Part 9
.
Bulan Desember…..
Bulan inilah bulan favoritnya.
Selain merayakan natal bersama keluarga, bulan Desember adalah bulan
kelahirannya. Disty berulang tahun tanggal tiga Desember. Dua hari lagi umurnya
tiga belas tahun. Cepat sekali. Perasaan baru kemarin Disty merayakan ulang
tahunnya yang kedua belas.
Tahun kemarin, ulang tahunnya hanya
dirayakan seadanya. Tidak ada pesta atau acara lainnya. Mama hanya
membuatkannya kue tart dan satu buah kado. Teman-temannya juga ada yang
memeriahkan ulang tahunnya dengan cara melemparnya dengan tepung dan telur
sehingga Disty hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apapun. Ditambah lagi
Lintar yang memberinya sebuah kado spesial.
Yaitu sebuah stiker yang bertuliskan
huruf ‘L’. Disty menempel stiker itu di gitarnya. Itu bukan stiker biasa.
Stiker itu awet sampai sekarang dan Disty bersumpah untuk tidak mencopotnya
meski mungkin suatu hari nanti ia tidak mencintai Lintar lagi. Stiker itu masih
ada sampai sekarang. Awalnya Disty mau membuang stiker itu karena rasa sakit
hatinya pada Lintar yang tidak mau membalas emailnya. Tapi Disty merasa
bersalah jika harus membuang stiker itu. Stiker itulah satu-satunya kenangan
dari Lintar. Ya. Tidak ada salahnya membiarkan stiker itu menempel di gitarnya.
“Disty sebentar lagi berumur tiga
belas tahun ya?” Tanya Bella.
Seperti biasa. Keluarga Clifford
selalu sarapan pagi bersama sebelum melakukan aktifitas. Mendengar ucapan
Bella, Disty tersenyum.
“Iya Ma. Disty mau berumur tiga
belas tahun. Cepat sekali.” Ucap Disty.
Thomas langsung membelai rambut
Disty. “Nanti kita akan adakan pesta. Kau boleh mengundang teman-temanmu.”
Ucapnya.
“Pesta? Itu ulang tahun Disty yang
ketiga belas. Bukan sweet seventeen.
Disty rasa Disty masih kecil untuk mengadakan pesta.” Ucap Disty.
“Tidak apa-apa Dis. Aku ingin kau
bahagia di hari ulang tahunmu yang ketiga belas. Nanti aku akan mengajak
band-ku untuk memeriahkan ulang tahunmu.” Ucap James.
“Benar kata James. Intinya ulang
tahunmu lusa nanti harus meriah. Kebetulan ulang tahunmu jatuh di hari sabtu.
Jadi bisa free sampai pagi.” Ucap
Michael.
Thomas, Bella, Michael dan James
begitu semangat membahas acara ulang tahun Disty dan Disty tidak bisa menolak.
Gadis itu mengangguk. Tidak ada salahnya merayakan pesta. Ya, lusa nanti. Pasti
Bella akan sibuk mengurusi perlengkapan karena mendesak.
“Oke. Apa lusa nanti semuanya bisa
siap?” Tanya Disty.
“Tentu saja!” Jawab Michael dan
James serempak.
***
“Ini.”
Sore itu, Michael memutuskan untuk
pergi ke rumah Luke. Ya. Michael-lah yang selalu pergi ke rumah Luke karena
Luke tidak mau ke rumahnya. Michael tau Luke tidak ingin membuat Disty kesal
padanya. Tapi semenjak kejadian itu, sikap Luke sedikit berbeda. Luke seperti
sedang mempunyai beban pikiran dan wajahnya sama sekali tidak menandakan wajah
ceria.
Luke memang begitu. Wajahnya tidak
pernah ceria dan terlalu serius. Luke jarang tersenyum. Apalagi tertawa. Poni
miringnya membuat style Luke semakin
sempurna. Michael pernah menyuruh Luke untuk merubah gaya rambutnya tetapi Luke
menolak. Katanya Luke lebih nyaman dengan gaya rambut seperti ini dan tidak
akan pernah merubahnya.
Undangan pesta ulang tahun Disty
yang akan diselenggarakan besok sudah disebar. Tentu saja Michael mengundang
Luke dan Disty tidak keberatan. Adiknya itu seperti sudah bersahabat dengan
Luke. Bagus.
Luke menerima undangan yang
diberikan Michael. “Pesta ulang tahun Disty. Aku rasa aku tidak akan
menghadirinya.” Ucap Luke.
Langsung saja Michael duduk di dekat
Luke. “Kenapa? Datang saja. Tidak baik menolak undangan seseorang.” Ucapnya.
Luke terdiam dan seperti tengah
berpikir. Diam-diam Michael kasihan melihat Luke. Juga kasihan dengan hidup
Luke. Michael pernah bertemu dengan Liz yang adalah Mama Luke dan Liz juga
tidak tau sifat dan sikap anaknya. Tetapi Liz sama sekali tidak pernah memaksa
atau menekan Luke agar terus belajar. Itu adalah keinginan Luke sendiri tanpa
paksaan.
“Kau kenapa Luk? Kenapa wajahmu
sedih seperti itu?” Tanya Michael.
“Aku tidak apa-apa.” Jawab Luke.
Tentu saja jawaban itu bohong.
“Oke. Tapi ku harap kalau kau ada
masalah, jangan diam saja. Mungkin aku bisa membantumu karena kau sudah banyak
membantuku.” Ucap Michael.
Sesaat keduanya diam. Michael
memilih untuk menunggu Luke bicara. Ia ingin mengetahui bagaimana reaksi Luke.
Michael juga mencoba menebak apa sebenarnya masalah Luke. Sekolah Luke
baik-baik saja bahkan nilai Luke semakin meningkat. Keluarganya juga baik-baik
saja. Jadi masalah apa dong?
“Aku sedang menyukai seseorang.”
Ucap Luke tiba-tiba.
Tentu saja Michael kaget mendengar
ucapan Luke. Itu Luke? Itu Luke temannya? Baru kali ini Luke mengakui kalau
sedang menyukai seorang gadis. Michael tersenyum. Benar kan Luke masih normal?
Seaneh-anehnya Luke, cowok itu pasti bisa menyukai seseorang atau hanya sebatas
kagum saja. Pertanyaannya, siapa gadis itu?
“Tapi ku rasa itu tidak penting.”
Ucap Luke.
“Tidak penting? Justru kalau kau
suka, kau harus memperjuangkan cintamu itu. Aku yakin gadis itu mau denganmu.”
Ucap Michael seakan-akan mempersemangat Luke.
Luke tersenyum hambar. “Tidak. Gadis
itu sama sekali tidak menyukaiku karena aku bukan tipenya. Ya. Aku sadar tidak
ada satupun gadis yang mau menyukaiku.” Ucapnya.
“Jangan begitu. Sebenarnya kau itu
cakep. Ubahlah sedikit penampilanmu dan jangan dingin jika ada cewek yang
mendekatimu.” Ucap Michael.
“Jadi kesimpulannya penampilan itu
nomor satu?” Tanya Luke.
Terkadang Michael selalu bingung
dengan jalan pikiran Luke. Entah apakah dirinya atau Luke yang salah. “Bukan.
Tapi ya.. Penampilan juga sangat berpengaruh. Kau pintar Luk. Pasti gadis
manapun yang kau suka tentu tidak menolak perasaanmu. Dia malah beruntung
mempunyai pacar yang pintar sepertimu.” Ucapnya.
“Dan membosankan.” Ucap Luke.
Membosankan? Tiba-tiba Michael
teringat sesuatu. Jangan-jangan….
***
December, 3rd….
Rio tersenyum menerima undangan
pesta ulang tahun Disty yang ketiga belas. Pasti acara besok malah meriah, dan
pastinya Disty akan terlihat sangat cantik besok malam. Ia harus melakukan
sesuatu. Ya. Besok adalah hari terbesar Disty. Tampaknya ia harus mempersiapkan
sebuah kejutan besar untuk Disty. Ya.
Cowok itu kini sedang bersama
gitarnya sambil mencoba menyusun nada-nada yang indah. Ada sebuah lagu istimewa
yang ingin ia nyanyikan pada gadis yang begitu spesial di matanya. Ya. Rio
sudah memutuskan keputusan itu dan ia rasa dirinya sudah mantap. Tidak peduli
bagaimana resikonya asalkan ia bisa bahagia walau dengan cara yang salah.
Egois memang. Tapi itu bukan
salahnya. Itu bukan salahnya dan ia akan menantang kesalahan yang diperbuat
oleh seseorang yang sangat dibencinya dan malah membuangnya. Itulah rahasia
terbesarnya yang tidak diketahui oleh teman-temannya. Kalau teman-temannya
sampai tau, kemungkinan besar ia akan diasingkan dan ia tidak akan mempunyai
teman apalagi idola dan ia tidak mau hal itu terjadi.
Dan gadis itu tidak boleh tau.
Bahkan selama-lamanya gadis itu tidak boleh tau. Ya. Disty tidak boleh tau
tentang rahasia-rahasia itu.
***
Malam yang ditunggu telah tiba.
Disty merayakan ulang tahunnya di sebuah gedung yang cukup mewah. Tentu saja
Thomas bisa menyewa gedung itu dengan mudah. Yang menghadiri kebanyakan
teman-teman seangkatan Disty. Ada juga kakak kelas tapi yang hanya mengenal
Michael dan James.
Disty begitu cantik malam ini dengan
gaun abu-abu selutut tanpa lengan. Rambutnya sedikit dikeritingkan bagian bawah
dan terlihat pirang. Semenjak tiba di London Disty mulai merubah gaya rambutnya
dan mulai memperhatikan penampilan.
“Happy
birthday Disty! Tonight you look so beautiful as angel.” Ucap Donna sambil
mencium pipi Disty.
“Thankyou.
You beautiful more.” Balas Disty.
“Hmmm.. Si Rio mana?” Tanya Miley.
Disty tersenyum. “Tadi ku lihat dia
sama teman-temannya dan Rio sangat tampan sekali.” Jawabnya.
“Wah.. Kalau saja Rio menyatakan
perasaannya malam ini padamu pasti kau akan bahagia.” Ucap Donna.
Mimpi. Hanya mimpi. Ia dan Rio sudah
berbulan-bulan dekat tapi Rio sama sekali tidak memberi tanda apapun mengenai
perasaannya. Mungkin Rio hanya menganggapnya sebatas teman saja. Tidak lebih.
Ingin sekali Disty menyatakan perasaannya pada Rio. Ya. Disty akui ia menyukai
Rio dan ingin menjadi satu-satunya gadis spesial di hati Rio. Tapi Disty tidak
berani menyatakan perasaannya. Ia hanyalah seorang gadis.
Tidak jauh dari tempat itu, Michael
tersenyum puas melihat kedatangan Luke yang sudah terlalu terlambat. Tapi
Michael senang karena Luke mau hadir di acara ulang tahun adiknya. Penampilan
Luke tidak buruk-buruk amat. Tetapi rambutnya masih sama saja dan wajah Luke
selalu nampak tidak ceria.
“Finally
you came! You look so handsome.” Ucap Michael sambil menepuk-nepuk pundak
Luke.
“Disty mana?” Tanya Luke sambil
melihat-lihat. Di tangan kanannya ada sebuah kado yang tentu saja ia berikan ke
Disty.
Michael pun mengantar Luke menuju
tempat Disty berada. Ternyata gadis itu sedang tertawa bersama teman-temannya.
Malam ini penampilan Disty sangat berbeda. Disty jauh lebih dewasa dari
sebelumnya. Tiba-tiba Luke merasa bodoh karena berada di tempat ini. Sebuah
tempat yang merupakan bukan tempatnya.
“Wau
Luke Robert Hemmings! I can’t believe you would come to my birthday party. But
about your hair, I still hope you will change your hair style.” Ucap Disty
sambil tersenyum lebar.
Luke tidak merespon ucapan Disty.
Cowok itu memberikan Disty hadiah berbentuk kotak kecil yang isinya penuh
dengan misteri. Disty tersenyum sambil menerima kado itu lalu mengucapkan
terimakasih. Baginya, Luke sudah tidak termasuk daftar orang yang menyebalkan dan
Disty mau berteman baik dengan Luke.
Sementara itu, Luke merasa lega
karena sudah memberikan kado itu pada Disty. Entah mengapa mulutnya terasa
berat untuk mengucapkan ‘Happy Birthday’ pada Disty. Luke merasa dirinya
terlalu lemah. Bodoh. Ia merasa bodoh terlahir menjadi anak laki-laki. Tapi
mungkin ini saatnya untuk mengucapkan sebuah kalimat penting yang memang
seharusnya sudah dia ucapkan sebelumnya.
“Do
what your heart wants.” Bisik Michael di telinganya.
Bisikan Michael menyadarkannya. Luke
melihat Disty yang kembali tertawa bersama Donna dan Miley. Tiba-tiba Luke
teringat sesuatu. Dimana Rio? Mengapa ia belum menemukan sosok pujaan Disty?
Luke menelan ludahnya.
“Dis..” Ucap Luke dengan suara yang
cukup keras.
Disty membalikkan tubuhnya dan
menatap Luke. “Ya, ada apa? Want to say
‘happy birthday’ to me?” Ucapnya.
Luke tidak langsung menjawab. Saat
ini batinnya sedang berperang. Antara ragu dan yakin. “Aku.. Aku…” Ucapnya.
Tentu saja Disty memandang Luke
dengan aneh. Juga Donna dan Miley. Tidak biasanya Luke seperti ini. Tapi
perasaan Disty menjadi tidak enak.
“Aku.. I just wanna say that you’re very beautiful tonight.” Ucap Luke
akhirnya. Bodoh!
Disty tersenyum lalu tertawa.
“Akhirnya kau sadar juga kalau aku cantik.” Ucapnya lalu kembali bersama Donna
dan Miley.
“Luk.” Ucap Michael.
“Hmm..” Balas Luke.
“It
feels so hard. But you should say that. Laki-laki memang begitu. Kau sudah
memilih untuk mundur. Aku tau Luk kalau sebenarnya kau menyukai Disty. Aku
sudah bisa menebak cara pandangmu pada Disty.” Ucap Michael.
“Tidak. Aku tidak mengatakan kalau
aku menyukai Disty.” Sanggah Luke.
Belum sempat Michael merespon ucapan
Luke, dari arah belakang semua yang menghadiri acara pesta itu berkumpul di
dekat panggung tempat James dan kawan-kawan tadi manggung. Ternyata disana ada
seorang cowok yang sedang duduk di atas panggung sambil membawa gitar. Ya.
Cowok itu tidak lain adalah Rio! Otomatis semua orang langsung mengarah padanya
tak terkeculai Disty yang merasa dibuat kejutan oleh Rio.
Disana, Rio tampak sempurna sekali.
Mungkin gadis-gadis yang ada di tempat itu menganggap Rio adalah cowok
tertampan sedunia. Michael yang heran dengan kerumunan itu akhirnya mengerti.
Namun perasaannya tidak enak. Pasti Rio akan melakukan sesuatu yang ada
hubungannya dengan Disty.
“Good
night!” Sapa Rio sambil tersenyum melihat para penonton.
Gadis-gadis itu langsung bersorak
gembira karena tergila-gila dengan pangeran tampan itu. Ya. Semuanya terlihat
bahagia. Kecuali seorang cowok yang terdiam tanpa ekspresi yang jelas. Luke.
Entah apa yang ada dipikiran Luke dan bagaimana perasaannya saat itu. Yang
jelas bukan perasaan gembira atau bersemangat.
“Sebelumnya, aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk Adisty
Christina Cllifford. Ayo kita beri tepuk tangan untuknya.” Ucap Rio dan
semuanya bertepuk tangan, sama sekali tidak memikirkan hal yang selanjutnya
dilakukan Rio.
Sementara itu, Disty tersenyum bahagia dan hampir meneteskan mata. Rio.
Cowok yang disukainya itu sudah menjadikannya sebagai seorang putri disini. Rio
benar-benar cowok yang romantis dan hanya gadis istimewa saja yang mampu
menguasai hati Rio. Di dalam benaknya timbul pertanyaan. Apakah ia bisa menjadi
gadis yang istimewa di hati Rio?
Selajutnya, suasana berubah menjadi sunyi. Yang ada hanyalah suara gitar
lembut yang dimainkan oleh Rio. Tidak ada satupun yang tidak menyaksikannya.
Dan Disty… Gadis itu seperti sedang berada di sebuah tempat yang asing dan
tidak pernah didatanginya. Kedua kakinya juga terasa seperti tidak menyentuh
tanah tatkala melihat pangerannya memainkan gitar dengan penuh penghayatan dan
gaya sangat….. susah untuk di jelaskan.
Making you stop and stare everytime
I heard he broke your heart can I just
fix you girl
Show you a different world..”
Suara
Rio yang begitu lembut membuat hati siapa saja akan tersentuh mendengarnya. Hal
itu juga berlaku bagi Luke. Luke tidak bisa membohongi dirinya sendiri ternyata
Rio benar-benar sempurna dan tanpa cela sedikitpun. Pantas banyak sekali
gadis-gadis yang mengidolakannya. Banyak sekali gadis-gadis yang berusaha agar
Rio tertartik padanya. Di like status facebook-nya oleh Rio saja sudah
kegirangan bukan main. Rio. Itulah tipe cowok favorit Disty. Cowok yang seperti
Rio.
“I
take you anywhere I push you on a throne
I lay down my heart I swear
And I'll make sure that you'll never be
alone..”
Sebelum
memasuki reff, Rio berusaha mencari wajah Disty dan ternyata Disty sedang
menatapnya tanpa kedip. Rio harap perasaan gadis itu bahagia. Ya.
“Only my shadow knows how I feel about you
Only my shadow goes where I dream of
you and me
Should I go or wait is it too soon too
late
Only my shadow knows..”
Tepuk
tangan kecil mulai terdengar lalu menjadi besar. Pesta ulang tahun yang
benar-benar menakjubkan. Dan Disty, gadis itu meneteskan air mata walau hanya
setetes. Perasaannya benar-benar bahagia. Ditsy tidak pernah merasakan
kebahagiaan ini sebelumnya. Meski Rio bukan miliknya, tapi cowok itu dapat
membahagiakannya hanya melalui sebuah lagu. Sedangkan Lintar, meski ia sudah
menjadi pacar Lintar, Lintar tidak pernah melakukan seperti yang Rio lakukan.
Sesuatu
yang tidak di duganya pun terjadi. Rio bangkit dari duduknya kemudian berjalan
dan para penonton memberinya jalan. Tatapan Rio yang dapat mematikan siapa saja
kini terpusat pada satu arah. Yaitu seorang gadis yang ia rasa adalah gadis
tercantik dan gadis terhebat. Gadis itu juga sedang menatapnya dan Rio bisa
melihat bekas air mata yang ada di pipi gadis itu. Rio terus saja berjalan dan
kini jaraknya dengan gadis itu hanya beberapa centi saja.
“Gila
Luk! Kalau aku cewek, pasti aku akan beruntung dan bahagia. Kenapa aku tidak
bisa menjadi seperti Rio?” Gumam Michael.
Disty.
Hanya itulah yang ada dipikiran Luke. Gadis itu tampak bahagia bahkan gadis itu
sempat menangis hanya karena Rio. Kenapa? Kenapa harus orang yang seperti Rio?
Rio memang romantis. Luke merasa sebentar lagi harapan itu akan hilang dan ia
akan sangat menyesal.
“I've been loving you so long and now that I
got the chance
I see you need to dance on your own
So I wait another day
Maybe another year I'm gonna be right
here oh..”
Semua
gadis yang hadir di tempat itu begitu cemburu dengan Disty. Disty sangat
beruntung. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena adegan yang mereka
lihat sangat-sangat romantis. Mereka hanya bisa membayangkan jika berada di
posisi Disty, pasti mereka akan bahagia.
“I
take you anywhere I push you on a throne
I lay down my heart I swear
And I'll make sure that you'll never be
alone..”
Rio
memberhentikan lagunya. Sebagai gantinya, cowok itu menatap Disty dengan sangat
dalam sampai Disty tidak berani membalas tatapan Rio. Wajahnya ingin ia
tundukkan tetapi hatinya menolak. Kemudian, Rio meraih tangannya dan itu
membuat Disty beku di tempat itu juga. Tuhan… Jangan bangunkan aku dari mimpi
indah ini..
Satu
hal lagi yang membuat Disty semakin beku dan tidak bisa bernafas. Rio berlutut
di hadapannya bagaikan seorang pangeran yang hendak menyatakan perasaannya pada
seorang putri. Disty menutup matanya.
“I've been loving you so long. Kau gadis
yang sangat spesial di hatiku. Aku sadar Dis kaulah cintaku yang sebenarnya. I love you. And I will ask you one question. Would you be my girl? Would you be my
angel in my life?”
So
sweet sekali kalimat yang diucapkan Rio. Beberapa yang menontonnya serasa ingin
pingsan. Baru kali ini Rio menyatakan perasaannya dengan dilihat oleh banyak
orang dan Rio sama sekali tidak merasa malu. Rio seakan-akan sudah bisa menebak
perasaan Disty sehingga ia tidak akan malu kalau-kalau Disty menolaknya.
Bagi
Disty, inilah saat-saat yang paling di tunggunya. Cowok yang disukainya telah
menyatakan perasaannya. Apa lagi yang kau tunggu? Sebelum menjawab pertanyaan
Rio, Disty berusaha mengatur nafasnya dan mencoba untuk tenang.
“Yo,
Disty bingung mau jawab apa karena Rio terlalu romantis. Apalagi banyak dilihat
oleh orang banyak. Tapi Disty tidak bisa menolak Rio. Disty juga suka sama
Rio.” Ucap Disty dengan bahasa yang kacau. Begitulah dia kalau sedang gugup
bahasa inggrisnya kacau.
Rio
tersenyum senang karena menyadari perasaannya diterima oleh Disty. Cowok itu
pun langsung memeluk Disty dengan erat dan semua yang melihatnya bertepuk
tangan. Walau ada yang tidak suka dan cemburu karena Rio sudah tidak jomblo
lagi, tetapi ternyata Disty dan Rio romantis dan pasangan yang cocok.
“Ayik
adikku sudah tidak jomblo lagi.” Ucap Michael. Tampaknya cowok itu mendukung
hubungan Rio dengan Disty.
Di
samping Michael, Luke yang sudah melihat semua itu dengan mata kepalanya
sendiri memutuskan untuk pulang ke rumah. Dalam hatinya ia merutuki dirinya
sendiri kenapa sampai bisa hadir di acara pesta ulang tahun Disty. Luke
benar-benar tidak memikirkan soal Rio. Tidak.
“Luk!”
Teriak Michael yang menyadari Luke sudah berada di luar rumah Disty. Michael
pun pergi menyusulnya.
“Hei!
What’s wrong?” Tanya Michael mencoba
menjajari tubuhnya dengan Luke.
“Aku
ingin pulang.” Jawab Luke singkat. Nada suaranya sangat tidak ramah.
“Pesta
belum selesai. Kau kenapa? Kau tidak suka Disty pacaran dengan Rio?” Tanya
Michael.
Sebenarnya
Michael tau apa yang dirasakan Luke. Tentu saja Luke merasa sakit. Coba
bayangkan orang yang kau sukai menjadi milik orang lain? Sementara itu Luke
memberhentikan langkahnya dan menatap Michael.
“Sudah
ku bilang. Aku tidak menyukai Disty. Aku ingin fokus belajar dan tidak ingin
mengecewakan kedua orangtuaku.” Jawab Luke.
“Kalau
kau tidak menyukai Disty, kenapa wajahmu sesedih ini? Tadi sewaktu kau bicara
dengan Disty kau ingin menyatakan perasaanmu pada Disty dan kau membatalkannya
dan malah mengatakan kalau Disty terlihat cantik malam ini. Terlambat. Kau
terlambat Luk. Disty sudah menjadi milik Rio dan mencintai cowok itu.” Ucap
Michael.
“Ya.
Mereka pasangan yang cocok. Rio tampan, Disty cantik. Dua-duanya menyukai musik
dan jago main gitar. Disty hanya menyukai tipe cowok seperti Rio. Sebelum kau
menyatakan perasaan pada seseorang, kau harus paham dulu apakah gadis itu menyukaimu
atau tidak agar pernyataanmu tidak sia-sia. Tapi sekali lagi aku tidak menyukai
Disty dan aku senang melihat Disty bahagia bersama Rio.” Ucap Luke lalu pergi
meninggalkan Michael.
Setelah
Luke pergi, Michael tersenyum sedih melihat punggung Luke yang menghilang dari
kejauhan. Apa ia salah? Apa ia salah menebak? Tapi menurutnya, Disty lebih
cocok bersama Luke dibanding Rio.
***
Upload
& Share Any Sound
Rec
or Choose files
Save
My
Penguin
1
Minutes ago
Too
Late + Lyric
“Ever
since the day that we met
I
couldn't get you out of my head
There
was always something about you
Every
chance that I seem to get
Finds
a way to end in regret
There
was always something about you
Jealousy
keeps containing me
In
time you'll see just what we could be
But
I'm always too late I'm always too late
I
see you but I always hesitate
'Cause
I'm always too late don't wanna be too late
To
have you by my side and I can't wait
'Cause
never is too late
Every
time I see you with him
I'm
tearing down the walls in my head
I
can't hold back any longer
Wanted
to tell you what I feel inside
Don't
wanna hurt you I'll make you feel alright”
Your file successfully uploaded
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar