expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 20 Desember 2016

My Everything ( Part 13 )



Baik Ariana maupun Luke dan Vio tak menyangka ternyata masa lalu Ariana sangat menyakitkan. Ariana berharap kakaknya itu jujur karena apa yang diceritakan kakaknya sama sekali tidak mengingatkannya akan masa lalu itu. Jadi dulu ada sosok yang sangat ia cintai namun sosok itu tega meninggalkannya sehingga membuatnya amnesia seperti ini.

            Ariana bahkan tidak tau kalau dulu ia pernah mencintai seseorang. Ariana sama sekali tidak mengingat siapa sosok itu. Artinya, sosok itu ia kenal dua tahun yang lalu. Tentu saja Zayn tidak mau memberikan foto sosok itu meski Ariana siap melihatnya.

            “Aku jadi penasaran. Kak Zayn bilang cowok yang pernah kau cintai itu berada di New York.” Ucap Vio.

            “Mungkin kau pindah kemari hanya untuk menghindar dari cowok itu.” Ucap Luke.

            Tiba-tiba Ariana merasakan pusing di kepalanya. Mau tidak mau ia harus istirahat agar besok ia bisa sekolah. Mengapa saat ia mencoba mengingat masa lalunya kepalanya langsung sakit? Ariana tentu tidak bisa memaksakan otaknya. Ariana teringat akan mimpinya. Jadi mimpinya itu merupakan bagian dari masa lalunya. Ariana ditinggal pergi oleh sosok yang sangat berarti padanya.

            “Aku tak menyangka Ar ternyata kau sangat mencintai cowok itu dan ketika cowok itu meninggalkanmu, kau seperti ingin bunuh diri dengan cara membiarkan tubuhmu berjalan di jalan raya tanpa memikirkan kendaraan yang kapan saja bisa menabrakmu.” Ucap Vio.

            “Jujur saja, aku tidak tau kalau aku berani melakukannya.” Ucap Ariana.

            “Artinya kau harus mengulang kejadian itu agar ingatanmu pulih.”

            Mendengar ucapan Luke, Vio langsung memukul bahu Luke. Entah tadi itu pukulan Vio yang keberapa kalinya. “Kau gila Luk! Ariana hampir kehilangan nyawanya saat itu!” Ucap Vio.

            Luke meringis. “Atau begini saja, kau banting kepalamu di tembok. Pasti ingatanmu pulih.” Ucap Luke.

            “Aku yakin ada cara lain untuk mengembalikan ingatanku tanpa harus menyakiti diriku sendiri.” Ucap Ariana.

***

            Di ruang musik, Ariana menekan tuts piano secara asal. Sejak pagi tadi moodnya tidak baik. Bawaannya marah terus. Ariana kepikiran dengan cerita Zayn mengenai masa lalunya. Tentu saja Ariana penasaran akan sosok itu. Pastinya sosok itu adalah sosok luar biasa yang mampu membuatnya jatuh cinta. Ariana menarik nafas dalam-dalam. Akankah sosok itu datang menemuinya? Kata Zayn, sosok itu berada di New York.

            “Ternyata kau disini.” Ucap Vio.

            Ariana melihat Vio, Luke dan Niall masuk ke dalam ruang musik. Ariana memasang senyum tipisnya. Gadis itu mengira tiga sahabatnya itu sudah pulang tapi mereka mencarinya dan menemukannya disini.

            “Sudah mendapatkan inspirasi?” Tanya Luke.

            Ariana menggeleng lemah. “Aku bahkan tidak tau ingin menyanyi lagu apa. Suasana hatiku sedang tidak baik.” Ucap Ariana.

            “Kalau aku sih lebih suka mendengarkan lagu yang liriknya menyindir orang.” Ucap Vio. Gadis itu mengambil gitar lalu memangkunya. Jari-jarinya yang lincah mulai memetik gitar itu.

            Ariana tersenyum melihat Vio. Vio membawakan salah satu lagu favoritnya berjudul Welcome To New York-nya Taylor Swift. Vio mengajak Ariana berduet dengannya sedangkan Luke dan Niall menyaksikan keduanya. Meski Niall tidak bisa mendengar suara Ariana, cowok itu tetap memasang wajah cerianya seakan-akan ia ikut menyanyikan lagu itu.

            Welcome to New York, It's been waiting for you

Welcome to New York, welcome to New York

Welcome to New York, It's been waiting for you

Welcome to New York, welcome to New York

It's a new soundtrack, I could dance to this beat, beat

Forever more, the lights are so bright, but they never blind me, me

Welcome to New York, It's been waiting for you

Welcome to New York..”

Setelah mereka menyanyikan lagu itu, perasaan Ariana menjadi lebih baik. Namun tiba-tiba saja ia ingin pergi ke New York. Ariana merindukan rumah lamanya. Seandainya jarak antara Inggris dengan Amerika dekat meski zaman sekarang transportasi sudah modern. Tapi belum ada transportasi sepertu pintu doraemon yang bisa membawa kita menuju tempat yang kita inginkan dalam sekejap.

“Niall, bukankah kau ingin berduet denganku?” Tanya Ariana pelan. Sebelumnya ia memastikan apakah Niall menatapnya atau tidak.

“Kau bicara padaku?” Tanya Niall sambil menunjuk dirinya.

“Ya. Ariana ingin bernyanyi bersamamu atau kau saja yang memainkan gitar ini.” Ucap Vio.

Gitar itu sudah ada dipangkuan Niall. Niall menatap gitar itu dengan ragu. Lucu jika ia memainkan gitar itu tanpa tau nada-nya meski ada beberapa lagu yang sudah Niall hafal kuncinya, salah satunya adalah I Swear This Time I Mean It milik Mayday Parade. Kunci-nya simpel saja sih.

Perlahan Niall memetik gitar itu, mencoba membayangkan bagaimana bunyi nada yang ia bentuk. Niall memejamkan matanya dan tidak peduli reaski teman-temannya. Tidak sampai satu menit Niall memainkan gitar itu, lalu dia menatap tiga temannya.

“Bagaimana?” Tanya Niall ragu.

Tidak ada yang menjawab. Kemudian Luke membuka suara. “That was nice! Aku tidak tau lagu apa yang kau mainkan tapi nadanya terdengar indah.” Ucap Luke.

“Luke benar. Kau sangat hebat!” Tambah Vio.

Tinggal Ariana yang belum mengomentari. “Well, tadi itu sangat luar biasa. Aku bahkan hampir tidak bisa bernafas.” Ucap Ariana.

Entah apakah Niall mengerti atau tidak apa yang mereka bicarakan tapi Niall melihat kegembiraan di wajah teman-temannya, artinya mereka menyukainya.  

Luke menepuk bahu Niall. “Kau harus tampil saat acara ulang tahun sekolah. Aku akan memantumu membuat lagu.” Ucap Luke.

Niall menatap Luke tak percaya. “Aku salah dengar kan? Maksudmu kau menyuruhku tampil di depan banyak orang?” Tanya Niall.

“Yap.” Jawab Luke.

Vio mencibir. “Luke saja tidak berani tampil di depan banyak orang malah dia yang menyuruhmu tampil. Pintar sekali.” Ucapnya.

“Aku janji akan tampil!” Ucap Niall dengan suara yang tegas.

Semua mata memandang ke arah Niall. “Kau bercanda kan?” Tanya Vio.

Niall tersenyum. “Aku akan tampil asalkan Ariana ikut tampil juga. Aku ingin melihatnya bernyanyi sambil bermain piano.” Ucapnya.

***

Bandorlx: Zayn, ku mohon balas skype-ku.

Untuk yang kesekian kalinya cowok itu mengirimi Zayn dengan kalimat yang sama namun Zayn mengabaikannya. Zayn sendiri duduk di cafeenya sambil meyeruput kopi hangatnya. Sebenarnya Zayn ingin membalas skype cowok itu namun rasanya aneh. Semakin lama Zayn semakin kasihan dengan cowok itu. Pasti hidup cowok itu selalu dihantui oleh rasa bersalah.

Akhirnya Zayn memutuskan membalas skype cowok itu.

Zayn12: Kau mau apa sih?

Bandorlx: Aku ingin bertemu Ariana. Aku ingin minta maaf dengannya. Setidaknya kau mau memberiku skype Ariana.

Tapi walau begini Zayn masih ragu kalau cowok itu benar-benar ingin minta maaf pada Ariana. Siapa tau kan cowok itu sedang membuat rencana untuk lebih membuat Ariana menderita? Zayn memang sering berprasangka buruk dengan orang lain dan ia akui itu salah.

Zayn12: I told you. Ariana sudah melupakanmu.

Bandorlx: Tidak mungkin! Sesakit apapun dia, Ariana masih mengingatku walau dia tidak mencintaiku lagi.

Kenapa rasanya cowok yang adalah mantan Ariana itu masih mencintai Ariana? Bukankah itu sangat keterlaluan? Kalau begitu kenapa dulu cowok itu tega meninggalkan Ariana? Pasti ada alasan yang kuat kan bukan karena cowok itu sudah tidak mencintai Ariana lagi.

Zayn12: Ariana amnesia. Dia tidak bisa mengingat kejadian dua tahun belakangan ini. Itu Artinya dia tidak bisa mengingatmu.

Bandorlx: Kenapa Ariana bisa terkena amnesia? Sungguh aku benar-benar minta maaf. Asal kau tau, aku juga tersakiti disini.

Entah apa yang dimaksud dengan kata ‘tersakiti’ yang ditulis cowok itu.

Zayn12: Tentu saja ada hubungannya dengan kecelakaan itu. Kepala Ariana terbentur di aspal dan itu membuat memorinya hilang. Untung tidak semuanya.

Bandorlx: Aku menyesal karena telah meninggalkannya, padahal aku sangat mencintainya. Aku menyesal.

Zayn12: Kenapa waktu itu kau tega meninggalkan Ariana?

Bandorlx: Saat itu aku bertemu dengan teman lamaku yang sekarang sudah menjadi model. Dia sangat cantik. Pertama kali aku melihatnya aku langsung dibuat mabuk olehnya. Ajaibnya, dia mengatakan padaku kalau dia menyukaiku, tapi aku masih memiliki Ariana. Aku jadi bingung. Padahal aku diam-diam juga jatuh cinta dengan teman lamaku itu. Akhirnya aku memutuskan meninggalkan Ariana. Itulah kesalahan terbesarku.

Sebuah hubungan memang sering mengalami hal seperti itu. Zayn jadi takut kalau-kalau Gigi meninggalkannya hanya karena Gigi jatuh cinta dengan lelaki lain atau sebaliknya. Tapi Zayn sudah bersumpah kalau ia serius mencintai Gigi dan tidak akan tertartik dengan gadis lain.

Zayn12: Terus dimana teman lamamu itu?

Bandorlx: Dia meninggalkanku. Ternyata cintanya selama ini palsu.

Zayn12: Artinya kau harus belajar memilih mana gadis yang tulus mencintaimu dan mana gadis yang hanya ingin mempermainkanmu.

Bandorlx: Aku mengerti.

Zayn12: Lalu setelah ini kau ingin kembali dengan Ariana?

Bandorlx: Jika dia mengizinkanku. Jika aku masih pantas untuknya.

            Kalau Zayn berada di posisi Ariana, tentu Zayn tidak sudi menerima kembali orang yang sudah menghancurkannya itu. Biarlah orang itu menjadi masa lalunya.

            Zayn12: Sudah aku bilang, Ariana amnesia. Sebaiknya kau lupakan Ariana. Agar kau tenang, baiklah. Aku memaafkanmu.

            Bandorlx: Terimakasih karena mau memaafkanku, tapi aku harus bertemu dengan Ariana. Aku tidak akan percaya kalau aku tidak melihat Ariana secara langsung.

            Dasar keras kepala! Tapi bagaimana jika cowok itu beneran datang menemui Ariana? Semoga Ariana tetap tidak mengingat cowok itu. Kalaupun ingat, Zayn berharap adiknya itu bisa memilih mana cowok yang benar-benar tulus mencintainya, bukan karena soal tampang atau kekayaan.

            Zayn12: Terserah kau.

            Bandorlx: Aku janji akan menemui Ariana, secepatnya.

***

            “Sudah ku duga, selama ini kau menyukai Ariana.” Ucap Luke.

            Luke selalu berhasil menebak isi otaknya. Selama ini Niall menyimpan perasaan yang entah mengapa bisa hadir di hatinya padahal Niall merasa sudah tidak memiliki hati lagi. Hidupnya kelam karena ia kehilangan pendengarannya. Namun dengan hebatnya sosok gadis bernama Ariana yang mengembalikan semangatnya dan menjadikannya sebagai anak normal seperti lainnya.

            “Kau benar.” Ucap Niall.

            Luke mendekati Niall kemudian menepuk pelan bahu Niall. “Ungkapkan saja pada Ariana.” Ucapnya.

            “Kau tidak menyimpan perasaan apapun kan pada Ariana?” Tanya Niall memastikan.

            Mendengar pertanyaan Niall, Luke tertawa. Sepupunya itu merasa takut jika ada orang yang juga menyukai Ariana termasuk dirinya. Tapi pada kenyataannya Luke emang tidak menyimpan perasaan apapun pada Ariana. Luke malah senang jika Ariana merasakan hal yang sama yang dirasakan Niall.

            Don’t worry. Aku tidak menyimpan perasaan apapun pada Ariana.” Ucap Luke.

            Niall tersenyum kecil. “Tapi aku ragu Luk. Ariana hanya menganggapku teman. Aku takut suatu hari nanti dia akan jatuh cinta dengan seseorang. Aku akan semakin hancur.” Ucap Niall.

            “Karena itulah kau harus menyatakan perasaanmu pada Ariana. Kalau Ariana menolak, aku yakin sekali gadis itu tetap mau menjadi temanmu. Percayalah. Jika dia membencimu karena kau menyatakan perasaanmu padanya, aku dan Vio akan meninggalkan Ariana dan tidak mau menganggapnya ada.” Ucap Luke.

            “Kau jahat sekali. Bukankah seorang sahabat tidak akan meninggalkan sahabatnya dalam keadaan apapun?” Ucap Niall.

            Luke nyengir. “Baiklah.” Ucapnya.

            Antara Luke dan Niall sudah terbiasa berkomunikasi. Niall bisa menerjemahkan kalimat apa yang diucapkan Luke dengan caranya sendiri. Karena itulah Luke satu-satunya orang yang menjadi teman bicaranya, sedangkan yang lain, Niall hanya bisa ngobrol melalui media sosial.

            Well, setidaknya aku dan Ariana berteman baik bukan?” Ucap Niall.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar