expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 22 Desember 2016

My Everything ( Epilog )



“Kau siap?”

            Ariana mengangguk walau jantungnya berdegup kencang. Untuk pertama kalinya ia tampil di hadapan banyak orang. Tapi sosok Harry memberikannya kepercayaan pada dirinya agar ia tidak merasa nervous. Ariana sudah menulis sebuah lagu yang ia tulis dengan segenap hatinya. Sebuah lagu yang mungkin ia tunjukkan pada seseorang yang mencintainya dengan tulus, namun ikhlas melakukan apapun demi kebahagiaannya.

            “Kau baik-baik saja?” Tanya Vio.

            Cepat-cepat Ariana menggelengkan kepala. “Aku hanya teringat dengannya. Ah sudahlah. Kita sudah berjanji untuk tidak mengingat kejadian itu.” Ucapnya.

            Dan pada akhirnya gadis bernama Ariana itu tampil di depan panggung dan duduk di depan grand piano putih. Sebelumnya, Ariana tersenyum di hadapan para penonton. Tiba-tiba saja bayangan Niall terlintas dihadapannya. Senyum kebahagiaan itu menjadi senyum kesedihan. Niall. Terakhir kali ia melihat Niall saat cowok itu tampil di acara ulang tahun dengan gitarnya.

            Jari-jari indah gadis itu mulai menekan tuts piano hingga membentuk nada yang indah. Oke. Semuanya akan baik-baik saja. Tidak ada yang harus ditangisi atau disesali. Inilah takdir Tuhan. Tuhan lebih menginginkan sosok itu kembali di sisi-Nya.

            I cried enough tears to see my own reflection in them

And then it was clear I can't deny, I really miss him

To think that I was wrong

I guess you don't know what you got 'til it's gone

Pain is just a consequence of love

I'm sayin' sorry for the sake of us..”

Saat itu, tepatnya saat-saat terakhir Niall. Ariana ingat betul tatkala Luke mendapat telpon dari Ibu Niall yang mengatakan bahwa Niall mengalami kecelakaan parah yang meregut nyawanya. Tetapi Niall masih bisa sadar bahkan bicara di saat-saat terakhirnya. Bahkan Niall masih mengingatnya. Ariana tentu bisa merasakan tangan dingin Niall saat menggenggamnya. Katanya, Niall hanya ingin ia bahagia, itu saja.

He wasn't my everything 'til we were nothing

And it's taking me a lot to say

But now that he's gone, my heart is missing something

So it's time I push my pride away

'Cause you are.. you are.. you are my everything

You are.. You are.. You are my everything..”

Yang membuat hatinya semakin sedih, Niall yang sudah tau bagaimana kondisi Harry ingin menyelamatkan cowok itu. Niall yang merasa sudah tidak sanggup lagi memilih mendonorkan sumsum tulang belakangnya yang ajaibnya masih sempurna dan tidak ada kerusakan sedikitpun meski ia mengalami kecelakaan yang parah. Tentu saja Ariana tidak ingin Niall melakukannya walau demi menyelamatkan Harry. Tapi saat Niall menghembuskan nafas terakhirnya, Ariana sadar bahwa keputusan itu adalah keputusan yang terbaik.

I know you're not far but I still can't handle all the distance

You're travelling with my heart

I hope this is a temporary feeling cause it's too much to bear

Without you and I know sorry ain't the cure

If I cross your mind just know I'm yours

'Cause what we got is worth fighting for

'Cause you are...”

Semua itu demi kebahagiaannya, semua itu demi kebahagiaan Ariana. Itulah yang membuat gadis itu tidak bisa berhenti menangis. Bahkan ia sempat putus asa melihat jasad Niall yang sebentar lagi akan dimakamkan. Pikirannya hanya ada Niall, Niall dan Niall. Jadi, apakah ia harus kehilangan seseorang baru ia menyadari bahwa ternyata orang itu adalah segala-galanya baginya? Ariana ingat hari-hari dimana ia menghabiskan waktu bersama Niall. Semua itu hanyalah kenangan.

You weren't my everything 'til we were nothing

And it's taking me a lot to say

Now that you're gone, my heart is missing something

So it's time I push my pride away..”

Ariana sempat membenci Harry. Tapi gadis itu tidak ingin kehilangan seseorang yang berarti baginya. Syukurlah berkat Niall, Harry jadi sembuh dan Harry bersumpah untuk tak akan menyakitinya. Tapi Ariana lebih memilih untuk sendiri. Ia tidak mau menjalin hubungan dengan siapapun. Ariana hanya menjadikan Harry sebagai sahabatnya, seperti Luke dan Vio.

You are, you are, you are my everything

You are, you are, you are my everything

You are, you are, you are

You are, you are, you are my everything”

Semuanya sudah membaik, semuanya sudah kembali normal, setidaknya itu yang dipikirkan Ariana. Gadis itu mengakhiri lagunya dan ditutup oleh tepuk tangan dari para penonton. Ariana tersenyum. Ia sempat melihat Harry, Luke dan Vio. Rasanya ia melihat Niall diantara Luke dan Vio yang juga tersenyum padanya. Ah sudahlah….

I promise to you, I’ll meet you there in somewhere that we never know yet. Just me,you and us.’

***

THE END!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar