“Kau siap?”
Ariana mengangguk walau jantungnya
berdegup kencang. Untuk pertama kalinya ia tampil di hadapan banyak orang. Tapi
sosok Harry memberikannya kepercayaan pada dirinya agar ia tidak merasa
nervous. Ariana sudah menulis sebuah lagu yang ia tulis dengan segenap hatinya.
Sebuah lagu yang mungkin ia tunjukkan pada seseorang yang mencintainya dengan
tulus, namun ikhlas melakukan apapun demi kebahagiaannya.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Vio.
Cepat-cepat Ariana menggelengkan
kepala. “Aku hanya teringat dengannya. Ah sudahlah. Kita sudah berjanji untuk
tidak mengingat kejadian itu.” Ucapnya.
Dan pada akhirnya gadis bernama
Ariana itu tampil di depan panggung dan duduk di depan grand piano putih.
Sebelumnya, Ariana tersenyum di hadapan para penonton. Tiba-tiba saja bayangan
Niall terlintas dihadapannya. Senyum kebahagiaan itu menjadi senyum kesedihan.
Niall. Terakhir kali ia melihat Niall saat cowok itu tampil di acara ulang
tahun dengan gitarnya.
Jari-jari indah gadis itu mulai
menekan tuts piano hingga membentuk nada yang indah. Oke. Semuanya akan
baik-baik saja. Tidak ada yang harus ditangisi atau disesali. Inilah takdir
Tuhan. Tuhan lebih menginginkan sosok itu kembali di sisi-Nya.
“I
cried enough tears to see my own reflection in them
And then it was clear I can't deny, I
really miss him
To think that I was wrong
I guess you don't know what you got
'til it's gone
Pain is just a consequence of love
I'm sayin' sorry for the sake of us..”
Saat itu, tepatnya saat-saat terakhir Niall. Ariana ingat betul tatkala
Luke mendapat telpon dari Ibu Niall yang mengatakan bahwa Niall mengalami
kecelakaan parah yang meregut nyawanya. Tetapi Niall masih bisa sadar bahkan
bicara di saat-saat terakhirnya. Bahkan Niall masih mengingatnya. Ariana tentu
bisa merasakan tangan dingin Niall saat menggenggamnya. Katanya, Niall hanya
ingin ia bahagia, itu saja.
“He wasn't my everything 'til we
were nothing
And it's taking me a lot to say
But now that he's gone, my heart is
missing something
So it's time I push my pride away
'Cause you are.. you are.. you are my
everything
You are.. You are.. You are my
everything..”
Yang membuat hatinya semakin sedih, Niall yang sudah tau bagaimana
kondisi Harry ingin menyelamatkan cowok itu. Niall yang merasa sudah tidak
sanggup lagi memilih mendonorkan sumsum tulang belakangnya yang ajaibnya masih
sempurna dan tidak ada kerusakan sedikitpun meski ia mengalami kecelakaan yang
parah. Tentu saja Ariana tidak ingin Niall melakukannya walau demi
menyelamatkan Harry. Tapi saat Niall menghembuskan nafas terakhirnya, Ariana
sadar bahwa keputusan itu adalah keputusan yang terbaik.
“I know you're not far but I still
can't handle all the distance
You're travelling with my heart
I hope this is a temporary feeling
cause it's too much to bear
Without you and I know sorry ain't
the cure
If I cross your mind just know I'm
yours
'Cause what we got is worth fighting
for
'Cause you are...”
Semua itu demi kebahagiaannya, semua itu demi kebahagiaan Ariana. Itulah
yang membuat gadis itu tidak bisa berhenti menangis. Bahkan ia sempat putus asa
melihat jasad Niall yang sebentar lagi akan dimakamkan. Pikirannya hanya ada
Niall, Niall dan Niall. Jadi, apakah ia harus kehilangan seseorang baru ia
menyadari bahwa ternyata orang itu adalah segala-galanya baginya? Ariana ingat
hari-hari dimana ia menghabiskan waktu bersama Niall. Semua itu hanyalah
kenangan.
“You weren't my everything 'til we
were nothing
And it's taking me a lot to say
Now that you're gone, my heart is
missing something
So it's time I push my pride away..”
Ariana sempat membenci Harry. Tapi gadis itu tidak ingin kehilangan
seseorang yang berarti baginya. Syukurlah berkat Niall, Harry jadi sembuh dan
Harry bersumpah untuk tak akan menyakitinya. Tapi Ariana lebih memilih untuk
sendiri. Ia tidak mau menjalin hubungan dengan siapapun. Ariana hanya
menjadikan Harry sebagai sahabatnya, seperti Luke dan Vio.
“You are, you are, you are my
everything
You are, you are, you are my everything
You are, you are, you are
You are, you are, you are my
everything”
Semuanya sudah membaik, semuanya sudah kembali normal, setidaknya itu
yang dipikirkan Ariana. Gadis itu mengakhiri lagunya dan ditutup oleh tepuk
tangan dari para penonton. Ariana tersenyum. Ia sempat melihat Harry, Luke dan
Vio. Rasanya ia melihat Niall diantara Luke dan Vio yang juga tersenyum
padanya. Ah sudahlah….
‘I promise to you, I’ll meet you
there in somewhere that we never know yet. Just me,you and us.’
***
THE END!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar