalui hatiku dan..” Ucap Niall lalu diputus oleh Vio karena Vio langsung menangis sambil memeluk Niall.

            “Kenapa dunia ini tidak adil? Kau sangat mencintai musik tapi kenapa kau harus kehilangan pendengaranmu?” Tangis Vio.

            “Vio, ayolah. Jangan menangis. Niall hampir menyelesaikan lagunya. Kita harus membantunya. Aku tau lagu yang Niall buat mampu menyentuh hatiku.” Ucap Luke.

            “Aku janji akan tampil di depan banyak orang. Juga.. Aku akan membawa gitarku dan menyanyi di hadapan semua orang.” Ucap Niall.

            “Kau serius? Kau bahkan tidak tau chord lagumu sendiri.” Ucap Vio.

            Niall tersenyum. “Ada kalian kan? Aku yakin sekali jika kalian benar-benar hafal dengan laguku, kalian akan menemukan chord yang tepat untuk laguku, lalu kalian tinggal memanduku mana kunci-kunci yang tepat mengiringi laguku. Aku yakin ini akan mudah.” Ucap Niall.

            “Well, aku tidak yakin tapi aku akan mengusahakannya.” Ucap Luke.

***

            “Argh!”

            Harry mendengar erangan Ariana dan cowok itu langsung khawatir. Tiba-tiba saja Ariana tertunduk lesu sambil memegang kepalanya. Entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak. Harry membantu agar gadis itu duduk dengan posisi nyaman.

            “Dia..” Ucap Ariana.

            Tentu saja Harry bingung dengan ‘dia’ yang dimaksud dengan Ariana. Apa Ariana.. Apa ingatan gadis itu mulai pulih? Jika iya…

            Ariana menatapnya dan itu membuat Harry salah tingkah. Wajah kekasihnya itu memang sempurna. Tapi Harry menangkap sesuatu yang berbeda di mata Ariana. Harry memeranikan diri menyentuh pipi gadis itu tetapi Ariana malah menepisnya. Aneh.

            “Aku ingin pulang.” Ucap Ariana.

            Hari ini Ariana tampak berbeda dan Harry hanya bisa menduganya saja. Tapi, dalam hatinya yang paling dalam Harry tentu tidak ingin hal yang paling ditakutinya terjadi.

            Tiba-tiba saja seluruh pandangannya menjadi gelap.

***

            “Aku tidak menyangka bisa bertemu disini. Tapi sungguh aku sedang malas bicara dengan siapapun.” Ucap Ariana.

            Niall hanya mengangguk. Jujur, ia sangat merindukan Ariana, gadis yang dicintainya itu tapi telah menjadi milik orang lain. Niall tidak menyangka bisa bertemu dengan Ariana di toko kue langganannya itu. Niall bisa menebak Ariana sedang tidak baik-baik saja. Apa jangan-jangan…

            “Ada masalah dengan Harry?” Tanya Niall.

            Ariana menatap Niall. “Tidak. Aku.. Aku hanya bingung.” Jawabnya sambil mengangkat bahu.

            Tadi itu memang aneh. Ariana merasa bersalah karena sudah menepis tangan Harry. Tapi tadi itu seperti.. Rasanya seakan-akan ia mengalami hal yang sebelumnya pernah ia alami. Memang semenjak pertama kali melihat Harry, Ariana merasakan perasaan yang aneh. Tidak. Tidak mungkin ia mengenal Harry di masa lalunya itu.

            “Ariana..” Ucap Niall, ragu.

            “Apa?” Tanya Ariana.

            “Aku.. Aku mencintaimu..” Ucap Niall.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar