expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 27 Juni 2015

Like Rain of Hearts ( Prolog )







            Pandangannya lurus ke depan sana, menatapi sungai Thames yang terlihat tenang. Pikirannya hanya tertuju pada satu kalimat yang ingin sekali ia ucapkan tapi terasa berat. Mulutnya tidak sanggup mengeluarkan kalimat itu. Tapi, ia harus mengucapkannya mau tidak mau karena ini adalah keputusannya.


            Tiba-tiba, ia merasa tangan kanannya di genggam oleh seseorang. Gadis itu memejamkan matanya. Genggaman itu terasa hangat bahkan sampai menjalar ke seluruh tubuhnya. Mengapa ia harus melakukan semua ini? Mengapa ia harus melakukannya hanya karena masa lalunya? Mengapa ia harus menghadapi masa lalunya lagi?

            “Disty..”

            Suara pemuda yang terdengar lembut itu menyadarkannya. Langsung saja Disty melepaskan tangannya yang digenggam oleh pemuda itu. Otomatis pemuda itu kaget dan menyadari ada yang tidak beres dengan Disty, seorang gadis yang sangat dicintainya.

            “Maafkan aku. Aku tau aku salah. Kamu mau kan maafkan aku?” Tanya Pemuda itu sambil tersenyum.

            Oh damn! Disty tak sengaja melihat senyuman pemuda itu dan terlihat jelas disana sebuah lesung pipit yang mampu membuatnya takluk dengan pemuda itu. Tapi ia rasa, sekarang ia sangat membenci lesung pipit itu. Ia sangat membenci dan ia sudah tidak tertarik lagi. Perlahan, air matanya turun setetes demi setetes.

            Itulah satu-satunya kalimat yang bisa dikatakan oleh pemuda itu tatkala ia membenci pemuda itu. Dan kalimat itu manjur sekali. Tapi kali ini ia tidak boleh tertipu dengan ucapan manis dari pemuda itu. Tidak lagi! Dengan satu tarikan nafas panjang, gadis itu mulai membuka mulutnya dan hendak mengucapkan satu kalimat yang memang harus ia ucapkan.

            “Maaf. Kita.. Kita…”

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar