expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 28 Juni 2015

Like Rain of Hearts ( Part 8 )



Part 8

.

            Angin malam menemainya. Disty bersama gitar kesayangannya sedang duduk di balkon kamar sambil merasakan angin malam. Sesekali Disty memetik gitar itu secara asal. Hubungannya dengan Rio semakin hari semakin baik. Baginya, Rio itu anak yang menyenangkan dan ia betah ngobrol dengan Rio. Rio anaknya ramah, pandai bicara dan nyambung dengannya. Oke. Rio memang lebih baik dari Lintar, begitu kesimpulannya.

            Namun hatinya masih merasa aneh. Rio terasa aneh baginya. Disty sudah merasa tidak asing melihat Rio meski sebelumnya ia tidak pernah bertemu Rio. Dan mimpi buruknya yang menyurunya untuk jauh dengan Rio. Tapi bagaimanapun juga, Disty begitu kagum dengan Rio. Disty kagum dengan semua yang ada pada Rio. Pantesan saja Rio menjadi idola di sekolahnya meski Rio masih kelas sembilan.

            “Dis..”

            Michael datang sambil membawakannya segelas susu. Disty memang tidak bisa tidur sebelum minum susu. Itu sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu. Disty tersenyum melihat Michael. Mungkin ia bisa curhat dengan kakaknya.

            “Kak, kakak suka tidak kalau Disty dekat dengan Rio?” Tanya Disty.

            Michael duduk di samping Disty. “Suka. Tidak ada salahnya kau dekat dengan Rio. Pacaran pun tidak masalah. Itu kan hak-mu juga. Rio anaknya baik kok meski ada sifatnya yang tidak aku suka.” Ucapnya.

            “Seperti apa?” Tanya Disty.

            “Ya.. Dia itu kan termasuk jajaran cowok terkenal di sekolah. Sifanya tentu saja sombong dan sok yang paling berkuasa. Lagipula dia anak band. Di sekolah kita, anak band itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa.” Jawab Michael.

            “Kak Michael sendiri kenapa tidak membuat band?” Tanya Disty.

            Michael tidak langsung menjawab. “Hmmm.. Mungkin aku harus fokus sekolah dulu untuk persiapan naik ke kelas sepuluh. Aku harus banyak belajar. Luke pasti bisa membantuku. Setelah kelas sepuluh, baru aku akan memikirkan hal lain.” Ucapnya.

            Kenapa harus ada Luke? Ohya, bagaimana perasaan Michael tentangnya yang sudah mengusir Luke dari rumahnya? Wajah Michael kelihatan baik-baik saja. Syukurlah. Tapi seandainya Luke kemari, Disty berjanji untuk tidak melakukan apa-apa. Cuekkan saja meski ada Rio. Ingat, Luke teman Michael dan Michael adalah kakaknya. Jadi tidak mungkin ada kecurigaan.

            “Iya. Kelas sepuluh sudah dianggap dewasa. Good luck ya kak.” Ucap Disty sambil tersenyum.

            Selanjutnya adik kakak itu bernyanyi dengan riang menyanyikan beberapa lagu lama. Disty tampak semangat disana. Ternyata, punya kakak cowok yang mempunyai hobi sama itu enak ya. Apalagi ganteng seperti Michael, hehehe..

***

            Pagi ini Disty bersiap-siap berangkat sekolah. Tentu saja Disty dan Michael nebeng sama mobil James. Tetapi, sebuah motor ninja yang sudah tidak asing lagi baginya datang dan mata Disty langsung melebar. Rio? Rio kan hanya mengantarnya pulang.

            “Hai Dis.” Sapa Rio sambil tersenyum.

            Belum saja Disty menjawab, datang seorang cowok yang tidak lain adalah Luke. Langsung saja Rio menatap Luke dengan tatapan tidak ramah. Namun Luke kelihatan cuek saja. Sementara itu, Disty tidak kesal karena memang Luke selalu nebeng dengan James, bahkan sebelum kedatangannya ke rumah ini. Jadi tidak ada salahnya.

            “Berangkat samaan yuk.” Ajak Rio. Gayanya kelihatan mesra sekali dan sok dibuat manis. Apa Rio melakukan ini hanya untuk membuat Luke panas?

            “Ayo aja deh.” Ucap Disty sambil berjalan ke arah motor Rio. “Kak aku sama Rio ya. Dan mungkin seterusnya.” Sambungnya sambil diselingi tawa. Motor itu pun melaju meninggalkan rumah itu.

            “Disty dan Rio semakin lengket saja. Aku dengar banyak sekali yang membenci Disty karena dekat dengan Rio, dan banyak sekali yang iri dengan Disty.” Ucap James.

            “Disty selalu mendapatkan cowok yang terkenal. Lintar saja salah satu cowok terkenal di sekolah. Sedangkan aku tidak pernah mendapat pacar terkenal.” Ucap Michael kemudian dijitak oleh James.

            “Kau sih tidak romantis.” Ucap James sambil tertawa.

***

            “Kalian semakin lengket saja. Aku yakin Rio menyimpan perasaan khusus padamu. Aku kan ahli cowok.” Ucap Donna.

            Disty tertawa. “Aku tidak peduli bagaimana perasaan Rio atau kalau ternyata dia suka sama cewek lain ya aku terima saja.” Ucapnya.

            “Jangan gitu dong Dis. Kalau kau cinta Rio, kau harus memperjuangkan cintamu. Jangan ngalah gitu. Ntar kalau beneran Rio pacaran sama cewek lain tau rasa.” Ucap Miley.

            Ucapan Miley barusan bisa jadi menjadi beban pikirannya. Jujur, Disty pernah melihat Rio bicara dan tertawa dengan cewek lain dan itu mampu membuat hatinya perih. Apakah ia cemburu? Sebenarnya, perasaannya pada Rio itu bagaimana? Apa ia sudah jatuh cinta dengan Rio? Kagum sih iya. Tapi Disty tidak bisa membedakan yang namanya ‘kagum’ dan ‘jatuh cinta’.

            “Jangan bicara yang tidak baik. Tapi aku yakin Rio menyimpan perasaan untukmu Dis. Kau tunggu saja kapan cowok keren itu menyatakan perasaannya padamu.” Ucap Donna.

            “Iya. Tapi kalau Rio beneran cinta padaku, kalian jangan cemburu ya.” Ucap Disty sambil tertawa lalu diserbu oleh Donna dan Miley.

***

            Ruang musik kosong. Perlahan Disty membuka kenop pintu ruang musik itu. Tidak di kunci. Tumben kenapa tidak dikunci. Kalau ada yang mencuri siapa? Disty memang ingin sendiri hari ini kebetulan di kelas sedang tidak ada guru karena guru yang mengajar bahasa inggris tidak masuk karena sakit. Disty memutuskan untuk pergi ke ruang musik sementara sebagian temannya yang lain pergi ke perpustakaan.

            Disty tersenyum senang melihat berbagai alat musik. Gadis itu mengambil gitar yang letaknya tidak jauh dari piano lalu mulai memainkannya. Rasanya beda jika ia bermain dengan gitar lain. Gadis itu mulai menciptakan nada-nada yang tidak beraturan.

            “Disty!” Seru suara seseorang yang tidak lain adalah Rio.

            Tentu saja Disty kaget mendengar suara Rio. Jangan-jangan Rio yang tidak mengunci ruang musik ini. Benar saja. Cowok itu yang membawa kunci ruang musik. Tapi Rio kelihatan tidak marah. Rio malah senang dengan kehadirannya di ruang musik ini.

            Rio duduk di depannya membuat jantung Disty berdebar tak karuan. “Bodoh. Sudah hampir sebulan aku kenal kau dan aku sama sekali belum melihatmu bermain gitar. Aku hampir lupa kalau kau suka main gitar.” Ucapnya.

            Disty tersenyum. “Iya. Dan baru saja kau melihatnya.” Ucap Disty.

            “Ayo kita bernyanyi bersama. Adisty Clifford featuring Mario Haling.” Ucap Rio.

            Tidak mungkin Disty menolak tawaran Rio. Ia juga ingin sekali bernanyi dengan Rio. Disty sudah menemukan sebuah lagu yang cocok untuk dinyanyikan dan lagu ini merupakan salah satu lagu favoritnya.

            We’re on top of the world

            We’re on top of the world

            Now darling, sit down, let go

            Can I call you, you’re mine

            So I can I call you, you’re mine now darling

            Lagu itu adalah lagu Christina Perri featuring Ed Sheeran yang berjudul Be My Forever. Tampaknya Rio sudah tidak asing lagi dengan lagu itu dan ikut bernyanyi bersama Disty. Menurut Rio, suara Disty sangat bagus dan gadis itu bagus sekali bermain gitar. Rio menilai Disty dengan nilai A.

            In all we got time yeah

            So darling just say you’ll stay right by my side

            In all we got love yeah

            So darling just swear you’ll stand right by my side

            Jika di lihat baik-baik, mereka adalah pasangan feat yang bagus. Keduanya terlihat bahagia sekali. Disty belum pernah merasakan kebahagiaan seperti ini. Rio. Sungguh Disty beruntung bertemu dengan Rio apalagi Rio blasteran Indo-Inggris. Sempurna sekali.

            Be my forever Be My forever

            Be my forever Be My forever

            Be my forever Be My forever..”

            Keduanya mengakhiri lagu itu dengan tawa. Tidak peduli jika ada orang yang melihat mereka. Mereka merasa seisi dunia ini hanyalah mereka berdua. Rio benar-benar merasa nyaman dengan Disty. Beda halnya dengan Cara. Oke. Cara jauh lebih cantik dan tinggi dibanding Disty. Tapi Disty mempunyai keistimewaan tersendiri. Tiba-tiba Rio teringat sesuatu. Sesuatu yang membuat hatinya perih. Sial. Kenapa ia harus mengingat itu?

            “Aku senang sekali Yo thank you so much! Selama ini aku tidak pernah sebahagia ini.” Ucap Disty.

            “Memangnya kau tidak pernah bernyanyi dengan cowok sebelumnya?” Tanya Rio.

            “Tidak. Aku bernyanyi hanya untuk diriku saja. Aku bermain gitar hanya di kamarku saja. Karena itulah rasanya aneh jika ada seseorang yang melihatku bermain gitar. Aku jadi nervous.” Ucap Disty.

            Rio tertawa kemudian mengacak-acak rambut Disty. Tidak tau kenapa cowok itu berani mengacak-acak rambut Disty. Tapi Disty bertambah semakin senang. Ya. Rio rasa dirinya sudah akrab dengan Disty dan dianggap salah satu orang yang dekat dengan Disty.

            “Semua orang beruntung mengenalmu. Aku salah satunya.” Ucap Rio.

            “Aku biasa-biasa saja. Aku bukan dewi fortuna.” Ucap Disty.

            “Hmmm.. Kalau begitu kita balik saja ya aku mau mengunci ruang musik.” Ucap Rio.

            Disty mengangguk lalu keduanya pergi meninggalkan ruang musik dan tentu saja ada beberapa gadis yang heboh melihat keduanya. Jangan-jangan Rio dan Disty sudah pacaran lagi!

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar